UG_025
UG_025
25. Alkemis Smith
Keduanya pun berangkat meninggalkan benteng Edinburg. Mereka dengan sengaja tak melewati jalur pada umumnya. Namun, mereka memilih untuk lewat jalan memutar dan membasmi para monster. Ini adalah ide dari Azvein, yang menceritakan jika dirinya harus naik level secepat mungkin, agar bisa melindungi Smith.
“Bukankah kamu akan terbantu, saat diriku menjadi kuat?”
“…”
Untuk kesekian kalinya, Smith hanya bisa terdiam dan terus mengikuti
dari belakang. Dia sebenarnya enggan untuk berburu Kobold, makhluk hijau
layaknya goblin, namun lebih kecil dan lebih lemah dari Goblin.
Kobold umumnya berlevel 5-7, dan ketuanya biasanya berlevel 10.
Sementara keduanya, Azvein berlevel 6 dan Smith berlevel 13.
Tentu saja, perburuan kobold selama seminggu hari ini adalah langkah
yang mudah, karena mereka masih dekat dengan benteng.
Namun, saat mereka sampai di desa pertama yang mereka jumpai, level
monster pun segera meningkat.
[Goblin lv 9]
[Red Goblin lv 13]
Ada kawanan goblin yang sedang menjaga sebuah gua.
“Apakah kamu akan menyerang mereka?”
“Ya! Lagi pula, aku harus menjual jatpem mereka, dan menukarkannya
dengan daging dan bumbu.”
“Benar. Aku sudah bosan, dua hari ini hanya memakan roti kering.”
‘Ya! Kau hanya beban hidup. Aku tak akan menggunakan speser uangku untuk
memanjakan perutmu!’
Setelah sepakat, keduanya pun langsung berpisah. Karena mereka sadar,
jika kondisi lemah Smith tak akan mampu untuk melawan kawanan monster yang ada
di sini. Itu akan sangat merepotkan, jika menyerang bersamaan, karena dia tak
mungkin untuk melindungi Alkemis itu sendirian.
‘Sekarang! Light Step! Crit Strike! Backhand!’
Setelah mengubah job-nya menjadi seorang assassin, dia mendapatkan tiga
skill dasar. Light Step, Crit Strike, dan Backhand.
-Kyak!
Setelah berhasil membunuh satu goblin, dia segera kembali mundur. Karena
perhatian para kawanan goblin tertuju pada teriakan itu.
-Kyak! Kya!
Red goblin memimpin kelompoknya kembali, setelah memastikan tak ada
apapun yang mencurigakan.
Di kejauhan, Azvein sangat bersyukur, jika pengetahuan Smith sangat
membantunya.
Dengan mengumpulkan herbal sepanjang jalan, alkemis itu berhasil membuat
attack potion berkualitas rendah. Namun, efek itu hanya berlangsung 10 detik
saja.
“Itu semua karena kualitas bahan-bahan ini rendah.”
“Aku setuju.”
Dia tahu, jika sekarang dia membutuhkan semua bantuan, guna meningkatkan
levelnya. Memang dari segi pertarungan Smith tak bisa membantunya. Namun, dari
segi support, Smith benar-benar membantunya.
“Tapi, apakah kamu tidak bisa membuat jenis potion lain?”
“Tidak. Tidak ada bahan yang berkualitas untuk membuat potion.”
Sebenarnya dia sudah mencoba kemungkinan lain. Yaitu, meminta agar Smith
mengajarinya untuk membuat heal potion. Namun hasilnya berbeda dari yang ia
harapkan. Tak seperti saat ia mendapatkan skill cooking, setelah beberapa kali
membakar daging kelinci, ataupun skill washing yang menjadi skill
sehari-harinya yang tertingi… skill herbalist tak kunjung muncul, meskipun dia
telah belajar bagaimana cara untuk memetik dan mencampurkan berbagai tanaman.
“Kalau kamu ingin belajar skill herbalist, setidaknya kamu harus memetik
ratusan tanaman herbal, dan membuat 100 jenis potion.”
‘Kenapa persyaratan mempelajari skill menjadi lebih sulit? Apakah ini
efek, karena aku telah memilih kelas?’
Dia membuat kesimpulan ini, karena hal ini sangat menganggunya. Karena
sejujurnya, dia ingin menjadi karakter jack of trade, atau karakter serbabisa.
Namun fakta di lapangan ternyata berbeda, sistem memberikan banyak batasan pada
player.
‘Tapi, hal ini tidak mustahil, jika aku memiliki lebih banyak waktu
grinding…’
Ya, dengan grinding skill produksi, tentu ke depannya dia bisa lebih
menghemat segalanya. Mulai waktu, uang, perawatan item, dll.
-Kyak!
Kembali, dia membunuh satu goblin lagi di gelapnya langit malam, yang
terterangi oleh cahaya bulan. Namun…
-KYAKKK!!!
Tiba-tiba, muncul Red Goblin yang telah berteriak padanya.
‘Sial.’
