LMS_V17E07P03
7. Kehidupan Seorang Gadis (3)
Lembah River of Lamentation terhubung dengan Morata oleh
portal perpindahan!
Quest tahap kedua dengan kesulitan kelas S dan Rescue the
Prisoners of the Order of Matallost akan terjadi di sana. Ketika Weed kembali
ke River of Lamentation bersama Yellowy, dia bisa melihat orang- orang
berkumpul dalam kelompok-kelompok di dekatnya.
"Orang itu adalah Weed..."
"Dia orang yang disebut God of War?"
"Shh! Berbicaralah pelan-pelan. Dia mungkin mendengar
kita, jadi hati-hatilah!"
Mereka adalah orang-orang yang mendengar kabar jika Weed
telah berhenti membuat patung dan berangkat ke River of Lamentation.
Teman-teman mereka di Morata telah menunggu untuk melihatnya.
Sejumlah besar pemain berlevel tinggi di Utara membayar bea
cukai dan berburu di dekat River of Lamentation. Mengingat jarak dari Morata
dan level monsternya, bisa dikatakan jika tak ada tempat berburu yang lebih
baik.
Ada kasus sesekali di mana party berani berkelana jauh ke
utara, tapi seketika seluruh party itu dimusnahkan, karena sedikit kesalahan
yang berakibat fatal. Karena bantuan dapat ditemukan pada lingkungan sekitar
setiap saat, River of Lamentation adalah tempat berburu yang bagus.
Weed melihat pemain di sekelilingnya dengan mata dingin dan
membeku.
'Ada banyak orang.'
Di Morata, ia menjadi Lord sederhana yang menjual makanan dan
japtem, tapi ia tak bisa seperti itu di tempat berburu. Ada beberapa sosok yang
menatap Weed dengan mata menantang. Jika para pemain berlevel tinggi ini
menyerang ke arahnya sekaligus, bahkan Weed sekalipun tak akan bisa menghindari
kematian.
Dia bahkan lebih sensitive, karena dia memiliki
barang-barang ultimate unik seperti Necromancer's Magic Tome, Armor Tallock,
Ancient Shield, dan Koldeurim's Daemon Sword.
'Ini bukan Morata.'
Di Morata, orang-orang bahkan tak bisa bermimpi menantang
Weed, karena adanya para Prajurit atau Knight. Jika seseorang mengacungkan
pedang pada Lord, maka mereka akan ditundukkan oleh para Prajurit atau para
Paladin dari Order of Freya yang akan benar-benar menghancurkan mereka. Namun,
apapun bisa terjadi di tempat berburu. Dia bisa bertemu pembunuh, dan bahkan
menjatuhkan sebuah item.
Agar tak memandang rendah, Weed pura-pura tak acuh sambil
memandang orang.
"Potongan sampah ada di mana-mana."
"..."
Kerumunan itu terdiam. God of War Weed yang telah mereka
bayangkan, adalah seorang pemain sombong terkuat di Continent of Magic.
"Apakah mereka menunggu di sini tanpa berburu untuk
melihatku? Meskipun ada monster di mana- mana... cih cih."
Weed mencedak saat dia menghina mereka secara langsung.
Bahkan orang-orang yang telah membeli makanan atau patung Weed di Morata tak
bisa menyembunyikan keterkejutan mereka pada sikapnya saat ini, yang sungguh
berbeda.
Lantas, mereka memikirkan sesuatu!
'Ini mungkin adalah
watak Weed yang sebenarnya...'
'Apakah dia bertindak
sopan pada pemain pemula atau individu saja? Kami berkumpul dalam kelompok dan
dia sebenarnya sedang mengkritik kita... dia mungkin adalah serigala berbulu
domba.'
Ada lebih dari 200 pemain berlevel tinggi berkumpul di sini,
namun ia meremehkan mereka semua secara langsung.
Pada awalnya, kebanggaan seorang pemain membumbung tinggi ke
langit, setelah mereka melewati level 300. Koneksi pribadi yang mereka bentuk
dari berbagai tempat dan kekuatan yang mereka tunjukkan sambil berburu, adalah
suatu hal yang membuat orang lain iri.
Jumlah pemain itu sangat besar, karena Benua Versailles
begitu luas. Tapi, semakin tinggi naiknya peringkatmu, maka jumlah pemain akan
semakin berkurang. Level 300 adalah pada level di mana mereka tak akan
diremehkan di manapun mereka berada.
