LMS_V49E08P05

8. Pahlawan yang Terakhir (5)
Halma, Margo, Rewis, dan Gran.
Tak banyak player di dunia ini yang mengetahui keberadaan
mereka. Tapi mereka yang telah menjadi korban dari mereka bergetar dengan
amarah, hanya dengan menyebut nama mereka. Quartet Robber and Traitor!
"Weed-nim, God of War akan bertarung melawan BardRay,
yang disebut Kaisar sekarang...!"
"Aku harus mengatakan, bahkan dipukuli olehnya adalah
suatu kehormatan besar."
"Hei, jika dia menang kali ini. Bukankah itu berarti
dia akan menyatukan seluruh benua?"
"Jangan konyol. Mereka tak akan kehilangan semua tanah
mereka di Benua Tengah, hanya dengan kehilangan satu pertempuran. "
"Tetap saja, memenangkan pertempuran terbesar dan
paling kritis. Pada akhirnya, akan menjadi penyebab untuk menaklukkan seluruh
benua. Bagaimana Guild Hermes akan menghentikannya, setelah mereka dikalahkan
dalam pertarungan ini? "
"Wow. Kaisar dari Benua Versailles ...! "
"Dan kami mencoba merampok, orang yang akan menjadi
seperti itu."
Quartet Robber biasanya mengintai di Kerajaan Rosenheim.
Meskipun terletak di daerah terpencil di timur, Kerajaan Rosenheim membual
wilayah yang luas. Ada sejumlah besar desa, kota, dan kastil, bersama dengan
daerah perburuan yang masih belum tersentuh oleh siapa pun dan quest misterius
yang belum terungkap.
Menjadi penguasa hanya satu kerajaan, sudah merupakan
pencapaian yang luar biasa. Sehingga, tak perlu dikatakan, Kaisar Benua
Versailles akan menjadi posisi kemuliaan di luar imajinasi.
"Bagaimana menurutmu, bisakah kita melakukan perjalanan
kecil ini?"
"Benar!"
"Dan kita bisa mencari beberapa target mudah, dalam
perjalanan ke sana."
"Tentu, kita tak boleh melewatkan kesempatan untuk
menyerang orang di belakang kepala mereka."
***
Eunling, Ben, dan Elix.
Mereka telah bertemu Weed, saat dia datang ke Gurun.
"Kamu adalah petualang dari party Shadow of the Earth,
benar? Aku telah mendengar banyak tentang eksploitasi besarmu, sebelum aku
mulai bermain Royal Road. "
"Suatu kehormatan, jika kamu mengenali kami."
Elix berjabatan tangan dengan Weed.
"Aku yakin kamu juga mengirimiku tantangan
sekali."
"Yah, itu ... * ahem
*, memang benar, karena kami agak... terlalu antusias pada masa itu."
Eunling dan Ben menghindari mata Weed. Insiden di mana
mereka melibatkan diri dalam urusan Order of Embinyu telah menjadi semacam masa
lalu yang memalukan bagi mereka. Karena, Weed yang benar-benar berhasil
mengalahkan Embinyu pada akhirnya, ketika mereka membuang-buang waktu mereka.
"Saat ini kami sedang mengerjakan quest untuk
mendirikan Kekaisaran Pallos yang baru. Ini tentang membangun sebuah kerajaan
di Daerah Gurun. "
Elix berkata dengan bangga, tak sepenuhnya meninggalkan
sifat kompetitifnya. Menyatukan seluruh Wilayah Gurun yang luas, meningkatkan
prajurit dan mendirikan Negara. Dia yakin jika nilai dari quest ini tak akan di
bawah, dibandingkan dengan mendirikan Kerajaan Arpen itu sendiri.
Weed tersenyum lebar, seolah dia adalah tetangga yang baru
saja membeli tanah besar.
"Ah. Quest itu. "
"Kamu sudah tahu tentang itu? Aku berasumsi kamu telah
mendengar cerita dari Geomchi dan murid-muridnya…"
"Aku sendiri yang sedang mengerjakan quest itu."
"...Apa?"
"Sebenarnya, saat ini hanya ada satu langkah terakhir
yang tersisa, sampai pendirian Kekaisaran Pallos. Langkah terakhir itu
seharusnya tak terlalu sulit, aku kira. "
"....."
"Aku percaya kamu telah menyelamatkan kami dari banyak masalah
untuk quest berikutnya, mengingat fakta jika kamu telah melakukan semua
pekerjaan yang rumit, dan menyelesaikannya untuk kita."
Demikianlah pihak Shadows of the Earth sekali lagi
menyaksikan buah dari kerja keras mereka, disambar tepat di bawah hidung mereka.
Oleh pesaing yang telah melakukan intervensi di tengah quest, yang mana mereka
telah membuat kemajuan bertahap melalui upaya dan cobaan.
Jika itu adalah pesaing biasa, mereka bahkan tak akan
mendekati pertandingan untuk Shadows of the Earth. Tapi masalahnya, tentu saja,
ternyata itu adalah God of War Weed.
