Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V29E01P03

gambar


1. Patung Gagal (3)



Weed memahami kenapa orang tua tak mau anak mereka memiliki pekerjaan yang sama. Sesuatu harus dialami, agar bisa dipahami dengan benar.
Royal Road adalah sebuah tempat yang sulit dan berbahaya, tapi bahkan sebuah patung di kehidupan nyata akan sangat sulit. Tentu saja, dia melakukannya dengan baik sampai sejauh ia sudah dihormati orang lain. Tapi, dia tak akan merekomendasikannya pada anaknya.
"Kalau mereka hanya melakukan kesalahan biasa dan belajar dengan giat, maka mereka akan berhasil."
Hati dari kebanyakan orang tua kemungkinan besar sama. Weed kadang-kadang melihat ke bawah, ke tanah, untuk melihat banyak orang yang bekerja. Jalan yang mengarah ke tanah gersang tersebut penuh dengan orang-orang yang menumpuk segunung bebatuan.
Mereka membuat sebuah bangunan marmer yang sesuai dengan jumlah patungnya. Setiap orang bekerja keras di bawah arahan Weed dari atas.
"Tak ada waktu untuk istirahat."
Weed tak menunda-nunda, dan melanjutkan memangkas bebatuan tersebut. Ketika dia membuat patung itu, para Wyvern, Bingryong, dan Phoenix datang berkunjung.
"Kamu datang lagi. Pergi berburu sana."
"Master, Master! Hari ini aku makan 2 kuda."
"Makanlah sampai kamu kenyang. Aku sedikit sibuk."
"Lezat. Daging kuda selalu lezat. Master."
"Ya, aku tahu itu lezat. Jadi pergi carilah lagi."
Silver Bird kadang-kadang juga memiliki kekhawatiran yang serius.
"Mata Golden Bird kadang-kadang aneh, saat menatapku. Tapi bukannya aku tak menyukainya."
Phoenix datang di siang bolong, dan membuatnya semakin panas.
"Master, patung ini tampak hebat."
Dia sepertinya tak punya sesuatu untuk dikerjakan, dan dengan cermat menonton Weed yang membuat patung tersebut dengan tubuhnya yang panas. Perseverance milik Weed sudah mencapai batasnya.
Kemudian Wah3 terbang mendekat.
"Master, aku makan 3 ekor kuda hari ini. Apa menurutmu aku menjadi semakin gemuk?"
Weed menghabiskan waktu yang sedikit bersama para patung hidup miliknya, belakangan ini. Sehingga mereka terus kembali berulang kali untuk menemui Weed. Dan mereka adalah para patung hidup, sehingga mereka memiliki ketertarikan yang kuat pada seni yang Weed buat.
"Wah3."
"Bicaralah, Master."
"Mari bersama untuk waktu yang lama."
"Dimengerti, Master."
Tapi Weed tak memukulnya dengan ganas, untuk membuatnya pergi. Weed ingin para patung hidup miliknya, bersama dengannya untuk membuat mereka bekerja dalam waktu yang lama.
* * *

