Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_158

gambar


SL 158

Tanpa peringatan, serangan patung malaikat dimulai.
Tinju besar yang mencengkeram seperti cakar, terbang dengan kencang.
‘Terlalu dekat untuk dihindari dan juga sangat cepat,’
Pikir Jin Woo yang terampil cepat menyimpulkan. Jin Woo lalu buru-buru menghentikan tangannya. Itu tak salah, tapi itu juga bukan jawaban yang benar.
Bang!
Jadi, ketika kekuatan pukulan diterimanya, Jin Woo diterbangkan ke dinding.
Creack!
Reruntuhan tembok yang rusak jatuh ke lantai.
 ‘Cough.’
Jin Woo terbatuk saat menelan rasa sakitnya. Dia terkejut dengan pukulan yang tak terduga itu. Tapi, patung malaikat itu tak memberinya waktu untuk pulih dan ia segera mendekati Jin Woo. dia mengincar wajah Jin Woo.
Bang!
Tinju patung malaikat membuat lubang besar di dinding, di belakang posisi Jin Woo.
Tapi, Jin Woo berhasil menghindari dengan menggerakkan kepalanya ke samping.
Dan itu akhirnya dimulai.
Dari balik punggungnya, tangan tambahan milik patung malaikat mulai menyerang ke arah Jin Woo tanpa ampun.
Bahkan satu serangan merupakan pukulan mematikan bagi Jin Woo.
Doo doo doo doo doo!
Mata malaikat bertambah besar.
‘Seranganku… dia memblokir semuanya?’
Dengan kedelapan lengannya, dia membombardir lawannya dengan serangan, tapi itu hanya berakhir diblokir oleh dua tangan yang kuat dan berdarah. Dan gerakannya sangat cepat sehingga terasa seperti bayangan.
Patung Malaikat itu merasa kagum. Sejak awal, pertarungan ini sudah ditentukan. Itu hanya sebuah proses.
Proses untuk memeriksa, apakah Jin Woo bisa bertahan tanpa peduli kehendaknya. Jadi, wajar jika dia merasa bosan pada awalnya.
Tapi…
 ‘Menarik.’
Malaikat merasa tertarik dengan pertarungannya melawan Jin Woo. Dia tak pernah berpikir, jika manusia bisa menjadi lawannya sebelumnya.
Saat dia berpikir begitu, cahaya menyelinap dihadapannya. Dan itu sesuatu yang mengejutkan.
Itu adalah tinju milik Jin Woo.
Thug!
Patung malaikat yang wajahnya ditinju, melompat dan menggelinding di lantai, tapi kemudian langsung berdiri. Retak kecil diukir pada wajah yang terus tersenyum.
 [Ha ha ha]
Betapa menyenangkannya ini.
Patung malaikat itu begitu bersemangat, hingga tak bisa menyembunyikan ekspresinya lagi.
 “Hah.”
Sebaliknya, Jin Woo yang hanya memberikan pandangan biasa ke patung malaikat, dia mengambil napas dalam-dalam tanpa menunjukkan kesenangan apapun.
 ‘Kuat.’
Malaikat itu lebih kuat dari musuh mana pun yang pernah ia lawan.
‘Yah itu wajar, karena dia orang yang merancang sistem.’
‘Atau itulah yang dia katakan untuk dirinya sendiri.’
‘Tapi, mengapa dia mendesain system. Mengapa aku dipilih untuk menjadi Player di dalamnya, dan apa yang terjadi pada dunia saat ini.’
Hal-hal yang ingin ditanyakan Jin Woo menumpuk seperti gunung di pikirannya.
‘Untuk mengetahuinya…’
Hal pertama adalah mengalahkan mahluk itu. Jin Woo mengeratkan kembali tinjunya dengan erat.
Tapi kemudian,
Drop..
Dia merasakan sesuatu yang lengket dan hangat di wajahnya.
‘Darah.’
Darah mengalir dari dahinya.
 ‘Bukankah aku menghindarinya?’
Jin Woo pikir dia benar-benar menghindari serangannya, tapi tampaknya ada serangan yang terlewat olehnya.