Dengan dia yang berlevel 8, mungkin saja untuk 1 vs 1 melawan Red Goblin
lv 10. Tapi ternyata, ada tiga Red Goblin, dan puluhan goblin yang datang dari
padang rumput ini.
Ya, dia telah membunuh semua goblin yang ada di hutan. Namun, goblin
yang berada di mulut gua, tak terhalangi oleh pepohonan.
‘Efek attack potion juga habis.’
Berbalik 180 derajat, dia langsung menggunakan light step. Namun….
Whosshhh…
Dia melihat ke belakang sekilas, dan melihat jika Fire Ball tengah
dilemparkan padanya.
‘B-bagaimana…!’
Tak bisa menghindar, dia akhirnya menggunakan kedua tangannya untuk
menangkis.
Boomm!
Dia langsung terguling-guling ke belakang.
-Kyak!
-Kyak!
Para goblin terus mengejarnya dengan bringas, dan goblin yang memakai
panah mulai memanahinya.
Menghindari panah, dia terus berlari, hingga ada jurang di depannya.
‘Tak ada pilihan.’
Langsung saja, dia melompat.
***
Smith.
Dia adalah seorang alkemis yang melayani keluarga kerajaan Britain
bertahun-tahun. Meskipun begitu, dia tak bisa naik untuk menjadi salah satu
alkemis tingkat tinggi. Hal itu dikarenakan dua sebab.
Pertama, dia tak memiliki kualifikasi sebagai alkemis tingkat tinggi dan
dia tak hubungan yang baik dengan para pejabat di Britain. Oleh sebab itulah,
dia lebih memilih untuk menjalankan penelitiannya jauh dari ibukota kerajaan.
Kedua, dia sejak lahir telah memiliki penyakit mana
corrosion. Penyakit yang menggerogoti tubuh penggunanya, jika dia mulai
menggunakan mana. Meski begitu dia tak menyerah, dan terus meniti jalan
alkemis. Namun, dia juga tak bisa menemukan obat untuk penyakitnya.
Tapi, sepuluh tahun yang lalu, saat kegagalan pawai demon ke-62, dia
mendapatkan informasi dari kerajaan Sercraze.
“Ada demon yang tak wajar. Tubuh dan ukuran
mereka berbeda dari demon biasa. Bahkan, warna kulit mereka menjadi hijau
gelap.”
Mendengar ada kemungkinan kecil untuk
melakukan penelitian tentang benda asing itu, dia pun berangkat ke Perismon.
Dia memilih tempat itu, karena itu jauh dari ibukota kerajaan Sercraze, Andalusia.
Di benteng Perismon, dia mulai menyewa para
tentara bayaran guna menangkap demon hijau itu. Setelah mendapatkan demon itu,
dia pindah ke desa yang tak jauh dari benteng, guna melakukan penelitian.
“Apakah kamu alkemis Smith?”
Setelah dua tahun berlalu, keberadaannya
mulai terendus oleh gereja. Awalnya, dia mau segera pergi dan pindah, namun
saat menyadari jika keuangannya sudah menipis dan sulit untuk memulai semuanya
dari awal lagi, dia mencoba untuk bernegoisasi.
“Aku membutuhkan perlindungan dan
bahan-bahan ujicoba. Sebagai gantinya, aku akan memberikan hasil penelitianku
pada kalian.”
“Gereja setuju.”
Dan empat tahun yang lalu, saat para
manusia abadi yang entah muncul dari mana tiba, penjagaan gereja dan tentara
kerajaan mulai melonggar. Tidak. Mungkin bisa dikatakan, mereka hampir menyerah
pada penelitian evil energy berwarna hijau ini.
Lalu, saat dia berhasil mengekstrak evil
energy hijau itu, dia mendapatkan cairan hijau gelap. Namun, itu hanya sedikit
sekali.
‘Cairan apa ini?’
Setelah melakukan uji coba berulang kali pada tikus, ia mendapatkan efek
tak terduga. Cairan hijau yang awalnya bisa membuat tikus menjadi brutal dan
melipat-gandakan kekuatan, bisa ia tekan sifat kebrutalan itu dengan
menggunakan cairan rahasia yang ia dapat dari gereja.
Namun, seusai ia bisa menyempurnakan pengekstrakan cairan hijau yang ia
curigai sebagai evil energy, ia tak mendapatkan lagi cairan rahasia berwarna
merah itu.
Beberapa hari kemudian, dua orang priest yang dikawal tentara kerajaan
memaksanya untuk menyerahkan cairan hijau itu dan metode pengekstrakkannya.
Dengan terpaksa karena tak memiliki kekuatan untuk melawan, dia menyerahkan
kedua hal itu.
Setelah itu, ia yang berhasil menyembunyikan sedikit cairan hijau itu,
mulai meracik cairan lain yang dapat menekan kebrutalan cairan hijau itu.
Dalam prosesnya…
‘Apakah gereja akan menghianatiku?’
…demon tiba-tiba menyerang desa itu.
***
“Ugh… ugh…”
‘Sial… aku sudah lama tak meminum Brutality Suppressant.’
