UG_020
UG_020
20. Training Hall Quest (II)
[Progress:
Stab=
1000/1000
Slash= 0/1000
Sword Dance=
0/1000]
Tepat tiga hari, saat dia berhasil menyelesaikan salah satu tugas quest mustahil miliknya ini. Kali ini, dia tidak terjatuh dan membiarkan dirinya istirahat. Sekarang, dia hanya berdiri mematung di tempatnya, menurunkan pedang kayunya yang sudah rusak diujungnya, dan memejamkan matanya dengan kuat.
“Aku berhasil…”
Tak kuasa menahan tangis, ia pun hanya menutup mata sambil
menatap langit, membiarkan tangisan itu keluar, agar hatinya bisa semakin lega.
“Selamat, kawan.”
Sang instruktur yang terkejut dengan perjuangan pemuda di
depannya ini segera mendekat dengan menawarkan satu botol heal potion.
“Terima kasih.”
“Aku sangat terkejut, kamu bisa bertahan sampai sejauh ini.
Apakah kamu akan pergi berburu sekarang?”
“Tidak.”
“…?!”
Ada keterkejutan di wajah sang instruktur, saat menyadari
jika pemuda yang sebenarnya lebih kuat dari player normal ini masih ingin
berlatih di tempat pemula ini.
“Aku harus melakukan Slash 1000 kali dan Sword Dance 1000
kali.”
“Hah?!”
“Tolong beri aku pedang kayu yang baru.”
Belum sempat memulihkan keterkejutannya, sang instruktur
segera memberikan pedang kayu itu dan mundur menjauh. Karena si pemuda yang
baru saja meminum healing potion itu langsung memasang kuda-kuda.
Kini, tebasan itu mulai menebas leher, bahu kanan, bahu
kiri, perut, paha kanan, paha kiri. Gerakan pemuda itu sangat lambat, karena
dia belum terbiasa dengan pola serangan yang sejujurnya saja juga berat
baginya. Karena untuk maju ke serangan berikutnya, ia harus mengubah posturnya.
‘Itu benar-benar berbeda dari Stab.’
***
Sama seperti yang diperkirakan instruktur, Azvein
benar-benar kesulitan untuk melakukan banyak gerakan yang harus berurutan itu.
Parahnya, meskipun ia menyelesaikan gerakan Slash itu dengan lambat, gerakan
itu tak masuk dalam hitungan.
[Progress:
Slash=
0/1000]
‘Sisi mana yang salah?’
Ya, dia sudah sadar, jika ada yang salah tentang
pergerakannya saat ini. Ia benar-benar mempraktekkan gerakkan dari sang guru
dengan perlahan dan hati-hati, meski harus menanggung beban dari gelang besi
yang terasa beratnya, saat melakukan gerakan lambat. Namun, ia tak dapat
menyelesaikan satupun gerakkan, meski sudah menghabiskan waktu setengah hari.
Setelah ia merasa buntu, ia pun segera menghadap ke
instruktur, yang menyambut kedatangannya.
“Tolong bantu aku.”
“Hm…”
Azvein sangat berharap, jika instruktur yang kemungkinan
mantan pasukan kerajaan, bisa tahu sesuatu tentang gerakan slash. Minimal ia berharap,
jika ia bisa mendapatkan petunjuk kecil.
Setelah mengelus-elus janggut hitamnya, ia pun mulai
berkata.
“Aku tidak pernah melihat pelatihan seperti dirimu…”
‘Tidak…’
“…Tapi, mungkin kamu bisa mengerti sesuatu, saat aku
mempraktekkan pelatihanku.”
“…!”
Tanpa menunggu jawabannya, sang instruktur segera mengambil
pedang kayu dan berhadapan dengan boneka jerami.
Tebasan dada kiri-kanan, tebasan dada kanan-kiri, tebasan
dada kiri-kanan, tebasan kanan-kiri, dst.
