Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

UG_023

gambar

Unlucky Game

UG_023

23. Petualangan Dimulai

 

Tak sesulit kedua quest paksa sebelumnya, ia akhirnya bisa menguasai Fire Ball dalam setengah hari. Tentunya, semua itu berkat petunjuk sempurna dari Nyonya Beatrix.

“Fire Ball!”

Boomm!!

Boneka Jerami itu pun segera terbakar. Namun, berkat sihir pemulihan otomatis dari system, boneka itu segera pulih kembali.

[Progress:

Fire Ball = 1/1]

‘Sempurna!’

Dia sangat bahagia, karena bisa menyelesaikan satu step dari quest Albert. Ditambah, ia sangat bahagia, jika Fire Ball hanya mengkonsumsi 20 MP saja. Berarti, dia bisa menggunakan Fire Ball sebanyak 10 kali, karena cooldown Fire Ball hanya 5 detik saja.

‘Alirkan mana ke telapak tangan, bayangkan segumpal air, dan…’

“Water Ball!”

Ding!

[Selamat! Anda telah mempelajari Water Ball!]

Tanpa membuang banyak waktu lagi, dia segera berlatih Earth Ball dan Wind Ball. Namun, setelah beberapa saat, dia mengalami masalah.

‘Aku tidak memiliki mana potion.’

Tak seperti orang lain yang telah menghasilkan banyak uang dari berburu dan quest, dirinya masih terjebak dalam lingkaran kekejaman Albert. Sehingga, dia tak menghasilkan uang apapun. Bahkan, daging kelinci yang ia dapatkan, juga telah menipis.

Di sisi lain, pengisian ulang MP-nya sangatlah lama. 1 jam, hanya memulihkan 1 MP saja. Menurut Nyonya Beatrix, hal itu dikarenakan stats wisdom-nya yang sangat rendah.

Untung saja, quest Albert telah selesai, tepat saat MP terakhirnya bisa digunakan untuk membuat Wind Ball.

‘Aku harus segera menyelesaikan quest paksa ini.’

Ya, dia sadar, jika dirinya tak bisa lagi berdiam diri. Mengingat, jika tinggal satu bulan lagi di dunia nyata, waktu pembayaran rumah sakit kakaknya, tagihan listrik dan internet. Sehingga, dia harus segera mempersiapkan banyak uang, guna selamat di satu bulan berikutnya

Saat di pub, dia segera menghampiri lelaki tua itu.

“Aku sudah menyelesaikan misimu.”

“Itu bagus. Sekarang, kamu…”

“Tidak. Tunggu…”

“…”

Mata tajam lelaki tua itu pun segera diarahkan pada pemuda yang kini tak lagi goyah saat menatapnya.

“Aku benar-benar harus pergi berburu dan menghasilkan uang. Karena saudariku sedang membutuhkan banyak biaya pengobatan.”

“…”

Ya, dia memutuskan untuk tidak berbohong pada Albert, meskipun ia tak menceritakan secara detail tentang perbedaan antara dunia mereka.

“Baiklah. Kemari.”

Keduanya pun segera menuju ke kamar Albert, dan membuka ruang rahasia yang tak ada apapun di sana. Lalu, lelaki tua itu mengucapkan sebuah mantra, dan sebuah lorong bawah tanah pun muncul.

“Ambil ini.”

“…?”

Lelaki itu memberikannya satu set leather armor, longsword, jubah kulit tingkat normal. Lalu, ada juga tenda dan beberapa save stone.

“Lepas semua gelang besimu.”

Dengan cepat, ia pun segera melepas benda berat yang telah ia pakai kemanapun selama satu bulan lebih ini.

‘Rasanya sangat ringan.’

Dia tersenyum puas, saat melihat kedua tangan dan kakinya telah bergerak lebih bebas dan lebih ringan.

“Pakai ini.”

“Apa itu?”

Benda itu seperti gelang besar, namun memiliki bilah pedang kecil yang tersembunyi.

Lelaki tua itu segera memakainya, dengan menempatkan bilah pedang itu di atas nadinya, dan menarik pedang kecil itu keluar, saat tangannya membentuk huruf L, dengan jari-jarinya yang menggenggam.

“Ini adalah Hidden Blade.”

Ding!

[Hidden Blade

Rarity= Epic

Alat khusus yang hanya dimiliki oleh anggota ‘Brotherhood’, yang disumpah untuk menegakkan keadilan lewat bayang-bayang.

