Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V29E04P02

gambar


4. Takdir Terburuk (2)



"Kyaah, ini lezat sekali."
"Sayap ayam ini seperti menyebar dan meleleh di dalam mulutku."
"Dagingnya terlepas dari tulangnya dan teksturnya renyah... Seperti yang diharapkan dari babi terbaik."
Para Geomchi praktisi menghabiskan waktu yang lama untuk berburu. Sehingga, mereka benar-benar menikmati makanan tersebut. Sebagai tuan rumah, Mapan telah menyewa seluruh kedai. Nafsu makan mereka melampaui para pegulat, sehingga Fiery Pebble digunakan untuk memanggang daging.
Fiery Pebble memastikan jika dagingnya dimasak dengan tepat, sambil masih berair. Kalau Weed yang memasak, maka rasa makanannya akan jauh lebih baik, tapi hari ini dia hanya makan.
"Kamu telah menderita sepanjang waktu ini, jadi nikmatilah makanannya."
Irene juga mengambil beberapa daging, dan memberikannya pada Surka. Irene adalah seorang Priestess, jadi dia yang paing diuntungkan dari Garden of the Gods.
"Makanan gratis memang lezat."
Weed sedang dalam susasana hati yang santai, saat dia menikmati makan malam. Itu memungkinkan untuk makan puluhan hidangan sampingan, bersama dengan daging. Mapan duduk di meja pojok dan wajahnya menjadi pucat, setiap kali dia melihat piring-piring yang kosong, tapi dia masih tetap makan.
Restoran dan kedai Morata semuanya ramai dengan pengunjung yang telah datang ke kota. Para Merchant terlibat dalam bisnis di alun-alun dan menerima keuntungan besar, dari orang-orang yang sedang membuat persiapan untuk besok.
"Sekarang aku pikir tahu, bagaimana caranya menggunakan tinjuku dengan lebih baik." Surka berkata dengan percaya diri.
Dia telah menjadi sedikit pasif saat berburu bersama Weed. Gaya bertarungnya adalah bertarung dengan nekat, yang mana menurunkan HP miliknya. Tapi, dia tak tertinggal jauh dalam hal damage serangan. Meskipun dia bisa memanfaatkan skill-skill miliknya, indra pertempurannya tidaklah sangat menakjubkan.
Bahkan, jika seseorang memiliki tubuh yang sama persis, hasilnya akan berbeda bergantung pada bagaimana mereka memanfaatkan tubuh tersebut. Tapi sementara waktu, dia berburu bersama para praktisi dan bisa menggunakan mereka sebagai sebuah pedoman.
"Aku harus mempelajari cara memukul dan memukul, sampai aku merasa bosan!"
Surka tampak muda, dibandingkan dengan yang lainnya. Dan dengan lesung pipitnya saat dia tersenyum cerah, membuat dia semakin manis.
Ada 3 peraturan dalam pertempuran. Semua orang mengetahuinya, tapi itu sulit untuk menguasainya, tanpa mengalaminya secara langsung dalam perburuan. Meskipun sejumlah besar video ditonton, dinding itu tak akan hancur, sampai pertempuran benar-benar dimulai.
Maylon juga tertawa.
"Surka sangat menakutkan belakangan ini. Aku tak tahu, seberapa sering dia menghajar para monster."
"Unni juga menembakkan panah lebih baik. Skill Arrow Tracking, bukankah kamu meningkatkannya mendekati tahap master?"
Weed tiba-tiba menjadi penasaran tentang level mereka. Surka, Maylon, dan yang lainnya telah berpetualang cukup lama. Dia ingat berburu bersama mereka sebentar, setelah menemukan Ratzeburg dan terkejut pada skill-skill mereka.
Weed menanyai Surka.
"Berapa levelmu sekarang?"
Weed enggan untuk mengatakan levelnya, tapi mereka tak memiliki rasa cemas semacam itu.
"Levelku hanya 403."
"403?"
"Bukankah levelku sedikit rendah? Menurutku oppa mungkin jauh lebih tinggi daripada diriku."
Weed benar-benar takjub. Level miliknya saat ini adalah 409. Itu memang lebih tinggi, tapi tak banyak perbedaan dengan Surka.
"Hrm, aku sedikit lebih tinggi."
"Pale oppa levelnya 411, apa kamu jauh lebih tinggi daripada Pale oppa?"