Pada satu titik, darah merembes ke satu matanya dan mengganggu penglihatannya. Sebaliknya, musuh dihapannya benar-benar tak tergores.
Sulit untuk mengungkapkannya, karena itu adalah situasi yang baik bahkan dengan kata-kata kosong.
 ‘Jarak dekat tak menguntungkanku.’
Hanya ada kesimpulan yang jelas. Dan itu adalah kenyataan, jika musuh Jin Woo saat ini beberapa kali lebih kuat. Dan bahkan dia memiliki enam lengan lagi yang kuat membantunya.
Secara praktis, tak mungkin untuk menghindari atau mencegah semua serangan cepat yang datang di berbagai arah.
Goresan di dahinya adalah bukti.
‘Jika begitu.’
‘Mari kita ubah sedikit gaya bertarungnya,’
Pikir Jin Woo.
Sementara Jin Woo memikirkan ini, patung malaikat terbang seperti pesawat, sambil mengarahkan tinjunya yang kuat.
Boom!
Sebuah tinju yang mengepal di udara menghantam dinding. Dan dindingnya langsung runtuh.
Kepala patung malaikat itu lalu bergerak ke samping. Di sana, Jin Woo sudah mundur sebelum patung malaikat bisa mengejarnya.
‘Kecepatannya hebat.’
‘Akan berbahaya, jika aku terluka sambil menjaga jarak…’
Jin Woo lalu menggunakan Power of Ruler untuk menahan posisi patung malaikat.
Thud!
Gravitasi kuat menekan dari atas ke bawah!
Teknik yang sama yang digunakan Jin Woo untuk mengalahkan  ‘Ber’ ditunjukkan di atas kepala malaikat.
Tapi…
 ‘….? ’
Jin Woo tak percaya dengan matanya.
Skill yang membuat tubuh bagian atas tubuh raksasa tertarik. Saat ini ditahan pada tingkat yang aneh.
Jin Woo tak tahu apa yang lawannya lakukan, tapi malaikat itu mempertahankan diri dari skill-nya dengan sesuatu yang tak terlihat.
Jin Woo tak bisa memikirkan apa yang seharusnya terjadi.
‘Apa?’
Jin Woo mempertanyakan itu, tapi itu tak bertahan lama.
 [Menyenangkan, ini menyenangkan.]
Sejak awal, suara rendah patung malaikat dan suara feminin dari Sistem itu tumpang tindih. Dan kombinasi yang tak wajar ini, terus menyakiti telinga Jin Woo.
 [Semoga berhasil]
Saat delapan lengan direntangkan ke segala arah ,senjata yang dipegang patung-patung di sekitarnya mulai bergetar.
‘Itu …? ’
Mata Jin Woo yang melihat itu menjadi lebih besar. Segera, senjata patung batu bergerak dan terbang ke tangan ptung malaikat itu.
Malaikat lalu meraih delapan senjata sekaligus, satu di masing-masing tangan.
‘Ruler’s Hand.’
‘Dia juga bisa menggunakan Ruler’s Hand.’
Jin Woo memang sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi dari skill malaikat itu. Tapi dia sekarang tahu, bagaimana serangannya diblokir sebelumnya.
Ini bukan lawan yang biasa.
Tik..
Tiba-tiba, tatapan Jin Woo menatap pesan Sistem.
[Sisa waktu: 6 menit 19 detik]
Waktu yang tersisa sekarang sekitar 6 menit.
‘Aku harus cepat menyelesaikannya.’
Dia tahu jika serangan jarak jauh adalah mustahil. Karena itu, Jin Woo mengubah rencana, dan memanggil Devil King’s Dagger. Jin Woo tak peduli ke mana perginya Dagger sebelumnya.
‘Sebuah Dagger melawan delapan senjata.’
Ba dum ba dum
Semakin lama pertempuran, semakin cepat juga jantungnya berdetak.
Jump,
Patung malaikat lalu melompat ke langit-langit dan berdiri di depan Jin Woo.
Crunch!
Lantai batu di bagian bawah yang tak kuasa menahan benturan jatuh malaikat hancur. Jin Woo merasakan serpihan batu menabrak pergelangan kakinya dan mendorong Daggernya ke depan.
