LMS_V02E06P01 Arti Dibalik Royal Road

6. Arti Dibalik Royal Road (1)
Weed sekarang menganggap lantai pertama Memphis Hall seperti
rumahnya sendiri. Dia mengetahui dengan baik di mana Death Knight yang
berbahaya berpatroli, dan tempat terbaik untuk berburu Skeleton Knight.
Menjadi seorang pemburu solo tanpa sebuah party, apa yang
paling ditakutkan Weed adalah sergapan tepat saat HP dan MP-nya tinggal
sedikit. Untuk alasan ini, Weed mempersiapkan beberapa tempat persembunyian, di
mana ia menyembunyikan banyak perban dan herbal.
Dia telah menemukan tempat yang aman untuk beristirahat, dan
tempat-tempat di mana dia menargetkan musuhnya dengan sangat efektif. Perban
dan herbal bisa mudah didapatkan, namun pengetahuan tentang persembunyian,
sangatlah tak ternilai. Dia memilih lokasi ini setelah percobaan dan kegagalan
yang tak terhitung jumlahnya. Tetapi setelah itu, tanpa penyesalan, dia
membersihkan tempat tersebut.
"Disini, huh." setelah menyusuri area utara, Weed
selesai menjelajahi seluruh wilayah.
*Ding*
[Anda adalah yang pertama menyelesaikan peta Memphis Hall B1
Peta Lantai
Fame naik sebanyak 20 poin (+20 FAME)]
Ketika Weed datang pertama kali ke Kota Langit, ia membeli
sebuah peta. Kemudian tempat-tempat yang ia kunjungi akan ditambahkan ke peta
ini. Peta basement Memphis Hall adalah sebuah item yang bisa dijual dengan
harga yang cukup tinggi, di Toko Umum atau pada player lain. Tak mungkin dia
akan melewatkan kesempatan ini, untuk mendapatkan uang dengan mudah.
Weed meninggalkan Memphis Hall dan menuju ke Cave of Dead
Warrior. Itu bukanlah tempat yang sulit untuk ditemukan. Saat dia masuk ke
dalam gua, ia mendengar suara-suara menakutkan.
'Apa ini?'
Dia bisa merasakan gerakan ringan dan lolongan rendah dari
sesuatu yang berbahaya. Kegelapan yang pekat memenuhi pandangannya, dan
suara-suara tersebut semakin keras.
'Aku tak merasa begitu
baik tentang hal ini.' pikirnya saat rasa dingin menjalar pada tulang
punggungnya.
Weed bergerak dengan hati-hati, menepatkan tangan kanannya
pada pedang untuk berjaga-jaga jika sesuatu muncul dari bayangan.
'Jadi, aku bukan orang
pertama yang menemukan tempat ini. Kurasa orang yang pertama menemukan Lavias
juga menemukan dungeon ini.'
Sebuah jarak yang cukup dekat, Weed sampai di depan undead
yang memblokir jalannya.
"Manusia! Apa kau seorang ksatria?"
Ksatria besar dan berotot dengan tubuh lebih besar daripada
Skeleton Knight atau Lizardmen. Dia memiliki bahu lebar dan lengan yang tampak
berbahaya. Tetapi di atas lehernya, tak ada apa-apa. Kepala yang hilang dibawa
dengan tangan kirinya. Dia adalah monster paling unik di antara semua undead. Seorang
ksatria yang membawa kepalanya sendiri. Kepala itulah yang telah berbicara.
'Dullahan, huh.'
Weed mengenali lawannya, seorang undead sekitar level 140!
"Aku bukan seorang ksatria." jawab Weed.
"Lalu kau apa?"
"Aku seorang Sculptor." jawabnya dengan tenang.
"Seorang Scul-Sculptor?!" Dullahan itu tergagap.
Kekecewaan luar biasa memenuhi wajah si Dullahan. Dullahan
suka meningkatkan skill mereka, melalui pertarungan. Mereka adalah tipe ksatria
yang membuat Skeleton Knight pucat jika berduel.
"Kau seorang Sculptor? Sungguh mengecewakan."
Dullahan itu bergumam.
Weed sudah terbiasa, diremehkan karena profesinya. Sculptor
pasti tampak begitu menyedihkan, bahkan undead mengabaikan mereka!
Pembuat Royal Road adalah Unicorn Corporation.
Ada banyak
kontroversi saat mereka merilis game ini. Royal Road adalah game virtual
reality pertama. Sebuah reality yang 100% didasarkan pada dunia fantasi. Tetapi,
kenapa dinamakan Royal Road? Ada sangat banyak nama lain yang bisa dipilih.
Meskipun Royal Road menerima perhatian dunia, judulnya sedikit mengecewakan.
Itu bukanlah sebuah nama yang enak didengar.
Tetapi ada sebuah alasan Unicorn Corporation memilih nama
Royal Road.
Tak seorangpun di bumi yang bisa menaklukan dan memerintah
setiap benua dan samudra. Game ini adalah jalan menuju kekaisaran terbesar. Kekaisaran
terpadu yang bahkan tak akan bisa dicapai oleh Genghis Khan, Napoleon, atau
Alexander Agung. Game ini membuka jalan pada orang-orang untuk mencapai mimpi
itu.
