Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_177

gambar


SL 177

[Level: 122]
“Ugh!”
Jin Woo yang mengkonfirmasi perubahan level dengan matanya, terkejut.
Setelah mencapai level 100 dengan mengalahkan semut di Pulau Jeju, levelnya sulit untuk meningkat. Dan itu hanya bertahan di awal level 100-an.
Terakhir kali levelnya meningkat sebelum ke Jepang, adalah saat berada di Double Dungeon.
Tapi sekarang, Jin Woo telah mencapai level 120-an.
‘Terima kasih untuk raksasa yang memiliki Exp tingkat bos, dan kepada Monarch of Giant yang telah memberiku Exp yang banyak ini.’
 ‘Yosh.’
Jin Woo lalu memutuskan tekadnya.
‘Aku harus membunuh Monarch.’
‘Keputusanku benar.’
Bukan sebuah kebetulan, jika Jin Woo level naik enam kali hanya dengan satu kepala. Monarch adalah orang yang memberikan tekanan, walau kekuatannya disegel dalam rantai khusus.
‘Jika orang yang seperti itu benar-benar terbebaskan dan bisa berjalan keluar Gate…’
Kepala Jin Woo bergerak ke kiri dan ke kanan, untuk menghilangkan apa yang di bayangakannya.
‘Beruntungnya, aku menemukan tujuan asli pria itu sebelumnya.’
Kemudian,
Tubuh Monarch of Giant hancur, seperti tanah yang mengalami kekeringan. Dan segera dia berubah menjadi pasir dan mulai tertiup angin.
Dan tiba-tiba, kata-kata yang diucapkan Monarch of Giant sebelumnya muncul di pikiran Jin Woo.
“Tubuh Spirit akan menghilang ketika mati. Dan itu tak bisa menjadi bayangan. Dengan kata lain, aku tak bisa menjadi prajuritmu.”
‘Kematian dari tubuh Spirit.’
Jin Woo baru pertama kali menyaksikan kematian tubuh Spirit. Dan Monarch of Giant itu tak berhohong.
Di dalam mayat Monarch of Giant yang berubah menjadi pasir, tak ada kepulan asap hitam atau pesan yang menunjukkan, jika itu bisa diekstraksi.
Jin Woo lalu mengambil batu marmer hitam yang terkubur di pasir.
“Memang sayang, karena aku tak bisa mendapatkan Shadow Army. Tapi… Untuk kali ini, Aku harus puas hanya dengan ini saja.”
Jin Woo menatap Batu Marmer Hitam di tangannya. Dan wajah Jin Woo bisa tercermin secara sempurna, pada permukaan yang seperti cermin.
Ketika Jin Woo terus menatapanya, tangannya tiba-tiba terguncang oleh kekuatan besar yang berasal dari Batu Marmer Hitam itu.
‘Para Rulers yang membuat ini … ‘
‘Mengapa?’
Potongan adegan tiba-tiba muncul di benak Jin Woo, saat dia mendengar kata ‘Rulers’. Dan dia kembali mengingat, empat pasukan langit yang turun dari langit.
Jin Woo sebelumnya merasa jika itu tak nyata. Tapi, segera setelah dia menemukan kebenarannya, dia merasa senang karena sesuatu. Dan di saat yang bersamaan, dia juga merasa seakan jantungnya tenggelam ke perutnya.
 “Apa mungkin, mereka bukan Rulers? “
Tapi, jika sekelompok orang seperti itu muncul saat ini. Aku tak cukup menghadapinya. Tangan Jin Woo yang memegang marmer itu menjadi lebih kuat.
“Aku harus menjadi lebih kuat.”
Dalam hal ini, Jin Woo beruntung karena mendapatkan kekuatan ‘Monarch of Shadow’. Dia memiliki kekuatan yang tak terbayangkan. Dan mungkin, dia juga bisa melangkah lebih jauh lagi.
‘Apa yang akan terjadi, jika aku tak dipilih system, karena kurangnya nilai, selama ujianku?’
Jin Woo lalu bangkit dengan tenang, dan menatap jendela pesan, lalu berkata.
 “Hei… coba katakan sesuatu.”
Tapi Sistem tak jawabannya.
“…..”
‘Jika aku tak mendapatkan apapun. Aku sepertinya tak bisa berhubungan dengan sistem.’
Jin Woo berbalik, dan dia tak sengaja menendang sesuatu.
Clang..
 ‘Umm?’
Melihat ke bawah, itu adalah rantai hitam yang telah mengikat Moarch of Giant sebelumnya. Sejenak, mata Jin Woo dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Dan keingin-tahuan biasanya berubah menjadi minat.
“Mungkin ini… mungkin ini bisa berguna nanti.”