Saat dia mulai mengamati, kecepatan gerakan dari sang
instruktur perlahan dan pasti mulai meningkat. Bahkan, saat fokus instruktur
sudah mencapai titik puncaknya, ia sudah tak bisa mengikuti lagi gerakan pedang
yang sangat cepat itu. Ia hanya melihat boneka kayu yang terus bergerak cepat,
seperti dipukuli dengan sangat kuat.
“Puhhh…”
Segera sang instruktur menghapus keringat yang membasahi
dagunya, dan segera tersenyum puas.
“Sudah lama, aku tak melakukan latihan seperti ini.”
Bahkan, para pemula yang menonton latihan sang instruktur
langsung bertepuk tangan, karena takjub dengan praktek latihan dari sang
pemimpin area training hall ini.
“Sudah… sudah… Jika kalian ingin sekuat diriku, bekerja
keraslah!”
“Siap!”
“Ya!”
Setelah menyemangati para pemula, sang instruktur segera
mendekati pemuda yang tengah berfikir keras itu.
“Apakah benar, jika Stab berfokus pada akurasi dan power,
dan Slash berfokus pada serangan besar dan durability?”
“Ya. Kamu benar.”
“…!”
“Stab harus memfokuskan pada titik kritis lawan, dan
menghantamnya sekuat dan sedalam mungkin. Sementara Slash memfokuskan pada
tebasan besar, dan durabilitas dalam memperbanyak luka pada lawan dengan
serangan continue, atau tebasan kuat namun dalam dengan sekali serang.
Biasanya, kondisi ini terjadi, jika kamu melawan musuh yang lebih kuat darimu.
Kalau lawanmu mudah, tak perlu melakukan Stab dan Slash.”
“Kenapa?”
“Yah… buat apa memakai Stab dan Slash yang memerlukan
kekuatan besar, jika kamu bisa membunuh lawanmu dengan jentikan jari?” ujar si
instruktur sambil mengembangkan kedua tangannya ke samping, sambil memasang
ekspresi meremehkan.
“…”
“Apa kamu sudah mendapatkan petunjuk?”
“Ya! Terima kasih!”
Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia pun segera kembali ke
posisinya, dan mulai menatap serius targetnya.
‘Jika kondisiku sekarang tak memungkinkan untuk fokus
dalam kecepatan serangan, bukankah itu berarti aku harus melakukan serangan
kuat pada keenam titik slash?’
Segera, ia mencoba dengan serangan kuat pada leher, bahu
kanan, bahu kiri, perut, paha kanan, paha kiri…
‘Kurang cepat. Tidak ada harmony yang aku rasakan.’
Ya, dia tidak melupakan unsur terpenting dalam pelatihannya
ini. Harmony tubuhnya adalah kontrol, teknik, dan tubuh (kecepatan, ketangkasan, kekuatan).
‘Sedikit
meleset di paha kiri.’
‘Terlalu
berlebihan di leher.’
‘Kurang kuat
di bahu kanan.’
Setelah mengulang-ulang selama lebih dari 50 gerakan,
akhirnya kabar baik menghampirinya.
[Progress:
Slash=
1/1000]
***
“Apa yang sedang dia lakukan?”
“Kenapa dia menebas dengan cara yang aneh itu?”
“Apakah dia orang kemarin yang melakukan tusukan
berulang-ulang?”
“Oh, dia si gila tutorial?”
Ada kerumunan yang sedang membicarakan dirinya, yang terus
berlatih Slash. Dia sama sekali tak ingin menanggapi kerumunan itu, karena
menurutnya, mereka bukanlah orang yang bisa mengerti perjuangan dari seseorang
yang tidak memiliki jalan lain untuk berusaha.
‘Hidup mereka terlalu nyaman, hingga lupa untuk bersyukur
dan menghargai usaha orang lain.’
Dia terus saja melakukan semua tebasan itu, hingga ia
membutakan semua indranya, selain gerakan tubuh dan mata yang fokus pada
targetnya.