Weed dengan keahliannya dalam setiap profesi yang tak jelas,
statistiknya yang telah ia bangun melalui kerja manual yang tak terhitung
jumlahnya, ketenarannya, pengalamannya dalam quest, kemampuan tempurnya, dan
koneksi sosialnya.
Begitu dia menyibukkan dirinya ke dalam patung, itu hanya
dalam perjalanan alam, jika banyak orang akan diperas di belakangnya. Yang
lebih buruk lagi adalah fakta jika mereka tak dalam posisi untuk mengeluh.
Itu terutama, karena berkat Weed, jika party Shadows of the
Earth telah dapat datang ke Gurun untuk melakukan quest di tempat pertama.
Quest itu sendiri tak akan mampu membuat kemajuan yang begitu banyak, jika Weed
tak meletakkan dasar yang kuat untuk itu, selama waktunya sebagai Kaisar yang
Agung.
"Karena dia mengobarkan perang melawan Guild Hermes, aku
rasa kita harus pergi dan bergabung dengannya. *Sigh*"
"Ya, kita tak boleh melewatkan kesempatan untuk
menyaksikan momen yang akan menentukan arah sejarah masa depan."
"Apakah kamu pikir, kita harus membantu Weed?"
"Yah, kita tak bisa membiarkan guild Hermes menang,
bukan? Meskipun aku akui, aku sendiri tak merasa terlalu bersemangat ... "
***
Robin terbakar dengan pikiran balas dendam terhadap Kerajaan
Arpen.
"Merampas semua tanahku... sepanjang waktu dan upaya
yang telah aku lakukan untuk mengembangkan wilayahku, dan mereka hanya
mengambilnya dengan paksa!"
Ketika Kekaisaran Haven kehilangan kendali atas
daerah-daerah di Utara, para penguasa lokal yang ditugaskan oleh Guild Hermes,
tiba-tiba menemukan diri mereka dalam posisi yang sangat canggung.
Mereka berusaha melindungi status dan kepentingan mereka ,melalui
negosiasi dengan Weed. Tapi hasilnya, adalah yang terburuk yang bisa mereka
bayangkan. Kegagalan itu terletak pada kenyataan jika mereka menganggap Weed seorang
pemuda yang naif, yang merupakan kesalahan lengkap dan menyeluruh.
Ketujuh penguasa yang membakar kota-kota mereka, pergi
menentang persyaratan negosiasi. Mereka dicap sebagai penjahat terburuk, dan tak
pernah melangkah ke Benua Versailles lagi. Sekarang, sisa penguasa lokal yang
tetap di Utara, terpaksa menawarkan 70 persen dari total pendapatan pajak yang
dikumpulkan dari kota-kota. Padahal pertumbuhan kota-kota itu menghabiskan
puluhan juta gold.
"Aku tak menyangkal, jika masih ada kesenangan tertentu
dalam mengelola kota. Tapi ..."
Robin belum menyerah pada perasaannya terhadap Seoyoon. Itulah
sebabnya, dia memilih untuk tak kembali ke Benua Tengah.
"Tak ada orang yang secantik dan secerdas dia. Yang
paling penting, aku jatuh cinta padanya, saat pertama kali aku melihatnya, dan
aku tak bisa melupakan perasaanku sekarang. "
Dengan kekayaan dan ketampanannya, ada banyak wanita yang
mendekatinya atau meminta kencan buta. Untuk beberapa waktu, ketika jarak
antara dia dan Seoyoon tak menunjukkan harapan untuk terbuka, dia mencoba
bertemu wanita lain, lebih dari sepuluh dari mereka selama seminggu.
Tapi, itu hanya menghasilkan kerinduannya semakin dalam. Di
matanya, tak ada wanita lain yang bisa menandinginya. Bukan hanya karena
penampilannya, tapi juga karena aura unik tentangnya.
'Dia tak akan
melanjutkan pacaran dengan pria seperti Weed selamanya. Ya, Royal Road ...
masalahnya adalah Royal Road. '
Pikiran Robin telah mengambil arah, menuju spekulasi yang
agak liar. Meskipun, itu tak sepenuhnya tanpa dasar.
'Seperti kebanyakan
orang lain, dia juga kehilangan dirinya di Royal Road... itu dapat dimengerti. Tentu
saja, ada banyak hal yang dapat dinikmati di dunia ini. Bagi orang seperti dia
yang memiliki kehidupan yang kesepian... pasti terasa seperti surga. Itulah
sebabnya, dia mulai berkencan dengan Weed, seorang pria yang kuat dan terkenal
di dunia game ini. '
Kesimpulan yang diambil dari spekulasi itu, juga terasa
cukup masuk akal baginya. Karena, dia tak bisa membayangkan bagaimana lagi, dia
akan kalah dari saingan seperti Weed. Kecuali kenyataan, jika Weed lebih baik
di Royal Road daripada dia.
'Jadi, aku hanya perlu
menjadi pria yang sukses di Royal Road. Maka tak akan ada alasan baginya untuk
tetap berpegang pada orang seperti dia. '
Dengan demikian, Robin telah mati-matian menginvestasikan
banyak uang di kotanya, Aath.