Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V26E09P02

gambar


9. Penemuan Kota Pertama (2)



*Ding!*

[Sebuah Relik Kuno, Stone Hammer telah diangkat dari Sungai Tinus
Luck meningkat sebesar 1 poin
Penguasaan skill Fishing meningkat]
"Satu palu batu butut meningkatkan penguasaan skill-ku. Ini bukanlah kejadian umum. Identify."
[Cracked Stone Hammer
Daya Tahan: 7/19
Attack: 2 - 9
Sebuah palu yang terbuat dari batu-batu rusak.
Sepertinya ini bisa digunakan untuk berburu.
Persyaratan:
Tidak Ada
Efek:
Ketika seorang Orc menggunakan palu ini, serangan meningkat sebesar 20%]
"Ini dia!"
Relic itu tak seberapa, jika dibandingkan dengan apa yang dia harapkan. Tapi, Weed menerima konfirmasi pasti jika Ratzeburg memang pernah ada sini. Biasanya, dia akan membuang palu tua seperti itu. Karena, itu tak bisa dijual dengan nilai Japtem tinggi. Tapi, kali ini dia menyimpannya dengan aman.
"Kamu tak akan pernah tahu, aku bisa menjualnya sebagai barang peninggalan."
Weed memiliki harapan baru, setelah memancing di pagi buta. Karena sekarang, dia tahu jika ada kemungkinan dia memancing Relic kuno. Dia tak memancing di tempat sembarangan di Sungai Tinus, dia sedang memancing di jantung kota kuno Ratzeburg!
dia menemukan perisai tembaga, anak panah yang patah, tembikar, dan piring. Walaupun sebagian besar hasil tangkapannya adalah benda-benda tak berharga, tapi benda-benda itu jelas hasil buatan Dwarf.
"Aku hanya perlu menggali di tempat ini lebih dalam!"
Di pagi hari, mata Weed menyipit karena bahagia, dia bersenandung saat menggali.
"Semakin aku menggali, semakin kaya diriku. Uang, nasi. Aku akan menjadi orang kaya suatu hari nanti!"
Layaknya orang tuli, Weed terus berdendang tanpa henti. Dengan suara senandung yang semakin keras, itu mulai terdengar seperti suara yang berasal dari kuburan.
'Inilah Kota Pertama, aku yakin banyak item mewah yang terkubur di sini. Mungkin saja, mungkin saja aku akan menemukan tempat pemakaman besar yang dihiasi dengan emas, perak, dan harta di dalamnya.'
Dia berangan-angan seperti maling di pemakaman!
Tapi kenyataan memang kejam. Setelah beberapa hari penggalian, satu-satunya benda yang berhasil ia gali hanyalah batu dan pasir. Harta yang begitu dia inginkan tak kunjung menunjukkan diri.
Burururu!
Meski demikian, dengan harapan mendapatkan jackpot, Weed masih saja mencurahkan semua upayanya untuk melakukan penggalian. Akhirnya, dia menemukan ukiran patung batu!
Lengan dan kaki patung tersebut sudah hilang, tapi itu jelas-jelas suatu karya yang menggambarkan Orc.
"Identify"
Weed menggunakan Sculptural Memories.
* * *

