UG_021
21. Training Hall Quest (III)
“Hah… hah… hah…”
Dia benar-benar kelelahan, baik secara fisik maupun mental, hingga ia harus terkapar di bawah teriknya mentari. Ditambah, semua kerja kerasnya dalam tiga hari ini tak memiliki secercah cahaya apapun. Semuanya masih kosong dan gelap.
Bahkan, dia harus rela cuti dari restoran dan harus mengurangi waktu
tidurnya. Karena sedikitnya waktu dari quest sulit ini, dia harus mengorbankan
kehidupannya di dunia nyata.
[Progress:
Sword Dance= 0/1000]
‘Di manakah yang salah?’
Sambil terus memutar-mutar kembali semua
gerakan yang telah ia lakukan, yang ia rasa telah sesuai dengan contoh dari
sang guru, ia mencari titik di mana ia melakukan kesalahan. Bahkan, ada
beberapa saat ia menerapkan harmony tubuh (kontrol, teknik, dan tubuh) pada
semua gerakkan yang telah ia lakukan. Tapi, dia masih tak memiliki petunjuk
apapun, agar gerakkannya terhitung sebagai Afreum Sword Dance.
Mengingat hal itu, ia juga teringat sedikit
tentang siapa itu Sherly Afreum dan Fallen Empire Afreum dari forum.
Fallen Empire, Afreum adalah kekaisaran
yang dulu terbentang dari wilayah utara yang jauh di bawah pegunungan es kutub,
hingga dengan perbatasan Frozen sea, yang dulunya disebut sungai Edinburg.
Bahkan
di forum juga mengatakan, jika dulunya di benua Paradise ini ada dua kekaisaran
besar. Yaitu Afreum Empire di utara dan Britain Empire di dataran tengah.
Kedua kekaisaran itu saling bermusuhan,
bahkan telah terjadi perang beratus-ratus tahun, hingga sampai kedatangan para
demon di wilayah utara. Mendapatkan serangan dari dua arah, membuat Afreum
Empire hancur tak tersisa. Sementara itu, Britain Empire juga mengalami
kemunduruan yang signifikan, setelah kehancuran Afreum Empire.
Wilayah Britain Empire akhirnya terpecah
menjadi empat kerajaan terakhir manusia; Sercraze Kingdom, Wander Kingdom,
Hamman Kingdom, dan Britain Kingdom.
Setelah perang besar dan ekspedisi terakhir
yang menewaskan keturunan terakhir dari Afreum Empire, Sherly Afreum pada
ekspedisi Demon ke-62, para demon tidak lagi menyerang wilayah manusia.
Ada desas-desus yang mengatakan, jika
kejadian itu diakibatkan pergantian posisi dari demon king yang lama ke demon
king yang baru.
Wiissshhhh…
Segera saja ia membuka mata, saat ada hawa
dingin yang menyentuh dahinya yang basah dengan keringat.
Di depannya, tidak, di atasnya, ada seorang
gadis manis yang tersenyum dan sedang memegang handuk dingin, yang digunakan
padanya.
“Apa kamu baik-baik saja?”
Benar. Gadis itu adalah penyelamat hidup
dan malaikatnya, Evaline.
***
“Evaline!”
Azvein segera terbangun dari tidurnya, dan
segera melihat ke arah gadis yang malu-malu untuk melihatnya. Awalnya, ia tak
mengerti kenapa gadis itu malu-malu, namun saat ia melihat dirinya yang tak
memakai baju, ia pun segera berbalik.
“Maaf.”
“Tidak apa-apa. Nomong-ngomong, Clean!”
Segera, seluruh keringat di tubuhnya segera
hilang, dan seluruh pakaiannya menjadi bersih. Itu adalah efek sihir harian,
yang biasa digunakan oleh semua orang.
Setelah merasakan kesegaran di seluruh
tubuh, ia pun segera memakai kembali pakaiannya, dan menghadap gadis yang
tengah mengeluarkan sesuatu dari keranjangnya.
“Aku bawakan pie apel. Ayo kita makan
bareng!”
“Terima kasih.”
Keduanya pun segera pergi ke bawah pohon
rindang yang sejuk dan segera memakan makanan itu dengan lahap.
“Apa kamu sedang kesulitan?”
“…”
Jujur saja, ia tak ingin terlihat lemah di
hadapan gadis terbaik yang telah banyak membantunya ini. Namun apalah daya, dia
telah kesulitan tiga hari ini, dan tinggal dua hari lagi sampai batas questnya
berakhir.
“Aku tidak mengerti tentang suatu tarian
pedang. Aku sudah melakukan segalanya, namun aku masih belum menemukan satu pun
pencerahan.”
