LMS_V07E02P04

2. Immortal Legion (4)
Weed yang egois!
Bagi Weed, kematian dari para Orc dan Dark Elf tak berarti
apa-apa.
Lebih tepatnya, ekspresi tenang milik Weed akan hancur
dengan memikirkan item-item yang dijatuhkan dari Immortal Legion akan diambil
pasukannya.
Ada ribuan item tepat di bawah hidungnya, yang Weed berusaha
mati-matian untuk mendapatkannya.
Sementara barisan depan sedang sibuk bertarung, Weed tak
ragu-ragu untuk mengambil item- item.
Namun, mengkomando barisan depan dilakukan sebelum mengambil
item-item itu.
Namun, karena ancaman dari kematian yang menyakitkan dan menyiksa,
para Orc dan Dark Elf tak melaksanakan perintah yang diberikan.
"Tingkatkan moral pasukan."
"Sayap kanan harus lebih aktif."
"Sebelum dindingnya hancur, para manusia harus cepat
memperbaikinya."
"Para Orc, hadapi para Ghoul dan Mummi, dan para Dark
Elf urus para Ghost dengan sihir dan spirit."
Weed bisa dengan tenang menganalisa situasi dan mengkomando
pasukannya.
Namun, setelah efek Lion's Roar menghilang, potensi
perintahnya berkurang.
Karena ada banyak Orc lord yang egois, perintah Weed
dijalankan dengan lambat, atau tidak sama sekali.
Weed umumnya membiarkan para petinggi Orc bertindak sesuka
mereka, karena konsumsi MP untuk Lion's Roar yang digunakan untuk membuat para
Orc lord patuh tidaklah main-main.
Selain itu, jika otoritas dari para Orc lord diabaikan,
mereka mungkin akan sakit hati.
Jadi, sedikit menutup mata tak ada ruginya.
Agar memenangkan pertempuran, seseorang tak perlu memperhatikan
rincian-rincian sepele.
Sebuah pertempuran yang berlangsung lama, akan mengurangi
stamina dari para Orc dan Dark Elf.
Mengkomando pertempuran tersebut, mempersiapkan makanan,
membalutkan perpan pada Orc, semua itu tak memberinya waktu untuk istirahat.
Weed mengeluarkan perintah tanpa henti.
"Para Orc, abaikan pertempuran di depan dan
berkonsentrasilah! Para Dark Elf! Para Ghost mencoba untuk menyerang! Cobalah
gunakan sihir. Chwichwit!"
Para Dark Elf dengan semangat menampilkan sihir mereka.
"Flame Spear!"
"Flare!"
"Elemental Shock!"
Para Banshe dan Ghost yang menembus dinding disambut dengan
hujan sihir dari para Dark Elf yang telah menunggu.
Flame Spear, Ominous Blaze, Elemental Shock.
Memiliki kapasitas mental yang lebih kuat daripada para Orc,
para Dark Elf mampu menggunakan sihir mulai dari sihir area sampai serangan
elemental.
Sihir ini tak diragukan lagi datang dari Ghost.
*RUMBLE!*
*THUMP THUMP THUMP.*
Para Mummi yang terbakar menghantam dinding dengan liar,
namun para Orc mempertahankannya secara terus-menerus.
Bahkan ketinggian dari dinding tersebut lebih dari 10 meter.
Di medan favorit mereka, para Orc berdiri dengan gagah
berani dengan glaive mereka. Mereka tak henti-hentinya melemparkan penghinaan
pada para Undead.
"Majulah. Chwit!"
"Chwichik. Para bajingan bodoh ini!"
"Mencoba membasuh bau busuk itu? Kalian akan tetap bau.
Chichwik!"
"Kalian bertarung melawan para Orc terhormat.
Chwichwik!"
Para Orc dan Dark Elf bekerja sama, secara efesien bertarung
sebagai sebuah kelompok. Meskipun pasukan mereka tiak hancur, Immortal Legion
perlahan-lahan dipukul mundur. Bagi para Orc yang bertarung dengan sengit di
dinding, itu mengejutkan.
Sekutu mereka yang ada disamping para Orc seperti dicekik.
"Chwichit, kenapa?"
"Mati. Akhir dari jalan. Akhir dari kehidupan. Aku akan
memberimu jalur pada kehidupan abadi!" Banyak Orc dirasuki oleh Ghost.
Pupil mereka brubah menjadi putih polos dan racun keluar
dari setiap bagian dari tubuh mereka.
Tiba-tiba, ada Orc yang kerasukan menyerang dari dalam
dinding benteng, mengakibatkan pertempuran jatuh ke dalam kekacauan.
Selain para Mummi, sekarang mereka harus melawan rekan-rekan
yang kerasukan juga. Karena dinding depan sangat rentan, banyak dari mereka
mulai tertangkap.
