Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V23E10P06

gambar

10. Raja Agung Avannah (6)

 

Adiknya pulang dari perpustakaan, membantunya membuat kimchi, dan memakan daging rebus bersamanya saat makan malam.

"Tambah lagi, Oppa."

Karena dia menjadi seorang mahasiswi universitas, adiknya telah tumbuh menjadi wanita yang menyuapinya dengan daging dan mengupas buah-buahan.

'Aku tak pernah tahu hari seperti ini akan datang...'

Hanya 5 tahun yang lalu, Lee Hyun memiliki pemikiran yang ekstrim. Tapi apa yang selalu membuatnya berubah pikiran tepat sebelum saat-saat akhir....

'Situasi saat ini... Aku tak boleh mati.'

Dia tak memiliki sanak saudara untuk mengumpulkan uang bela sungkawa, dan untuk membuat sebuah peti mati. Serta mengadakan upacara pemakaman membutuhkan biaya, jadi dia tak boleh mati.

Itu adalah saat ketika dia mati-matian menginginkan sup kue ikan gratis dari sebuah kios dorong. Tapi sekarang, dia bisa memasak apapun dari membeli bahan-bahannya, dan dia memiliki rumahnya sendiri atas nama dirinya. Lee Hyun menjalani kehidupannya sambil merasakan kebahagiaan kecil setiap harinya.

"Aku harus tidur lebih awal hari ini."

Esok paginya, dia pergi kios untuk belanja dan tak lupa untuk melatih tubuhnya di dojo.

'Guild Hermes....'

Lee Hyun mengayunkan pedangnya, menggertakkan giginya dengan hati-hati dalam kemarahan. Tak ada industri seperti industri gigi palsu yang mematok biaya paling mahal.

Itu adalah sebuah pedang pembunuh yang dipenuhi dengan dendamnya. Setelah menyelesaikan agendanya untuk hari ini, dia pulang, bersih-bersih, dan menonton tv untuk mengisi waktu. Dan kemudian waktunya untuk Royal Road akhirnya tiba.

Lee Hyun memasuki kapsul tanpa keragu-raguan apapun.

* * *

 

Para Geomchi mengunjungi delapan restoran di Morata.

"Tempat ini lezat juga."

"Itulah alasan kenapa tempat ini menjalankan bisnis yang bagus, Sahyung."

Mereka tak hanya mencicipi makanan dan segera keluar. Mereka makan dengan sungguh-sungguh di delapan restoran itu. Hingga mereka menghabiskan bahan-bahannya. Kerakusan dan nafsu makan monster!

Di Royal Road, jika seorang player makan banyak, mereka bisa menjadi gemuk. Tapi itu adalah sesuatu yang sangat jauh dari para Geomchi, yang sering bertarung dan selalu bepergian. Ketika berkeliaran, makan sepuas hati mereka, mereka mendengar sesuatu dari orang yang lewat.

Kedatangan kedua dari Immortal Legion!

Tampaknya, para player kelas petarung telah dikerahkan untuk melindungi Morata, dan para player kelas seni menyemangati mereka secara sukarela. Bukan hanya mereka mengambar simbol-simbol pada armor, para Bard dan Dancer mengikuti mereka ke medan pertempuran, dan melakukan pertunjukan.

Kebanyakan permintaan dari Lord's Castle, Order of Freya, Order of Lugh, dan guild-guild mercenary adalah tentang memburu undead. Karena situasi darurat tersebut, Morata dioperasikan pada basis perang.

Di depan gerbang kastil, ada banyak player pemula yang baru saja memulai, dan alun-alun tetap dipenuhi dengan player yang menjual barang-barang. Kunjungan dari turis tak terpengaruh, tapi siapapun di Morata mereasakan krisis, karena kedatangan undead.

"Konyol sekali jika para undead mendatangi negeri milik adik termuda kita."

"Tampaknya kita terlalu ceroboh."

"Haruskah kita membalas budi untuk semua makanan gratis?"

"Ayo cari pemanasan."

