SL_211

SL 211
Monster pohon menggerakkan akarnya yang keras, seperti besi
untuk menghalangi bagian depan tubuhnya. Dan Jin Woo membalikkan Karmish’s
Wrath.
“Mudah.”
Dagger di tangan kanannya, lalu bergerak dengan cepat.
Slash!
Sesuatu yang keras dan berair jatuh ke lantai.
“Ya?”
Monster pohon melihat ke bawah. Dan dia melihat alah satu
cabangnya yang tebal, yang ia gunakan sebagai tangan. Itu telah dipotong dengan
rapi dan tergeletak di atas lantai.
Monster pohon lalu menjerit, seakan tubuhnya disiram besi cair
yang panas.
“Guoeek!”
Tapi rasa sakitnya merupakan sukacita bagi seseorang. Jin
Woo yang berhasil memotong lengannya yang tebal, seperti pilar besi dengan satu
serangan. Menatap Dagger di tangannya dengan tatapan yang kekaguman.
‘Wow..‘
Jin Woo tak merasakan apapun, saat dia memotong lengan
monster pohon. Karmish’s Wrath memotong lengan monster itu sama seperti
memotong tahu.
‘Apa ini kekuatannya?’
Stab..
Jantung Jin Woo menggila, karena getaran pisau tajam yang
sudah ia tak rasakan lagi, untuk waktu yang lama.
“Tuan!”
‘Ber’ yang menyaksikan dengan tenang dari belakang, bergegas
untuk berbicara.
“Aku tahu.”
Jin Woo menjawab dengan ringan.
Di belakangnya, monster yang marah, menatap Jin Woo. Dia
mengangkat lengan kirinya, karena lengan kanannya telah terpotong.
Jin Woo sebelumnya berusaha menyingkirkannya dalam satu
serangan. Tapi, dia terlalu bersemangat dan hanya berhasil memotong lengannya
saja.
Jin Woo lalu dengan cepat menggerakkan Karmish’s Wrath
sekali lagi, sebelum lengan kirinya mendekat.
Thud!
Gouu ouk !
Setelah kehilangan semua lengan dan cabangnya, monster pohon
terjatuh dan menjerit untuk hidupnya.
‘Yosh.’
Jin Woo senang dengan hasil ini.
Kekuatan dua Dagger yang dengan ringan, ia gunakan telah
dikonfirmasi. Dan sekarang, saatnya untuk memeriksa kekuatan maksimumnya. Bukan
yang minimum.
“Dia bilang, ini berasal dari tubuh naga dan Dagger ini
sangat peka terhadap Mana.”
Tangan kanan Jin Woo yang memegang gagang Dagger, lalu
dipenuh oleh kekuatan.
‘Lebih.’
‘Lebih banyak lagi dan
lebih kuat lagi.’
Mata Jin Woo menjadi tajam.
Semua kekuatan seluruh tubuhnya difokuskan pada tangan
kanannya, saat ia melakukan itu. Aura hitam yang keluar menjadi semakin kuat, dan
itu mulai menjadi liar.
Di mata ‘Ber’, aura itu seakan mendistorsi ruang itu sendiri.
‘Luar biasa!’
‘Ber’ tanpa sadar melangkah mundur saat melihat itu. Itu
adalah kekuatan sihir yang luar biasa dan gila. ‘Ber’ kemudian memandang
tangannya yang gemetaran.
‘Tuhan … ‘
Perasaan lain yang ‘Ber’pertama kali rasakan selain kesetian,
adalah belas kasihan kepada monster berbentuk pohon, yang akan segera menerima
serangan Jin Woo. Dan untuk monster pohon itu, dia meraung dan menatap Jin Woo
dengan marah.
-Guooook!
Dan sasaran kemarahan itu adalah Jin Woo.
Monster pohon menggerakkan tubuhnya dan membuka mulutnya. Dia
lalu melompat dengan tubuh besarnya untuk menelan Jin Woo.
Tapi..
Jin Woo melepaskan kekuatan sihir yang ia kumpulkan pada
ujung pedangnya, pada saat yang bersamaan.
‘Terima ini!’
Dan sesuai dengan yang ‘Ber’ bayangkan.