Sebuah harapan, untuk sesuatu yang belum pernah dilihat
sebelumnya dalam sejarah umat manusia. Seorang Kaisar yang akan menaklukan
setiap benua. Game ini mengajarkan orang- orang untuk bermimpi, untuk berharap
menjadi apapun yang mereka inginkan, dan harapan ini akan menuntun mereka
menuju tujuan hidup mereka.
Ini adalah arti sebenarnya dibalik "Royal Road".
Player pertama yang menaklukan seluruh negeri, akan diberikan
hadiah uang 10% dari penjualan Unicorn Corporation selama sebulan, jumlah yang
sangat besar.
Di Korea saja, jutaan orang memainkan game tersebut. Secara
global, bila Jepang, Eropa, dan Amerika dihitung, para player totalnya lebih
dari 100 juta orang. Belum lagi Royal Road membutuhkan biaya $300 USD sebulan
untuk bermain. Sulit untuk menghitung jumlah uang yang sangat besar semacam
itu. 10% dari itu akan membuat seseorang kaya mendadak.
Itu sebabnya kebanyakan player di Royal Road memilih profesi
tipe bertarung.
Kebanyakan player memilih dari Swordman sampai Knight,
melihat profesi yang berhubungan dengan pertempuran, sebagai jalan tercepat
untuk menjadi sang Kaisar. Blacksmith dan profesi perdagangan yang lainnya
dipandang rendah.
Tak perlu disebutkan lagi, Seniman, Koki, atau Sculptor yang
bahkan dianggap tak bisa bersaing dengan profesi perdagangan. Itu adalah nasib
mereka untuk diremehkan dan diabaikan.
'Sama seperti
kehidupanku sendiri.' pikir Weed.
Tanpa kata, Weed menghunuskan Clay Sword miliknya. Sebuah
aura berwarna biru es terpancar darinya. Clay Sword memiliki kemampuan spesial
untuk mengurangi kecepatan pergerakan musuh bila terkena serangan langsung.
"Uuurrrg!" Dullahan itu menyerang, mengayunkan
kapaknya dengan cepat. Weed mengangkat Clay Sword miliknya, menangkis serangan
tersebut.
*Slam!*
*Ding*
[Item : ketahanan Clay Sword telah berkurang]
Pesan itu disertai dengan dampak guncangan, membuat tangan
Weed bergetar. Dia baru saja selesai memperbaiki pedang itu, tetapi satu
serangan ini bisa menurunkan ketahanan pedangnya. Tampaknya spesialisasi
Dullahan adalah kekuatan brutal.
"Aku tak boleh kalah! Sculpting Blade!" Weed
berteriak dan menyerang tanpa henti.
Keduanya bertukar serangan dengan sangat cepat. Weed
menyerang dengan niat membunuh, menargetkan titik vital. Pertempuran harus
diselesaikan secepat dan sesederhana mungkin.
Itu adalah satu-satunya cara untuk meminimalisir resiko,
bala bantuan musuh untuk muncul.
Bagi Weed, yang berburu sendirian, munculnya Dullahan atau
monster yang lain artinya masalah besar. Selain itu, Weed bisa memahat sebagai
pekerjaan sampingan sambil beristirahat. Ini artinya, dia harus mengurangi
waktu yang dihabiskan untuk bertarung sebanyak mungkin.
*Bash!*
Dullahan itu menggunakan sebuah skill dengan ayunan
kapaknya, mendorong Weed ke belakang dengan jarak yang cukup lebar.
"Devil's Strike!" Dullahan itu meraung, memulai
serangan lanjutan.
Kapak itu sekarang dilemparkan ke udara dan berputar dengan
ganas, seolah-olah terbang. Meskipun Weed merunduk untuk menghindari serangan
itu, HPnya berkurang 300, walau hanya terkena tekanan anginnya.
Jika dia menggunakan 'Seven Celestial Steps', ia bisa
menghindarinya sepenuhnya. Namun, dia memilih untuk terkena serangan.
Tujuannya adalah meningkatkan tingkat Defense, sambil
meningkatkan Perseverance miliknya.
Sekarang adalah giliran Weed.
"Triple!"
Serangan pertama meleset, sementara yang kedua, serangan
yang lebih kuat datang dari arah yang berlawanan. Musuh berhasil menghindari
kedua serangan tersebut, menyebabkan Weed harus mengeluarkan sebuah tebasan
yang kuat dari bawah ke atas.
Saat itu, kapak yang dilemparkan, telah kembali pada
pemiliknya. Dullahan menusukkannya ke depan, untuk memblokir serangan Weed yang
ketiga. Dalam sekejap, pedang Weed menyerang secara bersilang pada dada
Dullahan, membuat 5 serangan beruntun. Triple telah berkembang karena
penguasaan Weed pada skill tersebut telah meningkat.
Dullahan itu entah bagaimana bisa memblokir 3 serangan
pertama, tetapi 2 serangan selanjutnya mengurangi HPnya lebih dari 20%.
Dia mulai mengamuk, berusaha menekan Weed berulang kali,
menggunakan kemampuan Bash miliknya. Namun sekarang Weed sudah mengetahui
timing skill miliknya, dan dengan cepat menyerang sisi Dullahan.
"Kau belum mati juga, mati saja sana!? Sclupting
Blade!" Cahaya seputih susu menyelimuti pedang milik Weed.
Kemudian datanglah serangan yang tak kenal ampun!