BAE_064
BAE_064
Chapter 64: Widow Crypt I
“KAKAK! BANGUN!!”
Suara adikku bergema melalui kepalaku, saat dia berteriak
dengan sangat keras di sebelah telingaku.
“Apa? Apa yang terjadi?”
Mataku masih setengah tertutup, aku juga melihat kesekitar
untuk melihat, apakah ada keadaan darurat yang sedang terjadi.
“Sheesh! Kamu sulit sekali dibangunkan, Kak.”
Ellie mungkin juga baru terbangun tidak terlalu lama, itu
terbukti dengan rambutnya yang berantakan.
“Haha, rambutmu terlihat gila.”
Aku menyeringai, saat aku mengacak-acak rambutnya.
“Eek! Hentikan! rambutmu terlihat aneh juga!”
Melompat keluar dari tempat tidur, adikku berlari keluar
dari kamarku, sambil mengingatkanku untuk segera mandi.
“Aye aye!”
Aku memberi adikku jawaban dengan konyol, membuatnya tertawa,
sebelum akhirnya pergi ke lantai bawah.
Sylvie juga bangun, karena teriakkan adikku. Tapi, matanya
terus berkedip secara perlahan, saat dia mengikuti sambil berjalan sempoyongan.
Setelah mandi, aku memeriksa perlengkapanku. Ini termasuk
gelangku, cincin dimensi-ku dengan Ballad’s Dawn disimpan di dalamnya, cincin
lain yang digunakan sebagai sinyal yang akan memberi-tahu Ibuku, jika aku ada
di dalam keadaan darurat, dan bulu yang Sylvia tinggalkan padaku, untuk
menutupi tanda ikatan.
Walau bulu itu tidak diperlukan untuk menutupi tanda, tapi
aku suka dengannya. Aku mengganggapnya sebagai kenang-kenangan. Memiliki bagian
dari Sylvia denganku, selalu membuatku merasa terhibur.
Berjalan menuju lantai bawah, hidungku segera disapa oleh
aroma lembut sup. Dan ketika aku mencapai dapur, aku melihat orang tuaku dan
adikku sudah duduk di sekitar meja. Kantuk masih jelas di wajah mereka, karena
harus bangun di awal hari.
“Semoga kamu tidak keberatan dengan ini. Koki yang memasak
sarapan untukmu. Dan kami mungkin akan kembali tidur, setelah kami melihatmu
pergi.” Ibuku memberiku senyum lelah.
Aku lalu menarik kursi dan duduk di samping Ellie.
“Tak masalah. Bahkan, Ibu seharusnya tidak perlu bangun dan
mengantarku.”
“Berhati-hatilah, tidak peduli seberapa mudah Dungeon yang
mungkin kamu masuki. Itu tetap saja disebut Dungeon, karena kamu tidak akan
pernah tahu bahaya yang di dalamnya,”
Ayahku menasihati, dengan rambutnya yang berantakan.
Melihat ibuku, aku juga bisa melihat ketegangan di wajahnya,
yang sedang kesulitan untuk berjuang memilih kata yang tepat.
“…Tolong, tetap berhati-hati, Arthur. Aku tahu seberapa kuat
dirimu. Tapi aku tidak tahan, setiap kali aku melihat kamu terluka, jadi…”
Suaranya memudar di akhir.
“Hmm.”
Pikiranku lalu mengingat kembali, tentang apa yang ayahku
katakan di kamar rumah sakit saat di Xyrus Academy. Tentang hal yang membuat
Ibu tidak dapat menyembuhkan siapa pun, yang terluka sangat parah.
“T-Tidak apa-apa. Lalu… kamu juga harus melindungi gadis
itu, Tessia. Kamu benar-benar harus melindunginya, jika hal-hal menjadi tidak
terkendali, oke?”
Sambil memberikan senyum lembut, yang tampaknya berbeda
dengan sorotan matanya. Dia mengulurkan tangan dan menepuk kepalaku.
Koki rumah membawa makanan saat ini, yang terdiri dari roti
kering dan sup krim yang aku diasumsikan digunakan untuk mencelupkan roti.
Setelah Sylvie menggigit roti, dia merengek dan hanya meringkuk lagi. Dan pada
saat aku selesai, matahari mulai mengintip keluar dari pegunungan.
“Apa kamu akan pulang setelah perjalanan dungeonmu?”
Ayahku bertanya, setelah memberiku sebuah pelukan.
