UG_015
UG_015
15. Holy Sacrifice
Clanggg!!!
Pedangnya kembali bentrok dengan taring dari mutan di
depannya. Namun, sama seperti sebelumnya, dia terkena lagi efek bleeding, dari
gigitan lawannya.
[Efek bleeding ditumpuk.
Selama 30 detik ke depan 150 damage akan diterima per detik.
Obati dengan segera!]
“Sial!”
Dia sadar, jika dia tak bisa terus menggunakan Room of
Death, karena MP-nya akan terus terkuras setiap detiknya. Dia harus menghemat
semua sumber daya miliknya, sampai bantuan tiba.
Ya, dia sudah sadar, jika duelnya melawan Grager Lv. 390,
sangat berat untuknya. Karena sekarang, dia hanya level 270, level tertinggi di
antara semua player.
Terlebih lagi, dia sedang melindungi gadis
lemah, yang mengingatkannya dengan seseorang dari masa lalu.
‘Ini sangat berat, karena kita memiliki atribut yang sama.’
Demon.
Arthur dan lawannya memiliki atribut yang sama, yaitu Demon.
Sehingga, semua serangannya tak akan bisa menghasilkan crit damage atau
penetration. Karena probabilitas keluarnya crit damage atau penetration akan
sangat menurun, jika melawan atribut yang sama atau yang lebih kuat.
‘Zephier’s Sword … tapi, itu
juga akan menguras demon energy-ku.’
Zephier’s Sword.
Itu adalah pedang Zephier, Holy
Knight nomor 1 di Britain Empire. Dia mendapatkan pedang itu, setelah
menyelesaikan chain quest, saat dirinya belum membelot dan menjadi Black Demon,
agar bisa menjadi player pertama yang memiliki ras Demon.
Ya, targetnya adalah hadiah besar yang didapatkan, saat
membuka ras baru.
Dia menyadari hal ini, karena informasi yang dipublikasikan
oleh Killer Black, player pertama yang mendapatkan ras beast-man. Killer Black
telah berhasil menyelesaikan chain quest sebanyak dua puluh quest secara
langsung, dan berhasil membuka ras baru itu.
Sehingga, sekarang banyak player yang mulai membuat karakter
atau merubah rasnya dari manusia menjadi beast/beastmen. Lalu, dia juga
mendengar, jika Killer Black juga mendapatkan skill transformasi, di mana dia
bisa berubah menjadi singa, dan mendapatkan statistik berlipat ganda, sesuai
karakter singa.
Jujur saja, dia sangat iri dengan itu.
‘Aku tidak punya pilihan.’
Dia tahu, jika dia tak bisa lagi bertahan lebih lama.
Karena, semua potion-nya telah habis, dan priest di belakangnya tak bisa
menggunakan healing lagi.
Dia segera membuka inventory-nya dalam jeda singkat, saat
dia terdorong mundur oleh terkaman Grager, dan mulai mengeluarkan Zephier’s
Sword.
[Anda telah menggunakan Zephier’s Sword, pedang beratribut
holy.]
[Peringatan!
Karena atribut yang berlawanan, penalty akan dikenakan.
-10 HP perdetik
-10 MP perdetik
-20 Defense
-20 Magic Resistance
-20% Move. Speed
-50% Demon Energy]
Tak hanya itu, dia sekarang merasa seperti memegang bara api
di tangannya. Meskipun dia juga tahu, jika atribut demon miliknya masih
sementera, meskipun dia telah menyelesaikan 43 chain quest.
‘Setidaknya, aku bisa memberikan crit damage atau penetration.’
“Rush Step.”
[Move speed bertambah 10%.]
Itu sedikit memperbaiki kerugiannya.
Arthur sudah tidak memiliki apapun lagi untuk diberikan pada
musuhnya, yang jauh lebih kuat darinya. Oleh sebab itu, dia harus bertaruh
sekarang, atau dia akan mati tanpa bisa memberikan perlawanan apapun.
“Body Acceleration! Triple Slash! Holy
Slash!”
Itu adalah ketiga skill yang juga ia dapatkan dari Zephier.
Tentu saja, berkat atribut holy, pada Holy Slash, juga menimbulkan damage
padanya.
[40 Holy damage diterima.]
Tapi, triple chain skill miliknya ini pun memiliki efek yang
fatal pada lawan. Tiga tebasan yang keluar dari pedangnya, dan langsung
menyerang wajah dan tubuh demon wolf itu.