Pada posisi itu, mereka bisa bergabung dengan guild
bergengsi dan berbicara kepada beberapa orang dari guild kecil ataupun
menengah. Kebanggaan dan ego pemain berlevel tinggi naik setinggi gunung, tapi
tak ada orang di sini yang berani mengganggu Weed.
Mereka mungkin menyerangnya jika sendirian, tapi saat ini
suasana hati mereka melarang untuk melakukan itu, karena pemain-pemain lainnya
juga diam terpaku. Weed telah mendominasi atmosfer dengan beberapa kata-kata
yang tersusun rapih.
"Sungguh menyedihkan."
"..."
Semuanya bahkan tak bisa mengatakan sepatah kata pun sebagai
tanggapan.
Pada saat-saat tertentu, adalah suatu hal yang biasa bagi
Weed untuk berbicara seperti ini. Dia ramah di Morata, namun ia mengungkapkan
arogansinya di depan para pemain berlevel tinggi yang berkumpul.
Itu adalah kekuatan dari yang terkuat, sesuatu yang mereka
impikan, namun tak tahu kapan bisa mencapainya.
Namun, beberapa orang memendam kebencian terhadap penghinaan
yang terus-menerus dilontarkan. Setelah menjadi kuat sembari berkeliaran di
tempat berburu, semangat persaingan mereka berkobar pada Weed, yang berlagak
layaknya jagoan terkuat.
Akan menjadi suatu kehormatan, bahkan jika mereka mati di sini,
dan mereka punya perasaan untuk ingin menantangnya. Suatu perubahan mood yang
halus mulai mengalir pada pikiran kerumunan pemain itu.
Kemudian, Weed berteriak menggunakan Lion's Roar,
"Bingryong! Phoenix! Kenapa kalian tik datang ke sini
untuk menyambutku, meskipun aku sudah datang!"
Suatu suara menyebar seperti kilat!
Menanggapi panggilan Weed, Bingryong dan Phoenix
merentangkan sayap mereka dan terbang mendekat dari kejauhan. Dengan ukuran
tubuh saja yang sudah setara dengan Dragon, Bingryong sudah cukup untuk membuat
merinding orang-orang yang pertama kali melihatnya.
Bingryong dan Phoenix melepaskan teriakan ke langit, sebelum
akhirnya turun dan duduk di gunung berbatu.
Rooaaar!
Screeech!
Retakan terbentuk pada batu gunung dan pasir berjatuhan.
"Master, aku datang menjawab panggilanmu."
"Master, aku juga sudah datang."
Bingryong terlihat begitu menarik. Dia memiliki bobot
seperti Dragon, mata halus, dan moncong yang cekatan!
Dengan karakteristik acuh dari seekor burung, Phoenix
terkesan dingin, namun sepertinya dia siap kapanpun ,untuk membakar segala sesuatu
di sekitarnya. Bingryong dan Phoenix dengan sopan menundukkan kepala mereka
untuk Weed.
"Ooh."
"Luar biasa."
Seakan-akan, kerumunan pemain merasakan semacam tembok yang
memisahkan mereka dengan Weed, yaitu orang yang telah menjinakkan dan
meluluhkan dua ekor dewa binatang liar.
Terus-menerus mengeluh, Bingryong dan Phoenix yang pemalu
namun menakutkan, tampaknya begitu bodoh, sehingga mereka menyebabkan
kecelakaan!
Tidak menyadari hubungannya dengan Weed, yaitu orang yang
memperbudak mereka dengan frustrasi dan intimidasi, orang-orang hanya bisa
melihatnya sebagai pemandangan yang menakjubkan. Tak akan ada orang yang bisa
menantang Weed, bahkan setelah melihat Bingryong dan Phoenix menundukkan kepala
mereka kepadanya.
"Dasar kalian idiot. Aku jadi marah hanya karena
melihat kalian." Weed mengernyitkan alisnya.
Sepertinya, Bingryong dan Phoenix menerimanya tanpa
perlawanan.
'Jenis kemurkaan kotor
macam apa yang akan dia lontarkan sekarang...'
'Kita abaikan saja.
Mungkin kita salah melakukan sesuatu.'