Tangannya lalu mencengkeram rantai yang terhubung ke dinding. Dan seperti yang diharapkan.
Jin Woo merasa, jika kekuatannya dihisap masuk oleh rantai itu.
‘Oh.’
Rantai itu menyerap sihir.
Saat ini baik-baik saja, tapi seseorang tak bisa begitu saja melarikan diri, setelah dikelilingi oleh lapisan rantai ini. Tak peduli seberapa kuat orang itu.
Jin Woo tertawa, sambil menonton jumlah Mana-nya yang berkurang.
“Ini hadiah yang tak terduga?”
Dengan hati yang bahagia, Jin Woo memanggil Devil King’s Dagger lalu memotong rantai satu per satu. Tapi, efek sebelumnya menghilang, saat rantai itu terpotong.
“Uh.”
Bukan hanya satu, tapi semuanya.
‘Apa?’
Kepala Jin Woo lalu menoleh ke dinding. Dan Jin Woo sekali lagi memegang rantai yang menempel di dinding.
Kemudian, sama seperti sebelumnya, efek menyerap Mana muncul. Tapi, itu tak muncul dalam rantai yang terpotong. Dan Jin Woo kecewa.
 “Ini.”
‘Rantai ini bukan artefak. ‘
Semuanya adalah kekuatan dari Dungeon. Dan ini berarti, jika Jin Woo mengambil rantai. Itu hanya akan berubah menjadi sampah.
“Aku tak bisa menggunakan ini.”
Jin Woo menaruh rantai ke lantai yang telah berubah.
Dia merasa menyesal, tapi Jin Woo setidaknya sudah mendapatkan hadiah lebih dari yang ia kira sebelumnya.
Melalui ekspedisi ini, Shadow Army mendapatkan keluarga baru dari monster raksasa. Dan level-nya juga melonjak hingga 122, dan bahkan mendapat infromasi tentang Monarch dan Rulers.
Sampai titik ini, itu adalah hasil yang sudah melampaui harapan.
Jin Woo merelakan rantainya dan tersenyum.
Segera setelah dia mengangkat kepalanya, Jin Woo menunjuk ke pintu masuk dengan ujung jarinya, dan para prajurit di depan Jin Woo melangkah serempak dan membuat jalan besar.
Jin Woo lalu menyentuh bahu ‘Ber’, yang telah dibersihkan dari kotoran. Dan dia berbalik ke pintu masuk Dungeon.
Ber yang sangat tersentuh oleh sentuhan tangan Tuannya, mengikuti Jin Woo di belakangnya.
Di belakang Jin Woo, ribuan Shadow Army yang telah berkontribusi besar dalam memerangi para raksasa, berjalan dalam barisan.
Tap ,Tap ,Tap ,Tap ,Tap.
Dungeon dipenuhi dengan langkah kaki Shadow Army. Setelah berjalan beberapa saat, pintu masuk Duungeon mulai terlihat.
Jin Woo tersenyum, ketika melihat matahari menerobos pintu masuk.
Ini adalah akhir Raid panjangnya di Jepang.
* * *

Ruang Kontrol Asosiasi Hunter Jepang.
Di dalam ruangan, itu serasa seperti seekor tikus yang mati dengan tenang tanpa mengeluarkan sedikitpun suara.
Tak berlebihan untuk mengatakan, jika semua karyawan yang ada di sana bahkan lupa untuk bernapas.
Semua saraf mereka saat ini terfokus ke layar besar, yang terletak di depan mereka.
Gulp..
Gulp..
Hanya suara menelan ludah yang berulang-ulang terdengar. Video masih terputar di layar. Di dalamnya, ada pemandangan Shinjuku yang diambil dengan kamera pendeteksi kekuatan sihir, yang terpasang di satelit.
Kamera deteksi Mana menampilkan dengan cahaya. Dan kekuatan sihir yang kuat digambarkan dengan cahaya yang sangat terang.
Sedangkan kekuatan sihir yang lemah adalah cahaya kecil.
Tapi saat ini, tak ada seorang pun di ruang kontrol yang tahu, apa arti jumlah besar cahaya yang terlihat di pusat Tokyo. Di sana ada seribu titik cahaya. Dan di depannya, ada bola cahaya yang sangat terang.
Para pejabat asosiasi terpana oleh banyaknya jumlah itu.
 “Kamu tahu, itu adalah summon milik Hunter Sung Jin Woo.”
“Ya Tuhan…”
“Jika kamu menghitung sekilasnya, bukankah itu lebih dari 500?”
Presiden Asosiasi Shiego Matsumoto, diam-diam menoleh ke tim analis yang duduk di sebelahnya.
