Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

UG_024

gambar

Unlucky Game

UG_024

24. Kelas Dasar

 

Kelas dasar.

Sejauh ini, Unicorn Inc telah menyediakan enam kelas dasar; Warrior, Mage, Archer, Priest, Shaman, dan Assassins untuk ras Human.

Setiap kelas dasar memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.

Mulai dari kelas warrior.

Kelas warrior adalah kelas yang bisa dibangkitkan menjadi kelas tempur dan non-tempur tercepat. Karena pada level 6, warrior bisa mengubah kelasnya menjadi kelas non-tempur. Seperti kelas tempur adalah martial art, barbarian, dll. Sementara untuk kelas non-tempur, seperti pemancing, koki, dll. Bahkan, semua job class yang berfokus pada “strength”, yang umumnya mengarah pada kelas produksi, hampir sebagian besar diambil dari kelas warrior.

Selanjutnya kelas Mage.

Sama seperti kelas warrior, kelas mage memiliki cabang kelas terbanyak kedua, setelah warrior. Bahkan, untuk mengubah kelas di level 6, mage juga dibagi menjadi kelas tempur dan non-tempur. Untuk kelas tempur; fire mage, wind mage, dll. Sementara untuk kelas non-tempur; alkemis, merchant, dll. Bahkan, semua job class yang mengutamakan “intelligence” sebagai pondasinya, dapat memilih kelas mage, sebagai kelas dasarnya.

Sementara itu, kelas Archer.

Kelas Archer adalah kelas yang tak memiliki banyak cabang kelas, di bawah kelas mage. Tapi, biasanya, kelas archer berfokus pada job class yang mengutamakan “agility”. Seperti hunter, adventurer, dsb.

Lalu, kelas Priest.

Kelas Priest memiliki lebih sedikit cabang kelas di bawah kelas archer. Hal ini dikarenakan, priest sedari awal telah berfokus pada stats “faith”, yang sulit didapatkan untuk kelas-kelas umum lainnya.

Berikutnya, kelas Shaman.

Kelas Shaman berada di bawah kelas Priest dalam cabang kelasnya. Hal ini disebabkan, shaman merupakan kelas yang berfokus pada hubungan sang caster dengan makhluk sihir. Seperti fairy, elemental, spirit, dll.

Terakhir, kelas Assassin.

Kelas Assassin memiliki cabang kelas yang paling sedikit, karena memiliki tujuan yang jelas yaitu, seorang pembunuh. Jadi, sedikit player yang memilih kelas assassin sebagai job class-nya.

Sementara itu, ada kelemahan besar dari sistem pemilihan kelas yang terlalu bebas seperti ini. Dengan banyaknya cabang kelas yang tersedia, sehingga mengakibatkan sulitnya pengoptimalan suatu job class. Ditambah, untuk mengoptimalkan suatu karakter, sangatlah sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama.

Tapi, jika memilih kelas dengan cabang kelas yang sedikit, mengakibatkan tingkat kesulitan untuk naik kelas juga sangatlah sulit. Seperti, saat seorang warrior ingin menjadi seorang pemancing, dia hanya perlu pergi ke seorang nelayan dan mulai belajar memancing. Lalu, dia akan menerima penawaran perubahan kelas, dari level 6-10.

Di sisi lain, saat seseorang dengan kelas assassin ingin menaikkan kelasnya, dia harus melalui banyak chain quest, yang tidaklah wajar dilakukan pada levelnya. Dapat dikatakan, jika perkembangan karakter paling sulit dan lama ialah kelas dengan cabang kelas tersedikit.

Mungkin, hal ini dilakukan Unicorn Inc, agar game ini tetap imbang dari awal hingga akhir. Ditambah, pelatihan paksa yang harus dilakukan sampai level 5, benar-benar membuat sistem ciptaan Artificial Intelligence ini berada di satu tingkat di atas pemikiran banyak orang.

Dan perlu dicatat kembali, jika pembagian kelas ini hanya untuk player yang memilih ras Human di awal pembentukan karakter.

Untuk ras-ras lain, seperti Elf, Dwarf, Orc, Beast, Undead, dan juga ras Demon yang belum terbuka, juga memiliki cabang kelas yang berbeda-beda.

Hal itu juga menjadi bukti, seberapa kuat feature yang diberikan Unicorn Inc, untuk membuktikan dirinya sebagai perusahaan kelas atas, yang hampir memonopoli game VR di seluruh dunia.