‘Aku bisa melakukannya.’
‘Aku bisa melakukannya,’
Jin Woo terus memacu motivasinya dengan itu. Jin Woo kemudian menghadapi tatapan patung malaikat dan menenangkan nafasnya.
Hawa dingin merambat mengalir melewati tulang punggungnya.
Seperti yang diharapkan.
Delapan senjata, termasuk pedang, gadah, kapak, palu, dan lainya telah bergerak. Seolah-olah mereka memiliki kehidupannya sendiri.
Kemudian,
Jin Woo yang menghembuskan nafasnya, membuka matanya. Di bawah cahaya entah terang maupun gelap, seiring dengan pergerakannya. Dia melukiskan siluet yang panjang.
Tink Tink Tink Tink!
Tak terhitung,
“Apakah akan terdengar seperti ini, jika aku memblokir peluru terbang dengan semua peluru yang kutembakkan?”
Pikir Jin Woo.
Kegaduhan itu tak henti-hentinya berakhir, dan serangan Jin Woo dan para malaikat telah menyebabkan ribuan bentrokan.
Di dunia yang melambat, hanya dua dari mereka yang berjuang seolah-olah mereka menentang aliran waktu. Bahkan garis lintasan pedang yang sangat dekatpun tak terlihat.
Tapi…
‘Aku merasakanya.’
Bahu Jin Woo bergerak sedikit.
Pedang patung malaikat menggosok perbedaan kecil yang tak bisa dilihat oleh mata. Dan Jin Woo juga tak peduli dengan mata kirinya, yang tak bisa melihat sementara.
Jin Woo selalu membaca lintasan senjata, seolah-olah dia membawa indranya melampaui batas dan mencapai titik yang baru. Dia memberi pukulan pada lawannya satu per satu, sambil menghindari serangan patung malaikat.
Luka di tubuhnya semakin meningkat.
Sementara kecepatan Patung malaikat tetap sama, kecepatan Jin Woo menjadi lebih cepat dan lebih cepat. Patung Malaikat itu menjadi heran.
 “….!”
‘Aku tak perlu melakukan ini untuk ujian.’
Pikir Malaikat.
‘Pria ini sedang mengeluarkan kekuatannya sendiri saat ini.’
‘Kekuatan secara harfiah.’
‘Apa dia seorang pria yang bisa berdiri sejajar, dengan dirinya sendiri?’
Patung Malaikat itu memandang Jin Woo dengan mata curiga. Dan dia jadi tahu alasannya.
‘Ini sedikit …’
Dia menyesal.
Patung Malaikat itu lalu menggelengkan kepalanya.
‘Jadi, mungkinkah dia bisa menangani kekuatan ini dengan bebas?’
Tapi itu juga yang dia inginkan.
Ketika kegembiraan riang wajah Patung malaikat muncul, satu lengannya terpotong dengan rapi dan terbang ke udara.
Kepala Patung malaikat itu mendongak.
Lengan yang membawa senjata dan sedang terbang itu adalah… tangan kanannya.
[Aaaaaah!]
Rasa sakit tetap ditransmisikan, bahkan jika itu adalah tubuh palsu. Karena itu, dalam sekejap, Patung malaikat yang kehilangan lengannya terhuyung mundur.
[Seorang manusia!]
Mata Patung malaikat itu terbakar dengan api amarah. Dan dia mulai melupakan martabatnya.
 [Beraninya kau!]
Ketika dia berteriak, patung-patung itu runtuh pada saat bersamaan.
Thud..
Patung Malaikat lalu mengangkat tubuhnya ke atas tanah.
Jin Woo merasakan musuh yang mulai bergerak, tapi dia tak panik dan terus menyerang Patung malaikat.
Clang!
 Empat tangan Patung malaikat digunakan untuk memblokir satu Dagger. Tapi tetap saja, jari-jarinya terdorong ke belakang.
Agility, Sense, Strength, Vitality.
Semua statistik Jin Woo melebihi antisipasi malaikat.
“Hebat!”
Patung-patung batu kembali bangkit, menanggapi raungan Patung malaikat. Semua patung kuil bangkit dan menjadi musuh Jin Woo.