“Tidak, tidak tepat setelahnya. Aku akan kembali segera
setelah 1 minggu kemudian, dan semua itu hanya untuk istirahat. Ada beberapa
jenis festival khusus yang terjadi di kota juga, kan?”
Profesorku pernah mengumumkan, jika dalam beberapa minggu di
setiap sepuluh tahun. Ada sebuah fenomena yang terjadi.
Seharusnya, di seluruh minggu saat itu, kepadatan mana di
benua ini akan mencapai titik puncaknya, memberikan para mage sumber daya untuk
membuat terobosan, dan bahkan memungkinkan non-mage untuk mengalami apa rasanya
mana.
Dan untuk minggu itu, kelas akan diliburkan dan para siswa
diizinkan untuk baik tinggal di kampus atau pulang ke rumah, dan berlatih
sebanyak mungkin.
“Ah, benar! Aurora Constellate akan terjadi minggu depan.
Jadi, kamu akan tinggal di sini saat festival?”
Suasana hati ibuku menjadi cerah saat ini.
“Wow! Seminggu penuh?”
Adikku yang mengantuk menjadi senang, saat dia bergelayut di
lenganku.
“Yup, itulah rencananya. Mari kita semua pergi ke festival
bersama-sama nanti.”
Melihat keluargaku, aku memberi mereka senyum penuh dan lalu
memeluk adik dan ibuku, sebelum akhirnya berjalan menuruni tangga keluar.
“Hati-hati!”
Teriak ibuku untuk terakhir kalinya, sambil melambai.
Melambai kembali pada mereka, aku melangkah ke dalam kereta.
Setelah masuk, aku mengikuti Sylvie, tidur hingga tempat tujuan.
***
“Arthur!”
Melangkah keluar dari kereta, aku melihat Curtis melambai
padaku, senyumnya lebar dan tulus.
“Bagaimana perjalananmu kembali ke rumah? Apakah kamu bisa
mengejar ketertinggalanmu dengan keluargamu?”
Claire menepuk punggung, ketika aku mencapai sekelompok
murid yang sedang menunggu di gerbang depan.
“Ok, kamu berhasil!”
Profesor Glory memberiku senyum juga, karena dia sedang
mulai menghitung siswa saat ini. Melihat sekeliling, selain Curtis dan Claire,
aku juga bisa melihat Clyde, Lucas, dan beberapa siswa lain yang tidak pernah
benar-benar aku perhatikan.
Aku melakukan satu lagi pemeriksaan cepat, tapi tidak
melihat Tess. Dan dengan kepanikan di wajahnya, aku melihat Clyde.
“Maaf, aku terlambat!”
Setelah Tess berlari melalui pintu depan, dia menarik napas
dengan cepat, wajahnya memerah dan rambutnya berantakan.
“Kamu yang terakhir, Putri Tessia. Kita bisa mulai menuju
pergi sekarang.”
Profesor Glory mencatat kehadiran semua orang sekali lagi,
dan mengangguk puas sebelum berbalik dan memimpin siswa kelas lima belas ke
gerbang teleportasi.
Aku melirik kembali untuk melihat Tess berjalan bersama
Clyde, ketika dia menangkap pandanganku. Dia lalu memberiku senyum malu-malu,
aku menjawab dengan lambaian kecil, dan kemudian terus mengobrol dengan Curtis
dan Claire sampai kami tiba di pintu gerbang.
Penjaga yang ditempatkan di pintu gerbang bertanya kepada
Professor, tentang urusan kami. Dan setelah beberapa menit, Profesor Glory
memberi isyarat bagi kami untuk masuk ke dalam portal satu per satu, melangkah
ke dalam setelah sekian lama.
Sekali lagi, perutku berubah karena perasaan melesat. Tapi
untungnya, perjalanan tidak pernah berlangsung lebih dari beberapa detik.
“Selamat datang! Aku berasumsi untuk sebagian besar dari
kalian, ini adalah pertama kalinya kalian melangkahkan kaki di the Beast
Glades, benar?”
Profesor Glory berkata sementara menempatkan tangannya di
pinggul.
“Hmph. Aku sudah di sini berkali-kali. AKu adalah seorang adventurer
kelas A pula.”
Lucas melangkah maju dengan dadanya membusung keluar.
Setelahnya, gumaman dari siswa membuat Lucas bahkan menjadi lebih arogan,
sampai Profesor Glory menjawab.
“Ah ya. Aku pernah mendengar dari Direktur Goodsky jika kamu
memang seorang adventurer. Aku juga telah diberi-tahu, jika lisensimu dicabut
karena alasan rahasia.”
