Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V07E07P05

gambar


7. Keuntungan dan Kerugian (5)



Nenek dan Lee Hayan sudah bersama-sama.
"Apa ini benar-benar sebuah surat penerimaan untuk kuliah? Apa kamu tak berbohong?"
"Achaa! Aku tak akan pernah berbohong pada nenekku. Lihatlah nama yang tertulis dengan jelas di sana."
"Meski begitu, aku masih tak bisa mempercayainya."
Si nenek tak bisa menyembunyikan keterkejutannya atas surat penerimaan itu dari Universitas Korea Selatan. Lee Hyun telah diterima di universitas!
Ini adalah sesuatu yang berada di luar imajinasinya.
Meskipun itu mengejutkan, dia dan Lee Hayan sangat senang bahwa hal itu terjadi.
҅Aku tak pernah berpikir, dia bisa sejauh ini saat dia di interview...҆
Siapa yang menyangka dia akan diterima.
҅Ah, jika Oppa mengetahui kebenarannya , itu akan menjadi masalah besar Dia akan marah, jika dia tahu, aku berbohong padanya .҆
Masalah sebenarnya adalah Lee Hyun akan menggertakkan giginya, jika dia harus menghabiskan 100 won harian untuk pergi ke Universitas.
Nenek tersenyum dan kemudian tertawa.
"Ini tak serumit yang kamu pikirkan, sayang."
"Benarkah?"
"Tak ada yang perlu dikhawatirkan, aku punya sebuah ide."
"Jika demikian, aku akan mempercayai nenek."
****

Ketika Lee Hyun masuk ke ruangan neneknya, kepala Lee Hayan sedang menunduk. Neneknya hendak mengatakan sesuatu, tapi berhenti.
Lee Hyun dengan cepat ke sampingnya.
"Nenek, apa yang terjadi?"
"Kamu tak usah tahu."
Dari sikap neneknya, Lee Hyun bisa merasakan sebuah aura yang tak biasa. Selain itu, adiknya masih menundukkan kepalanya.
"Apa kamu memarahi Hayan lagi? Setahuku, dia telah belajar dengan benar, dan dia tak bergaul dengan orang-orang buruk."
"Bukan itu."
"Lalu, apa masalahnya...."
"Kenapa kamu tak kuliah."
Nenek mengatakannya seolah-olah masalahnya sudah diatur.
"Apa kamu mengatakan sesuatu?"
"Ya. Kamu harus kuliah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kamu belum menghasilkan uang yang layak, sejak keluar dari SMA."
"Tentu nenek! Tak ada bedanya, sekarang aku telah lulus GED-ku dan lulus dari SMA."
Lee Hyun mencoba untuk meyakinkan neneknya dengan kata-kata lembut, tapi dia tak mengalah.
"Kamu telah bekerja keras untuk mendapatkan uang, bagaimana bisa kamu tak menghabiskannya? Sebagai kepala keluarga, akan sulit untuk mendapatkan uang, jika kamu tak kuliah dan mendapatkan edukasi."
"Kuliah itu tak berguna, nek. Jika aku ingin mempelajari tentang sesuatu, aku selalu bisa mempelajarinya di masa depan."
"Hyun-ah, mari kita anggap kamu tak harus mengurus dan melindungi adikmu. kamu tak akan kuliah?"
Lee Hyun mengesampingkan pikirannya dan segera mengangguk.
"Sudah jelas. Tapi aku masih berpikir, kamu harus kuliah."
"Apa?"
"Seperti yang aku katakan."
Kamu dak bisa kenyang dengan hanya satu sendok nasi.
Mata si nenek dan Lee Hayan saling bertemu. Tapi Lee Hayan sedikit menggelengkan kepalanya.
҅Itu masih kurang.҆
Hal ini sudah pasti tak cukup untuk membujuk Lee Hyun. Itu harus dilakukan dengan tepat, tanpa meninggalkan lubang untuk melarikan diri.
Si nenek berhenti beberapa saat.
Ekspresinya dipenuhi dengan kegelisahan.
Lee Hyun adalah seorang ahli dalam memuji, jadi bagaimana caranya, nenek mau meyakinkannya.
Setelah menjual barang-barang di pasar selama beberapa dekade, sudah jelas jika neneknya adalah seorang veteran. Dia memiliki lebih banyak pengalaman dalam memuji, untuk membuat orang-orang membeli barang-barangnya.
Dengan sebuah ekspresi yang bertingkah keras kepala, si nenek berkata.
"Itu adalah cerita yang berbeda, jika adikmu sudah diterima di universitas. Sekarang ini, tak diperlukan lagi bagimu, untuk menabung demi edukasi adikmu. Aku menjelaskannya pada Hayan, dan dia memahami hal ini dengan baik."
"Nenek!"
Lee Hyun terkejut.
Neneknya terdengar menentang adiknya diterima di universitas.
"Apa yang kamu katakan? Hayan kuliah adalah hal yang bagus."
"Apa kamu benar-benar berpikir jika hal ini bagus?"
"Tentu saja. Jika dia kuliah, dia bisa mempelajari Pengetahuan Budaya."
"Tapi kamu akan menghabiskan banyak uang."
"Aku tak peduli, jika aku harus menghabiskan banyak uang. Karena jika kamu belajar dengan giat di universitas, kamu akan meraup banyak keuntungan darinya."
"Lalu, jika kamu juga diterima di universitas, kamu pastinya akan kuliah."
"Itu...."
Cukup aneh, Lee Hyun tak punya kata-kata untuk diucapkan. Dia merasa tak diuntungkan, tapi sudah sangat terlambat untuk mundur sekarang.
҅Apa-apaan sih yang terjadi?҆
Seolah-olah sudah wajar, Lee Hyun membalas.
"Tentu saja. Jika aku diterima di universitas, aku pasti akan kuliah. Jadi, aku akan menghabiskan uang untuk menguliahkan adikku. Hayan sangat berbakat saat dia belajar. Rangkingnya meningkat di setiap ujian."
"Begitukah? Kamu akan kuliah, jika mendapatkan kesempatan. Namun, kata-katamu tak akan berarti apa-apa, jika kamu tak pergi ke universitas."
"Ya?"
Bibir nenek membentuk senyum puas. Dia menyerahkan pada Lee Hyun sebuah pemberitahuan yang tertulis pada secarik kertas.
"Ini adalah surat penerimaan di universitas Korea Selatan."
"Apakah ini sungguhan....!"
Tangan Lee Hyun bergetar.
Sebuah surat penerimaan pada Universitas Korea Selatan!
҅Setidaknya, Hayan telah diterima di Universitas Korea Selatan !҆
Dia merasa gembira dan senang, hingga dia tak bisa berkata apa-apa.
Neneknya berkata.
"Hyun-ah, selamat pada penerimaanmu di Universitas Korea Selatan. Kamu akan menjadi seorang mahasiswa tahun depan."
****



< Prev  I  Index  I  Next >