“Em…”
Gadis itu terdiam dan menggeram panjang,
seperti dia sedang berfikir keras.
“Aku tidak tahu. Hehe. Maaf.”
Azvein sadar akan hal itu. Tak mungkin
seorang yang tak pernah memegang pedang seperti Evaline bisa memiliki pemahaman
yang lebih dalam daripada sang instruktur.
“Tidak apa-apa. Aku berterima kasih, karena
kamu…”
“Eh, mungkin kamu harus tahu ini,” potong
gadis itu cepat.
“…?”
“Sejak dulu, aku senang membantu orang
lain. Saat melihat beban di pundak mereka yang terangkat, hatiku sangat
gembira. Terlebih lagi saat aku menjadi seorang priest, aku bisa berbuat lebih
banyak untuk membantu orang lain…”
‘Dia memang cocok disebut sebagai
malaikat, yang turun ke bumi.’
“…Bahkan, paman Albert pernah memarahiku,
jika aku terlalu baik pada orang lain. Tapi menurutku, membantu orang lain
dengan ketulusan hati, tak akan membuat diriku rugi. Benarkan, vein?”
“…!”
‘Ketulusan hati!’
Segera, dia bangkit dari tempat duduknya,
dan meraih pedangnya lagi. Lalu, dia segera berbalik dan menghampiri gadis itu
dengan memegang kedua tangan halus itu.
“Terima kasih, Eveline!”
“Hah?”
Tanpa memperdulikan gadis itu lagi, ia
segera menghadapi boneka jerami yang telah berdiri tegak menantangnya.
‘Kenapa aku lupa, jika semua pekerjaan
harus dilakukan dengan hati. Aku harus menyatu dengan sword dance ini!’
Perlahan, ia mulai menikmati sensasi dari
gerakan yang telah ia hafal seluruhnya. Lalu dia mulai menggunakan harmony
tubuh yang telah ia kuasai. Semua indranya terasa memburuk, dan semuanya
terfokus pada gerakan dan target di depannya. Tidak. Kali ini ia memasukkan jiwanya
sendiri dalam gerakan sword dance ini dengan setiap inci persendian tubuhnya.
Bam! Bam! Stab! Bam! Slash! Swosh!
Stab! Bam! Slash! Swosh! Bam!
Gerakan terakhir yang ia tujukkan pada
jantung target, ia gunakan mana diujung pedang kayunya. Lalu…
Boom!!!
Boneka Jerami di depannya meledak, dan
menyisahkan bagian bawah kanan, yang porak-poranda.
Ding!
[Anda mendapatkan pencerahan, karena
menelusuri jalur pedang.
Understanding of Basic Swordsmanship= 23%]
[Pemahaman Anda tentang Afreum Sword Dance
meningkat!
Understanding of Afreum Sword Dance
meningkat 1.3%]
[Anda mendapatkan skill baru!]
[War God Gabriel sangat menghargai orang
yang terus berusaha dan tidak pernah menyerah di jalan seorang pejuang!
Anda telah menemukan pencerahan sendiri,
memanfaatkan pemahaman Anda tentang suatu tarian pedang. War God Gabriel senang
akan hal itu.]
[Anda baru saja mendapatkan skill Afreum
Sword Dance. Apakah Anda ingin mempelajarinya? Y/N]
“Tentu saja.”
***
Setelah memeriksa skill Afreum Sword Dance,
dia tersadar jika skill itu bukanlah termasuk skill aktif. Itu termasuk skill
pasif bersama Basic Swordsmanship. Aneh memang, saat dirinya punya dua skill
pasif swordsmanship.
Tapi, dia juga sadar jika Power Slash dan
Power Stab merupakan bagian dari Afreum Sword Dance. Mungkin ke depannya, dia
nanti akan mendapatkan skill lain yang bersandar pada Afreum Sword Dance.
Untuk sekarang, fokusnya ialah
menyelesaikan quest basic training.
[Progress:
Sword Dance= 2/1000]
“…?”
Dia bertanya-tanya, kenapa hitungan Sword Dance-nya
naik 2 poin. Padahal, dalam latihan Stab dan Slash, dia harus meraih satu
persatu poin dengan menggunakan gerakan sempurna dalam Stab dan Slash. Tapi,
kenapa Sword Dance langsung menunjukkan 2 poin?
Setelah melepaskan kepergian Evaline untuk
kembali ke gereja, dia langsung menghadap ke boneka Jerami dan mulai
mempraktekkan lagi Afreum Sword Dance.
[Progress:
Sword Dance= 2/1000]
‘Kenapa tidak bertambah?’
Ini adalah hal yang baru ia temui. Padahal
ia telah melakukan hal yang sama, seperti yang ia lakukan pertama kali, saat
mendapatkan skill Afreum Sword Dance.