Jari kaki, kaki, pinggang, bahu, dan pergelangan tangan
monster itu terpotong.
Dan hasilnya.
“Eh?”
Bahkan mengejutkan Jin Woo yang memegang Dagger itu sendiri.
“Uh!”
Du dudududu!
Aura hitam yang keluar dari ujung Dagger, menyapu semua yang
ada di depannya. Itu sama seperti seekor binatang buas yang besar dan ganas,
sedang mengayunkan cakarnya.
Penglihatan Jin Woo yang sangat tajam, dapat dengan jelas
melihat, saat ketika Aura hitam menghancurkan apapun yang dilewatinya.
‘Ya Tuhan!’
Kemudian kekuatan yang tak terhentikan itu meninggalkan
celah mengerikan, di sepanjang arah ayunan Dagger, pada lantai dan dinding gym.
“Hah …”
Jin Woo kehilangan kata-katanya saat ini.
Thud!
Thud!
Dinding gym mulai berjatuhan, setelah memiliki lubang
panjang seperti tanda cakar padanya.
Thud!
Dengan tujuan latihan para Hunter, dinding gym sudah diperkuat
oleh kekuatan sihir dan tak akan runtuh dalam satu serangan.
Dan karena itu, Jin Woo yang melihat sisa-sisa dinding yang
hancur dan tertumpuk seperti gundukan, sangat tercengang.
“Apa ini maksud
perkataan, jika ini bisa menjadi senjata yang jauh lebih kuat. Tergantung pada
penggunanya?”
Senjata sihir yang terbuat dari bagian tubuh Naga.
‘Itu nyata.’
“Tuan!”
Terkesan oleh kekuatan Jin Woo, ‘Ber’ bergegas keluar dan
berlutut di depan Jin Woo.
“Melihat kekuatan Tuan, hambamu yang lemah ini menjadi
sangat senang!”
“…..”
Jin Woo pikir, dia harus menghilangkan channel drama sejarah
untuk sementara waktu. Dan ini berita sedih bagi ibunya yang suka drama
sejarah.
Namun, Jin Woo tak mengerti, mengapa ‘Ber’menjadi begitu
bersemangat. Karena Jin Woo sendiri, saat ini masih bergetar, dengan kekuatan
yang berada di luar imajinasinya.
Dia lalu melihat jejak yang ditinggalkan oleh Karmish’s Wrath.
‘Apa kekuatan Dagger
ini bahkan bisa menutupi langit?’
Tapi, Jin Woo mendecakkan lidahnya saat dia melihat tubuh
monster yang rusak, dinding yang hancur, dan lantai dengan lubang yang dalam.
“Aku harus menamai Dagger dengan ’Dragon’s Claw’/cakar Naga,
bukan Karmish’s Wrath.”
Tentu saja, itu bisa saja terjadi. Karena Jin Woo saat ini
adalah pemiliknya.
Kemudian..
*Ding!*
Sebuah pesan muncul dengan suara mekanis yang familiar.
[Apakah Anda ingin mengubah nama ‘ Karmish’s Wrath’ menjadi ’Dragon’s
Claw’?]
Jin Woo terkejut dengan respon yang tak terduga dari Sistem.
“Bisakah aku mengubahnya?”
Jin Woo buru-buru menutup pesanan. Dan setelah pesan itu
menghilang, dia segera mengkonfirmasi nama Dagger-nya, dan menghela nafas lega.
“Hah…”
Ini adalah hari yang melelahkan.
Jika dia tahu jika nama item bisa diubah dari Karmish’s
Wrath menjadi Dragon’s claw, pembuat
item ini mungkin akan marah besar.
‘Dan bukankah Sistem
hanya menanggapi hal yang sepele saat ini?’
Jin Woo menertawakan sistem yang terus-menerus menjadi tak
ramah padanya.
Bagaimanapun juga, Kekuatan senjata barunya sangat
memuaskan.
Ketajaman dan kekuatan penghancur Dagger ini, berbeda dari Dagger
Jin Woo sebelumnya. Jin Woo yang terus memandangi Dagger di tangannya dengan
senyum kepuasan. Kemudian mengembalikan keduanya ke dalam Inventory-nya.
