Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V15E04P02

gambar


4. Kemampuan Yang Dia Tunjukkan (2)



Kebanyakan monster di lantai 2 tak berbeda dengan monster-monster dilantai 1. Faktanya, karena lorongnya menjadi lebih lebar, kecepatan terbangnya menjadi semakin cepat.
*Swoosh!*
Saat dia melihat cahaya berbentuk bulat, menandakan jalan keluar dari lorong tersebut, dia sudah melintasinya. Sebelum monster bisa melawan dengan membuka rahang mereka untuk menyemburkan racun, pedang miliknya sudah menebas mereka.
[Anda telah menghantamkan critical hit.
Kecepatanmu memberi 382% damage tambahan.]
Kecepatan!
Jika itu bisa membunuh dengan satu serangan pada titik fatal yang lemah dari monster, itu adalah sebuah teknik yang berguna.
Namun, itu bisa bermasalah, jika monster menahan serangan tersebut. Serangan itu adalah sebuah metode yang hanya bisa digunakan dengan skill dan konsentrasi tingkat tinggi. Lorong yang sempit sudah cukup untuk menghambat perlawanan.
Weed menggerutu saat dia terbang.
"Aku benar-benar tak lebih dari seorang Sculptor biasa-biasa saja. Kalau saja aku mengukir sayap ini sedikit lebih awal, aku bisa berburu di dungeon jauh lebih cepat!"
Namun, metode ini bukanlah sesuatu yang bisa digunakan sepanjang waktu, karena dungeon-dungeon memiliki struktur yang berbeda. Di dalam dungeon yang luas, meskipun dia bisa terbang dengan bebas, bahayanya akan lebih besar.
Monster-monster jarak jauh bisa menyerangnya, jika dia tanpa sadar terbang melewati mereka. Kecepatannya hanya akan mendorongnya pada hujan anak panah dari mereka. Dan Weed bisa mati karena kecepatannya dan cidera yang ia derita!
Selain itu, bagi monster-monster yang selamat dari serangan pertama, tidaklah mudah untuk menyerang mereka lagi, sambil berusaha untuk menerobos mereka.
Itu adalah sebuah pemikiran yang secara spontan muncul dalam kepalanya, ketika dia melihat monster-monster berkumpul didalam Dungeon Kramado. Meskipun itu berhasil, Weed masih mencaci-maki dirinya sendiri karena tak kompeten!
Setelah dia membersihkan lantai dua, dia turun ke lantai 3.
Tentunya, dia memastikan dia tak meninggalkan japtem apapun.
Karena dia terbang di tengah udara, dia bisa menghindari banyak jebakan, bahkan untuk jebakan yang diaktifkan secara magis. Sebelum jebakan-jebakan tersebut terpicu, Weed sudah lewat dan telah menghilang.
*Ruuuuumble!*
Dari belakangnya, jebakan batu yang telah membuat Hegel ketakutan telah terpicu. Meskipun batu itu menggelinding maju, kecepatan Weed jauh lebih cepat. Dia terbang setidaknya 5 kali lebih cepat daripada batu itu.
Weed menunggu batu tersebut dan membiarkannya untuk datang cukup dekat.
"Beruntungnya, batu itu akan membantuku menemukan jalan untuk melalui labirin yang rumit ini."

