Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V21E03P04

gambar


3. Coffe Date (4)



Tentu saja catatan ini sangatlah merepotkan bagi Lee Hyun.
Dia ingin pulang lebih awal dan bermain Royal Road. Beberapa hari diperlukan untuk tubuh itu, agar terbiasa dengan perasaan dari pickaxe. Dia membutuhkan waktu untuk menggali dan mengumpulkan mineral, dia tak punya waktu bersantai, untuk minum kopi dan makan bersama seorang wanita.
Itu adalah standart merusak moral milik Lee Hyun. Dia sama sekali tak peduli tentang perempuan ataupun kegiatan ekstrakurikuler.
'Aku tak benar-benar yakin, kenapa aku diminta mengisi perutku dengan kopi.'
Ini tak normal, tapi dengan skill pedang milik Seoyoon, kamu benar-benar harus menyetujuinya. Bahkan, jika itu adalah permintaan yang sulit.
'Akankah dia membunuh mereka? Apakah itu semacam bisnis? Golden Bird dan Silver Bird akan digunakan sebagai sandera.... atau mungkin mereka sedang menunggu untuk menyergapku, jika aku tak menurutinya?'
Cara berbicara Seoyoon utamanya menggunakan catatan, meskipun mereka bertemu di kehidupan nyata, dia masih akan menyerahkan catatan tulisan tangan pada Lee Hyun. Dia memberi Lee Hyun catatan yang lain.
[Aku ingin teh Job's Tears ]
Setelah kuliah, Lee Hyun mematuhi Seoyoon. dan menuju mesin penjual otomatis.
"Teh itu harganya 300 won, di mana aku menaruh uangnya, di sini?"
Tempat itu ramai karena banyak mahasiswa memasukkan koin untuk mendapatkan kopi. Ketika dia mencoba untuk mengeluarkan koin-nya, Seoyoon mendekat, meraih kerah Lee Hyun dan menariknya.
"Apa? mereka memiliki teh Job's Tears, bukankah kamu menginginkannya sekarang?"
Lee Hyun mengangkat kepalanya, sadar akan tatapan dari para mahasiswa lain, karena kerah bajunya masih ditarik. Ini artinya Seoyoon ingin minum di tempat lain.
"Jangan bilang, kamu tak mau teh itu sekarang?"
Dia memandang pola pengeluaran Seoyoon, dan menebak. Ini berarti sebuah tempat yang dihias dengan baik, cocok untuk percakapan dan dengan suasana yang lebih baik!
Menebak dari kebiasaan belanja Seoyoon, ini adalah pesan yang jelas untuk berpindah tempat. Ini adalah cara yang terampil untuk membawanya ke tempat lain. Tempat yang bagus untuk berbicara dan suasana yang menyenangkan... suatu tempat yang mahal!
"Jangan bilang... sebuah kedai kopi?"
Lee Hyun tak mengerti kenapa orang-orang pergi ke kedai kopi. Menghabiskan lebih dari 3.000 won untuk kopi yang sama saja dengan membuang uangmu.
'Kopi tak layak diminum... sama seperti bir dengan terlalu banyak busa yang tak layak diminum. Aku tak memiliki hidung yang seperti hidung anjing. Jadi, aku tak menikmati aroma. Ketika aku harus meminumnya, aku membutuhkan setidaknya tiga sendok gula di dalamnya.'
Hanya berpikir tentang hal itu membuat dia marah, Lee Hyun tak mau membayar harga kopi yang mahal. Kehidupan sehari-harinya lebih baik sekarang. Tapi 2-3 tahun yang lalu, dia bahkan tak punya uang yang cukup untuk membeli beras.
Jadi, Lee Hyun bersikeras untuk tetap di depan mesin penjual otomatis, meskipun faktanya jika Seoyoon masih memegang kerahnya.
Seoyoon mengeluarkan dompetnya. Ada uang dan kartu kredit didalamnya!
"Apa? Kamu yang traktir?"
Seoyoon mengangguk. Karena Seoyoon yang memimpin ke mana mereka akan pergi, Lee Hyun menggeleng dan mengikutinya.
"Orang-orang pasti menambahkan beberapa budaya ke dalam kehidupan mereka. Pokoknya, aku sekarang mulai merasa suka minum kopi di tempat semacam itu."
* * *

