Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_044

SL_044

Bab 44


Asap yang dibarengi hujan memenuhi ruangan.
 “Uhuk uhuk.”
Yoo Jin Ho menutupi wajahnya dengan tangan dan batuk. Tapi dia lebih khawatir tentang Jin Woo, daripada dirinya sendiri.
Serangan Mage Lizardmen itu berbahaya. Dan hyung-nya tampaknya telah terkena dampak terberatnya. Untungnya, Jin Woo muncul dari asap, tampak terluka.
Jin Ho berseru kagum,
“Sasuga hyung-nim!”
Mereka mengatakan jika Lizardmen adalah salah satu monster terberat yang harus dihadapi di Dungeon C-Rank. Tapi Jin Woo telah dengan terampil menghindari serangan Mage Lizardmen tanpa ada kerusakan di sehelaipun rambutnya.
Entah bagaimana, rasanya pria itu menjadi lebih cepat setiap hari.
 ‘Tidak mungkin, kan?’
Jin Woo meludahkan potongan kecil batu dari mulutnya.
 Spitt…
Ludah di tanah berwarna hitam.
 ‘Bajingan ini …’
Seorang Lizardmen yang menggunakan trik remeh, memaksanya untuk menghirup asap. Jin Woo merasa terganggu dengan ini, dan itu terlihat di wajahnya.
 [Bloodlust telah diaktifkan]
Matanya yang terbuka lebar memancarkan kemarahan yang kuat dan mematikan.
[Fear telah diaktifkan
Target akan kehilangan 50% dari semua statistik-nya selama 1 menit]
Lizardmen terpukul dengan rasa haus darah dan menjadi panik.
“Ssuwack?”
“Ssurukka?”
Jin Woo mengambil keuntungan dari kekacauan dan melemparkan Casaka’s Poisoned Fang. Dagger itu terbang dalam garis lurus, tepat ke dahi salah satu Lizardmen yang memegang tombak.
Stab!
Dalam kondisi debuff mereka, Dagger Jin Woo terlalu cepat untuk dihindari.
“Ssukwa!”
Melihat kawannya jatuh, yang lain meraung dengan amarah dan menusukkan tombaknya. Tapi senjatanya tak mengenai apa pun selain udara.
Jin Woo sudah menghilang ke udara.
 “Ssurukaka!”
Mage Lizardmen berteriak panik.
“Ssuruka!”
Ketika si Mage mengulangi kata-katanya kepada si Lizardmen dengan tombak, kesatria itu berpaling kepada si Mage dan mengeluarkan raungan yang mengerikan.
 “Ssuukwa!”
Lizardmen yang memegang tombak memamerkan giginya dan mendekati si Mage. Mage itu ternyata tak kalah dalam hal semangat bertarung.
“Sswarik!”
Tiba-tiba.
 “Kak!”
Sebuah lubang muncul di dada Lizardmen itu. Darah tumpah ke seluruh tubuh Mage, yang mundur selangkah karena terkejut.
 “Ssuwak?”
Shooo…
Saat ‘Stealth’ dilepaskan, tombak yang menembus dada Lizardmen itu menunjukkan bentuknya. Tangan yang memegangnya adalah milik Jin Woo.
Dia melepaskan senjatanya, dan baik senjata maupun mayat yang menempel di sana jatuh ke tanah.
Thud
Sementara tubuh itu jatuh, Jin Woo memanggil Casaka’s Poisoned Fang dari kening mayat lainnya kembali ke tangannya.
“Ssuwaaaarik!”
Tangan Mage Lizardmen mengumpulkan api lagi. Jin Woo tak punya niat membiarkan hal itu mengganggunya lagi.
 ‘Sprint!’
Jarak antara dirinya dan Lizardmen menyusut dalam sekejap. Mata si Mage melebar. Mata reptilnya agak tak menyenangkan.
Flaaare…
Jin Woo dengan mudah menghindari kobaran api, dan muncul di belakang punggung Mage.