***

 

Awalnya, dia berencana untuk menjadi seorang warrior, saat naik ke level 5.

Saat dia berburu wild wolf, dia menyadari jika sebagian besar skill tempur yang dimilikinya adalah skill warrior. Tapi, saat dia teringat dengan Predator Eye dan Hidden Blade, dirinya menjadi ragu.

‘Keuntungan menjadi warrior mungkin akan membuatku semakin kuat dalam hal durabilitas dan daya tempur untuk ke depannya. Tapi, skill tingkat atasku adalah skill assassin. Lagipula, senjata epic ini juga sangat hebat. Apakah aku akan melepaskannya?’

Ditambah, dia juga memiliki dua quest Albert yang mungkin saja membutuhkan kelas assassin sebagai pra-syaratnya. Hal ini dikarenakan dia baru tahu dari Nyonya Beatrix kemarin, jika Albert merupakan seorang Saint Assassin.

‘Aku harus segera menyelesaikan dua quest Albert, agar aku bisa lebih bebas menerima quest lain.’

Dia juga menyadari dari informasi di forum, jika setiap player hanya memiliki tiga slot quest, yang bisa dikerjakan pada saat yang bersamaan.

‘Dari awal hingga akhir… dia benar-benar terus menyiksaku…’

Sebenarnya, dia ingin menangis, karena harus memilih kelas yang paling sulit berkembang ini. Namun, dia tak memiliki pilihan lain. Saat dia ikembali ke pub, ada pemberitahuan sistem yang muncul di depannya.

[Anda telah dipilih Albert sebagai salah satu calon penerusnya. Anda tidak akan bisa menemui Albert sampai Anda bisa mencapai suatu level atau waktu tertentu di masa depan.]

Bukankah ini menjadi cara sistem, agar dirinya dipaksa untuk memilih kelas assassin?

‘Baiklah. Nasi sudah menjadi bubur.’

Dia pun segera masuk dalam guild, yang sangat sepi, berbeda dari guild-guild lainnya.

“Halo.”

“Halo. Ada yang bisa aku bantu?”

“Aku ingin menjadi assassin.”

Resepsionis lelaki yang terlihat seperti pegawai bar biasa ini segera mengeluarkan mana orb.

“Silahkan letakkan suntikkan mana.”

Sama seperti di guild mage, dia menciptakan enam elemen di dalam mana orb itu. Lalu, sang resepsionis mengamati bola itu dengan seksama dan bergumam.

“Hm… Menarik…”

“…”

Lalu, muncullah sebuah layar di depannya.

[Selamat telah mencapai level 5. Apakah Anda ingin mengubah job menjadi Assassin? Y/N]

“Ya.”

Ding!

[Selamat telah memilih Assassin. Silahkan periksa statusmu!]

“Kamu sudah bisa melepasnya. Selamat, kamu telah berhasil menjadi seorang assassin. Ini adalah hadiah dari kami,” ujar sang resepsionis sambil memberikan sebilah dagger tingkat normal padanya.

“Terima kasih.”

Azvein pun segera menyimpan dagger itu dalam inventory-nya, dan teringat sesuatu…

“Ah… apakah kamu tahu benteng Zamroid?”

Benteng Zamroid, di kerajaan Hamman?”

“Ya. Aku ingin tahu, apakah ada jalur yang bisa aku lalui, yang memiliki banyak dungeon?”

“Hm…”

***

 

Dari guild assassin, dia mendapatkan informasi mengenai jalur yang optimal untuk berburu. Namun yang jadi masalah, di antara dungeon-dungeon yang ada di jalur itu, dia harus memasuki dungeon yang sudah diclaim oleh guild-guild besar.

Ya, sebagian besar dungeon yang telah ditemukan, telah diakuisisi dan dimonopoli oleh guild-guild player. Bahkan, mereka juga menerapkan sistem pajak, pada siapapun yang ingin masuk ke dalam dungeon.

Parahnya, hampir seluruh dungeon tingkat bawah di sekitar benteng Edinburg telah dikuasai oleh guild Hazzard.

Oleh sebab itu, dia sngat tidak nyaman untuk berburu dan grinding di tempat ini.

Namun, itu tidak bisa ia hindari, karena wilayah manusia sudah dibuka sejak pembukaan server global, dan banyak player yang memainkannya sejak setahun yang lalu.

‘Apakah aku harus ke Zamroid secepat mungkin, dan berburu secara acak?’