Durability= 100/100

Attack= 100]

‘Ini gila!’

“Dan satu lagi… Pelajari skill ini,” timpal Albert seraya memberikan satu skill book, yang berbeda dari buku-buku normal di perpustakaan.

Skill book adalah salah satu item khusus, yang menyimpan satu skill dalam sebuah buku sihir.

Ding!

[Anda mendapatkan Skill book: Predator Eye]

Tanpa menunggu lagi, dia pun segera menggunakan skill book itu.

Ding!

[Predator Eye

Sebagai seorang predator, Anda bisa dengan mudah mengetahui titik kelemahan lawan. Namun, karena masih level rendah, titik lemah target hanya ditampilkan di satu tempat. Dan terbatas pada satu target saja.

Weakness Poin= 1 titik

Target= 1 target]

‘Bukankah ini yang disebut dengan durian runtuh (jackpot)?’

Dia benar-benar gembira, bisa mendapatkan skill hebat seperti ini. Bahkan, ia lebih beruntung, saat menyadari jika efek Unlucky Player tidak aktif.

‘Akhirnya, jerih payahku telah berhasil!’

Tangisan kebahagiaannya pun muncul, karena teringat berbagai macam kesedihan dan berbagai rintangan mustahil yang telah ia lalui. Namun…

“Cukup dengan tangisan manjamu.”

“Ah?! Maaf.”

“Aku tidak tahu kapan aku membutuhkan bantuanmu. Tapi, kamu harus bertambah kuat secepat mungkin…”

‘Kenapa dia berbicara seperti ini?’

“…setelah kamu naik ke level 50, segera pergi ke gereja Michael, dan minta quest pada mereka. Tunjukkan token ini.”

Itu adalah token emas yang memiliki ukiran dewa Michael, di belakangnya ada pedang dan kapak, dan di belakangnya lagi ada simbol kerajaan Sercraze.

Ding!

[Justice in Shadow’s Token

Token ini berfungsi sebagai tanda, jika Anda adalah salah satu bayang-bayang dari gereja Michael untuk memberantas kejahatan.]

“Sebelum itu, pergilah ke benteng Zamroid di kerjaan Hamman, dan blacksmith bernama Victor. Dan tunjukkan token itu.”

“Oke.”

“Dan satu lagi…”

“…?”

“Saat aku menghubungimu lagi, pastikan dirimu saat itu sudah siap untuk menghancurkan seekor naga.”

***

 

[Quest: Temui Blacksmith Victor

Albert memintamu untuk mengunjungi seorang blacksmith di benteng Zamroid, kerjaan Hamman. Tunjukkan Justice in Shadow’s Token, agar diterima oleh Victor

Hadiah:

-Tidak ada]

[Quest: Justice in Shadow

Setelah mencapai level 50, Albert memintamu untuk pergi ke gereja Michael mana pun, dan menunjukkan Justice in Shadow’s Token, untuk mendapatkan quest baru.

Hadiah:

-Tidak ada]

Dari kedua quest yang diberikan Albert, ia benar-benar bahagia, karena tak ada lagi paksaan waktu atau tuntutan tak masul akal di sana. Ditambah, set leather armor, jubah, dan longsword yang ia pakai benar-benar nyaman. Tapi, saat dia teringat dengan pesan terakhir lelaki tua itu, dia sedikit khawatir.

‘Apa yang dia maksudkan?’

Belum sempat ia berfikir ulang, ia sudah memikirkan hal lain.

‘Bagaimana caraku mengucapkan kalimat perpisahan pada Evaline?’

Ya, dia telah sampai di gereja Michael. Tapi, dia masih tak memiliki keberanian untuk masuk ke dalam.

“Hayo… mau pergi ke mana?”

“Ah! Evaline!”

Dia sangat terkejut dengan kemunculan gadis pirang bermata biru itu, yang tersenyum tulus kepadanya.

“Aku mau pergi berkelana.”

Senyuman gadis itu pun langsung hilang seketika, berganti dengan wajah kesedihan di sana.

“Kapan?”

“Sekarang… Aku sudah berpamitan dengan paman Albert,” jawabnya sambil tertunduk, tak sanggup untuk menatap gadis cantik itu.

Tak ada kata apapun yang keluar setelah itu. Selain detak jantung yang berdetak lebih keras, karena rasa yang campur aduk di dada.

“Baiklah. Memang itulah yang menjadi takdir kalian,” ujarnya takbah, meskipun matanya tengah berkaca-kaca.