Sebelum Lizardmen menyadari apa yang terjadi, Casaka’s Poisoned Fang mencuat dari tulang belakangnya.
 ‘Vital Stab!’
Stabk!
Si Mage berteriak.
 “Kiaaaaak!”
Kali kedua ditusuk, jeritannya jauh lebih pendek.
Stab!
“Kak!”
Mage Lizardmen memuntahkan darah dan jatuh.
Thud
Di kepalanya, Jin Woo mengangkat tinjunya. Itu pertarungan yang bersih.
 ‘Sip!’
Seolah mengucapkan selamat kepadanya, suara mekanik Sistem berdering.
*Ding!*
[Anda naik level!]
[‘Player’ telah mencapai tingkat milestone]
Pesan yang akrab dan yang asing.
 ‘Milestone?’
Pada titik ini, Jin Woo tak tahu apa artinya ini. Tapi setelah membaca pesan-pesan berikutnya, detak jantung Jin Woo berpacu ke titik yang hampir menyakitkan.
Dia harus menghabiskan upaya mental untuk mencoba dan menenangkan dirinya sendiri.
*Ding!*
 [Quest Peningkatan Class telah tiba
Apakah Anda ingin menerimanya? (Y / T)]
‘Class… Quest Kemajuan Class?’
Sampai sekarang, dia telah fokus pada level dan statistik-nya dan tak terlalu memikirkan bagian tertentu dari layar statistik-nya.
Nama
Sung Jin Woo
Class
Tidak Ada
Level
40
Gelar
Wolf Slayer

 Baris ketiga dari layar statusnya, ‘Class’.
 ‘Jika ada yang disebut Quest Peningkatan Class …’
Alih-alih ‘tidak ada’. Akhirnya akan menjadi kesempatan untuk menempatkan kata yang berbeda di sana.
Dia akan mendapatkan Class.
Di sebagian besar video game, karakter player memiliki banyak pilihan dalam memilih Class mereka. Sistem yang beroperasi seperti video game ini pasti sama juga.
Ba dum ba dum
Detak jantungnya menderu. Di hadapan peluang lain untuk menjadi lebih kuat, dia tak bisa menenangkan dirinya.
 [Apakah Anda ingin menerimanya? (Y / T)]
‘(Y / T)’ terus berkedip di depan matanya.
“Tentu saja itu Ya…”
‘ Orang bodoh macam apa yang akan membuang kesempatan ini?’
Jin Woo bersiap untuk menerima Quest, tapi dia berhenti secara naluriah.
 ‘Tunggu.’
Dia tak tahu Quest macam apa yang akan ia terima. Keraguan naluriah diikuti oleh perasaan hati-hati.
 “Kami masih berada di dalam Dungeon sekarang.”
Mereka berada di tempat paling berbahaya di dunia saat ini. Bahkan, jika dia sudah terbiasa dengan Dungeon C-Rank, Dungeon tetaplah Dungeon.
Tak perlu untuk mengundang bahaya di sini. Selain itu, Jin Ho juga ada di sini.
Itu bukan karena dia tak mempercayai pemuda itu. Tapi tak keharusan untuk memberi tahunya tentang Sistem atau menunjukkan kepadanya fenomena aneh yang mungkin muncul, ketika dia menerima Quest.
Segalanya mungkin menjadi rumit, jika dia melakukannya.
 “Juga, Quest itu bisa mengakibatkan Jin Ho terluka.”
Bagaimana jika Quest itu tiba-tiba memunculkan seekor monster?
 “Yah, jika hanya itu. Aku tak masalah.”
Dia hanya harus mengalahkan mereka secepat mungkin. Tapi dari pengalamannya, berburu monster semata bukanlah batas dari Quest.
Misalnya, 2 Quest darurat yang harus ia selesaikan.
“Quest ini mungkin memberitahuku untuk membunuh Hunter terdekat di sebelahku.”