Profesor Glory melanjutkan.
“Tch. Ini semua karena bajingan bertopeng sialan itu.”
Profesor itu tidak mendengar gumaman pelan Lucas, yang
bersandar pada tongkatnya.
“Saat ini, kita berada dekat di tepi Grand Mountains. Jika
kita berjalan beberapa jam ke depan, kita akan tiba di sebuah pub terkenal yang
disebut Dragonspine Inn. Kembali ketika aku masih seorang adventurer, itu
adalah tempat untuk mengobrol dan mendapatkan informasi tentang berbagai Mana
Beast dan Dungeon.
Kita akan pergi ke Dungeon tingkat rendah. Jadi, jangan
terlalu khawatir. Aku juga akan bersama kalian, tapi aku akan menahan diri dari
membantu, kecuali benar-benar diperlukan. Jadi, jangan selalu menatap ke arahku.”
Profesor Glory melambaikan tangan kanannya, dan dari cincin
dimensi nya muncul tumpukan kecil kain hitam.
“Ini adalah syal yang akan perlu kalian pakai selama di
dalam dungeon. Dungeon yang akan kita eksplor disebut Widow Crypt. Ini adalah
Dungeon yang cukup mudah tanpa perangkap atau labirin. jadi, jangan khawatir
akan tersesat. Namun, sangat dingin di sana, inilah mengapa kalian perlu syal.
Mana Beast di sana akan sebagian besar hanyalah demon kecil
yang disebut snarlers. Dan ada dua jenis snarlers di Dungeon ini, yang kalian
harus waspadai. Itu adalah snarlers biasa dan snarler queen.
Snarlers biasa akan sering kalian hadapi. Sedangkan Snarlers
Queen akan selalu tinggal di kedalaman lantai Dungeon. Jadi, kalian tidak akan
melihatnya, tapi juga harus tahu perbedaannya. Kalian akan melihat apa seperti
apa Snarlers biasa setelah kita masuk ke dalam. Tapi untuk saat ini, kita akan
membagi kalian menjadi tiga tim.”
Saat Profesor Glory selesai memberi-tahu kita, dia menarik
keluar sepotong kecil kertas dari dalam syal yang di kenakannya.
“Aku sudah memutuskan tentang bagaimana tim akan dibagi. Jadi,
maju setelah namamu dipanggil. Curtis, Claire, Dorothy, Owen, dan Marge. Kalian
akan menjadi tim pertama.”
Profesor memberi isyarat bagi mereka, untuk mengambil syal
dan melangkah ke samping. Dia kemudian menyebut lima siswa berikutnya, yang
mana meninggalkan aku dengan perasaan pahit.
“Yang kedua, Arthur, Lucas, Clive, Tessia, dan Roland.” Katanya,
sambil menunjuk tumpukan selendang di sebelah kiri.
Aku harus berada di tim yang sama dengan Lucas lagi?
Apa dia melakukan ini dengan sengaja?
Tidak, hanya ada lima belas siswa di kelas, dan dia tidak tahu
jika aku adalah seorang adventurer sebelumnya. Tapi, dia juga salah satu yang
menghentikan perkelahian kecilku dengan Lucas.
Perdebatan untuk menerima atau tidak terus berputar di
kepalaku. Tapi, aku akhirnya memutuskan untuk menerima, setelah mengingat apa
yang ibu katakan pagi ini. Bahkan jika dia tidak mengatakan itu, aku tidak
percaya Lucas akan berada di tim yang sama seperti Tess.
Ini pasti kebetulan.
“Ada pertanyaan? Tidak? Oke, maka itu saja. Seharusnya,
tidak akan memakan waktu lebih dari dua jam untuk mencapai pintu masuk Dungeon.
Jadi, mari kita percepat.”
Dengan itu, kami berangkat, mengambil langkah panjang di
tengah-tengah pohon-pohon tebal yang menutupi sebagian besar sinar matahari.
Kita semua melakukan perjalanan dalam keheningan, sebagian
besar siswa takut, jika mereka mungkin akan menarik perhatian yang tidak
diinginkan dari Mana Beast, yang mungkin ada di sekitar. Segera, pohon-pohon
menghilang, saat kamu mulai turun ke bawah lereng.
“Kita hampir sampai. Akan ada tempat tinggal penjaga di
samping Dunegon. Jadi, janngan langsung masuk.”
