LMS_V14E06P05

6. Impian Benua (5)
Sementara Daymond sedang berburu monster bos utara, dia juga
mengumpulkan potongan- potongan peta yang menuntun mereka ke Church of Death. Dalam
proses pengumpulan potongan-potongan peta tersebut, Guild Predator of the Land
mengalami banyak kerusakan.
"Tak masalah jika kita mati. Harapan terakhir kita
terletak pada quest ini... Bahkan, jika kita harus menghabiskan tabungan
terakhir uang kita, kita harus berhasil!"
Semua orang menertawakan mereka, karena menantang sesuatu
yang mustahil. Alasan kenapa monster bos begitu berbahaya bukan hanya karena
kekuatan mereka, tapi karena pola serangan yang mustahil diprediksi.
Kurangnya informasi mengakibatkan kerusakan besar!
Untuk monster-monster yang gagal mereka buru lagi dan lagi,
beberapa anggota guild tewas sesering 10 kali. Namun, para player utara yang
didorong oleh para anggota untuk dikorbankan, bisa berhasil dengan
menggabungkan kekuatan mereka.
"Horee!"
"Guild berburu terbaik telah lahir."
"Sebuah guild Warrior yang mengkhususkan diri dalam
memburu monster bos."
Setelah mengalahkan 12 monster bos, suara-suara dari para
pengagum Guild Predator of the Land semakin keras. Namun, tanpa berpikir dua
kali atau penyesalan, Daymond dan guildnya bersembunyi.
Tujuh buah peta yang meraka dapatkan dengan susah payah
telah terkumpul.
Meskipun guild merasa terhormat untuk menjadi yang pertama
untuk membunuh monster bos dari Wilayah Utara, mereka tak bisa merasakan emosi
apapun. Karena, mereka telah kehilangan nyawa mereka berkali-kali, mereka tak
menganggap tindakan ini sebagai prestasi besar.
Daymond dan Guild Predator of the Land masuk ke ruang bawah
tanah yang suram dan gelap milik guild.
"Kapten."
"Ya?"
"Kenapa kita pergi ke ruang bawah tanah sekarang?"
Daymond menjawab pertanyaan Nardo dengan sikap santai.
"Karena itu sesuai untuk kita, yang sedang merencanakan
sesuatu yang jahat."
"Cih! Aku selalu mengatakan padamu, kamu terlalu
mengikuti arus."
Daymond hanya tersenyum dan tertawa pada teguran Nardo.
Kemudian, dia mengeluarkan fragmen-fragmen peta dari dadanya.
"Kalau begitu aku akan mencoba untuk menyambungkannya
sekarang."
Dia berkata dengan suara yang jelas penuh dengan ketegangan.
Daymond mengeluarkan 7 buah fragmen panduan, dan mulai menyesuaikan penempatannya,
seolah-olah dia sedang memecahkan teka-teki.
Hwa-ReuReu-reuk!
Peta itu tiba-tiba terbakar.
"Ah!"
Dan kemudian tubuh Daymond dan rekan-rekannya menjadi kaku. Sebuah
video yang terdiri dari satu set gambar terbentuk di dalam api tersebut.
Setelah melewati dataran cekung, dan kamu melewati sebuah
tempat di mana banyak berserakan tulang-tulang monster, mendaki gunung dan
medan. Dan kamu melewati tebing yang nyaris tanpa pijakan, kamu akan melintasi
Forest of Fog. Pohon-pohon yang kering dan mati akan menjadi tonggak batas.
Setelah kamu melewati hutan tersebut, Church of Death akan
muncul. Tempat tersebut tertutup selama beberapa ratus tahun. Setelah melihat
satu set pintu besar di tempat itu, gambar tersebut berakhir.
Hanya abu pembakaran yang tersisa dari peta tersebut, dan
yang lainnya menghilang.
Daymond mengarahkan matanya yang menyala pada
rekan-rekannya.
"Apa semua orang mengingat apa yang kalian lihat?"
"Ya, kami mengingatnya dengan sempurna."
"Kita akan pergi ke tempat itu sekarang."
Daymond dan Guild Predator of the Land segera berangkat. Itu
bukan tempat yang terlalu jauh dari Morata. Mereka menunggangi kuda yang cepat
dan mereka pergi ke arah selatan selama 3 hari dan kemudian pergi barat,
melintasi gurun.