-Graahhhh!
Grager terpental ke belakang, mulai meraung kesakitan.
Di sisi lain, Arthur menerima pemberitahuan pesan di
depannya.
[Anda telah memberikan70% crit damage dan 10% penetration damae, 52.350
damage diberikan.]
Itu adalah damage besar, yang tak sebanding dengan Demon
Sword miliknya, yang hanya memberikan 2.000+ damage. Semua itu selain dari
triple chain skill miliknya, itu juga ditambah dengan holy sword dan holy skill
miliknya.
Tentunya, hal itu
juga harus ia bayar mahal.
[Pengaktifan triple chain skill beratribut holy, telah
memberikan efek serius pada tubuh.
-Semua statistik akan dikurangi 30%
-HP dan MP berkurang 20%]
Tapi, dia tak bisa berhenti di sini, meskipun ia telah
kehilangan sebagian MP-nya. Karena Grager segera sadar dan berlari ke arah
target lain. Ya, monster itu sepertinya sadar, jika lawannya saat ini tengah
mengamuk. Oleh sebab itu, monster itu mengalihkan serangannya pada lawan yang
paling lemah di sana.
Si priest, yang menatap pertempuran ini dengan ketakutan.
-Grraaahhhh!
Demon wolf itu segera mengeluarkan sihir es miliknya, untuk
menahan Arthur, dan segera berlari sekuat tenaga, menerjang target yang tidak
terlindungi itu.
Di sisi lain, Evaline hanya terdiam dan kaku, saat melihat
demon wolf itu mendekat dan membuka mulutnya lebar-lebar.
-Kraaa…
“Aku tak akan membiarkanmu menyerang gadis lemah ini!”
***
“Errgghhh!”
Lengan kanannya tercabik-cabik, dan dia langsung dilempar ke
samping, menjauh dari keduanya. Zephier’s Sword juga terlepas dari tangannya.
Brrakkk!!!
[Peringatan!
HP tersisa kurang dari 5%]
Dia mengabaikan peringatan itu, karena dia tak ingin
kenangan buruk masa lalunya kembali terulang. Dengan mata rabun dan tubuh
gemetar, dia mencoba bangkit, dan berteriak.
“Hei, hewan bodoh! Aku lah lawanmu.”
Tapi, Grager tidak terkecoh, dan perlahan melangkah,
mendekati gadis itu.
‘Sial!’
Dia segera mengingat semua skill miliknya, yang bisa
digunakan hanya dengan 2% MP miliknya, menggunakan tangan kirinya yang masih
bisa bergerak bebas.
“Throw Sword!”
Clack!
Itu tepat mengenai targetnya, tapi skill dasar yang bisa
dikuasai oleh mereka yang berjalan di jalan pedang, tak mampu mengalihkan
Grager.
“Throw Sword!”
Clack!
Kembali, dia melemparkan pedang cadangan dalam
inventory-nya, guna menarik perhatian lawan.
“Throw Sword!”
“Throw Sword!”
“Throw Sword!”
“Throw…”
[MP-mu telah habis!]
‘Sialan.’
Dia mengalihkan lagi pandangannya menuju ke arah lawan, yang
sepertinya kesal, karena telah diserang oleh dirinya. Lalu, demon wolf itu
segera berlari ke arahnya, dengan seluruh amarah miliknya, karena telah dilukai
makhluk lemah itu.
-Grraahhh!!!
Moncongnya segera diarahkan pada lelaki compang-camping yang
tengah bergetar di tempatnya, dan masih mengacungkan pedang itu pada lawannya,
hanya dengan tangan kirinya.
‘Semoga pak tua itu segera kembali.’
Dia tersenyum, karena berhasil menarik perhatian dari lawan
kuat di depannya ini. Dia sedari awal sudah sadar, jika dia tak bisa menang
dari demon wolf ini. Tapi, saat dia melihat gadis lemah itu, dia teringat
dengan kekasihnya, yang sedang terbaring lemah di rumah sakit.
‘Aku tak ingin melihat dia mati.’
Arthur siap untuk mati.
Namun…
“Tidaaakkkk!!!!”
Ada kilatan cahaya yang terpancar di arah gadis itu.
Belum sempat mengerti apa yang terjadi, dia segera melihat
jendela pemberitahuan di depannya, tepat saat moncong demon wolf itu sangat
dekat dengannya.
