LMS_V07E04P06

4. Quest (6)
"Weed-nim!"
"Kami sampai!"
Weed sedang memanen tanaman herbal di sebuah bukit, ketika kerumunan
orang menghampirinya.
Kerumunan itu bergegas menuju pegunungan yang tandus.
Pale, Surka, Irena, Romuna, Hwaryeong, Zephyr!
Secara tak terduga, para Geomchi juga datang.
Weed menyambut mereka dan berbagai macam percakapan muncul,
menuntut perhatiannya. Baru sekarang, jika dia telah selesai melawan Immortal
Legion, dia bisa berbicara santai.
Di tengah-tengah dataran, Mapan menunggu secara tak sabar,
karena dia merasa tak ada bedanya dari party yang baru saja datang. Dia ingin
mendengar apa yang terjadi. Mapan segera berlari mendekat untuk mendengar
ceritanya.
"Dan, begitulah..."
Weed dengan santai mengumpulkan tanaman herbal saat dia
menjelaskan.
Hanya mendengarkan cerita tentang perang melawan Immortal
Legion sudah cukup untuk membuat orang semangat. Pale merasa seperti dia berada
di sebuah petualangan.
Mapan, yang menonton pertempuran tersebut secara langsung,
mendapat kecemburuan dari anggota party lain.
"Apa questnya berhasil?"
Pale bertanya dengan hati-hati.
Demikian pula, Mapan tak yakin tentang hasil quest tersebut,
karena dia telah melihat Weed dan Lich Shire mati bersama.
Jika Lich Shire mati bahkan sedetik lebih cepat daripada
Weed, questnya akan sukses. Jika tidak, itu akan berakhir dengan kegagalan.
"Yah....."
Ekspresi Weed menunjukkan depresi tiada akhir. Kesendirian
dan kesepian!
Kesedihan yang mendalam memancar dari seluruh tubuhnya.
Bahkan seorang pria yang diputuskan oleh pacarnya tak akan
terlihat begitu kecewa seperti itu.
"Aku pikir, itu tak apa-apa, jika bertanya." Pale
berkata dengan nada menyesal.
Weed menggali tanah, mencabut tanaman herbal, dan berbicara.
"Item-itemnya...."
"Ya?"
"Aku kehilangan kesempatanku untuk mendapatkan semua
item yang dijatuhkan oleh Lich Shire."
"Guah!"
Meski demikian dia telah berhasil. Menyelesaikan sebuah
quest kelas A, Weed adalah seorang pria yang akan bersedih saat memikirkan
item-item yang tak bisa dijarah!
҅Weed sama seperti
biasanya.҆
Hwaryeong tersenyum.
Meskipun tak bertemu teman-temannya untuk waktu yang lama,
dia dengan rajin memanen tanaman herbal untuk menghasilkan uang, bahkan jika
hanya sepeser copper, daripada melakukan reuni dengan mereka. Tapi memang
begitulah pola pikir Weed. Bahkan jika dia bertindak berbeda sekarang, dia tak
akan pernah mengubah gaya hidupnya.
Pale Dan Zephyr segera melompat ke ladang tanaman herbal
tersebut.
"Weed, kami mau membantu."
Namun, Weed dengan sopan menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Ini bukanlah pekerjaanmu untuk melakukan tugas
yang membosankan ini, ini adalah pekerjaanku."
"Tetapi tetap saja..."
"Duduk saja dengan nyaman di sana dan perhatikan diriku."
Weed yang biasanya tak akan pernah ragu-ragu untuk mengambil
keuntungan dari orang lain!
Pale dengan patuh duduk di sebuah batu besar, setelah Weed
menolak tawaran bantuannya.
Meski demikian, Hwaryeong dan Surka menggulung lengan baju
mereka untuk mencoba dan membantu Weed, tapi mereka dihentikan.
"Ini adalah pekerjaanku, dan aku akan
menyelesaikannya."
Melihat = menginginkan!
Weed lebih khawatir tentang para wanita daripada pria.
Secara teori, tanaman herbal lebih didambakan oleh wanita,
karena memperkuat kekuatan.
"Wow."
"Anginnya terasa bagus, Master."
"Ada sebuah tempat yang tersedia di sebelah sini."
Dengan tanaman herbal yang memperkuat stamina telah
sepenuhnya dibersihkan, para Geomchi duduk di sebuah batu.
Setelah beberapa saat, tas milik Weed penuh dengan
botol-botol tanaman herbal.
"Whew, aku selesai. Terimakasih sudah menungguku, untuk
menyelesaikan mengumpulkan tanaman herbal. Aku akan mulai memasak daging
kelinci rebus."
"Wow!"
Berita jika Weed akan memasak mendapatkan sambutan meriah.
"Ahem!" Geomchi berdeham. "Tenggorokanku
terasa kering."
"Seolah-olah sebuah pisau merobek tenggorokanku."
Geomchi2 dengan cepat menambahkan.
"Weed, kami akan menangkap kelinci untuk masakannya.
Sementara itu, aku harap kamu bisa membuatkan kami sesuatu yang dingin untuk
diminum, menggunakan tanaman herbal yang kamu panen."
"Ya. Dalam kenyataannya, aku hendak meracik minuman
yang sangat lezat."
"Bagus."
Jika itu akan
membuatmu merasa lebih baik, aku akan membiarkanmu minum sebanyak yang kamu
mau!
"Ada makanan untuk dimakan dan wine untuk diminum di sebrang
lembah itu."
