LMS_V19E07P03
7. Adventurer dari Las Phalanx (3)
"Bagus sekali."
"Laut adalah kuburan untukmu."
Para kru hantu memiliki pemikiran mendorong Weed ke laut,
meskipun dia mungkin akan menganggapnya seperti mandi.
"Kueh, dia membawa Maria sampai sejauh ini, kita harus
menunjukkan kekuatan kita."
"Lautnya dalam. Dia akan tergelincir dan
menghilang."
"Kapten!"
"Kapten, sekarang aku akan mempersembahkan dirimu pada
laut"
Loyalitas para kru hantu setelah berlayar jauh!
Tapi mereka tak akan mengungguli Lich yang jauh lebih unggul,
karena rasa takut.
Sisi kiri terhantam!
Gunung es menghantam ke sisi kapal, dan merobek lambung
kapal dalam-dalam. Itu bukanlah bagian dari kapal hantu yang berada di bawah
air, tapi keadaan kapal hantu terus memburuk, saat mereka mengikuti jalur air
tersebut. Hye memeriksa kondisi lambung dan kemudian berkata.
"Kapten, kita mungkin harus menunda navigasi ke tempat
tujuan. Semakin banyak bongkahan es yang mengambang, itu tak terelakkan lagi jika
bongkahan es yang besar akan menghantam kapal, dan kita akan segera
tenggelam."
Gunung es bisa menabrak cukuplah menakutkan. Tapi, ada
bongkahan es yang kecil dan besar mengambang di laut, yang terus menghantam
kapal. Sehingga, mengakumulasikan kerusakan pada kapal. Meski begitu, rumput
laut yang menempel di badan kapal, mencegah kerusakan yang lebih banyak.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Mulut yang tertawa lebar tersebut bertanya. Dengan biaya
masuk dari Art Center, Weed merasa seperti berada di surga.
'Ketika kapal
tenggelam, kita bisa saja berjalan di atas gletser. Wilayah ini merupakan
perairan yang luas. Tentu saja, ada pilihan menunggangi para undead. Area ini
jauh lebih parah, daripada badai es yang terjadi di Morata.'
Untuk jalan yang sulit, lebih baik untuk berpikir positif.
"Gunung es terus-menerus muncul dari laut, pada akhirnya
mereka harus berhenti."
Sambil tertawa dia bertanya.
"Yah, bukankah itu berarti jika kita dekat dengan
daratan? Jika kamu melihat peta, kamu akan melihat sebuah sungai besar mengalir
melintasi daratan. Kita akan bisa sampai ke Las Phalanx lewat sana."
"Bukankah itu juga dibekukan?"
Semakin ke utara, gletsernya semakin banyak. Rasa dingin
yang mereka rasakan adalah bukti dari laut yang membeku. Maka tentu saja,
sungai akan membeku juga. Akan lebih baik untuk berjalan daripada naik kapal.
"Bukankah berjalan akan lebih baik?"
"Aku tak tahu apa yang kapten pikirkan."
"Ini tak seperti kamu bisa berlayar di sungai yang
membeku."
Keputusan cepat dari Weed dibuat, dengan alasan:
'Jika kamu tak bisa
mencapai Las Phalanx melalui laut, maka tempuhlah lewat darat. Bahkan jika kamu
harus meluncur di atas sungai.'
"Pergi ke sungai."
Jadi, kapal hantu itu mengubah rutenya, menuju daratan.
Mereka sibuk dengan peningkatan jumlah gunung es. Tapi pada akhirnya, mereka
mendapatkan timing yang pas, untuk menghindari balok-balok es yang mengambang.
Tetapi, saat mereka sampai di sana, tak ada sungai membeku
yang bisa ditemukan. Salju putih tebal menumpuk di tanah seperti gunung, tapi
sungainya tetap mencair. Suhu di sekitar kapal hantu terasa jauh lebih hangat
karena suatu alasan. Weed dengan lembut menanyai Yellowy.
"Yellowy, apa kamu haus?"
Yellowy menunggu, lalu mengangguk. Dia diberi air dari
sungai hangat yang mengalir.
"Terima kasih, master."
Yellowy memasukkan kepalanya ke dalam ember yang ditawarkan,
dan minum.
"Gluk, gluk, gluk, gluk... kya, air ini rasanya
nikmat."
Air tersebut memiliki warna sedikit kuning, tapi mata yang
diarahkan pada Weed memiliki sedikit kebencian.
"Air ini aman untuk diminum kan. Maka apa air ini yang berasal
dari Las Phalanx?"
Jika seseorang melihat Las Phalanx dengan cermat, bisa
dilihat jika itu adalah wilayah vulkanik. Warna kuning tersebut berasal dari
gunung berapi.