Tapi…
Krakkk!!
Patahan pedang kayunya langsung terpental sangat jauh, saat
dia terpatung di tempatnya, dan melihat pada genggaman tangannya.
‘Apakah aku terlalu memberikan banyak kekuatan?’
[Progress:
Slash= 478/1000]
Dia sebenarnya bangga dengan progressnya. Baru satu hari
lebih, dia sudah hampir mencapai setengah dari targetnya. Semua ini berkat
harmony tubuh yang ia pelajari, yang membuat tubuhnya semakin terbiasa dengan
gerakan Slash rumit miliknya.
Saat ia sedang sibuk memperhatikan pedang patahnya, sang
instruktur kembali mendekat.
“Apa yang kamu pikirkan?”
“Aku tak mengerti, kenapa pedang ini bisa patah. Padahal,
aku menggunakan jumlah kekuatan yang sama, sejak tadi.”
“Hm…”
Sang instruktur kembali tersenyum, dan berfikir untuk
membantu pemula yang unik ini lagi dan lagi. Karena jujur saja, dia penasaran,
seberapa kuat pemuda ini, saat keluar dari training hall ini.
“Kekuatan dirimu bertambah, seiring dengan kecepatanmu yang
meningkat.”
“…?! Tapi, kenapa hal ini tak terjadi pada saat aku
melakukan Stab?”
Dua pedang kayu baru pun diambil sang instruktur, seraya
melakukan Stab pada tiga titik kritikal manusia. Lalu, dia berkata.
“Stab hanya terfokus pada satu titik, yaitu ujung pedang.
Sementara Slash menyebar dari ujung hingga pangkal pedang. Dan tekanan
terbanyak, akan membuat pedangmu patah.”
“…?!”
‘Itu benar!’
Setelah melemparkan pedang kayu itu pada si pemuda, sang
instruktur mengacungkan pedang kayu lain.
“Aku akan mengajarimu skill yang bisa mematahkan senjata
lawanmu.”
“…?!”
Tanpa menunggu persetujuannya, sang instruktur segera
menyerangnya. Tentu saja dia mencoba bertahan dengan pedang kayunya sekuat
tenaga.
Krakkk!!
Benar saja, pedang kayu yang ia pegang langsung patah, dan
terbang jauh di langit malam.
Ding!
[Anda baru saja melihat skill Power Slash. Apakah Anda ingin
mempelajarinya? Y/N]
“Ya!”
Tidak ada alasan untuk menolak, apalagi saat ini, ia tak
memiliki satu pun skill aktif. Oleh sebab itu, dia menyambut bantuan itu dengan
sangat gembira.
“Itu bagus…” jawab sang instruktur sambil melemparkan pedang
kayu miliknya pada pemuda itu. “Jangan lupa beristirahat. Atau, kelelahan
mental karena terlalu instens berlatih, akan mempersulitmu.”
“Terima kasih.”
Setelah berpamitan dengan sang instruktur, ia kembali
melihat jendela skill-nya.
[Power
Slash
Kemampuan
yang hanya dipelajari oleh para Knight Sercraze, yang selalu berjuang
untuk melindungi wilayah manusia dari invasi para monster di utara. Kemampuan
yang tercipta untuk mematahkan anggota tubuh demon yang sangat keras dan tebal.
Konsumsi mana= 30 MP
Cooldown skill= 5 menit]
Mungkin, bagi
sebagian besar orang, skill ini adalah skill remeh, yang mudah didapatkan saat
level telah melewati 100. Tapi, bagi dirinya yang masih di level 1 dan belum
menyelesaikan basic tutorial, ini merupakan skill yang benar-benar membantunya.
Andai dia
tahu, seberapa beruntungnya ia, mendapatkan skill ekslusif ini.
“Baiklah! Ayo
kita lanjutkan!”
***
Stab= 1000/1000
Slash= 1000/1000
Sword Dance= 0/1000]
“Akhirnya selesai!”