"Yah, tak setinggi itu."
Weed telah menderita di dinding level 400-an. Ketika dia membuat patung, rekan-rekannya berpetualang dan mengejarnya. Kalau Bardray ikut dihitung, maka Weed akan menghantamnya secara terang-terangan!
"Kamu sudah melewati level 400... S-selamat."
"Terima kasih."
Bibir Weed bergetar, saat dia memberi selamat. Dia makan dan bersosialisasi saat seorang anak laki-laki muda mendekatinya.
Anak itu memiliki rambut hitam dan mata yang dingin. Tak semua NPC seperti itu, tapi anak ini tak memiliki sedikitpun perubahan pada ekspresi di wajahnya.
Weed merasa tak nyaman, segera setelah melihat anak itu. Itu mirip dengan masa-masa SMP-nya ketika dia menjahit 400.000 mata boneka, dan takut pada Wakil Presiden. Mulutnya mengering dan rambutnya berdiri karena kecemasan.
Weed berkata dengan lembut pada anak itu.
"Hei nak, aku masih makan sekarang ini, jadi datanglah lagi lain kali."
Fame milik Weed sangat tinggi, sehingga sangatlah mudah baginya untuk menerima quest. Setelah menjadi Raja, banyak penduduk Morata memberi quest, sehingga dia bisa memilih quest-quest yang ia inginkan. Weed ingin menghentikan anak itu.
"Dan aku sangat sibuk dalam menjaga perdamaian Benua Versailles. Jadi, aku tak tahu, apakah aku bisa menerima permintaanmu atau tidak. Carilah orang lain. Kamu akan bisa menemukan beberapa orang baik."
Dia berkata secukupnya dengan niat menolak. Tapi anak itu malah mulai tertawa.
"Seorang manusia sepertimu tak punya hak untuk menolak perintahku."
Itu adalah sebuah komentar yang mencengangkan, mengingat status Weed sebagai seorang Raja. Tapi dia tak bisa hidup sampai titik ini, melalui kehendaknya. Sejak masa anak-anak, Weed berjuang untuk tetap hidup. Dia merasa jika anak ini memiliki status yang tak biasa.
'Siapa kamu? Penerus sejati dari Kekaisaran Niflheim? Apakah dia muncul karena aku memenuhi beberapa kondisi?'
Jika ada suatu quest penting yang berkaitan dengan kelasnya, maka terkadang orang yang bersangkutan akan datang menemui mereka.
'Aku dengar mereka semua mati, tapi kalau aku tiba-tiba muncul... Mungkin seseorang menyelamatkan salah seorang anggota Keluarga Kerajaan. Kemudian membesarkannya secara diam-diam.'
Otak Weed bekerja keras untuk mengetahui identitas dari anak laki-laki tersebut. Anak itu sangat membanggakan dirinya, tapi dia tak punya Knight yang mengawalnya.
Kemampuan tempur milik Weed, akan dengan senang hati menyambut monster apapun untuk dihajar. Dia berpikir tentang menggunakan tinjunya bukannya kata-kata, tapi kemudian Weed melihat equipment yang dipakai anak itu.
'Tingkat tertinggi. Pakaiannya diciptakan oleh pengrajin Dwarf terbaik.'
Di pedangnya terdapat berlian hitam, seukuran telur bebek. Terlebih lagi, sarung pedangnya memiliki pola rumit yang tergambar pada sarung pedang tersebut, hal itu membuktikan jika itu adalah 100% sebuah pedang sihir.
Itu bukanlah hal yang wajar, dan dia tak pernah melihat seseorang memiliki sebuah pedang seperti itu sebelumnya.
Pakaiannya diciptakan dengan ribuan benang dari tali khusus yang ditenun dalam 3 untaian. Pengrajin Dwarf terbaik akan membutuhkan waktu setidaknya satu bulan, dengan mengerahkan upaya yang gigih untuk membuatnya. Tentu saja, tak ada satupun di antara para player yang memakai pakaian semacam itu.
'Dia bahkan memakai sepatu bersayap dari Stellese.'
Hanya Barbarian Warrior yang paling kuat, yang bisa mendaki Bukit Stellese. Anak itu memakai sepatu bersayap yang biasanya akan dijaga oleh para Barbarian. Perkiraan level dari sepatu itu adalah 590.
Weed segera menjadi sopan!
"Tentu saja. Katakanlah kamu ingin aku melakukan apa."



< Prev  I  Index  I  Next >