Tik..
[3 menit 02 detik]
Sementara itu, waktu hampir habis. Dagger Jin Woo memotong lengan Patung malaikat itu lagi. Itu adalah salah satu lengan yang terbentuk dari salah satu enam sayapnya.
[Aaaah hebat!]
Tapi kebangkitan patung-patung batu itu tak mudah. Jumlah patung batu di sekitar Jin Woo begitu banyak, sehingga mereka semua berusaha menghindari serangan itu. Dia fokus menyerang malaikat, sambil menghindari serangan fatal dan mengabaikan sisanya.
Kekuatan fisiknya berkurang tajam.
Whoosh!
Bahu kirinya dicap oleh perisai ,yang diturunkan oleh patung batu.
‘HAH!’
Jin Woo balas menatapnya.
Patung batu dengan perisai, sedang bersiap untuk menyerang lagi.
Wajah Jin Woo berkerut.
Dia tak kenal yang lain, tapi dia tak bisa memaafkannya. Kemudian Jin Woo yang geram, menyerang kepalanya dengan siku kirinya.
Crunch!
Kepalanya hancur, ketika sihirnya menghilang. Tapi, patung itu tiba-tiba terbang di sekitar Jin Woo. Namun, Jin Woo mendorong mereka dengan skill.
‘Power of Ruler!’
Bang!
Sekelompok patung bangkit kembali, seolah-olah didorong keluar dari pusat ledakan.
“Ha ha.”
Tapi sebelum Jin Woo bisa menghela nafas, malaikat itu meninju kepala Jin Woo. Jin Woo melompat ringan ke samping dan menghindari serangan itu.
Whoops!
Dan tinju besar itu menyapu puluhan patung batu di dekat Jin Woo. Jin Woo berlari dalam lingkaran besar untuk menyingkirkan patung-patung yang menutupi dirinya, dan mendekati patung malaikat itu.
Sosok patung malaikat menyambut Jin Woo dengan wajah meringis.
Ekspresi itu adalah kemarahan.
Sekali lagi, Jin Woo, patung Malaikat, dan patung-patung batu berbenturan. Keringat dan darah Jin Woo tersebar ke segala arah. Tapi itu tak berlangsung lama.
Segera keringat dan darah menguap dalam panas yang dihasilkan oleh gerakan cepat, dan uap air merah mulai keluar di bahu Jin Woo.
Patung-patung itu didorong ke berlakang, dan semua tangan patung malaikat bergerak.
Di tengah adalah Jin Woo.
 [Aaaah hebat!]
Ketika lengan lain terbang.
Dagger Jin Woo akhirnya mencapai leher patung malaikat itu. Di atas mereka berdua, semua tangan tambahan sedang mencengkeram tangan besar mereka.
Jin Woo lalu dengan tenang memberi kekuatan pada Dagger yang mengalung di leher malaikat.
Pada saat itu Malaikat menyatakan, jika ia menyerah.
 [Aku kalah]
Pada saat yang sama, pergerakan semua patung ikut berhenti.
[Pengujian selesai]
Tik..
Dengan pernyataan malaikat, penghitung waktu yang terus berputar, berhenti seperti kebohongan.
[Sisa waktu: 2 menit 11 detik]
Di seluruh tubuh Jin Woo, uap air naik ke udara.
Mengkonfirmasi jika penghitung waktunya sudah berhenti, Jin Woo menurunkan pandangannya dan mengarahkannya pada patung malaikat.
“Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan.”
[Apa pun. Aku akan menjawab, apa pun yang aku tahu]
Wajah malaikat yang tanpa ekspresi menerima permintaan itu.
‘….’
Jin Woo berpikir dengan tenang.
Ketika dia pertama kali bertanya kepada malaikat itu, dia menayankan ‘apa kau monster?’. Dan Malaikat itu tertawa, karena pertanyaannya salah.
Ketika dia mendengarkan namanya, lebih banyak pertanyaan muncul, bukan pertanyaan yang diselesaikan.
Jadi, Jin Woo mengajukan pertanyaan yang tepat sebagai gantinya.
“Siapa aku?”



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_158"