[Holy Sacrifice telah digunakan.]
Tubuhnya tiba-tiba bersinar, dan seluruh energi di dalamnya
benar-benar kembali, bahkan dia merasakan, jika dia jauh lebih baik daripada
hari-hari biasanya.
Belum sempat selesai membaca pemberitahuan itu, dia segera
menghindari moncong itu, dan menebas demon wolf itu menggunakan Holy Slash.
Setelah demon wolf itu mundur karena terkejut, dia mulai
menyadari, jika dia tidak lagi merasa sakit di lengan kanannya yang mati rasa.
[Anda telah ditargetkan Holy Sacrifice.
-Seluruh statistik demon-mu disegel untuk 2 menit ke depan.
-Atribut-mu diganti menjadi holy, untuk sementara.
-50% HP, MP, Stamina, dan Mental telah dipulihkan.
-Semua cooldown skill direset.
-Anda mendapatkan skill sementara, Sword of Holy Sacrifice.]
[Sword of Holy Sacrifice
Berkat pengorbanan besar dari calon Saintess, para dewa
memberikan anugrahnya padamu, dengan pedang cahaya yang menjadi pecahan energi
dari First Holy Sword, divine sword yang telah diturunkan dari surga.
-Attack power dan Attack speed x10, dan akan berlipat ganda,
jika ditambah divine energy.]
Sebenarnya, dia ingin mengecek gadis lemah yang telah
tersungkur di tempatnya itu. Tapi, dia tak bisa melakukannya sekarang, karena
dengan kekuatan ini, dia harus mengalahkan demon wolf itu secepat mungkin.
“Throw Sword.”
-Grraaa…
Grager terdorong ke belakang, karena dia terkejut jika
pedang jelek itu bisa melukainya, dikarenakan efek holy yang melekat pada skill
itu.
Memanfaatkan celah kecil itu, Arthur berlari ke arah Zephier’s
Sword terpental. Namun, Grager tak membiarkan itu, dan segera berlari mendekat.
Dengan sekuat tenaga, dia berlari dan akhirnya meraih
kembali pedang itu. Berbalik, dan menahan serangan demon wolf itu.
Claanggg!!!
Lalu, dia segera menggunakan triple chain skill miliknya.
“Body Acceleration! Triple Slash! Holy Slash!”
Tiga tebasan dengan sword energy yang dilapisi holy, membuat
Grager benar-benar kewalahan. Namun, Arthur tidak memberikan celah, agar
lawannya ini bisa mundur. Dia segera kembali menerjang, dengan skill baru yang
ia peroleh.
“Sword of Holy Sacrifice.”
Ssllaassshhhh!!!
Tubuh demon wolf itu langsung tercabik-cabik, dan banyak
muncul sayatan bercahaya dari dalam tubuhnya. Menandakan jika demon energy di
dalamnya tengah terbakar. Tak membiarkan demon wolf itu untuk merespon
sedikitpun, dan hanya merasakan rasa sakit yang amat sangat.
-Keeuunggg!!!
Setelah beberapa detik, muncul layar pemberitahuan di
depannya.
[Anda telah membunuh Mutant Demon Wolf, Grager Lv. 390.]
[Level naik!]
Total, dia naik 7 level, dan memperoleh banyak item drop
dari demon wolf itu. Namun, itu belum semuanya.
[Prestasi besar!
Mengalahkan lawan yang jauh lebih kuat darimu.
-Semua statistik naik 5 poin.
-Max HP dan MP naik 2%.
-Popularitas dikalangan demon, naik 30 poin.]
Dia tidak memperhatikan itu, karena dia segera berbalik dan
melihat ke arah gadis itu. Namun, sebelum dia sempat bergerak, ada suara dari
arah lain.
“Evaline!”
Itu adalah si lelaki tua, yang melawan Mutant Demon Wolf,
Zavier Lv. 400. Kemungkinan, dia memenangkan pertarungan itu.
Dengan tubuh compang camping, dia berlari mendekat. Jelas terlihat
di wajahnya, dia benar-benar khawatir dengan gadis itu.
Dia duduk bersimpuh, sambil menyangga kepala gadis itu.
“Evaline! Bangun!”
Di sisi lain, Arthur mendekat, perlahan.
“Maaf, aku…”
“Kau sudah berjanji!”