Harapan dari penduduk Morata sangatlah besar.
"Lihatlah skala yang besar itu. Apa sebenarnya yang sedang dibuat dengan skala sebesar itu?"
"Apa itu adalah Istana Kerajaan?"
"Bukankah itu sangat mirip dengan itu?"
Weed sedang membuat sesuatu dengan marmer. Tampaknya ada 32 patung, dan jika itu dilihat dengan cermat, maka patung-patung itu tampak seperti bangunan dari kerajaan-kerajaan yang berbeda. Itu tak terlihat semewah itu, tapi ada pilar-pilar marmer yang tampaknya di bariskan dalam jarak yang luas.
Bebatuan di gali dari tambang terdekat, tapi marmer secara alami bukanlah material gratisan. Marmer tersebut dibeli dari desa lain di wilayah utara. Sehingga, hal itu mengkonsumsi anggaran Kerajaan Arpen. Dana yang diinvestasikan dalam proyek ini cukup untuk membangun 3 bangunan besar.
Orang-orang begitu penasaran, sehingga mereka tak bisa menahannya.
"Kenapa dia membuat suatu patung sebesar itu?"
"Kalau keuangan dari Kerajaan Arpen diinvestasikan pada proyek itu, maka bukankah akan ada penurunan yang drastis?"
Mengingat skala dari pembangunan tersebut, pada dasarnya, itu seperti uang telah habiskan pada proyek tersebut. Sekarang ini penduduk kerajaan memiliki loyalitas dan keamanan tertinggi.
Masa depan Morata dan Benteng Vargo sangatlah menjanjikan. Jika keuangan negara dipergunakan secara berlebihan, maka pajak akan meningkat, dan penduduk secara alami tak akan puas.
Selain itu, hal itu mungkin tak hanya berakhir dengan meningkatnya pajak. Pada akhirnya, keamanan akan menurun dan jumlah bandit akan meningkat. Para player sangat cemas, tentang sesuatu yang buruk akan terjadi dengan Kerajaan Arpen.
Weed selalu berusaha memeras anggaran sebanyak mungkin. Tapi, jumlah uang yang sangat besar, sudah diinvestasikan dalam pembangunan tersebut. Kota-kota lain bahkan tak memiliki dana untuk membangun 3 bangunan besar, sehingga tak banyak orang yang memahaminya. Itu mungkin bisa dipahami, jika mereka sedang membangun sebuah istana atau fasilitas militer. Tapi, dana ini dihabiskan pada sebuah patung!
Meskipun rasa ketertarikan yang besar ditampilkan pada patung milik Weed, wajah dari patung tersebut perlahan-lahan terungkap. Tak peduli bagaimana mereka melihatnya, patung itu memiliki penampilan wanita yang biasa.
Para player yang membawa bebatuan merasa terpuruk, karena mereka memiliki harapan akan sebuah karya yang hebat.
"Apa dia benar-benar berusaha membuat sebuah Magnum Opus?"
"Tak mungkin. Ice Beauty yang Weed buat, sangatlah cantik."
"Patung Dewi Freya juga cantik."
Patung-patung milik Weed adalah suatu kebanggaan besar bagi para player Morata, dan mereka merasa kagum setiap kali mereka melihatnya. Pemandangan matahari terbit di pagi hari, yang menembus kabut pagi di Patung Dewi Freya sangatlah memukau. Weed memiliki dukungan aktif dari para player Morata. Sehingga, sulit untuk mempercayai jika dia akan membuat sebuah patung biasa seperti itu.
"Ini adalah suatu kegagalan total."
"Aku setuju. Tak mungkin Weed akan berhasil dalam membuat setiap patung."
"Tampaknya, kemampuan miliknya telah menurun."
"Hei. Aku akan pergi berburu. Ini hanya membuang-buang uang dan waktu."
Para player mulai merasa kecewa dan khawatir. Hasilnya terlalu biasa, untuk suatu kerja keras dari begitu banyak orang.
"Kalau hanya setingkat itu, maka tak ada yang layak untuk dipelajari."
Para asisten dan pekerja yang berpartisipasi menjadi tak puas dan mulai berhenti satu per satu. Hal itu bahkan sampai rumor-rumor rahasia menyebar di seluruh gang-gang Morata.
"Bardray telah membunuhnya, jadi kemampuan memahatnya pasti telah menurun."
"Aku tak pernah benar-benar mengharapkan sebanyak itu, dari patung-patung milik Weed. Apakah dia hanya beruntung di saat-saat sebelumnya?"
Mereka tak berani berbicara secara terbuka, karena mereka takut pada Geng Bubur Rumput. Tapi, banyak orang yang datang ke Morata mulai membuat tuduhan-tuduhan terhadap Weed.
Kerumunan orang yang bersorak-sorai, saat Weed mengungkapkan rencananya, sekarang ini hati mereka menjadi dingin. Dana dan orang dalam jumlah yang sangat besar telah diinvestasikan pada pekerjaan ini, sehingga mereka mau tak mau merasa kecewa. Seorang Sculptor benar-benar memikul beban yang sangat berat.
"Apa yang akan dia lakukan?"
"Itu tak tampak bagus, berdasarkan hasil yang sekarang ini."
Irene dan Surka melihat Weed bergantungan pada patung itu. Itu menjadi merepotkan, seperti yang mereka duga. Hati dari para anggota party Weed akan sangat terluka di saat-saat seperti ini.
Weed menyelesaikan patung pertama sembari menerima ketidak-percayaan banyak orang. Orang-orang mendongak dari alun-alun, tanpa adanya harapan apapun.
Weed mengukir lipatan kelopak mata ganda dan patung itu selesai!



< Prev  I  Index  I  Next >