Tepat sebelum mentari terbit, ia akhirnya berhasil
menuntaskan Slash. Dia akhirnya bisa beristirahat sejenak, dan mencoba skill
aktif-nya, dengan mengalirkan mana pada pedang kayunya. Kabar baiknya, dengan jumlah mana yang ia miliki,
ia bisa menggunakan skill ini lebih dari sekali.
“Power Slash.”
Bam!
Tak ada bekas apapun di boneka jerami itu, dan sepertinya
senjatanya atau serangannya sangatlah lemah.
‘Apakah aku harus memperkuat lapisan mana di bilah
pedangnya?’
Kembali, dia mencoba melakukan gerakan yang sama, dan…
Bam!
Ding!
[Anda mendapatkan pencerahan, karena menelusuri jalur
pedang.
Understanding of Basic Swordsmanship= 3%]
[Level skill naik!]
[Power Slash= G > F]
Ada bekas tebasan yang sangat dalam di boneka Jerami itu.
Bekas tebasan itu layaknya menggunakan pedang sungguhan. Lalu, dia menyadari
sesuatu, dan segera mencobanya.
‘Apakah itu mungkin?’
Dia mencoba gerakan Stab, dengan menaruh mananya pada
pedang, dan mempertebal mana itu pada ujung pedang.
“…!”
Dari jauh, sang instruktur yang baru saja datang dan melihat
gerakan pemuda itu, menyadari jika dia mungkin saja baru menciptakan monster
yang sangat kuat di masa depan.
Stab!
Ada lubang yang dalam di dada boneka Jerami itu. Lubang yang
tercipta seperti tusukkan pedang baja.
Ding!
[Anda mendapatkan pencerahan, karena menelusuri jalur
pedang.
Understanding of Basic Swordsmanship= 13%]
[Anda mendapatkan skill baru!]
[War God Gabriel sangat menghargai orang yang terus berusaha
di jalan pejuang!
Anda telah menemukan pencerahan sendiri, memanfaatkan
pemahaman Anda tentang pedang. War God Gabriel senang akan hal itu.]
[Anda baru saja melihat skill Power Stab. Apakah Anda ingin
mempelajarinya? Y/N]
“Ya.”
Dia sangat senang, saat mendapatkan skill baru ini tanpa
berjuang dengan susah payah. Dia segera memeriksa skill itu.
[Power
Stab
Kemampuan
yang hanya dipelajari oleh para Knight Sercraze, yang selalu berjuang
untuk melindungi wilayah manusia dari invasi para monster di utara. Kemampuan
yang tercipta untuk menusuk titik lemah demon yang terkenal memiliki kulit yang
sangat keras dan tebal.
Konsumsi mana= 50 MP
Cooldown skill= 10 menit]
“Kamu hebat!”
Segera, ia melihat ke arah sumber suara itu, yang ternyata
adalah sang instruktur.
“Aku semakin yakin, jika dirimu berbeda daripada para pemula
yang telah menyelesaikan pelatihan di tempat ini.”
“Terima kasih.”
Lalu, sang instruktur segera menyerahkan token padanya.
“Apa ini?”
“Itu adalah token yang akan kamu butuhkan untuk menantang
beginner tutorial di ibukota.”
“…!”
Ding!
[Selamat!
Anda telah menyelesaikan basic tutorial dengan memuaskan
instruktur benteng Edinburg. Sebagai bukti kelulusan, Anda mendapatkan bukti token ‘Trial of Sercraze’s Warrior’, yang bisa Anda
gunakan di beginner tutorial di mana pun, di wilayah manusia.]
[Trial of Sercraze’s Warrior
Token ini adalah tanda jika Anda telah membuktikan kelayakan
dirimu, dan berhasil untuk memulai jalur seorang pejuang!]
***
“Apakah kamu bisa membantuku?”
“…?”
“Dapatkah kamu memberitahuku, apa yang kurang dari gerakkanku
ini?”