"Ini semua berkat dirimu, sehingga kami berhasil mengusir monster. Dan tempat ini tetap aman."
"Chwick! Aku melakukan apa yang harus aku lakukan. Warrior Ulchi, aku tak membutuhkan pujian. Chwick."
"Oh iya, aku mendengar jika kamu punya seorang putra?"
"Dia mengikutiku, dengan kepalanya yang besar. Aku bahagia. Chichick!"
"Ulchi, aku sudah mencoba untuk membuat patung anak ketujuhmu. Ini dia, bawa pulang ini."
Ulchi adalah Orc, yang tubuhnya penuh dengan bekas luka dan tato. Dia melihat ke bawah, pada patung yang diberikan kepadanya. Itu adalah patung Orc muda dan dewasa.
Adalah nasib Orc yang bisa mencapai dewasa dalam sekejap mata, kemudian menghilang di medan perang. Bagi mereka, patung-patung itu yang membuat mereka mengingat keluarga adalah salah satu dari item yang paling berharga.
"Terima kasih, aku akan tetap menjaganya. Chwick!"
Sambil memegang patung di tangannya yang tertutup bulu, Ulchi membungkukan pinggangnya, lantas meninggalkan bengkel Dwarf. Pada jalanan kota Ratzeburg, terlihat anak-anak manusia yang tumbuh dewasa dengan lambat, mereka berjalan-jalan di sekitar sambil bermain.
"Hai, Ulchi Ahjussi!"
"Apakah kamu menangkap banyak monster kali ini juga? Ayahku mengatakan kepadaku, untuk memberitahumu jika dia benar-benar berterima kasih."
"Kami bangga memilikimu, Ulchi."
Manusia memperlakukan Orc dengan ramah. Setiap kali mereka terlibat dalam percakapan, Ulchi berhenti sejenak untuk bercakap-cakap, sebelum pulang menuju rumah. Orc sering terlibat dalam pertempuran melawan monster, dan mereka tinggal di pinggiran kota.
"Oh, cepat kemari. Chichiwik!"
Seorang Orc perempuan, Juichi, keluar untuk menyambutnya pulang. Ulchi memberinya pelukan keras sebelum pergi. Ulchi memiliki keluarga besar, dengan 13 dari mereka adalah anak laki-laki. Sama sekali tak ada furnitur yang cocok di rumah. Satu-satunya hiasan yang bisa dilihat adalah patung tergantung di tali dekat pintu.
Manusia dan Elf merawat ladang, dan bekerja untuk pembangunan kota. Dwarf membuat senjata dan armor untuk Orc. Orc mempertaruhkan hidup mereka untuk mempertahankan kota dari serangan para monster, yang bisa mengganggu setiap saat.
Orc adalah garis pertahanan terakhir. Jika mereka gagal, Manusia, Elf, dan Dwarf akan binasa semuanya. Oleh karena itu, tak peduli berapa banyak korban yang diderita di dalam pertempuran, mereka tak pernah mundur.
Anak Ulchi yang semakin tumbuh besar, membuka pintu yang dihiasi oleh gantungan, dan pergi menantang kerasnya dunia.
Satu, dua, tiga... berapapun yang berangkat pergi, mereka tak pernah kembali lagi. Ketika jumlah mereka semakin sedikit, hiasan patung di pintu semakin banyak. Itu merupakan simbol penghargaan terakhir.
Orc bertahan dari kesulitan dan terus memperbanyak generasi. Pada waktu itu, Manusia, Elf, dan Dwarf juga terus maju dan berkembang.
Manusia tak hanya mahir dalam pertanian, tapi juga mahir dalam kerajinan senjata. Sementara itu, kekuatan manusia tak bisa dibandingkan dengan kekuatan Orc. Karena, bangsa Orc diberi kelebihan sejak lahir. Tapi, manusia diberi kelebihan dalam pemahaman dan penanganan Mana.
Ketika Elf mulai membuat busur dan kontrak dengan Spirit, mereka tak lagi memerlukan perlindungan dari Orc. Dwarf pun semakin menyempurnakan perkembangan dalam senjata dan armor. Dengan ketajaman senjata dan kekerasan armor, mereka tak lagi takut pada monster.
Itulah titik jenuh, di mana empat ras tak lagi bisa berjuang secara harmoni.
Patung telah mendengarkan berbagai cerita dari dunia sekitarnya.
"Manusia tak menghormati kita. Chichichwik!"
"Orc makan terlalu banyak! Tak peduli seberapa banyak jagung yang kami tumbuhkan, semuanya hanya akan masuk ke perut Orc. Kami tak memiliki cukup makanan untuk bangsa kami sendiri."
"Berapa lama lagi kaum Elf harus memandu ras-ras lain, yang tak peduli pada kelestarian alam seperti kalian?"
"Mereka sama sekali tak paham, bagaimana cara menggunakan peralatan yang kami produksi. Tanpa adanya Dwarf yang memiliki kecakapan dalam penanganan logam, mereka tak akan mampu bertarung ataupun bertani. Aku begitu marah, ketika melihat orang-orang bodoh ini menggunakan alat yang kami buat, tanpa kepedulian sedikitpun!"
Permusuhan meletus antara Empat ras. Orc lah yang meninggalkan kota pertama kali. Itu karena kemampuan reproduksi mereka begitu cepat. Sehingga, mereka merasa jika mustahil untuk menetap di suatu tempat selamanya. Walaupun wilayah-wilayah lain di sekitar Ratzeburg masih dipenuhi dengan monster, Lord Orc yang gagah berani memimpin ras mereka pada suatu pemukiman baru.
Tak lama setelah para Orc pergi, Elf segera mengikuti jejak mereka. Para Elf pergi menuju hutan, yaitu tempat hidup yang begitu mereka inginkan. Selama beberapa waktu, setelah kepergian ras lain, Manusia dan Dwarf tetap hidup bersama-sama tanpa saling membutuhkan.
 Tapi, ketika Dwarf mengembangkan skill Blacksmith, mereka akhirnya berangkat ke pegunungan untuk mencari lebih banyak mineral, untuk semakin menyempurnakan skill mereka.



< Prev  I  Index  I  Next >