LMS_V01E10P01 Peran Weed

10. Peran Weed (1)
Pasukan menuju Desa Baran!
Terletak di perbatasan manusia dan dunia luar, Kerajaan
Rosenheim dikelilingi oleh banyak monster.
Kerajaan dibentengi dinding dan mengorganisir milisi lokal di
kota-kota perbatasan, namun para goblin dan Orc yang menyerang dan merampas
hasil panen masih merajalela. Membuat istana kerajaan sangat kerepotan.
Misi dari pasukan yang ditugaskan pada Darius adalah sebuah
quest pasukan untuk mengambil alih Desa Baran yang jatuh ke tangan lizardmen. Player
akan bergabung dengan pasukan untuk berbagi quest bersama. Mereka terdiri dari
300 player, akan datang untuk mengusir para lizarmen dari desa tersebut.
Quest ini telah menjadi bahan perbincangan di sekitar
Benteng Serabourg, selama beberapa hari terakhir. Bahkan para player dari
kerajaan lain datang ke Benteng ini, untuk bergabung dengan quest tersebut,
membuatnya lebih ramai lagi.
Anggota yang ikut serta dalam quest tersebut diberi EXP,
Fame, dan pengakuan atas pelayanan publik untuk Kerajaan Rosenheim. Semua orang
membicarakan tentang hal ini, tapi berita itu tak sampai pada Weed, karena dia
sibuk mengukir patung-patung di kiosnya.
Weed setuju untuk bertemu dengan rekan tim pertamanya di
pusat kota.
"Senang bertemu denganmu lagi, Weed-nim."
"Wow, lama tak jumpa!"
Surka dan Irene menyapa Weed dengan hangat.
Pakaian mereka berubah drastis, selama perpisahan kelompok
ini.
Surka mengenakan jubah yang bagus, dan Irene mengenakan
pakaian priestess berwarna putih. Untuk Romuna, si Mage, memakai jubah hitam
standart.
Mereka terkejut jika Weed tak mengubah pakaiannya.
"Weed-nim, dari mana saja kamu?"
"Itu, cerita panjang..."
Sebelum Weed bisa menjawab sepenuhnya, Surka memotong dan
berkata,
"Aku mengerti. Kamu tak login selama beberapa minggu,
kan?"
"....."
"Oh, apa kamu akan bergabung dengan quest pasukan
pembebasan? Ayo ikut bersama kami, Weed-nim!"
Romuna menyelipkan lengannya pada lengan Weed, seolah-olah
mereka adalah pasangan.
Pale, si Archer, melihat mereka dengan tatapan penuh luka. Mengirim
rasa dingin pada tulang punggung Weed. Dia sudah merasakan jika Pale diam-diam mempunyai
perasaan pada Romuna.
Melepaskan lengannya yang disandera oleh Romuna, Weed
bertanya,
"Berapa level kalian sekarang?"
"Aku level 48. Aku mati 5 atau 6 kali dalam
pertempuran, jadi aku yang paling rendah di antara kami." Surka berkata
malu-malu.
"Aku level 51." kata Irene.
"Sama denganku." kata Romuna.
"Aku level 53." kata Pale yang masih merasa
terganggu.
Weed memahami jika rekan-rekannya ini adalah teman dalam di
dunia nyata juga, sehingga mereka selalu berburu monster bersama-sama. Dengan
demikian, level mereka naik dengan kecepatan yang hampirsama. Namun, mereka jelas
berburu dengan serius, karena naik level lebih cepat daripada player biasa yang
lain.
Mereka mengaku pada Weed, jika mereka telah cuti dari
perguruan tinggi untuk sementara waktu. Meskipun mereka tak memberitahu dia
lebih banyak lagi, ia menduga bahwa mereka telah bermain Royal Road hampir
tanpa henti, tanpa tidur. Mungkin juga, terkurung di dalam kamar yang gelap
seperti terisolasi. Para individu yang kurang bersosialisasi.
Pale segera menyimpulkan jika Weed akan ikut bersama mereka,
bergabung dalam quest pasukan pembersih tersebut.
"Mereka berkata, jika syarat levelnya 30 dan di atasnya.
Quest ini memberikan EXP cukup banyak. Kau juga bisa mendapatkan beberapa
Fame."
Pasukan tersebut dijadwalkan akan menghadapi berbagai macam
monster. Target utamanya adalah lizardmen yang menduduki Desa Baran. Tapi
kemungkinan lainnya, mereka akan menghadapi para goblin yang relatif tak
terlalu berbahaya.