"Rasa belerangnya tak terlalu buruk."
"Bagus, sekarang pasokan air untuk kapal bisa
diisi."
Setelah laporan Yellowy, Weed mulai memerintah untuk mengisi
tong air. Dengan sungai cair yang mengalir dari Las Phalanx akan memperlambat
mereka. Tapi sekarang, mereka tak perlu menghindari es, yang mana itu merupakan
hal yang bagus. Ketiga navigator berkumpul di haluan.
"Seorang monster untuk datang ke wilayah ini."
"Berapa levelnya, berkeliaran do wilayah ini?"
"Aku tak tahu, tapi dia bukanlah level pemula. Dari
penampilannya, tak ada yang normal."
Tubuh besar ditutupi rambut dengan tanduk, monster yang
sangat menakutkan. Suku-suku liar yang berlarian memegang kapak dan senjata es,
berteriak sekeras-kerasnya. Para player yang ingin mendarat di sini untuk
berburu, pasti sudah gila.
Biasanya, level monster-monsternya sudah cukup untuk membuat
seseorang untuk berputar balik. Tapi, kamu juga harus berjuang dengan rasa
dinginnya.
"Tak ada perlunya, untuk bertarung secara
sembarangan."
Weed lewat sambil memperhatikan monster-monster. Kulit
berkualitas tinggi yang didapatkan, akan membantu melindungi jauh lebih baik.
Dia juga bisa mengumpulkan item drop, tapi lebih baik menghindari pertempuran,
di mana itu akan mudah tergelincir diatas es.
"Setelah menunggangi Bingryong, aku tak bisa
bertarung."
Setelah menunggangi Bingryong, dia terkena flu dan dengan
tegas dirawat oleh Seoyoon. Pertempuran udara tak masuk hitungan.
"Tak mau mengulangi kesalahan yang sama."
Weed terfokus untuk memancing ikan sesekali, dan
memerintahkan kapal hantu untuk terus bergerak. Semakin dekat mereka dengan Las
Phalanx, semakin panas jadinya. Uap muncul dan menyelimuti mereka seperti
kabut. Rasanya seperti sauna alami yang mencegah dingin dan sejenisnya. Ketika
matahari bersinar menembusnya, pelangi akan muncul.
"Huh, miliaran pelangi!"
"Aku sangat haus."
Para navigator yang kekuatannya menurun, karena efek
kedinginan untuk waktu yang lama, mengalami rasa haus yang parah. Mereka
meminum air untuk mengganti keringat yang mulai mengucur deras. Hye muak dengan
hal itu dan berkata,
"Aku tak tahan lagi. Aku bosan pada gejala ini."
Bagi ketiga pelaut yang tak memiliki keuntungan sebagai
undead, rasa panas tersebut tak tertahankan.
"Cih, menyedihkan."
Weed mengernyit pada para pelaut yang menyedihkan itu.
Karena memiliki navigator, kapal hantu itu bergerak cukup cepat.
"Yah, kalian telah bekerja cukup bagus, sehingga kami
bisa bertahan. Aku tak berpikir kalian adalah orang yang serakah."
"Jadi, kami bisa berhenti di sini?"
"Tolong biarkan kami melabuhkan kapal di sungai,
setidaknya sekali."
"Gejala-gejalanya semakin dan semakin buruk. Kami
kelelahan."
Weed menatap mereka bertiga. Sejak awal, tubuh mereka
bergaris-garis keringat, dan semakin kurus dari hari ke hari, mengimbangi para
undead. Ketiga pelaut itu tengah berjuang, untuk mengatasi rasa panas. Karena,
statistik Endurance mereka yang lemah.
"Cih, dasar lemah."
Dahi Weed semakin mengernyit. Ketiga pelaut itu sejauh ini
sangat berharga, karena mereka mejauhkan kapal dari bahaya.
"Yah, itu karena kalian jika kami berhasil sampai
sejauh ini. Sedikit keegoisan bisa dimaafkan. Kita bisa berlabuh di sini untuk
sementara waktu. Dan kalian bisa mendapatkan turun."
"Lalu kami bisa kembali?"
"Setelah kapal berlabuh, kalian bisa pergi dan
melihat-lihat."
"Aku mengerti. Kapten!"
Ketiga pelaut itu dengan cepat melabuhkan perahu. Weed
berkata,
"Kalian berlabuh di atas es begitu baik. Pergilah dan
turun untuk mendinginkan diri."
"Terima kasih banyak"
Hye dan Fractal turun dari kapal, kemudian Board Mir
bergabung dengan mereka.
'Setelah kau mendarat
di tanah, kami bersiap-siap untuk melarikan diri.'
'Jika kami
menyerahkannya padamu, kami tak akan pernah bisa pergi.'