Weed mengamati situasinya dengan tenang.
"Semua Orc yang masih waras, angkat senjata kalian dan
serang!"
Para Orc yang dirasuki oleh Ghost menjatuhkan glaive mereka.
Lapisan perak pada senjata-senjata tersebut adalah sesuatu
yang menghawatirkan bagi para Undead.
Semua Orc yang masih waras menyerang, menargetkan para Orc
yang kerasukan yang melepaskan sejata mereka.
Bagi para Orc kerasukan yang menduduki dinding, sihir Dark
Elf yang terkonsentrasi sangatlah kuat.
Api melelehkan dinding, menyebabkan bongkahan es yang besar
jatuh ke para Orc yang kerasukan.
Para Ghost yang bersifat ilusi dan tak berwujud tak akan
terpengaruh oleh serangan-serangan biasa.
Ghost, Orc, dan Dark Elf, darah tumpah di mana-mana!
Weed secara aktif berpartisipasi dalam mempertahankan
dinding benteng.
Karena pasukan musuh sangat kuat, itu adalah sebuah langkah
mundur secara strategik.
Musuh mempertahankan pertahanan yang kuat, tapi jumlah Orc
warrior dan petarung yang besar ditugaskan untuk mencari kelemahan lawan.
Sedikit demi sedikit, pertempuran ditekan menjauh dari
dinding, menembus barisan musuh.
Setelah melihat Weed bekerja beberapa kali, Mapan terus
mengagumi Weed.
"Weed begitu menakjubkan."
Sekali lagi, sangat bijak untuk mendengarkan Weed agar
menang.
Weed bisa secara efesien mengkomando pertempuran melawan
para Undead dalam banyak cara.
Dia bisa mengamati seluruh medan pertempuran yang ada dalam
bidang pandangnya, dan menunjukkan penilaian yang mengagumkan. Kontrol emosi
milik Weed sangat sempurna, pikir Mapan.
Namun dalam kenyataannya, itu sedikit berbeda.
Meskipun hasilnya hampir sama, ada perbedaan yang besar di antara
apa yang dirasakan Mapan dan kenyataannya.
Bisa dibilang, perbedaannya sebanding dengan jarak antara
bumi dan langit.
Weed memiliki pengalaman yang sangat banyak saat melawan
monster undead yang tak terhitung jumlahnya. Dengan demikian, yang merasa
berbahaya adalah para Undead.
Dari sebagian besar pertempuran, vitality-nya yang terus
turun sampai bertarung terasa menyakitkan.
Jika kamu tak bisa menentukan jumlah tepatnya dari Undead,
maka akan mustahil untuk menang.
Pemikiran tentang pihak mana yang sedang tak diuntungkan,
bisa terbentuk dari mengamati perilaku dari para Undead serta pergerakan para
Orc.
Hal ini menyebabkan omelan yang tak ada hentinya!
"Kalian para Orc bodoh, tumpul, lambat! Chwik, chwik
chwichwik chwichik! Bergeraklah secepat mungkin! Chwichwichwik! Teman-teman
kalian mati. Cepat bereskan, go go go go. Chwikchwik. Dan kenapa mata para Dark
Elf terhenti? Apa mereka tidur sekarang? Sudah lelah? Jadi kalian sama saja
dengan para Orc, tak ada yang lebih baik, yang bisa dilakukan, huh? Dengan
tubuh kalian yang lemah, apa yang akan kalian lakukan? Chwitchwitchwit. Kenapa
kalian tak memohon saja pada para Undead agar tak dibunuh. Chwik!"
Mustahil untuk mengkomando pasukan yang ada di luar tanpa
mengomel.
Dengan demikian, Weed memerintahkan para Orc untuk mundur
melalui omelan dan teriakan. Namun, dalam kenyataannya, itu merupakan sebuah
langkah mundur strategis. Moral dari Immortal Legion naik, tapi itu adalah
sebuah kesalahan. Weed sudah siap untuk menjalankan rencananya.
Dia secara sengaja membiarkan para Undead masuk dengan
mudah, jadi pintu masuk akan kosong. Lalu pasukan akan mengepung mereka dari
tiga sisi: kiri, kanan, dan depan.
"Chwit chwitchwit! Bunuh mereka."
"Chwit. Aku, Porchi, akan mengurus mereka."
Para Orc warrior dan petarung menyerbu pasukan musuh. Para
Undead yang telah melewati dinding menghadapi situasi di mana mereka hampir
sepenuhnya terkepung.
Mata Weed mulai berkilauan.
"Pasukan Orc, mundur! Isolasi para Undead yang mencoba
menerobos dan melarikan diri!"
Karena beberapa dinding telah diambil alih oleh para Undead,
itu adalah sebuah kesempatan.
Bukan hanya itu, dia bahkan menggunakan Lion's Roar untuk
memberi perintah.