Dengan itu, profesor kami melangkah ke belakang, menghitung
lagi, sementara kita masing-masing dengan hati-hati meluncur menuruni lereng curam,
menuju jalan masuk Dungeon.
“Sebelum kita masuk, apakah kamu yakin kamu ingin membawa
ikatanmu ke dalam dungeon, Arthur?”
Profesor Glory menatapku khawatir.
‘Apa yang kamu katakan? Apakah kamu ingin pergi berburu,
karena kita berada di Beast Glades?’
Aku mentransmisikan suaraku ke Sylvie.
‘Tentu!’
Dengan itu, ikatanku melompat turun dari kepalaku dan
menghilang ke dalam hutan, untuk alasan yang berbeda dengan pikiran semua orang.
“Pilihan yang baik, mungkin akan lebih aman, jika dia tetap
di sini.”
Profesor Glory memberiku anggukkan, sebelum mendaki ke atas
batu, agar dia bisa melihat semua orang.
“Sekarang. Memisahkan diri ke dalam kelompok kalian, dan
berkenalan satu sama lain. Kalian mungkin telah melihat semua orang dalam
kelompok kalian saat kelas. Tapi, berbagilah kekuatan dan kelemahan kalian saat
ini.
Komunikasi dan kepercayaan sangat penting dalam
pertempuran-tim. Kalian juga harus memutuskan seorang pemimpin sebelum kita
masuk ke dalam.”
Profesor mengambil tempat duduk di atas batu, saat
mengatakan itu. Dan para anggota kelompok mendekat dan duduk dalam lingkaran.
Sementara semua orang saling memandang, tidak ada yang ingin berbicara. Hingga
akhirnya, satu-satunya orang di kelompok yang aku tidak kenal, Roland,
berbicara.
“Ahem! Namaku Roland Alderman dan aku augmenter atribut water!
Hobiku adalah bersantai, belanja, jalan-jalan dengan gadis-gadis cantik, dan…”
“Tidak ada satu orangpun yang ingin mengetahui hobimu,”
Clive menyela, saat dia memijat batang hidungnya yang
iritasi.
“Yah, seseorang sepertinya sedang tidak mood.
Ngomoong-ngomong… Kekuatanku adalah dalam pertempuran mid-range, menggunakan
keterampilan cambuk air, yang diturunkan dari keluargaku. Kelemahanku adalah
pertarungan jarak dekat. Berikutnya!”
Dia selesai, dan melemparkan tongkat imajiner kepadaku, yang
duduk di sebelah kirinya.
“Arthur Leywin. Aku augmenter atribut wind dan earth. Aku
mahir dalam semua rentang serangan, tapi lebih memilih mid-to-close range.”
Aku berkata sederhana, melihat langsung Lucas yang di
depanku.
“Clive Graves. Augmenter atribut wind yang mengkhususkan
diri dalam pertempuran jarak jauh dengan busur. Aku tidak benar-benar memiliki
kelemahan,” katanya singkat.
“Lucas Wykes. Aku seorang Conjurer dengan spesialisasi
tunggal dalam api. Adapun kekuatan dan kelemahan, mari kita tidak repot-repot
untuk membahas hal itu.”
Memutar matanya, dia hanya bersandar sambil duduk bersila.
Merasakan permusuhan di udara, aku melihat Tess tampak
sedikit tidak nyaman.
“Tessia Eralith. Aku seorang Conjurer dengan spesialisasi
ganda dalam atribut tree dan wind. Kemampuan terkuatku adalah mid-to-close
range…”
Setelah suaranya mengecil, kelompok kami akirnya kembali
terdiam. Seakan, semuanya sudah tahu topik selanjutnya.
“Aku mencalonkan diriku untuk menjadi pemimpin.”
Lucas adalah orang pertama yang berbicara.
“Oh? Dengan standar apa kamu bisa melihat dirimu sebagai
pemimpin kelompok ini?”
Aku memiringkan kepalaku, memberinya tampilan yang tidak
bersalah.
“Dengan kekuatan saja. Mari kita menjadi pintar… Aku bisa
mengalahkan salah satu dari kalian dalam perkelahian. Bukankah alami untuk yang
terkuat untuk menjadi pemimpin?”
Lucas menembak kembali, melihat kembali kepadaku.
“Aku memilih Tessia! Dia satu-satunya gadis cantik, jadi aku
memilihnya. Kita bahkan dapat memberi nama tim kita sebagai Queen dan Knights!”
Roland memiliki kilauan di matanya, saat pikirannya
berjalan-jalan ke tanah fantasinya sendiri.