 “Berapa banyak summon-nya?”
“Ada banyak poin yang tumpang tindih, jadi tidak akurat. Tapi aku kira, itu lebih dari delapan ratus.”
‘ Delapan ratus.’
Jika para analis mengucapkan angka ‘spesifik’, angka itu kurang lebih pasti akan tepat. Meski begitu, itu dua kali lebih besar dari panggilan yang Matsumoto lihat di Pulau Jeju.
Matsumoto terkejut dengan itu.
‘Kapan jumlah panggilannya itu berlipat ganda?’
Tidak, itu tak normal, untuk dapat meningkatkan jumlah summon. Matsumoto menggelengkan kepalanya dengan tangan yang bergetar.
‘Jika itu musuh, itu akan membuatku pingsan seketika.’
Betapa senangnya dia, saat Hunter Sung Jin Woo memberi belas kasihan kepada Jepang.
Presiden asosiasi Matsumoto yang masih terkejut, menoleh ke layar lagi. Dan dia melihat titik-titik cahaya yang bergegas masuk ke cahaya yang paling terang.
Tepat sebelum pertempuran antara raksasa yang menjaga Gate dengan Hunter Sung Jin Woo. Semua orang memegang tangan mereka yang dipenuhi keringat, dan terus menyaksikan jika titik-titik cahaya terus-menerus muncul.
Dan akhirnya,
Pilar cahaya yang berkedip menghilang.
“Wow, aaah!”
Seolah menunggu, sorakan yang mengguncang seluruh ruangan akhirnya meledak saat itu. Para karyawan bersorak, tertawa, dan menangis menikmati kegembiraan itu.
Karena, saat itulah kepulauan Jepang dibebaskan dari kengerian monster raksasa. Dan semua itu dilakukan oleh seorang Hunter Korea.
“…..”
Matsumoto yang diam-diam menatap layar dengan mulut tertutup, mengangguk pada dirinya sendiri.
Ketika rencananya dihancurkan Jin Woo, ia kesal. Dia membenci dan mempertanyakan mengapa Hunter seperti itu harus lahir di Korea, bukan di Jepang.
Tapi sekarang, dia berterima kasih kepada surga, karena kemunculan Hunter Korea itu.
‘Jika bukan karena dia, Jepang pasti akan …’
Presiden Asosiasi Matsumoto yang bergidik pada imajinasinya yang mengerikan. Dia mengangkat telepon untuk melakukan hal terakhir yang harus dilakukan.
Telepon terhubung dengan cepat.
“Bagaimana keadaannya?”
Di penerima, suara tegang Perdana Menteri Jepang yang mengalir keluar.
Matsumoto lalu menjawab dengan suara tegas.
“Jepang… Krisis Jepang telah berakhir.”
Di bagian penerima, dia mendengar banyak sorakan yang dipenuhi suka cita. Tapi Perdana Menteri terus berbicara dengan sopan, menyembunyikan kegembiraannya sebanyak yang ia bisa.
“Terima kasih, Matsumoto.Tapi bukan berarti tanggung jawabmu sebagai Presiden asosiasi akan menghilang begitu saja.”
“Tentu saja.”
Matsumoto sudah siap. Seorang penyendiri yang gagal, harus melepaskan lehernya sendiri.
Lalu bagaimana dengan rasa malu kegagalan dalam menyelamatkan negara?
Dalam menghadapi kekalahan total, Matsumoto tak dapat memberikan alasan apa pun dari mulutnya.
Dia lalu berkata pelan.
“Aku akan senang mendapatkan hukuman apa pun. Itu … itu adalah hal terakhir yang harus aku lakukan.”
* * *

 Berita tentang semua raksasa yang terbunuh, langsung menyebar ke seluruh dunia. Dari negara tetangga Korea ke Amerika Selatan dan Brasil, yang terletak di seberang Jepang.
Dunia telah mendengar aksi Jin Woo.
[Satu Hunter menyelamatkan seluruh negara!]
Pesan tentang munculnya Hunter Rank Nasional baru, terus tersebar. Apa yang berbeda dari saat Pulau Jeju, adalah jika orang Korea bukan satu-satunya yang mengatakan demikian.
Maryland Timur.
Hunter Amerika yang dengan aman menyelesaikan Gate S-Rank, sedang menunggu perayaan yang disponsori pemerintah.
Tapi, para Hunter tak bisa memasuki ruang pesta, dan terus berdiri di depan TV yang ada di ruang tunggu hotel, tempat berita tentang Jepang disiarkan.
“Apa?”
“Tidak… ini tak masuk akal.”
“Itu tidak masuk akal.”