Dengan tangan mereka penuh dengan makanan, mereka menuju ke medan pertempuran, di mana Immortal Legion tengah mendekat.

Prajurit undead membawa kereta tempur dengan pedang di pinggang mereka, dan para undead berukuran menengah, yang terbuat dari mayat-mayat Morghi dan Nukali tengah mengamuk.

Pasukan Morata, para Priest dari Order of Freya, para Paladin, dan para player dikerahkan untuk melawan undead, sambil mempertahankan formasi pertahanan mereka.

"Aku suka tempat ini. Murid-murid, ayo pergi!"

"Ya, sahyung!"

Para Geomchi berjalan ke arah undead. Para undead melompat masuk dengan ganas tanpa mengetahui apapun, dan para Geomchi dengan mudah menebas mereka, dan berjalan melintasi medan pertempuran.

'Majulah kalian semua.'

'Lebih kuat, lebih baik.'

Kereta tempur, Morghi, Nukali, Dullahan, Death Knight.

Tak perlu membeda-bedakan mereka. Apapun yang masuk ke dalam jangkuan para Geomchi, mereka akan dilumat habis. Saat mereka memasuki area yang penuh dengan undead, mereka terpisah satu sama lain, dan yang bisa mereka lihat hanyalah undead yang ada di mana-mana, namun itu tak masalah.

Para Geomchi membunuh setiap undead yang bisa mereka lihat.

Sepenuhnya kesurupan!

Dalam realitas, ada banyak situasi yang membuat mereka frustasi. Meskipun mereka menguasai pedang dan melatih tubuh mereka sampai level tinggi, mereka nyaris tak menggunakannya dalam kehidupan nyata. Ketika seseorang mencari masalah dengan mereka, mereka harus berpura-pura dan mentoleransi, layaknya tak ada yang terjadi, dan hanya lewat begitu saja.

Mereka melatih diri mereka menahan kesabaran dan pengendalian diri, sebagai sebuah keutamaan. Darah panas mereka terpompa lebih panas daripada siapapun juga, tapi tak ada tempat untuk melampiaskannya.

Royal Road adalah sebuah penyaluran kecil bagi mereka. Hanya berpikir tentang kekuatan, mereka mencari orang yang lebih kuat dan bertarung. Mereka tak perlu menyembunyikan sifat liar yang tersembunyi di dalam naluri jantan mereka.

"Majulah, undead! Bawa seseorang yang lebih kuat dari kalian!"

Para Geomchi sangat bersemangat. Mereka berenang melintasi lautan dan berlatih, tapi tak ada yang lebih baik daripada menggunakan tubuh mereka, untuk bertarung seperti sekarang ini. Kesenangan yang tak tertahankan keluar saat kamu lupa tentang segalanya, dan hanya berfokus pada masing-masing pertempuran yang berlangsung!

"Tiidak cukup, aku mau lagi!"

Para Geomchi membantai undead secara acak. Mereka melompat ke atas badak dan bertarung, mereka membunuh setiap undead yang terlihat. Mereka utamanya menggunakan pedang, tapi mereka mengambil segala macam senjata seperti belati, gada besi, kapak, dan rantai, dan menggunakannya.

Karena para Geomchi menguasai Weapon Mastery, mereka bisa menggunakan segala macam senjata yang mereka inginkan.

Ada sebuah perbedaan dalam pusat gravitasi dan titik serangan untuk masing-masing senjata. Tapi kekuatan dari perputaran pinggang saat mengarahkan senjata untuk menebas musuh, setengahnya masih sama. Melebur ke dalam pertarungan dengan teknik-teknik yang ditempa dalam pertempuran-pertempuran ganas!

[Immortal Legion mundur.

Pertempuran berakhir dengan kemenangan untuk pasukan bertahan dari Morata. ]

Ketika para Geomchi mengurus pasukan utama, para Paladin bisa membunuh Witch bernama Bianca, yang mengendalikan prajurit Immortal Legion dan mengklaim kemenangan.




< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "LMS_V23E10P06"