"Misinya sedikit berbahaya, namun kita bisa meminta
bantuan dari NPC jika ada keadaan darurat. Aku sekarang sudah lelah dan bosan
dengan para laba-laba dan bandit."
Pale menunjukan wajah tak senang.
Saat Weed tak ada, rekan-rekannya berburu monster di dungeon
terdekat. Dungeon laba-laba, dimana laba-laba merah dan arachnid beracun
mengintai dibalik setiap celah. Racun bisa ditangani Irene, tetapi Pale
mengalami trauma. karena terjebak pada jaring laba-laba yang lengket, berjuang
secara menyedihkan melawan laba-laba raksasa yang meneteskan air liur.
Weed mengangguk, memahami apa yang telah Pale lalui. Dia
mengalami masa-masa sulit saat menghabisi para ulat raksasa seorang diri.
"Tak terlalu buruk, ikut serta dalam pasukan pembebasan itu."
"Kami menyambutmu, Weed-nim.Ngomong-ngomong...."
"Ya?"
"Apa kamu sudah mendapatkan kelas?"
Bicara mengenai profesi, Weed teringat jika dia belum
memutuskan, saat dia bekerja sama dengan mereka dalam perburuan dulu. Mereka
bahkan bertaruh kapan ia akan mendapatkan profesinya.
"Aku punya kelas, tapi-"
"Kelas apa itu? Beritahu kami."
Irene, yang biasanya kalem, mendekati Weed dengan mata
berbinar. Sebagai seorang Priestess yang bertanggung jawab atas penyembuhan dan
buff untuk mendukung rekan timnya, ia harus mengetahui profesi setiap rekan
timnya.
Ada begitu banyak divisi dalam kelas Warrior saja, belum
lagi cabang lain dari profesi tempur yang terspesialisasi dalam senjata dan
gaya bertarung yang berbeda. Tipe Tanker, menitik beratkan pada Deffence dan
Vitality, dan memberikan tipe damage bergantung pada kekuatan Attack dan
Strength.
Untuk Surka dan Pale, mereka termasuk papda profesi
pendukung dengan Agility yang lebih besar. Tetapi kurang dalam hal, Strength
dan Vitality dibandingkan dengan petarung jarak dekat lainnya.
Selain itu, untuk Paladin, sebutan untuk Holy Knight, bisa
menggunakan kekuatan suci. Termasuk Healing Hand, untuk penyembuhan diri dan
berkat statistik eksklusif mereka, Faith.
Weed menggaruk kepalanya.
"Aku seorang Sculptor."
"Wow, keren! Kamu memilih kelas seniman." Surka tertawa
cerah, tetapi yang lain tampak kurang senang. Prasangka yang mengambarkan
seorang Sculptor, dengan banyak kelemahan telah terukir dalam-dalam pada
kesadaran mereka.
Dalam kenyataannya, kelas Sculptor adalah salah satu kelas
kerajinan yang tak berhubungan dengan skill tempur, jadi tak memiliki efek
apapun dalan Strength dan Vitality.
Namun, mereka tetap menerima Weed sebagai salah satu dari
mereka, berdasarkan hati mereka. Mereka tidaklah setega itu, untuk berpaling
dari mantan saudara seperjuangan mereka, hanya karena dia mengubah ke salah
satu kelas yang paling tak diinginkan.
"Kami sedang menuju Sir Darius untuk bergabung dengan
pasukan itu. Ikutlah dengan kami." kata Pale.
"Tetapi… Kau lihat, aku adalah seorang Sculptor." kata
Weed.
"Jangan khawatir, kita bisa mengisi kekuranganmu. Kita
harus bergegas sebelum orang lain mengisi tempat yang kosong. Ukuran pasukan
tersebut terbatas hanya 300 player dan 200 prajurit NPC. Peserta yang direkrut berdasarkan
urutan kedatangan." kata Pale.
"Ayo pergi, Weed-nim." kata Romuna.
"Jika kamu berpikir jikat tak memenuhi syarat di sana,
karena kamu seorang Sculptor. Kami akan membantumu. Ayolah?" kata Surka.
Sekarang Weed telah memberitahukan profesinya, dia
kehilangan alasan untuk berkata 'tidak'.
Para wanita merasa peduli terhadap Weed, karena mereka tak
bisa meninggalkannya. Pale sendiri hampir memohon padanya untuk bergabung
dengan quest pasukan pembebasan tersebut. Meskipun mereka berpikir dia lemah,
tapi semua ini untuk membalas budi, apa yang telah Weed lakukan untuk mereka
sebelumnya.
Terbujuk oleh kegigihan mereka, Weed pergi menuju pasukan
Darius.
****