Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V01E08P02

gambar

8. Kelas yang Ditakdirkan (2)



Weed kembali mengeksplorasi sarang.
Tiga hari kemudian, pada hari kesepuluh eksplorasi pribadinya, Weed menemukan sebuah celah di sudut gelap di lantai empat. Tempat di mana goblin perampok dilahirkan kembali. Celah itu terletak sepuluh yard lebih dalam dari titik regenerasi. Bahkan ranger paling hati-hati akan mengabaikan hal itu. Di bawah sebuah batu besar yang menutupi dari luar, celah terbayangi, jauh dari mata manusia.
"Apakah ada orang di sana? "
Melihat sekeliling, Weed memastikan jika tak ada orang lain yang membuntutinya. Para player yang telah mengikuti dirinya selama seminggu sudah lama pergi, tapi kehati-hatian yang berlebihan tak pernah merugikan.
Jika celah ini ternyata apa yang Weed cari, dia akan menjadi orang pertama yang menemukan itu, dan ia tak ingin berbagi keuntungan ini dengan orang lain.
Untuk penjelajah pertama yang menemukan daerah yang tak diketahui, imbalannya sangat besar. Dia mendapatkan fame, ditambah dengan EXP ganda, dan level barang yang lebih tinggi dari biasanya selama satu minggu penuh, setelah penemuan itu.
Weed merayap ke dalam celah hati-hati. Celah itu cukup sempit untuk menjadi salah satu jurang di antara bebatuan, dan interior melebar sedikit demi sedikit pada setiap langkah. Dia segera mencapai bagian, di mana ia bisa bergerak dengan nyaman. Sebuah lembah dengan bau busuk menusuk hidung.
Ada yang aneh, dia bersiap-siap untuk pertempuran. Dia tak memiliki petunjuk mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya. Sehingga, ia memegang pedang besi di tangan kanan, dan herbal dan perban di tangan kiri.
Berjaga-jaga.
Weed berjalan perlahan-lahan, masuk lebih dalam ke celah gua.
Seiring beberapa langkah, jalan bercabang. Dia memilih kiri dan masuk, ia menemukan cacing raksasa di jalan buntu.
'' Apa... apa monster ini? Aku belum pernah melihat cacing seperti ini.''
Sebelum Weed bisa menyelesaikan kata-katanya, lingkungan berubah mendadak.
Apa yang dia pikir tentang tanah kehitaman itu, sebenarnya adalah serangga yang dikeluarkan monster di depannya.
Menggeliat.
Seperti Musa yang menyeberangi Laut Merah, serangga ini tersebar dan kemudian kembali untuk menyerang Weed, merangkak perlahan.
'' Apa! Beraninya kau! '' Weed mengayunkan pedang besi seperti kipas.
Terperangkap cakup dalam kerang mengganggu berderit, serangga kecil yang hampir tak berbahaya menyerang dengan damage rendah, tetapi ratu cacing melahirkan anak lebih cepat dari apa yang dia bisa basmi. Dia benar-benar merindukan anak buahnya, prajurit kerajaan.
'' Aku akan berakhir, jika seperti ini terus. Andai mereka masih di sini. ''
Tiba-tiba, ratu dihembuskan asap hijau muda. Seperti setetes tinta hitam tersebar di udara yang transparan, asap perlahan-lahan menyebar di ruang sempit, akhirnya mencapai Weed yang sedang berdiri.
Saat ia menghirup asap itu,
[Anda telah diracuni! ]
[HP terus menurun. ]
Karena terkejut, Weed memeriksa pengukur HPnya.
Terkejut,
HPnya menurun satu poin per detik.
'' Sial ... Aku tak memiliki obat penawar apapun! Jika itu terus terjadi ... ''
Dalam keputusasaan, Weed mengabaikan para serangga, berlari ke ratu dan menyerangnya dengan pedang besi. Cangkang keras ratu cacing retak, dan cairan kuning mengalir keluar.
'' Jika aku mati, aku akan membawamu denganku! ''
Weed mengabaikan serangga yang merangkak naik dan menggigitnya. Beberapa menit berlalu, ia sedang sekarat.