‘Uji coba sudah
selesai … ‘
‘Dan aku harus
membersihkan sisanya.’
Jin Woo yang mabuk dengan kekuatan senjatanya. Saat ini,
merasa seakan dadanya akan meledak, saat menyadari kenyataan dan melihat salah
satu dinding gym yang runtuh.
‘Aku membuat gym yang aku
pinjam sebentar menjadi seperti ini.’
“ Ini yang aku pebuat.”
Jin Woo yang merenung untuk sesaat, lalu memanggil Woo Jincheol.
-Presiden Asosiasi. Tolong jangan marah dan dengarkan
baik-baik. Ada sekitar tiga ratus semut yang membuatku bekerja sangat keras
dan…
* * *
Tiga hari setelah Gate menghilang.
Jin Woo yang selalu menghabiskan banyak waktunya di dalam
Dungeon pada masa lalu, memiliki banyak waktu luang akhir-akhir ini.
Di atas tempat tidur Jin Woo,Karmish’s Wrath berputar-putar.
Jin Woo menggunakan Power of Rulers untuk menghilangkan
kebosanannya, Jin Woo melakukan hal-hal konyol.
Tentu saja, selalu ada situasi yang mengejutkan setiap saat.
Adiknya, Jin Ah yang pergi ke kamar mandi, tiba-tiba mengubah
arahnya dan membuka pintu kamar Jin Woo. Jin Woo yang terkejut, mengembalikan Dagger
ke Inventory dengan tergesa-gesa,
“Oppa, kamu
bermain-main dengan pisau lagi?”
Walau itu bergerak karena
Power of Rulers.
Di mata adiknya yang khawatir, itu dianggap sebagai lelucon
yang sangat berbahaya.
“Tidak.”
Jin Woo yang telah sepenuhnya menghilangkan bukti kejahatan,
menunjukkan jari-jarinya, dan mata Jin-Ah menyipit seperti seutas benang.
Karena situasi yang meragukan, dia tak bisa mengatakan
apa-apa.
Bagaimana bisa orang biasa tahu, jika kakaknya yang seorang
Hunter S-Rank sedang menyembunyikan sesuatu?
Jin-Ah yang menatap Jin Woo dengan mata yang curiga, lalu
menghela nafas.
“Oppa..”
“Mm?”
“Jika kamu bosan, pergilah ke luar. Sudah lama kamu tak bersantai,
Oppa.”
Adik dan ibunya memberikan saran untuk Jin Woo. Dan Jin Woo
tertawa lalu menutup matanya seolah-olah dia baik-baik saja.
Kemudian ia bertanya.
“Ke mana?”
“Apa kamu tak memiliki sesuatu? Seperti teman atau yang
lainnya?”
‘Teman, teman.’
Sebuah kata yang membuat Jin Woo merenung. Kemudian, banyak
wajah muncul di kepala Jin Woo, dan ia mengingat wajah seseorang dengan sangat
jelas.
Sekarang semua Hunter sedang libur karean terpaksa, begitu
juga dengan-‘nya’.
Saat Jin Woo melihat tubuh telanjangnya melalui penglihatan
Shadow Army, Jin Woo sudah berjanji untuk mengajaknya pergi makan, sebagai
upaya perdamaian.
Tapi, Jin Woo selalu sibuk dengan dirinya sendiri dan sulit
untuk bertemu. Tapi itu berbeda saat ini.
Jin Woo merasa, jika orang itu juga tak bisa menahan
kebosanannya. Dan dia mungkin sedang bermain-main dengan pedangnya, sama
seperti Jin Woo.
Ini merupakan kesempatan bagus untuk bertemu.
“Jin Ah, itu ide yang brilian.”
Ketika Jin Woo bangkit dan berjalan mendekatinya, Jin Ah
terkejut.
“Apa apa?”
Jin Woo secara alami hanya melewati adiknya dan pergi ke
kamar mandi. Jin Ah yang memiliki intuisi tentang fakta, jika wajah kakaknya
akan melakukan sesuatu. Dia meminta penjelasan dari Jin Woo.
“Ke mana? Ke mana kamu mau pergi?”
