Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V24E03P04

gambar

3. Penafsiran Yang Lebih Mengerikan Daripada Kehidupan (4) 


Cha Eun Hee hanya bisa tersenyum dan tertawa.

"Itu tak akan mudah, untuk mengubah pikiran Seoyoon...."

Dia tak tahu rahasianya kenapa Lee Hyun cukup hebat, tapi Seoyoon akan tersenyum cerah dan tertawa saat dia bersama Lee Hyun. Seoyoon bisa tertawa. Itu adalah sebuah penampilan yang sangat jarang Seoyoon tunjukkan, dan hanya ditunjukkan pada Lee Hyun.

"Tapi sekarang ini hubungan mereka telalu aneh."

Cukup banyak waktu yang telah berlalu, sejak mereka pertama kali bertemu. Normalnya, mereka akan berpegangan tangan atau bahkan berjalan bergandengan lengan sekarang ini.

"Mereka berdua pasti tak akrab dengan cinta. Tapi, dengan sedikit rangsangan, seharusnya itu akan berkembang lebih jauh kan?"

* * *

 

Unit Knight dan Ranger milik Polon dikalahkan, dan hanya sekitar 25 orang yang nyaris gagal melarikan diri. Kelompok Mage dan Necromancer mereka tak ada yang selamat, dan sepenuhnya dikalahkan dan dimusnahkan. Bersama para Geomchi dan party Pale, mereka mencapai kemenangan yang luar biasa yang biasanya akan mustahil.

"Yah, sekarang saatnya untuk memburu Barkhan."

Satu-satunya hal yang tersisa untuk dikerjakan sekarang ini adalah untuk memburu Undead Lord Barkhan. Bahkan, setelah melemah karena ditikam pedang suci pada dadanya, dia tetaplah monster legendaris. Sekarang, karena Weed telah menyelesaikan balas dendamnya. Sudah saatnya, untuk menggunakan para Paladin dan Priest dari Morata, untuk tahap perburuan berskala besar.

Weed akan menyemangati para Priest dan Paladin saat dia mendengar suatu keributan.

"Oh, itu adalah suatu pertempuran yang benar-benar keren."

"Apa kamu melihat bagaimana mereka lari? Aku harap, aku bisa mengubah arah saat berlari selama pertempuran."

"Mereka begitu kuat."

Berkat pertempuran pedang miliknya sebagai seorang Doom Knight, dia menerima pujian dan kekaguman. Dia ingin mereka melanjutkan pujian mereka!

Dia bisa mengibaskan rambutnya kesamping, jika dia memilikinya. Tapi sayangnya dia memiliki tengkorak yang botak.

'Ahem. Heraim Sword Skill melakukan serangan beruntun dan itu juga tampak anggun saat digunakan. Tak ada salahnya untuk memiliki saat-saat yang layak menerima pujian.'

Mereka tak tahu bagaimana menggambarkan berlangsungnya pertempuran itu, dan seberapa kuatnya itu.

"Bukankah oppa yang di sana benar-benar tampan?"

"Itu adalah pertarungan yang benar-benar keren. Setiap unit yang tersisa, dibunuh dalam serangan tunggal, satu per satu..."

Kemudian, Weed mendapatkan lebih banyak perhatian dari para Priestess daripada Zephyr.  Zephyr merenggangkan badan sambil menguap, karena dia akhirnya sendirian.

"Itu adalah rahang yang benar-benar keren kan?"

"Ya memang... aku juga berpikiran demikan."

"Haruskah kita mendaftarkan teman?"

Itu sedikit memalukan bagi Weed, untuk mendengar pujian dari wanita selama beberapa saat.

'Sungguh jantan... untuk bertarung seperti yang mereka lakukan.'

Itulah fokus yang ada pada para Paladin laki-laki.

"Para Geomchi-nim... bertarung seperti itu begitu bebas. Aku ingin bertarung seperti itu."

"Juga ada seorang Dancer yang sangat cantik kan?"

"Sebuah tarian selama sebuah pertempuran ganas, begitu menakjubkan. Hingga aku tak bisa memalingkan mataku dari tarian itu. Para Knight jatuh satu per satu selama tarian itu."

"Juga ada seorang cewek yang sangat cantik, suaranya sangat manis."

Para Geomchi, Hwaryeong, dan Bellote menerima banyak perhatian dari para Paladin. Mereka telah mendengar banyak cerita tentang Weed, tapi mereka terkejut saat melihat teman-temannya. Weed tertawa lega, saat dia menyaksikannya.

Dari pertempuran tersebut, dia mendapatkan empat jubah sihir untuk Mage, sebuah armor full plate, cincin, gelang, sepatu, kalung, armor Ranger, dan equipment-equipment lain. Juga ada berbagai macam japtem dan gold, silver, dan copper. Para Geomchi mendapatkan setumpuk equipment, pedang, armor berlevel tinggi dan uang.

"Aku tak perlu khawatir tentang naiknya biaya musim dingin ini."

Ini adalah alasan dibalik pikirannya yang damai.

* * *

 

Weed memulai pekerjaannya untuk mempersiapkan untuk memburu Barkhan.

"Para sahyung sekalian, berikan pedang dan armor yang kalian dapatkan dari pertempuran padaku. Mereka yang datang untuk melawan para undead, serahkan equipment kalian padaku sebentar."

Para Geomchi mendapatkan senjata-senjata yang kuat, dengan meleburkan equipment para undead. Armor tebal dari para Knight tak sesuai untuk pedang, tapi dengan mithril dalam jumlah yang sedikit dicampurkan kedalamnya, mereka bisa menciptakan sebuah pedang gabungan.

Namun, setelah mereka melawan para undead, mereka harus meleburkannya lagi, dan itu akan menurunkan kekuatan pedangnya. Weed menggunakan skill Blacksmith miliknya untuk menciptakan pedang generik untuk memecahkan masalah tersebut.

"Apa kamu akan membuat pedang yang lebih baik?"

"Aku tak akan melakukan sesuatu yang buruk."

Mereka ragu-ragu untuk menyerahkan senjata mereka, karena mereka dipenuhi keraguan. Para Paladin menganggap equipment mereka berharga, tak peduli seberapa luar biasa reputasi Weed.

"Oh, ini lebih baik daripada yang sebelumnya! Damagenya naik, dan sekarang ada sebuah opsi untuk mengeluarkan lebih banyak damage pada undead. Tapi, sekarang sedikit lebih sulit untuk memperbaiki daya tahannya. Sehingga, itu akan lebih mahal."

Setelah dia membuat senjata yang cukup untuk para Geomchi, para Paladin memutuskan untuk mempercayai dirinya. Skill Blacksmith milik Weed cukup tinggi, hingga bisa mendapatkan rasa hormat dari siapapun di benua.

'Aku harap bisa memeriksanya....'

Dia meneteskan air liur, setiap kali dia melihat pedang yang bagus. Tapi, dia tak tahu apakah itu lebih baik daripada miliknya. Weed mengubah equipment sembari menunggu Mapan.

"Sudah hampir waktunya...."

Mapan datang dari Morata bersama para Priest dan Paladin, beserta berbagai macam material. Dia meleburkan Helium ke dalam tungku yang besar. Dengan waktu luangnya setelah pertempuran, dia meleburkan helium dan membentuk sebuah cetakan.

Itu adalah air mata Dewa. Menggunakan perapian yang besar, dia meleburkan helium yang merupakan sumber Mana dari kekuatan suci, menjadi sebuah patung saat dia bersiap untuk melawan Barkhan.




< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "LMS_V24E03P04"