‘Mari kita coba spaming.’
Azvein pun mulai melakukan gerakan Afreum
Sword Dance berulang-ulang, tanpa memperdulikan keadaan sekitar dan terfokus
pada Afreum Sword Dance.
Ggrrr…
Segeralah
mengkonsumsi makanan atau potion untuk menghilangkan stats ini.]
“…”
Setelah mendengar pemberitahuan itu, dia
segera mengeluarkan lagi daging kelinci bakarnya, seraya membuka jendela
progress.
[Progress:
Sword Dance= 3/1000]
“Apa?!”
Di malam hari dari hari ke-9, dia masih tak
bisa menambahkan poin dari sword dance.
‘Sial… aku semakin terdesak.’
Ya, esok hari, ia akan mencapai batas akhir
dari quest basic training. Sementara itu, ia masih tak bisa menambahkan poin
sword dance, karena dia sendiri masih tidak tahu di mana letak kesalahannya.
‘Bagaimana aku bisa menyelesaikan quest
ini?’
‘Apakah aku harus menghubungi master?’
‘Tapi, apakah master akan membantuku?’
‘Tidak. Setidaknya, aku harus berjuang
sampai detik terakhir.’
Membulatkan tekat, ia pun mulai menghadapi
boneka Jerami sekali lagi, dan mulai melakukan Afreum Sword Dance. Dan akhirnya,
pemberitahuan kegagalannya pun muncul.
***
[Quest Gagal!]
[Anda tidak berhasil menyelesaikan Quest: Stab, Slash,
and Sword Dance 1000x. Silahkan temui Albert untuk membatalkan quest.]
“Aku gagal.”
Harapannya untuk bisa berkembang dan menghasilkan uang dari game ini
terasa semakin berat.
“Bagaimana?”
Sang instruktur mendekati pemuda itu, yang telah berlatih keras selama
sepuluh hari. Karena ia melihat jika pemuda itu tengah termenung sedih dan meletakkan
ujung pedang kayunya pada bumi.
“Aku gagal.”
Mendapatkan jawaban tak terduga itu, sang instruktur segera menepuk
pundak pejuang muda itu, seraya menghiburnya.
“Tidak apa-apa. Masih banyak kesempatan di masa depan.”
“Terima kasih.”
Dengan punggung tertunduk, ia pun pulang ke pub, sambil tetap memakai
gelang besi yang terasa sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Di dalam pub yang telah terbuka, ia pun segera melihat sang bartender
yang sedang sibuk melayani pelanggan. Ia benar-benar takut untuk melakukan hal
ini. Karena ingatannya saat dihajar habis-habisan oleh NPC bernama ini masih
membekas di dalam benaknya.
‘Apakah aku akan mengalami pelatihan neraka lagi? Atau aku akan langsung
dihajar lagi selama seminggu?’
Perlahan-lahan, ia melangkah untuk menuju dapur, berharap ada Evaline di
sana. Atau paling tidak, dia akan bersembunyi, sampai Evaline datang. Ya, dia
berharap malaikat tak bersayap itu bisa meredam amarah lelaki tua dan kejam
ini. Setidaknya, ia ingin pergi dari tempat ini dengan damai.
Tapi…
“Hei bocah!”
“Urgh…”
…dia ketahuan.
***
Dengan langkah gemetar, seperti seorang
kelinci yang datang sendiri ke sarang serigala yang kelaparan, ia tak berani
menatap ke arah gurunya. Biasanya, ia akan menjadi sok kuat dan berani
menghadapi sang guru. Tapi, saat ini dia tengah kehilangan semangat dan jatuh
dalam putus asa.
“…”
Tatapan tajam itu terasa menusuk
jantungnya, membuatnya terdiam di tempatnya tanpa berkata apapun.
“Kemari.”
Keduanya pun segera menuju ke halaman
belakang. Lelaki tua itu langsung mengambil tongkat kayu seukuran longsword dan
segera melemparkannya pada pemuda itu.
“Tangkis ini.”
Tanpa menunggu persetujuan dari lawan,
lelaki tua itu segera menyerang dengan membabi buta.
Bam! Bam! Bam!
Tentu saja, pemuda itu tak bisa melakukan
apapun pada serangan kuat itu, dan hanya menerima semua serangan kuat itu
dengan tubuhnya. Ia hanya berfikir, jika ini adalah hukumannya, yang telah
gagal melakukan quest.
‘Dia pasti ingin menyiksaku terlebih
dahulu!’
Ya, dia sampai pada kesimpulan itu, karena
lelaki tua itu telah tahu, jika dia tak akan mati jika diserang oleh senjata.