Mungkin, inilah pilihan yang paling tepat sekarang. Karena ia tengah terjebak oleh sempitnya waktu, dia harus terus bergerak untuk menyelesaikan questnya, dan membuat banyak uang dalam prosesnya.

Beberapa hari setelahnya, ia telah bolak-balik dari tempat berburu dan melakukan quest dari para warga Edinburg, saat menjual jatpem-nya. Namun kali ini, ada sesuatu yang menarik perhatiannya di gerbang benteng timur, yang tak pernah ia datangi.

“Hm?”

Sambil berfikir, dia bertemu dengan seorang lelaki tua yang tengah tertunduk lemas di bawah pohon, di depan gerbang masuk benteng Edinburg.

‘Apakah dia NPC?’

Sebenarnya, tak sedikit orang yang sedang bersantai di tempat itu. Namun, dia merasa jika ada keanehan dari lelaki tua itu, yang sepertinya terlihat putus asa, dengan pakaiannya yang lusuh dan terlihat seperti pengemis.

“Halo? Apa yang terjadi?”

“Halo… tidak apa-apa, nak.”

Melihat jawaban cuek itu, dia segera mengeluarkan kayu bakar dan membuat sate daging kelinci. Ya, berkat skill cookingnya yang naik, sekarang dia sudah bisa memasak daging kelinci, dan membumbuinya dengan garam yang ia beli di merchant.

“Sepertinya enak…” ucap Azvein, seraya membolak-balikkan daging itu.

“Glup.”

Terdengar suara yang ia tunggu-tunggu. Dengan tersenyum kemenangan dalam hati, dia pun segera melihat ke arah pak tua yang tengah menatap sate kelincinya.

“Apakah kamu mau?”

Lelaki tua itu langsung menagguk cepat.

“Makanlah.”

Dia pun segera memberikan satu tusuk sate itu, dan memakan yang lainnya. Lalu, dia memberikan sate lain, saat lelaki tua itu telah menghabiskan yang pertama.

“Kapan kamu terakhir makan, pak?”

“Lima hari yang lalu.”

“Wah, itu lama sekali… Lalu, kenapa kamu bisa ada di sini pak?”

Lelaki tua itu segera berhenti memakan makanannya, dan segera menangis keras.

“Aku adalah pengungsi dari desa Saikle.”

“…?”

“Desaku ada di perbatasan barat Sercraze.”

“Hah?! Wilayah dekat demon?”

Lelaki tua itu menangguk, dan melanjutkan ceritanya.

“Awalnya, desa itu aman, berkat perlindungan dari tentara dan gereja Gabriel. Namun entah kenapa, suatu hari, para tentara dan priest pergi dari desa kami.”

“…?”

“Tak beberapa lama kemudian, para manusia abadi juga pergi dan meninggalkan kami dalam ketakutan.”

“Kalian diserang demon?”

“Ya. Hampir sebagian besar penduduk mati. Dan sebagian kecil dari kami berhasil melarikan diri ke arah benteng Perismon. Tapi, saat kami ingin meminta perlindungan, para tentara menolak kami, dan mengusir kami.”

“Jadi, itulah sebabnya, kamu bisa sampai sejauh ini di utara.”

“Ya.”

Setelah menyelesaikan ceritanya, pak tua itu kembali memakan makananya.

“Dan aku tebak, para tentara di Edinburg juga menolakmu.”

“Itu benar.”

“Hm…”

Dia sebenarnya tak tertarik dengan hal ini, terlebih dengan kematian NPC yang sudah dirancang oleh sistem. Tapi, dia merasa ada ganjalan di hatinya.

“Ah, pak tua. Siapa namamu?”

“Ah… maafkan aku karena tidak sopan. Namaku Smith. Seorang peneliti demon.”

“…? Kamu seorang alkemis?”

“Ya. Aku sedang melakukan penelitian, untuk mencari cara menetralisir tanah iblis.”

“Hah?! Bukankah satu-satunya cara untuk menetralkan wilayah iblis adalah dengan memurnikannya menggunakan Pandora of God?”

“Sebagian pernyataanmu benar, dan sebagian lagi salah.”

“…? Salah?”

“Ya. Sebenarnya, fungsi Pandora of God adalah untuk menciptakan barrier sementara agar wilayah yang telah dikontaminasi oleh evil energy bisa dimurnikan secara perlahan. Tapi, apakah kamu tahu, jika kamu menempatkan suatu item yang berisi dengan holy energy, hal itu bisa dilakukan?”