“Aku juga berpikir jika Putri Tessia harus menjadi pemimpin,
ahem… bukan untuk alasan yang sama tentu saja, tidak mengatakan jika dia tidak
cantik. Tapi maksudku… Karena dia adalah Ketua Dewan Siswa.”
Clive akhirnya melihat ke bawah saat ia bergumam, pipinya
memerah secara tidak wajar di wajah seriusnya.
“Tunggu Aku tidak ingin menjadi pemimpin! Bagaimana Art…
thur? Arthur Leywin.”
Tess menyuarakan, tangannya gemetar.
“Aku juga berpikir, jika Tessia harus menjadi pemimpin.”
Aku mengangkat tangan, saat mengabaikan komentar-nya. Aku
tidak keberatan siapa pemimpinnya, asalkan itu bukan Lucas.
“Tch. Idiot.”
Lucas memutar matanya sekali lagi, sebelum kita semua
bangun.
“Baiklah, karena sepertinya semua orang sudah sepakat, mari
kita masuk. Jaga diri kalian, setelah kita masuk ke dalam. Itu akan menjadi
dingin!”
Profesor Glory mengumumkan, sebelum melangkah ke dalam pintu
masuk, yang tampak seperti tangga sempit menuju ke dalam kegelapan.
Dalam garis tunggal, kami semua mulai menuruni tangga dan
aku bisa bersumpah jika suhu turun dengan jelas di setiap langkah yang kita
ambil.
“A-a-a-apa ini? M-m-m-Mengapa ini b-b-b-begitu d-dingin?”
Roland berhasil mengatakan itu, saat suara gertakan giginya
bisa terdengar jelas.
“Hangatkan dirimu sendiri, kamu tolol.”
Aku mendengar Clive berpendapat dari belakang. Dan karena
benar-benar gelap di sini, aku tidak bisa benar-benar melihat sesuatu, lebih
dari garis samar setiap orang.
Saat kami terus berjalan menuruni tangga, aku merasakan
sesuatu memegang pergelangan tanganku, aku tahu siapa itu. Melihat ke belakang,
hanya satu langkah di belakangku, aku bisa melihat garis samar kepala Tess.
Bahkan tanpa melihat, aku tahu jika dia sudah memerah oleh
betapa hangat tangannya. Terus bergerak sebagai dorongan dari perasaan takut,
kami berjalan diam-diam menuruni tangga yang tampaknya tak ini.
Bahkan tanpa menghangatkan diri, suhu dingin di Dungeon ini
tetap tertahan, karena tubuhku sudah berasimilasi. Tapi saat Dungeon menjadi
terang, yang mana itu tiba-tiba terjadi. Hembusan udara dingin yang menusuk
tulang meniup melalui pembukaan di ujung terowongan, memaksaku untuk melindungi
diri dengan syal.
Dan saat mataku terbiasa dengan perubahan dalam pencahayaan,
aku tidak bisa mengerti, tapi menjadi bersemangat. Akhirnya, aku bisa melihat
lantai pertama dari Widow Crypt.
Gua memanjang sejauh ratusan yard, dan itu membuatku
bertanya-tanya, bagaimana ini bisa terbuat. Batu yang membentuk gua besar ini
berkilauan dengan cahaya biru redup, saat lapisan tipis es menutupi lantai dan
bahkan membentuk es di langit-langit.
Melihat lebih dekat, aku juga bisa melihat lapisan hampir
transparan lumut yang menutupi dinding gua dan langit-langit. Itu membungkus
lantai ini dalam cahaya yang tenang.
“Itu aneh, biasanya, kita akan melihat cukup banyak snarlers
di sini. Mengapa aku tidak…”
Tiba-tiba, suara-suara mengerikan mulai bergema di sekitar
kami. Mengintip dari balik banyak batu-batu dan dari gua-gua kecil yang
terlihat di sekitar dinding gua, adalah jumlah tak terhitung mata merah yang
seperti manik-manik.
“I-Itu snarlers…”
Aku bisa mendengar Roland menahan suaranya, saat matanya
melebar. Dan tidak hanya dia yang terkejut saat melihat snarlers, tapi semua
orang di kelas. Bahkan, Curtis dan Claire juga.
Aku alu memandang Profesor Glory dan dari ekspresinya. Aku
juga berpikir, jika dia tidak mengantisipasi untuk melihat banyak snarlers ini.
Post a Comment for "BAE_064"
comment guys. haha