"Bukankah perjalanan kita akan sia-sia? Bukankah itu
akan lebih cepat jika kamu mulai mempersiapkannya sekarang?"
"Cukup bicaranya. Alkohol lebih baik diminum saat
dingin. Bergantung pada suasana, aroma dan rasa originalnya sangat bervariasi.
Jadi, jika kamu meminumnya di sebuah suasana santai di atas bukit, kamu pikir
akan seberapa banyak perbedaan rasanya?"
"Ya?" Geomchi berpikir, ҅Bahkan hanya satu cangkir sudah cukup...҆
Weed memutuskan untuk menuju ke sisi lain dari lembah
bersama dengan teman-temannya. Jauh dari medan perang yang telah hancur,
terdapat sungai yang jernih dan penuh dengan ikan.
"Ini akan sedikit meningkatkan skill memasakku.
Ngomong-ngomong, izinkan aku mengisi panci dengan air sungai."
"Ya, silahkan."
Dalam pandangan dari teman-temannya, Weed mengeluarkan
sebuah panci dan mengisinya dengan air dari sungai. Kemudian, dia menambahkan
daging kelinci ke panci tersebut, dan merebusnya. Akhirnya dia mengeluarkan
beberapa tanaman herbal dan bumbu, untuk menciptakan masakan yang lezat.
Makanan tersebut memulihkan tubuh mereka yang lelah.
"Mantap!"
"Ini benar-benar lezat."
Masakan Weed sukses besar.
Daging kelinci rebus lenyap segera, setelah dihidangkan.
Seluruh kelompok mengobarkan peperangan untuk memperebutkan sisa-sisa sup.
Nafsu makan para Geomchi tak mengenal kata ampun! Secara mengejutkan kombinasi
usaha party Pale dikalahkan. Pada akhirnya, master mereka menang, dan yang lain
tak mendapatkan jatah.
Weed memberi mereka pelayanan yang tulus.
Tentu saja, semua ini tidaklah gratis.
҅Dengan cara apapun.
Aku akan membuat kalian membalas kebaikanku .҆
Seperti hewan ternak, babi dibesarkan sebagai sebuah
investasi, dan kemudian dibunuh untuk mendapatkan kuntungan!
"Tenggorokanku sedikit panas."
Dia memberi Geomchi secangkir alkohol untuk diminum.
*Gulp!*
Beberapa orang menelan ludah mereka dengan penuh antisipasi.
Geomchi bukanlah satu-satunya orang yang ingin merasakan alkohol buatan Weed.
"Sekarang, semuanya silahkan cicipi minumanku."
Weed menggunakan Zahab's Sculpting Knife dan membuat gelas
dari pepohonan sekitar dan menyerahkan kepada semua orang.
*Spliiish*
Minuman keras berwarna hijau jernih memenuhi gelas tersebut.
Orang yang masih waras tak akan bisa menahan diri dari aroma manis manis yang
memenuhi udara.
Para Geomchi meminumnya dan merasa sangat gembira.
"Kyaah! Enak sekali."
Lebih baik meminum sesuatu yang dingin saat tubuhmu panas.
Tubuhmu akan merasa segar setelah minum.
"Minuman keras ini benar-benar tak ternilai
harganya." Kata Geomchi, dan Mapan setuju.
"Minuman keras ini sangat lezat, aku merasa tak enak
karena minum secara gratis. Pasti sulit membuatnya. Kita di sini, menghabiskan
uang milik Weed yang susah payah didapatkan dari quest."
"Setiap kali aku meneguknya, aku merasa seperti aku
berhutang maaf padamu, kami akan membayar untuk minuman kerasnya. Aku akan
membeli dua botol."
Setelah Pale merasakan minuman tersebut, dia memutuskan
untuk membeli beberapa botol juga.
"Ya, aku hidup untuk minuman semacam ini. Aku akan
membeli 10 botol."
Karena para Geomchi bukan lagi para pemula, mereka bisa
membayar minuman mereka. Weed akhirnya akan bisa menghasilkan uang dari menjual
alkohol. Tapi sopan santun dalam kata-katanya tak boleh dilupakan.
"Kalian benar-benar tak harus melakukannya."
"Punya kami habis. Bisakah kamu membawakan kami 4 botol
alkohol milikmu lagi. Maaf karena mengatakan hal ini, tapi kami sudah kehabisan
uang, bisakah kami minum satu ronde lagi?"
"Ya, tentu master."
Weed dengan antusias mengeluarkan minuman keras lagi.
Para Geomchi dan yang lainnya dengan senang meminum alkohol
yang dibuat dari air dingin lembah tersebut.
Irene dan Romuna memutuskan untuk bangkit dan membantu dan
berkata.
"Weed-nim, kami akan membantu."
"Tidak. Biarkan aku saja yang membuatnya. Rasa alkohol
akan berbeda bergantung pada skill dari orang yang membuatnya. Dengan cara ini,
minumannya akan memiliki rasa yang paling lezat."
Weed memiliki alasannya sendiri untuk melakukan demikian dan
melanjutkan mengeluarkan alkohol tersebut.
Oleh karena itu, para Geomchi dan yang lainnya meminum
minuman keras yang lezat buatan Weed layaknya meminum air. Mereka secara
sengaja memperpanjang obrolan, karena alasan mereka melakukan perjalanan
bersama Weed di lembah tersebut adalah untuk minum. Mereka berbicara sampai
minuman keras tersebut benar-benar habis.