Itu kemungkinan yang samar, mungkin bukan yang realistis. Tapi Jin Woo tak mau mengambil risiko. Sementara dia tenggelam dalam pikirannya, Jin Ho berlari menghampirinya.
 “Hyung-nim!”
Itu tampak seperti serangan terakhir Mage Lizardmen yang mendarat di dekat pemuda itu, wajahnya ditutupi dengan warna hitam dan debu.
 “Aku baru saja melihatmu menghilang dan muncul kembali! Kaum memiliki Skill seperti itu? ”
Meskipun wajahnya kotor, mata Jin Ho berbinar kagum. Tampaknya pemuda itu terpesona dengan melihat Skill langka.
“Aku lebih terpesona oleh wajahmu sekarang.”
Alih-alih menjawab, Jin Woo mengambil saputangan dari Inventory-nya. Itu adalah salah satu item acak yang diterima dari Quest harian.
 “H-hyung-nim?”
Jin Woo secara kasar menyeka wajah Jin Ho dengan sapu tangan.
“Oof,mmph!”
Saputangan putih bersih dengan cepat berubah menjadi hitam. Jin Woo menyerahkan barang itu kepada Jin Ho. Pria muda itu memandangi kain kotor itu dan menyadari, seperti apa wajahnya tadi.
Dia berjalan pergi dan dengan tenang membersihkan wajahnya.
“Jin Ho.”
“Ya, hyung-nim.”
“Sesuatu muncul.”
Jin Ho memalingkan wajahnya ke arahnya dengan kecepatan yang mengejutkan.
 “Apakah kamu harus pergi?”
“Setelah selesai di sini.”
“Aku mengerti. Aku akan membatalkan reservasi pada Gate yang tersisa.”
Jin Ho tak ingin menunjukkan kekecewaan kepada Jin Woo. Tapi dia sangat menyesalkan kenyataan, jika mereka harus menyerah pada 3 Gate yang tersisa.
 “Aku mulai kehabisan dana …”
Kepada pemuda yang tidak memiliki sumber penghasilan khusus. ‘Dana’ untuk rencananya berasal dari uang saku yang telah ia tabung sampai sekarang.
Karena dia bertindak tanpa sepengetahuan ayahnya, dia tak dapat dengan mudah mengakses uang keluarga dalam rencananya.
Jika dia membatalkan reservasi/pemesanan, dia tak akan bisa mendapatkan biaya yang ia sudah bayarkan kembali.
Itu akan menjadi sia-sia.
Karena metode yang tak biasa dalam Raid mereka, dia harus menghabiskan lebih banyak daripada yang ia anggarkan.
Tak disangka, dia akan menyia-nyiakan biaya pemesanan untuk hari ini… Bahu Jin Ho tenggelam.
Tapi Jin Woo menjawab dengan ekspresi tenang,
“Mengapa kamu membatalkannya? Itu sangat boros.”
Jin Ho memiringkan kepalanya dengan bingung.
“Hmm? Jika kita sudah memesan Gate dan tak memasukinya dalam dua hari, hak raid secara otomatis hangus, hyung-nim.”
Tentu saja Jin Woo tahu fakta dasar berburu ini.
 “Serahkan padaku.”
‘Apakah dia punya rencana?’
Jin Ho penasaran. ada saat yang sama, dia merasa bangga dengan hyung-nya yang handal.
***

Markas Guild Baekho.
 “Ketua Ahn! Apakah kamu masih waras ?! ”
Suara memaki keras terdengar dari kantor Manajemen Divisi Kedua.
Pemilik suara itu adalah Baek Yoonho.
Dia adalah Guildmaster Baekho, dan orang yang bertindak sebagai presiden organisasi. Seperti yang sering terjadi, ketika seseorang yang pada dasarnya adalah kepala perusahaan turun ke lantai bawah, itu pasti bukan untuk hal yang baik.
 “Apa maksudmu kita masih belum memiliki Gate untuk pelatihan rekrutan baru? Kita sudah menahan pelatihan hingga empat hari! ”
Karyawan Manajemen Divisi Kedua tak bisa mengangkat mata.