Karena gurun tersebut sebagian besar terdiri dari
dungeon-dungeon, itu adalah tempat yang jarang dikunjungi oleh para petualang.
"Deriam Desert, tak disangka kita harus melewati tempat
ini."
"Ini adalah tempat di mana monster bos yang kita buru
berada."
"Aku sepertinya ingat kenangan dari melalui banyak
kesulitan untuk menemukan tempat, di mana bajingan itu bersembunyi."
Ekspedisi Utara dan para petualang sudah mencari cukup
banyak tempat. Namun, biasanya mereka hanya menyusuri pinggiran di tempat-tempat
seperti gurun atau Forest of Fog. Karena Benua Versailles sangat luas, jika
seseorang tak tahu tepatnya lokasi mereka, mereka bahkan bisa melewati dungeon.
Meskipun gurun-gurun memberi motivasi eksplorasi pada
awalnya, hanya ada beberapa dungeon yang terlihat, karena tak ada cara yang
memungkinkan untuk menyusuri semuanya.
Untuk mencari tempat yang ditunjukkan dalam gambar tersebut,
Guild Predator of the Land melintasi gurun dan tebing. Mereka hampir tak bisa
menemukan pepohonan yang kering dan layu di Forest of Fog, dan mereka bisa
menebak jalurnya.
Setelah melewati semua kesulitan tersebut, mereka akhirnya
mencapai kuil Church of Death. Mereka telah sampai di kuil memancarkan aura
misterius yang jahat, sama seperti yang digambarkan fragmen-fragmen itu.
Ini adalah penemuan yang akan tercatat dalam sejarah Benua
Versailles.
Daymond telah menghabiskan berjam-jam dan akhirnya melihat
kemegahan murni dari kuil yang tertutup debu yang tebal tersebut.
"Apa yang dikatakan di pintu itu?"
Guild penyihir menafsirkan menggantikan mereka.
"Itu mengatakan 'Door of Hell/Pintu Neraka' dalam
bahasa kuno."
"Ini berarti pintu itu tak dimaksudkan untuk
dibuka."
Untuk sepersekian detik, Daymond berjuang mati-matian.
Mereka tak tahu apa yang akan terjadi, jika mereka membuka pintu ke kuil batu
itu. Mereka tak tahu teror seperti apa yang menanti.
Meskipun mereka tak ingin menatap pintu yang sangat sesuai
dengan bingkainya dan tak terdapat sedikitpun retakan, mereka memiliki perasaan
pintu itu tak seharusnya dibuka.
"Namun kita tak bisa menyerah begitu saja, setelah
sampai sejauh ini."
Daymond mengertakkan giginya yang terkatup. Quest itu tak
berakhir hanya dengan menemukan Church of Death.
"Tidak peduli apa yang ada di ujung jalan ini, aku
ingin melihatnya."
Daymond membuka pintu besi tersebut lebar-lebar. Dia kemudian
disambut oleh sejumlah iblis ganas yang menakutkan. Mereka adalah monster-
monster mengerikan yang tampak seperti mereka keluar dari imajinasi.
Monster-monster tingkat bos yang mereka buru tiba-tiba ada
di sini juga.
"D-Daymond! Hati-hati."
Pemimpin Warrior mereka, yang dikenal tak memiliki rasa
takut, berkata dengan suara gemetar. Nardo mengamati iblis-iblis ganas itu.
"Sepertinya mereka tak menyerang."
"Huh?"
"Mereka hanya mengawasi kita dengan tenang."
Setiap kali Nardo bergerak, mata dari ribuan iblis bergerak
mengikutinya. Mereka tak mengeluarkan sikap agresif, tapi dalam diam
mempertahankan tempat mereka.
Para iblis berbaris di masing-masing sisi, dan ada celah di mana
seseorang bisa lewat di antara para iblis itu. Mereka merasa mereka bisa dilahap
segera, setelah menginjakkan kaki mereka ditempat itu. Tapi Nardo bahkan tak
ragu-ragu sedikitpun.
"Ayo coba jalan ini."
"Ya, sepertinya kita harus melintasi jalan ini."