Oleh sebab itu, pastinya lelaki tua itu ingin menghajarnya sampai babak belur,
sama seperti dahulu.
“Lakukan sword dance itu, atau kau akan
mati.”
“…!”
Saat lelaki tua itu mengatakan hal itu, ia
reflek langsung melakukan Afreum Sword Dance. Dan tak ia sangka, ia berhasil
menahan serangan brutal lelaki tua itu.
Ada senyum tipis di wajahnya.
‘Aku akan membalasmu, pak tua sialan!’
Dia dengan brutal menyerang dengan Sword
Dance, yang diperkuat dengan harmony tubuh.
“Jhahaha! Rasakan! Rasakan pembalasanku pak
tua sialan!”
Itu adalah jeritan frustasinya, yang setiap
hari selalu diperbudak dan disiksa oleh lelaki tua itu. Bahkan, ia tak bisa
menghentikan mulutnya untuk mengumpat, karena dendam yang telah tertumpuk
sekian lama.
Apalagi, saat ini, lelaki tua itu sedang
dalam posisi bertahan.
“Mati! Mati! Mati kau, sialan!”
Dia terus-menerus menyerang, dan tak
membiarkan lelaki tua itu membalas. Tapi…
“Kau sudah melewati batas, bocah.”
“…?!”
Sepersekian detik, pandangannya langsung
menjadi gelap, lalu saat ia sadar, ia telah terpental kuat ke belakang.
Bamm!
“Ugh.”
Seluruh tubuhnya terasa hancur dan tak bisa
digerakkan. Bahkan, untuk melihat pesan Immune di depannya, ia tak sanggup. Lalu,
saat pandangannya akan menggelap…
“Setidaknya, kau berhasil mempelajarinya.”
***
“Urgh…”
Dia terbangun di tempatnya tersandar di
depan batu berlubang, yang kini telah membentuk kawah besar.
‘Sialan… pak tua itu benar-benar kuat.’
Tak melihat siapapun di sana, dia pun
segera beranjak kembali ke dalam bar.
“…”
Melihat jika pak tua itu tetap pada
posisinya sebagai bartender, Azvein langsung mendekat, guna melaporkan
kegagalannya, dan segera pergi dari tempat ini. Lalu, dia akan mulai
petualangannya sendiri, untuk grinding dan mendapatkan uang.
“Aku gagal…”
“Aku tahu.”
“Bolehkah aku…”
“Pergi ke guild mage, dan pelajari Fire
Ball, Water Ball, Earth Ball, Wind Ball.”
[Quest: Fire Ball, Water Ball, Earth Ball, Wind
Ball
Albert kecewa dengan kegagalanmu. Sebagai hukuman, Anda harus menguasai Fire Ball, Water Ball, Earth Ball, dan Wind Ball di guild mage. Buktikan
kembali, jika dirimu bisa melakukan itu!
Hadiah:
-Tidak dimarahi Albert
Progress:
Fire Ball = 0/1
Water Ball = 0/1
Earth Ball = 0/1
Wind Ball= 0/1]
“T-tapi…”
“…”
Mendapat tatapan tajam seorang pembunuh, ia
tak bisa berkutik. Padahal, ia hanya ingin menyampaikan iktikat baik dan pergi
dengan damai. Tapi, setelah ia berfikir cepat dalam kepanikan, dia segera
pergi, sebelum quest yang dipaksakan itu bertambah sulit, sama seperti
sebelumnya.
Tanpa membuang-buang waktu, dia pun segera
ke guild mage.
“Permisi.”
Dia segera masuk dan menghampiri seorang gadis
resepsionis memakai topi penyihir.
“Ada yang bisa aku bantu?”
“Bagaimana caranya untuk belajar Fire Ball,
Water Ball, Earth Ball, dan Wind Ball?”
“Hm… Sebelum itu, coba periksa jenis mana
yang kamu miliki,” jawab sang resepsionis sambil mengeluarkan mana orb, yang bisa
mendeteksi jenis-jenis mana pengguna. “Alirkan
mana-mu ke dalam orb ini.”
“Oke.”
Ding!
[Anda belum bisa memilih kelas, karena
level Anda yang masih sangat rendah. Silahkan naikkan level Anda terlebih
dahulu.]
Sebenarnya, dia sudah menduga hal ini.
Karena dalam awal-awal ia mendaftarkan karakter game, ia hanya bisa membuka job
class setelah level 5. Namun sekarang, ia masih level 1, karena terus dipaksa
untuk melakukan quest Albert.
“Hah?!”
“Kenapa? Ada apa?” tanya Azvein panik,
karena melihat resepsionis yang terkejut.
“A-apa kamu sudah belajar harmony mana?”
“…?!’
Post a Comment for "UG_021"
comment guys. haha