Ding!

[Anda mendapatkan informasi tersembunyi tentang Pandora of God.]

“Mudahnya begini. Aku telah meneliti banyak mineral yang bisa menyimpan holy energy, lalu menempatkan mineral itu pada tanah yang terkontaminasi. Dan hasilnya?”

“Kamu berhasil.”

“Tepat.”

Azvein terkejut, saat mendengar penjelasan panjang lebar mengenai item yang paling berguna untuk melawan para demon itu. Apalagi, dia juga tak menyangka jika tindakan isengnya bisa mengakibatkan kejadian ini.

“Lalu, kenapa kamu tidak mengungkapkan dirimu, agar para penjaga membiarkanmu masuk?”

“Itu karena, saat kami bermalam di luar benteng Perismon, para tentara membunuh kami satu-persatu. Hanya ada beberapa di antara kami yang selamat.”

“…?! Kenapa?”

“Aku tidak tahu,” jawabnya cepat. “Ah… maaf telah melibatkanmu dalam percakapan ini.”

“…?! Tidak-tidak. Aku tidak apa-apa. Tapi, apakah ada yang bisa aku bantu?”

Lelaki tua itu pun segera mengamati pemuda ini dengan seksama. Namun, dia segera menghela nafas berat.

“Andai kamu lebih kuat, mungkin bisa.”

“…?”

Instingnya langsung menyala kuat, saat dia mendengar jawaban itu.

‘Apakah ini hidden quest?’

Dia segera mendekat, dan memberikan beberapa tusuk sate kelinci miliknya.

“Bolehkah aku mendengarkan permintaanmu dulu?”

Lelaki tua itu terdiam, lalu menjawab.

“Sebenarnya, aku ingin pergi ke benteng Lancaster, kerajaan British. Aku butuh pengawal, agar perjalanan jauh ini bisa aman.”

“Apakah kamu terburu-buru?”

“Aku tidak tahu.”

“Hah?!”

Dia segera terdiam dan mengendalikan dirinya.

“Bagaimana kalau kita mencobanya terlebih dahulu. Aku akan mengantarmu ke desa terdekat, dan membuktikan diriku, jika aku kuat.”

“Hm…”

***

 

[Quest: Lindungi Smith

Kesulitan: C

Alchemist Smith tengah curiga kepada semua anggota dan tentara kerajaan Sercraze, dikarenakan pembantaian di benteng Perismon. Dan juga, sebisa mungkin untuk menghindari pasukan kerajaan Sercraze.

Antar Smith ke benteng Lancaster, kerajaan British.

Hadiah:

+20 Affiliate Alchemist Smith

Kegagalan:

-200 silver

-20 Affiliate Alchemist Smith]

‘Kenapa dari semua tingkatan, aku mendapatkan tingkat C?’

Tingkat kesulitan quest yang muncul pasca dia memilih class-nya, benar-benar membuatnya hampir putus asa. Karena dia baru saja dipaksa untuk menerima quest tingkat C lagi, setelah ia mendapatkan quest tingkat C: Temui Blacksmith Victor.

Sebenarnya, dia juga mendapat quest tingkat D: Justice in Shadow. Tapi, ia sangat yakin, quest itu juga akan menjadi chain quest, karena ada tulisan “quest baru”.

‘Aku benar-benar sial.’

 Rasanya, dia menyesal saat meyakinkan Smith untuk menerimanya sebagai bodyguard. Awalnya dia mengira, jika quest dari Smith akan berperingkat E, karena itu hanya seperti pengawalan biasa. Namun, saat Smith menceritakan hambatannya untuk menghindari pasukan dan benteng-benteng Sercraze yang lain sepanjang perjalanan, dia benar-benar kaget.

Lebih parahnya lagi, ia tak menyangka, jika penalty kegagalan dari quest Smith benar-benar tinggi. Dia tak mempermasalahkan buruknya hubungan dengan Smith. Tapi, jika dia kehilangan 200 silver, saat dirinya hanya punya 14 silver 30 copper… Itu adalah kiamat.

‘Satu silver adalah 300 rupiah. Jadi, 200 silver adalah 60.000 rupiah… sementara itu, gajiku cuma 5.000 rupiah… Butuh satu tahun, untuk memulihkan itu…’

Hatinya benar-benar tercabik-cabik saat menyadari fakta itu.

‘Lalu… bagaimana aku akan melakukan quest panjang ini?’


Post a Comment for "UG_024"