Seoyoon memberi catatan tertulis kepada sopir taksi untuk tujuannya. Saat mereka naik taksi, taksi itu menuju ke sebuah hotel bintang lima di kaki bukit, di mana pemandangannya sangat bagus, sebuah tempat yang terkenal. Di sini juga, kesenjangan antara si kaya dan si miskin menjadi sangat jelas bagi Lee Hyun. Di hotel tersebut ada ruang untuk sebuah kedai kopi dan bioskop.
"Aku bisa mengerti kenapa orang-orang datang jauh-jauh ke sini untuk minum kopi."
Tentu saja, jika kamu sedang makan di luar ruangan. Terutama itu sangat bagus, jika kamu sedang makan di luar, di dek kapal. Untuk minum kopi juga, memiliki suasana yang bagus jauh lebih baik untuk lebih menikmatinya!
"Perutku kelaparan. Jika kamu kelaparan selama beberapa hari, apapun yang kamu makan, itu akan lezat."
Lee Hyun menggumamkan kata-kata tertentu, selagi duduk di kursi kedai kopi. Pemandangan dari jendela mengarah pada sebuah sungai dengan jembatan di dekatnya. Lampu dari mobil dan jalan raya berkilauan di senja malam. Seorang pelayan meletakkan menu di atas meja.
"Apa kamu siap memesan?"
Lee Hyun ingin sesuatu untuk minum, tapi dia membeku setelah membaca apa yang ditulis pada menu tersebut.
[Americano 13.000 won
Hazelnut 13.000 won
Espresso 13.000 won
Teh Herbal 14.000 won
Es kopi 14.000 won
Cola 8.000 won
Jus buah 15.000 won
Cocktail 19.000 won
Pajak (10%), biaya pelayanan (10%)]
"Guah!"
Pajak dan biaya pelayanan tak termasuk dalam harga yang tercantum, harga resmi untuk secangkir kopi lebih dari 13.000 won. Satu potong kue dengan selai stroberi harganya lebih dari sepuluh ribu won, dan minuman keras keras berkisar dari ratusan ribu bahkan lebih dari satu juta won.
Sebuah makanan kecil sampingan harganya sekitar 30.000 sampai 50.000 won. Sebuah botol air mineral harganya 6.000 won. Tentu saja itu tak termasuk pajak dan biaya pelayanan. Lee Hyun dengan cepat menaruh hormat tertinggi untuk orang kaya. Orang-orang yang makan makan malam di tempat-tempat seperti itu, jelas bukan manusia biasa.
Lee Hyun memberi pesanannya sambil melihat menu.
"Sebuah Americano dan letakkan telur di dalamnya"
"Maaf?"
"Aku ingin ditambah telur."
Kopi mahal yang tak membuatmu kenyang, adalah hal yang sia-sia.
Seoyoon menunjuk dengan jarinya pada entri menu dan memesan satu set kopi dan wafel tanpa berbicara. Aroma kaya dari kopi hangat tersebut memenuhi udara, lantunan musik lembut yang menyenangkan, dimainkan sebagai latar belakangnya.
Ini adalah saat yang sempurna jika Seoyoon ingin mengeksploitasi.
Karena ada orang-orang di sekitar mereka, Seoyoon merasa sulit untuk berbicara. Dia benar-benar ingin berbicara dengan Lee Hyun. Seiring waktu, dia telah belajar untuk menyesuaikan diri dan nyaman dengannya.
Sikap dengan tampilan dari mata tak benar-benar cukup untuk menyampaikan, dan hal itu membuat frustrasi. Karena makanan yang sering dimasakkan untuknya di Royal Road, dia berhasil menemukan cara untuk menjadi ekspresif.
Ketika dia merasa lapar di akhir pertempuran yang sulit, Lee Hyun akan memberikannya makanan khusus. Karena Lee Hyun tahu apa hidangan favoritnya. Lee Hyun akan memberinya bagian yang lezat dan lembut, dari daging panggang untuk makan.
Dalam sebuah pertarungan, Lee Hyun akan memimpin karena Defense miliknya tinggi. Itu sulit untuk mengetahui kehangatan orang itu. Seoyoon ingin mengambil langkah yang lebih jauh lagi, dan menjalin dialog dengan Lee Hyun.
Dia membuka mulutnya dan berbicara dengan suara yang indah.
"Hei, kamu mau aku untuk memberitahumu bagaimana mereka sekarang?"
"Tak perlu."
"Half Sauce Half Fried dan ayam-ayam yang lainnya?"
"Apa kamu belum memakan mereka?"
"Telurnya menetas dan anak ayam yang baru lahir keluar."
"Sebuah pot tanah yang bagus dari sup ayam dengan ginseng."
Percakapan itu berjalan dijalur benar-benar terpisah.



< Prev  I  Index  I  Next >