“Maafkan aku…”

“Tidak. Tidak. Kamu tidak perlu minta maaf… Yang perlu kamu lakukan adalah kembali ke pub paman Albert dengan selamat…”

“Evaline…”

“Aku akan menunggumu di sana… kita bertiga akan makan pie appel lagi, bersama-sama…”

Gadis manis itu pun tersenyum yang dipaksakan, karena air mata telah keluar dari kedua ujung matanya.

“…”

Meskipun ia tahu hal ini sangat menyakitkan, ia harus tetap melakukannya. Karena di luar sana, kakak perempuannya tengah menunggunya untuk kembali.

“Baiklah. Sampai jumpa lagi.”

“Y-ya…”

Azvein pun berbalik, dan melangkah pergi. Namun, langkahnya sangat berat sekali.

“…”

Segera, dia berbalik dan memeluk malaikat tak bersayap itu kuat-kuat.

“Aku janji… aku akan kembali.”

“Ya!”

***

 

“Hanya tersisa satu slot quest yang kosong.”

Setelah berpamitan dengan Evaline, ia pun kembali fokus pada tujuannya.

‘Aku harus bertambah kuat.’

[Apakah Anda ingin melanjutkan basic tutorial IV? Y/N)

“Ya!”

Dia pun segera keluar dari zona perlindungan pemula, dan mulai melangkah di dunia luar. Tapi, dia tak terburu-buru untuk pergi. Karena saat ini, ia ingin memburu Big Rabbit untuk mendapatkan tanduknya.

Setelah berburu sampai malam, ia tak kembali ke dalam benteng.

Ia memilih untuk menggunakan save stone-nya pada ke empat arah penjuru dan menciptakan save zone. Lalu, dia mendirikan tenda dan mulai memasak daging kelincinya, guna meningkatkan skill cooking-nya.

[Selamat! Anda telah menentukan checkpoint baru!]

[Basic tutorial telah selesai. Sekarang, nikmati perjalananmu di benua Paradise yang luas!]

Dia hanya tersenyum getir, teringat akan kebodohannya, yang telah mengabaikan tutorial mudah ini, demi mengirit pengeluarannya.

“Baiklah! Ayo kita berburu hyna!”

Setelah selesai membakar daging kelinci, dia segera memasukkan tenda dan save stone miliknya ke dalam inventory.

Lalu, dia menghampiri area perburuan hyna, yang masih di kerumuni beberapa player pemula.

Slash!

Tanpa banyak kesulitan, ia berhasil membunuh Hyna level 1, meskipun tiada item drop di sana. Tapi…

[+3 Exp]

Dia terdiam sesaat, karena dia kaget, saat mendapatkan exp. Karena sejak ia tak melakukan pencucian piring dan gelas, dia tak bisa mendapatkan exp. Dia langsung berfikir, tentang kutukannya, Unlucky Player.

‘Saat stats-ku tidak lagi minus, apakah efek Unlucky player masih aktif?’

Untuk menjawab rasa penasaran itu, dia segera memburu beberapa hyna yang tingkat kesulitannya tak jauh beda dengan berburu kelinci.

[+3 Exp]

[+3 Exp]

[+3 Exp]

[Naik level!]

“Stastus Window!”

Nama

Azvein

Race

Human

Level

2

Class

Newbie

Fame

0

Title

Unlucky Player

 

Health Point

75

Mana Point

214

Attack

23

Defense

21

Stamina

18

Vitality

13

 

Strength

91

Agility

94

Endurance

12

Intelligence

41

Wisdom

18

Luck

0 (-999)

Indomitable

67

Flexibility

48

Sensitivity

4

 

 

Ability Point: 0

 

Skill Passive:

Basic swordsmanship

E

Afreum Sword Dance

G

Skill Active:

Power Slash

F

Power Stab

G

Fire Ball

G

Water Ball

G

Earth Ball

G

Wind Ball

G

Predator Eye

G

 

“Akhirnya!!!! Aku berhasil!!!”

Dia berteriak sangat keras, sampai menarik perhatian seluruh orang yang ada di sana. Bahkan, beberapa orang menyebutkan jika dia gila, dan beberapa yang lain mulai menjauhinya.

‘Sekarang, aku tak perlu takut untuk berburu dengan bebas!’

Kali ini, dia akan mulai perburuan yang sesungguhnya.