Setelah lima hari di tempat pelatihan ini dia sadar, jika
dia melangkah sendiri seperti saat berburu Big Rabbit, dia akan membutuhkan
banyak waktu untuk melakukan trial dan error. Tapi untuk sekarang, ia hanya
memiliki lima hari waktu tersisa.
Untuk itulah, ia harus mendapatkan pencerahan lagi, dari
orang yang telah banyak membantunya ini.
Segera, ia melakukan pergerakkan tarian pedang dengan
kombinasi langkah kaki yang rumit dengan tebasan dan tusukan yang baru ia
sadar, jika itu adalah gabungan dari titik stab dan slash yang sudah ia
pelajari.
Meskipun ia melakukannya sangat pelan, karena masih
kesulitan untuk mengkombinasikan tiga macam gerakan itu, ia harap jika sang
instruktur bisa membantunya.
“I-ini…”
“…?”
Saat dia menyelesaikan tarian pedang itu, ia mempertanyakan
sikap sang instruktur yang terkejut.
“D-darimana kamu tahu gerakan itu?”
“…”
Azvein segera merenung dan ingin mengatakan yang sejujurnya.
Namun, dia juga teringat, jika pekerjaan gurunya yang asli sebagai ‘orang dalam
gereja’ sangat rahasia, ia tak bisa melakukan hal itu.
“Itu dari guruku.”
“Siapa gurumu?!”
“Maaf, aku tidak bisa memberitahukannya. Tapi, apa yang
sebenarnya yang terjadi?”
Setelah sang instruktur terdiam dan berhasil menenangkan
diri, dia segera mulai menjelaskan.
“Awalnya aku kira, kamu melakukan latihan Stab dan Slash
secara random. Tapi, saat aku melihatmu melakukan tarian pedang itu, aku sadar
jika tarian pedang itu adalah tarian yang pernah aku lihat saat aku bergabung
dengan ekspedisi Demon ke-58.”
“…”
“Tarian pedang yang kamu lakukan itu adalah tarian pedang
yang dimiliki oleh Putri Fallen Empire Afreum, Sherly Afreum.”
“Putri Sherly Afreum?”
“Ya! Dia adalah seorang Putri dari darah keturunan suci
kekaisaran Afreum, yang mendapatkan berkah War God Gabriel dan Life Goddess Rebecca,
dan menjadi seorang Valkyrie.”
“…!”
‘Apa?! Tak aku kira, jika gerakan acak yang diberikan
oleh pak tua itu adalah gerakan dari seorang Valkyrie.’
“Tapi sayang, kami tidak mendengar kabarnya lagi, semenjak
ekspedisi Demon ke-62 sepuluh tahun yang lalu.”
Ding!
[Anda telah mendapatkan informasi tentang Putri Sherly Afreum, yang terpilih sebagai Valkyrie,
yang melindungi orang yang lemah dan melawan para demon yang menjadi musuh para
dewa.]
[Pemahaman Anda tentang Afreum Sword Dance meningkat!
Understanding of Afreum Sword Dance meningkat 0.3%]
***
Meskipun dia mendapatkan peningkatan pemahaman dari sword
dance milik Putri Afreum, namun dia masih tak bisa melewati tembok tinggi untuk
menguasai Afreum Sword Dance. Karena jujur saja, sang instruktur tak bisa
membantunya.
“Maafkan aku, aku tidak memiliki kapasitas untuk
membantumu.”
Ya, semenjak itu, sang instruktur hanya mengawasinya dari
jauh, dan membiarkan dirinya terus melakukan trial dan error dengan tarian
pedang yang belum ia dapatkan.
‘Begini… begini… tidak… aku salah.’
‘Kanan, mundur, serong kiri, maju, kiri, kanan…’
‘Tebas pundak,
mundur, tusuk jantung, ke samping, maju, tebas…’
Min lanjut overgeared dong, baca di situs lain malah bikin pusing
ReplyDelete