Mereka semua memalingkan muka, berharap untuk menghindari kemarahan Guildmaster. Di depan Baek Yoonho, Ahn Sangmin menerima pelecehan verbal dengan kepala menunduk.
 “..…”
Tak seperti bawahannya Hyun Gicheol, Ahn Sangmin tak memiliki kemampuan untuk mengarahkan pembicaraan dengan terampil, untuk menenangkan amarah orang lain.
Pada saat-saat seperti ini, respon terbaiknya adalah bertahan dengan mulut tertutup.
Mengabaikan perasaan pria itu, Baek Yoonho dengan marah melambaikan laporan divisi yang menemukan jalan ke mejanya pagi ini.
“Alasan macam apa ini?! Beberapa tim lain menawar terlalu tinggi, jadi kita tak dapat memesannya. Apakah Guild kita kekurangan dana? Apakah tim lain itu putra chaebol ?! ”
Ahn Sangmin benar-benar ingin menjawabnya pada kalimat terakhir itu. Tapi lelaki itu menahannya. Dia ingat janjinya dengan Jin Woo.
 ‘Jika aku membuka mulut sekarang. Topiknya akan berubah secara alami menjadi Yoo Jin Ho dan Sung Jin Woo.’
Tak tahu seberapa besar isi perut Ahn Sangmin yang dalam kekacauan, Baek Yoonho terus berteriak. Suara menderu S-Rank sudah cukup untuk hampir mengusir seluruh pegawai di ruangan.
 “Aku tak peduli, apakah itu seratus atau dua ratus juta, pesanlah Gate sialan itu! Apakah kamu mengerti?!”
Dan pada saat itu. Handphone Ahn Sangmin berdering.
[Maaf aku tak bisa mengangkat lebih awal
Aku baru bertemu temanku
Malu-malu malu-malu] (Nada dering)
Dia melirik si penelepon dan membuka matanya lebar karena terkejut.
“Guildmaster, aku harus mengangkat ini.”
“..…”
Pengaturan waktu adalah kunci tujuan utama Manajemen Divisi Kedua dalam pelatihan rekrutan baru. Dan Ahn Sangmin adalah bos divisi itu. Tak peduli kesalahan macam apa yang telah dilakukan pria itu, akan menjadi kebodohan untuk tak membiarkannya melakukan pekerjaannya.
“Baiklah. Angkat itu. ”
Baek Yoonho memberikan izin singkat.
Ahn Sangmin meminta maaf menundukkan kepalanya ke Guildmaster lalu menjawab telepon.
 “Halo,ini Ahn Sangmin dari Guild Baekho.”
Baek Yoonho memperhatikan pria itu dengan tangan dilipat.
 “Ya ya. Aku mengerti. Aku akan datang tepat waktu, tolong tunggu aku di sana.”
Setelah menutup telepon, Ahn Sangmin segera berbicara.
“Guildmaster ,aku harus pergi untuk urusan yang mendesak.”
Ace dari Manajemen Divisi Kedua.
Jika Ahn Sangmin berbicara tentang ‘urusan yang mendesak’. Bahkan dalam situasi, di mana dia dimarahi…
Wajah Baek Yoonho sedikit lebih santai.
 “Apakah ini terkait dengan pelatihan rekrutan baru?”
“Ya pak.”
Melihat wajah pria itu yang percaya diri dan teguh, Baek Yoonho menyadari sesuatu.
 “Dan kepala divisi sendiri akan pergi?”
Itu berarti targetnya bukan Hunter biasa. Wajah Baek Yoonho yang dipenuhi amarah, tiba-tiba menunjukkan senyum.
 “Bagaimana aku bisa menghentikan spesialis rekrutmen dari melakukan pekerjaannya? Jangan khawatir tentang di sini dan pergi. Kerjakan bagianmu.”




< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_044"