Dia telah mendengar dari Rumi sebelumnya, bagaimana mereka jatuh ke dalam jebakan. Sembari mereka berbicara, dia mendengar kisah yang menarik. Sementara itu, dia sedang mencari cara untuk menyelamatkan mereka.
Dalam sekejap, dia menemukan lorong di mana sebuah batu besar telah menghancurkan sebagian lorong tersebut dan tersangkut.
"Rumi kemungkinan berada dibalik batu itu."
Weed menarik nafas dalam-dalam, saat dia mengepakkan sayapnya. Tak peduli bagaimana dia melihatnya, batu yang tampak tingginya sekitar 10 meter itu mustahil untuk dihancurkan.
Bahkan, jika dia terbang untuk meningkatkan kecepatannya kemudian menghantamnya, meskipun kekuatan penghancurnya akan meningkat pesat, sudah jelas bahwa batu yang ada dihadapannya tak akan hancur, dan dia hanya akan berubah menjadi dendeng sapi.
Dan jika dia selamat berkat Endurance dan Perseverance miliknya, dia akan terlindas oleh batu lain yang menggelinding ke arahnya dari belakang, tekanannya akan menghasilkan kematian pasti!
"Gawat."
Weed merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah patung. Itu adalah salah satu dari Fine Piece yang dia ukir dan disimpan, ketika dia membuat patung di Kerajaan Thor.
Itu adalah sebuah patung seorang petualang perempuan muda tertawa senang. Weed tanpa ampun memelintir leher patung tersebut.
"Sculptural Destruction! Tambahkan statistik tambahan pada Strength!"
[Anda telah menggunakan Sculptural Destruction
Kesedihan dan rasa sakit karena menghancurkan sebuah patung Fine Piece!
>5 statistik Art telah berkurang secara permanen.
>Fame berkurang sebesar 100.
Selama sehari, statistik Art akan diubah menjadi Strength dengan rasio 1:4.]
Fame dan statistik Art dikonsumsi dan diubah menjadi Strength!
Otot-otot pada kaki dan tangan Weed yang pendek, mulai mengembang seperti balon. Dadanya menjadi berotot dan pahanya menjadi semakin tebal. Tubuh Dwarfnya sangat berotot secara tak biasa, tubuh itu melampaui tubuh dari seorang Barbarian.
Faktanya, satu-satubya faktor yang aneh dari fisiknya adalah penampilannya yang sangat pendek.
"Waktunya beraksi."
Weed membentangkan sayapnya dan mengepakkannya sedikit. Karena batu di belakangnya menggelinding semakin dan semakin dekat, dia tak punya waktu untuk ragu-ragu.
Weed terbang dengan cepat ke arah batu itu dan menyerangnya dengan pedangnya. Pemandangannya tampak seperti bintang jatuh meluncur di dalam lorong.
*Claaaaaaaaang!*
Dalam satu serangan, setengah dari batu itu hancur. Namun, karena batu itu tak sepenuhnya hancur, tubuh Weed terserang oleh dampak rekoilnya/ terpelanting. Dampak rekoil tersebut bukanlah akhir dari masalahnya. Tubuhnya menghantam batu yang tersisa.
"Sialan! Tak ada yang berjalan dengan baik untukku."
HP-nya berkurang sebesar ⅔.
Jika bukan karena Endurance dan Perseverance miliknya, serta karakteristik ras Dwarf, dia akan mengalami kematian yang pasti!
Karena dia terbang secepat meteor, Weed bimbang. Bagaimanapun juga, dia tetaplah manusia.
'Apa aku benar-benar harus menghantamnya dengan kecepatan semacam itu? Bukankah itu tidak apa-apa, jika sedikit lebih lemah?'
Keraguannya yang sepintas mengurangi kecepatannya, dan sebagai hasilnya, Weed mematahkan tubuhnya bukannya menghancurkan sisa batu tersebut. Jika Weed bisa menggunakan sihir, dia akan bisa menghancurkan batu itu lebih efektif, tapi karena dia tak bisa menggunakan sihir, tubuhnya dipaksa untuk menderita karena upayanya.
Dengan tubuhnya yang babak belur, dia membentangkan sayapnya sekali lagi. Karena Wings of Light tak menerima damage apapun, dia bisa mengerahkan tubuhnya dalam sekejap.
"Coba sekali lagi."
Batu di belakangnya telah menggelinding semakin dekat, jadi dia tak punya waktu untuk melakukan sesuatu secara setengah-setengah. Meski demikian, dalam jangka waktu yang singkat, dia berakselerasi 30% lebih cepat daripada yang sebelumnya.
"Apapun yang terjadi, terjadilah. Jika aku mati, maka matilah, tapi aku akan menghancurkan batu sialan ini bersamaku!"
Kematian adalah sesuatu yang paling ditakuti oleh semua Dark Gamer. Penderitaan dari kehilangan exp poin dan keahlian skill. Weed merasakan hal yang sama, namun situasi saat ini adalah 'semuanya atau tidak sama sekali'.
Untuk menghancurkan batu itu, Weed terbang ke arahnya dengan kekuatan penuh, diyakinkan oleh fakta jika dia akan dibangkitkan dengan 'Power to Reject Death' setelah dia kehilangan nyawanya.
Selain itu, Weed memfokuskan semua kekuatan dan kecepatannya pada ujung dari pedangnya. Ujung dari pedangnya mulai bergetar, dan karena skill Moonlight Sculpting Blade miliknya, pedang tersebut terselimuti cahaya.
*Claaaaaaaaang!*
Kemudian batu yang tersisa setengah tersebut hancur dalam satu serangan.
* * *



< Prev  I  Index  I  Next >