Yuri Orlov, Hunter S-Rank paling terkenal di dunia, bahkan tak bisa melakukan apa-apa dan terbunuh dalam sekejap mata. Pergerakan raksasa terbesar yang membunuhnya, juga tertangkap kamera.
Pada kecepatan itu, tak cukup hanya memberinya label monster saja.
Tapi, seorang Hunter S-Rank baru saja membunuh raksasa sialan itu sendiri?
[… Hunter Sung Jin Woo didampingin Hunter D-Rank, Yoo Jin Ho tiba di Jepang pada hari yang sama …]
‘Apa-apaan ini.’
‘Apa mereka bermaksud mengatakan, jika dia membunuh mereka semua dengan Hunter D-Rank?’
‘Itu tak bisa dipercaya.’
Walaupun begitu, kamera yang menunjukkan orang-orang Jepang yang senang dengan air mata mereka, adalah kenyataan.
Beep..
Di layar yang berpindah scene, sesosok mayat raksasa super besar terlihat tergeletak di lantai tanpa daya.
Hening!
Tigar Hunter S-Rank mengerang melihat itu.
Fakta jika monster itu mati, baru mulai terasa nyata bagi mereka.
Kemudian,
“Kalian, ternyata ada di sini”
Tiga orang menoleh sekaligus dalam suara yang terdengar dari samping mereka. Dan saat menoleh, mata ketiga Hunter itu membesar.
 “Thomas… “
Di sana, ada Thomas Andre yang tertawa dan menunjukkan selembar kertas.
“Apa ini?”
“Memorandum tentang menerima hasil taruhan kemarin, dengan sungguh-sungguh.”
“Y-ya?”
Tak tertarik dengan reaksi ketiga Hunter itu, Thomas menuliskan barang-barang yang mereka pertaruhkan sebelumnya, satu per satu.
“Kamu adalah kapal pesiar, kamu rumah, dan kamu … “
Thomas yang menatap ketiga Hunter ketiga, menggaruk samping kepalanya dengan ujung pulpen.
“Apa yang telah kamu pertaruhkan?”
Pria yang diarahkan itu menelan ludah dan berkata dengan cepat.
“Aku tak mengingat apapun tentang itu.”
“Yah, kamu punya sesuatu yang bagus denganmu saat ini,”
“Aku tak punya apa-apa.”
“Dasi.”
“Tidak, aku…”
Thomas membuka kacamata hitamnya sedikit dan menatapnya, dan lelaki itu tak bisa berkata apa-apa lagi.
Dia telah melihat kekuatan ‘Goliath’, yang meremas Hunter S-Rank dengan tangan kosong sebelumnya.
Karena itu, dia tak ingin disentuh oleh Thomas. Yang mana itu sama saja, seperti berjalan di dalam Dungeon S-Rank, sebagai seorang Hunter Rank rendah.
 “Dasi.”
Pria itu berteriak dan kemudian membuka ikatan dasinya. Setelah beberapa saat, Thomas yang bersenandung dengan senang, pergi ke restoran. Dan dia bertemu dengan wajah yang dikenalnya, lalu berhenti.
Laura adalah manajer yang bertanggung jawab atas manajemen Hunter top di Guild Scavenger.
Ketika dia mendekat, Thomas bertanya, dan memamerkan dasinya.
“Bagaimana dengan dasiku?”
“Kelihatannya mahal, tapi itu tak cocok dengan kemeja Hawaii.”
“Ya?”
Thomas membuka ikatan dasi dan meremasnya, lalu membuangnya ke tempat sampah di sebelahnya.
“Aku juga berpikir begitu.”
Laura yang sudah lama bersama Thomas, selalu mengatakan pendapatnya tanpa ada sanjungan atau apapun.
“Kita dapat masalah.”
“Masalah?”
Thomas mendongak saat mendengar itu. Dari pengalaman panjangnya, Thomas tahu jika dia tak pernah datang dan berbicara secara langsung padanya. Jika Guild tak memiliki masalah yang sangat besar.
“Apa masalahnya?”
Laura lalu berkata dengan suara jengkel.
“Pada Konferensi Guild Internasional kali ini, daftar guild yang diundang oleh Biro Hunter sudah muncul. Dan di sana ada nama Guild Ahjiin dari Korea.”
“Guild… Ahjin?”
Thomas merasakan firasat buruk setelah mendengar nama itu. Dan suara Thomas menjadi berat.
Laura juga mengangguk.
“Ya, ini adalah Guild yang dibuat oleh Hunter Sung Jin Woo.”
Sesuai dengan yang Thomas bayangkan. Dia merasa, jika dia akan segera mengalami sakit kepala.
Thomas lalu mengerutkan kening dan berkata.
“Dia akan datang ke Amerika.”



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_177"