Jin Woo berbalik,tersenyum dan berkata menjawab.
“Kencan.”
* * *
“Berhenti.”
Pedang kayu menghentikan gerakkan Cha Haein.
Cha Haein saat ini basah oleh keringat yang menempel di
tubuhnya. Dan ada seorang lelaki tua dengan seragam tua bersamanya.
Tanpa satu tangan, dia memberi isyarat untuk duduk sejenak.
Cha Haein yang menganggukkan kepalanya, duduk dengan sopan
dengan menekuk lututnya, dan meletakkan pedang kayu di sebelahnya.
Orang tua itu adalah mentornya.
Walau dia seorang Hunter S-Rank, kemampuan fisiknya hanya sedikit
mengikuti bakatnya. Dan dia membutuhkan keterampilan yang sangat baik, agar
bisa memaksimalkan kemampuan fisiknya itu.
Dan Cha Haein memilih kendo yang tenang. Dan setiap kali dia
memiliki waktu luang, dia akan datang ke sini dan memoles kemampuan berpedangnya.
Guru yang sengaja menyuruhnya istirahat.
Song Chiyol, duduk di hadapannya.
“Akhir-akhir ini, kamu sepertinya ragu pada pedangmu.”
Pada akhir latihan, Song Chiyol bertanya pada Cha Haein. Dan
itu membuat wajah Cha Haein menjadi kaku.
Menghadapi tatapan seperti itu, Song Chiyol diam-diam
melanjutkan.
“Aku khawatir, jika ketakutan mungkin telah muncul dalam
pikiranmu.”
Cah Haein tak menjawab.
Song Chiyul yang sudah menjadi Hunter Asosiasi cukup lama, mampu
sepenuhnya memahami ketakutannya sebagai sesama Hunter. Dan semua karena
kemunculan Gate yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Tak ada yang tahu, monster seperti apa yang akan keluar dari
sana. Dan karenanya, bahkan orang kuat seperti muridnya ini juga merasakan
takut.
Dan karena musuh mereka mungkin cukup kuat, mereka menjadi
sangat takut.
Song Chiyul menutup matanya, seolah mengenang harinya
sebagai seorang Hunter. Dan dia perlahan mengangguk lalu berkata.
“Aku juga takut. Kenapa tidak? Itu Gate ultra besar, dan
entah monster apa yang ada dibaliknya. Jika membandingkannya dengan apa yang aku
lihat ketika aku kehilangan lenganku …”
Kemudian..
Ponsel Cha Haein yang diletakkan di sudut berdering.
“Bukankah seorang Hunter seharusnya tak menunda telepon?”
“Maaf, Master.”
Cha Haein yang menundukkan kepalanya, berlari, dan mengambil
ponselnya.
Lalu, Setelah berbicara dengan penelepon,ekspresi Cha Haein yang
mulai bersinar terlihat pada mata Song Chiyul.
‘Hmmm…’
Walalu dia berusaha untuk tak mengungkapkannya sebanyak
mungkin. Tapi, ekspresi emosinya sangat jelas, dan mudah untuk melihat
perubahan ekspresinya.
Setelah menyelesaikan pembicaraan, Cha Haein dengan
hati-hati berjalan mendekati Song Chiyul.
“Master … Aku punya
janji yang harus aku penuhi. Dan aku pikir, aku harus mengakhiri pelatihan hari
ini.”
Pipinya menjadi merah.
Melihat matanya yang juga bersinar, Song Chiyul tahu jika
pemikirannya salah. Keraguan yang terlihat di ujung pedangnya, bukan karena
rasa takut.
“Kamu harus pergi, jika begitu.”
Song Chiyul mengangguk dan setuju.
Lalu, Setelah melihat Cha Haein keluar dengan langkah kaki
ringan, Song Chiyul tersenyum dan berkata pada mulutnya dengan perlahan setelah
itu.
“Kamu berhasil… kamu telah berhasil. Ha ha ha.”
Memikirkan siapa yang beruntung dicintai oleh wanita sejati
dan setia sepertinya. Song Chiyul juga menunjukkan wajah ceria dan senang, di
murid kesayangannya yang pergi menjauh.
Post a Comment for "SL_211"
comment guys. haha