***

 

Setelah berhasil naik ke level 2 dan naik lagi ke level 3, dia pun segera menghentikan dirinya untuk berburu hyna dan kelinci.

Kini, dia berjalan cukup jauh di dalam hutan, dan menemukan sebuah sarang.

-Ggrr…

“Lama tak jumpa sialan!”

-Auuu…

Segera, serigala itu memanggil kawanannya yang berada di dalam gua. Lalu, muncullah serigala besar di sana.

“Aku akan membantai seluruh ras-mu di tempat ini, sialan! Balas dendam atas kematian 100 kali-ku akan aku tuntaskan di sini!”

Dia masih teringat jelas akan masa lalunya, saat dicabik-cabik para wild wolf ini. Bahkan, dia teringat saat-saat dirinya menjadi umpan hidup dari para bajingan itu.

-Aurf!

Mendapatkan perintah dari Red Wild Wolf level 5, para wild wolf lain yang berlevel 3-4 segera menyerangnya.

Ada tiga serangan yang menghampirinya.

‘Kanan…’

‘Kiri…’

Dengan cekatan, ia berhasil menahan dan menghindari serangan taring dan cakar dari para wild wolf. Lalu, dia mencoba untuk menyerang balik saat ada kesempatan.

‘Sekarang!’

Dia segera menggunakan Hidden Blade miliknya, untuk menusuk leher wild wolf, dan menghindari taring wild wolf lain.

[+1 Sensitivity]

Dia memang sengaja, untuk membuat levelnya di level 3. Hal itu dikarenakan dia ingin mengasah Afreum Sword Dance miliknya, dan juga stats Sensitivity miliknya, yang akan mudah naik, saat melawan musuh yang lebih kuat.

‘Ini berjalan sesuai dengan yang aku rencanakan.’

Setelah semua bawahannya terbunuh, Red Wild Wolf menggeram kuat, seolah marah. Lalu, ia segera menyerang penyusup yang telah membunuh kawanannya.

-Grahh!

Klangg!

Longsword miliknya segera menahan taring monster level 5 ini. Dengan melemahkan lalu menguatkan dorongan, ia berhasil melempar mundur lawannya. Lalu…

“Power Stab!”

-Aing!

[Crit Hit!]

[Anda memberikan 300 damage!]

Dia segera tersenyum puas, saat HP lawannya, telah berkurang 10% hanya dengan satu serangan. Tapi, dia tak bisa sesering itu untuk menggunakan skill. Karena konsumsi mana-nya yang sangat besar.

Sebaliknya, dia segera menggunakan skill lain.

“Predator Eye.”

Kedua bola matanya segera menjadi merah, dan ia segera melihat ada titik merah di leher, perut, mata, kepala Red Wild Wolf itu. Tanpa membuang-buang waktu, ia pun segera melancarkan serangan balik.

Setelah berhasil menghindari cakar lawan, ia segera menusuk leher lawan dengan Hidden Blade.

[Crit Hit!]

[Anda memberikan 800 damage!]

Itu adalah damage terbesar yang ia lakukan sejauh ini. Bahkan, serigala itu merasa terancam, dan mulai mewaspadai dirinya.

“Hahaha! Ini adalah skill scam!”

Dengan kombinasi skill Predator Eye yang mengkonsumsi 10 mana permenit, dan Hidden Blade yang memiliki 100 Attack power, dia terasa Overpower di level 4.

“Baiklah! Ayo! Jadilah exp-ku!”

***

 

[Karena efek Unlucky Player, segala reward, hadiah quest, dan item drop, akan berkurang 50% atau peluang mendapatkan jackpot berkurang 50%.]

Meskipun dia tengah terkena kutukan Unlucky Player, dia terus berburu wild wolf dan mengumpulkan semua jatpem.

‘Ini sudah cukup. Lagi pula, aku sudah meredakan dendamku.’

Saat menyadari bar exp-nya yang sudah bergerak lambat, dia pun segera melanjutkan perjalannya kembali ke benteng Edinburg.

Berbeda dengan kegiatan hariannya yang berpusat pada pub dan gereja Michael, dia kali ini langsung menuju ke merchant dan menjual semua jatpem, dan menyisahkan beberapa Wild Wolf Fang untuk dijadikan persembahan pada dewa Michael.

Setelah itu, dia membeli beberapa heal, mana, stamina, dan vitality potion untuk persediaan. Setelah itu, dia bergegas ke salah satu guild untuk memilih kelas dasar-nya. 

Post a Comment for "UG_023"