Terpecah antara dua pilihan, lebih baik membunuh ratu dan berlari keluar dari sana. Seolah-olah mereka merasakan jika ibu mereka sedang sekarat, serangga menyerang Weed dengan agresif, tapi pedang besinya gigih menghalau. Cangkang  ratu cacing begitu keras, meskipun kulit luar sebagian retak, dia masih hidup dan baik- baik saja. Sementara itu, Kepala Weed terasa pusing.
Aku akan mati di sini. Kalau saja aku punya skill tempur ... skill? Mengapa aku tidak memikirkan itu!
Skill yang tak pernah Weed diberi kesempatan untuk digunakan! Dia memiliki skill tempur yang menyedot begitu banyak mana, dia sadar jika tak bisa mempertahankan skill itu lebih lama dari satu detik. Apakah itu bekerja atau tidak, situasinya cukup membuat putus asa.
'' Teknik Pisau Ukir! '' Pedang besi Weed menyala putih. Sementara, menembus pertahanan musuh.
Crack…
Akhirnya, cangkang cacing raksasa ini hancur berkeping-keping.
[Anda naik level.]
Weed melewatkan jendela pop-up dan berteriak,
'' Jendela Informasi Quest! ''
[Operasi Pencarian dan Penghancuran Sarang Litvart (II)
Ada seratus monster yang mendiami Sarang Litvart. Membunuh setiap satu dari mereka, setidaknya sekali, dan membuktikan diri layak untuk mendapatkan kelas terhormat. Penyelesaian quest ini akan membuka jalan yang benar untuk takdir Anda.
Tingkat kesulitan: Unknown
Persyaratan Quest: Tidak ada
Jumlah Monsters Tersisa: 99 ]
Meskipun ia diracun dan sekarat, Weed menyeringai.
'' Aku melakukannya! ''
Weed akhirnya menemukan jawaban untuk perubahan kelas. cacing di dalam gua ini. Dia harus membunuh ratu, bukan serangga kecil itu.
'' Pertama, aku perlu untuk menyembuhkan diri dari racun... ''
Dikejar serangga kecil, Weed terburu-buru meninggalkan gua. Ketika ia melihat jika mereka tak bisa menyeberang batas gua, ia mulai berjalan perlahan menuju permukaan tanah dengan kuda itu.
Bila player diracuni, wajahnya menjadi gelap.
Weed menghindari kontak dengan player lain untuk menyembunyikan fakta, jika ia diracun. Dia mengisi ulang HPnya sedikit dengan menggosok herbal di tubuhnya dan memakan makanan setengah jadi.
Jika ia berusaha, ia pasti akan menemukan party yang memiliki seorang pirest. Tapi dia lebih baik mati daripada meminta bantuan. Apakah Weed terlalu bangga untuk menawarkan hidupnya?
Omong kosong!
Tidak ada monster beracun di Sarang Litvart. Baik kobold atau goblin tak memiliki pengetahuan tentang zat beracun, apalagi menggunakannya.
Penyelamat Weed pasti ingin tahu di mana ia diracun dan oleh siapa, dengan mata curiga. Dia lebih baik mati sekali daripada harus berbagi dengan orang lain mengenai keberadaan ruang rahasia itu. Dia telah menemukan waktu itu, setelah waktu lama mendapat kesusahan. Setelah ia tiba di pintu keluar di atas tanah, ia naik kuda itu.
'' Desa. Ke desa terdekat. Cepat, atau aku akan pingsan. ''
Sniff…
(dengusan kuda)
Binatang ini bahkan tak menggerakan kaki. Seperti ia mengambil sukacita dalam kemalangan orang lain, Arse berpura-pura menjadi tuli dan menggaruk tanah.
'' Jika kamu menjadi seperti itu, maka ... ''
Batas terakhir kesabaran Weed akhirnya keluar.
'' Aku tak punya pilihan lain. ''
Weed mengambil pisau ukir.
Arse tampak ketakutan saat melihat benda tajam, tapi ia pura-pura tenang, seolah-olah tahu Weed hanya menggertak.
Daripada melukai Arse, Weed melukai lengannya sendiri dengan pisau. Apakah ia kehilangan kewarasannya? Menyakiti diri sendiri, ketika hidupnya dalam bahaya karena gas beracun?
'' Hoho. ''
Weed menyeringai, meskipun penglihatannya sudah kabur akibat anemia. Kemudian, ia mencengkeram rahang kuda itu, dan memaksanya untuk minum darahnya.
'' Lihat, sekarang kamu meminum darahku, kau diracuni juga. Bawaaku ke sebuah desa, atau kita berdua mati. Aku akan dibangkitkan segera, tapi kamu tak akan pernah hidup lagi, mengerti? ''



< Prev  I  Index  I  Next >