Mendapat sentakan itu, dia segera terdiam, dan tak bisa
berkata apapun. Tapi, dia memberanikan diri untuk berbicara.
“Dia menggunakan Holy Sacrifice.”
“…!”
Tanpa banyak bicara, lelaki tua itu bangun dan menggendong
gadis itu, dan bersiap untuk pergi.
“Aku…”
“Diam.”
Melihat tatapan tajam itu, dia mundur selangkah. Itu bukan
karena ketakutan atau apapun. Itu murni reflek dari makhluk lemah, pada makhluk
kuat.
‘Dia…’
Tanpa membuang banyak waktu lagi, lelaki tua itu segera
pergi.
***
Setelah menghubungi Dzerka, dia pun segera menuju lokasi rombongan
pemimpinnya berjalan pelan.
“Kamu baik-baik saja?”
“Ya.”
Orang yang pertama kali menyapanya adalah Dzerka. Ada jelas
kekhawatiran di raut wajahnya.
“Di mana tuan?”
“Ada di depan.”
Tanpa membuang banyak waktu, dia segera menuju Duke Demon,
yang telah memerintahkan misinya ini.
“Tuan.”
“Kau berhasil lolos dari Wolf Hunt?”
“Ya!”
Arthur segera meletakkan tubuh bishop Vestri yang menjadi
targetnya. Lalu, tangan putih Edzaw terbuka, dan dia mulai mengucapkan mantra.
Dari mayat itu, muncul aura putih yang tidak terlalu pekat,
dan segera menuju telapak tangan Edzaw.
“Cih!”
Dia marah, karena hanya ada sedikit divine energy yang ia
serap. Tanpa banyak bicara, dia segera memacu lagi spectral horse miliknya.
‘Demon sialan ini…’
***
Di masa sekarang…
‘Apa dia bilang?’
Azvein masih tak percaya dengan apa yang ia dengar, terlebih
lagi, pemuda yang tidak ia kenal ini tiba-tiba menyebutkan hal yang sangat
tabu. Ditambah, pemuda ini juga tahu tentang aibnya, yang telah mati tepat 100
kali.
“Dewa kematian?”
“Ya.”
Pemuda itu mengangguk cepat. Tapi, dia segera berhenti,
seolah teringat sesuatu.
“Ah… Siapa namamu?”
“Hah?”
“Siapa namamu? Aku Kira.”
Dia masih ragu untuk mengungkapkan namanya. Tapi, entah
mengapa, dia tidak merasa terancam pada pemuda ini. Terlebih lagi, dia saat ini
sedang ada di kota, yang mana pertarungan antar player dilarang.
Jika player masih ngotot bertarung, para penjaga kota akan
datang dan melerai mereka, lalu mereka dimasukkan ke dalam penjara.
“Azvein.”
“Az…vein…”
Azvein segera mengangguk. Lalu, dia sadar, jika keputusannya
ini salah.
Tiba-tiba, pemuda itu mengeluarkan buku tua hitam, dan
segera menulis sesuatu di sana. Lalu…
“Death Touch!”
‘Apa?! Skill?’
‘Sial… aku lengah.’
‘Aku akan mati lagi. Dan blessing dari dewa Michael pasti
hilang…’
Dia menutup matanya, meratapi semua usahanya yang akan
berakhir dengan sia-sia. Tapi…
‘Eh?’
Perlahan, dia membuka matanya, dan menyadari dia masih
hidup. Lalu, dia melihat pemuda di depannya yang sedang memikirkan sesuatu dan
mengangguk berkali-kali.
“Apa yang kamu lakukan?!” bentaknya keras.
“Ah, aku hanya memastikan, jika aku tidak salah.”
“Apa maksudmu?”
“Kamu tidak akan mati oleh kutukanku. Sepertinya, kamu
benar-benar menjadi calon Apostle of Michael.”
“Apa?!”
Belum sempat ia mencerna informasi itu, ada kedatangan
seseorang dari belakangnya.
“Hei bocah.”
Ya, itu adalah Albert.
“Ya, tuan.”
“Kau jaga di sini. Aku akan meminta bantuan Paus,” tegasnya
sambil memperhatikan pemuda compang-camping yang menyapa padanya, dengan
melambaikan tangannya.
“Bagaimana keadaan Evaline?”
“Mana Vessel-nya bocor lagi.”
Post a Comment for "UG_015"
comment guys. haha