Dia tak menyangka, jika dia harus membutuhkan obat itu untuk sekarang.
Apalagi, dengan kekuatannya sekarang, sangat tidak mungkin untuk mendapatkan
bahan-bahan guna meracik Brutality Suppressant.
Tapi…
Brukk…
Pintu penginapan itu langsung terbuka lebar, saat ada seseorang manusia
abadi yang terhuyung-huyung dengan pakaian kotor dan berlumpur.
“Vein! Ada apa?!”
Smith langsung berlari dan membantu rekannya ini untuk masuk dan
beristirahat.
“Cih… aku gagal membunuh mereka, dan para goblin itu berbalik
menyerangku.”
“Kenapa? Bukankah kamu bilang, mereka bisa diburu?”
“Ya. Tapi, saat mendekati mulut goa, tak ada celah yang bisa aku
manfaatkan untuk berlindung. Dan ada musuh tak terduga di sana.”
“…?”
“Ada goblin shaman. Mungkin, di dalam saja juga ada Champion goblin yang
menjadi bos dungeon itu.”
“…?! Apakah itu dungeon yang baru saja muncul?”
“Mungkin saja.”
Ya, di benua Paradise, kejadian seperti ini memang sangat sering
terjadi. Kawanan monster yang mendirikan sarang, kemudian berkembang menjadi
sebuah suku, dan terciptalah sebuah dungeon.
“Jadi, kamu mau menyerah pada dungeon itu?”
“Tidak.”
‘Aku tidak akan menyerahkan bonus exp 2 kali lipat dan mendapatkan item
drop terbaik.’
“Lalu, apa yang akan kamu lakukan?”
Azvein segera berfikir, dan memeriksa semua kemungkinan yang bisa
menaikkan peluang kemenangannya.
Setelah berfikir keras, hanya ada dua peluang yang bisa ia gunakan.
Pertama, menggunakan tiga bantuan dari Kira.
‘Tapi, bukankah sangat merugikanku, jika menggunakan dia sekarang?’
Dan yang kedua…
***
“Halo.”
“Halo. Perkenalkan, namaku Cherry Witch, seorang
fire mage.”
“Namaku Smith, seorang Alkemis.”
“Wow! Kamu hebat, gas… bisa punya kenalan seeorang alkemis,” pujinya,
menghadap seseorang yang tengah memperhatikan inventory-nya dengan seksama.
“…”
“Apakah dia selalu seperti itu?”
Smith mengangguk, mengiyakan pertanyaan dari gadis cantik di depannya.
Fakta jika pemuda di depannya ini akan sangat fokus, ketika memikirkan sebuah
skema atau rencana di benaknya. Lalu tiba-tiba, Smith teringat sesuatu.
“Ah, nona. Kamu terlihat sangat kuat. Berapa levelmu sekarang?”
“Aku? Aku level 73.”
“…!”
Mata smith langsung gemerlapan, saat mendapatkan jawaban itu. Dia
langsung buru-buru membuat permintaan.
“Nona. Apakah kamu bisa membantuku? Mungkin, ini adalah pekerjaan yang
mudah bagimu. Tapi, aku harus memilikinya, agar bisa membuat ramuan.”
“…?”
“Apakah mau tahu, monster Rhino Thunder di pegunungan Zamoa, di selatan
desa ini?”
“Oh, gunung perbatasan antara kerajaan Sercraze dan Britain?”
“Benar!” serunya bersemangat. “Aku membutuhkan lima tanduk Rhino,
bisakah kamu membantuku?!”
“Ah...”
Gadis itu yang datang kemari karena mendapatkan panggilan yang telah
lama ia tunggu, merasa ragu. Jelas dia sungkan untuk mendapatkan quest, saat
orang yang bersangkutan mempunyai quest yang berbeda.
“T-tapi, bukannya bag… tidak, Azvein ada di sini?”
“Dia lemah.”
“…?”
“Dia hanya level sembilan.”
“Apa?!”
Dengan cepat, gadis itu segera mengoyang-goyangkan tubuh pemuda yang
tengah sibuk dengan semua rencana di otaknya.
“Gas! Bagas! Kamu kenapa?! Kenapa kamu dari awal tidak memberitahuku?!
Aku bisa membantumu!”
“Ah… ah… Aku pusing…”
“Ah… maaf.”
Setelah menurunkan rasa kecemasannya, ia pun segera kembali tenang. Dia
sebenarnya malu, karena dalam pertemuan pertama mereka setelah sekian lama, dia
malah mendeskriminasi pemuda lemah ini.
“Aku dapat musibah,” jawab Azvein sambil memegang kepalanya yang terasa
masih berputar-putar. “Awalnya, aku…”
Pemuda itu segera menceritakan semuanya dari awal, saat ia dijadikan
tumbal oleh kelompok Carse, hingga ia bertemu dengan
Smith. Tapi, dia menyembunyikan fakta tentang Albert dan malaikatnya, Evaline.
“Ya Tuhan… Baiklah! Aku akan membantumu
naik level!”
“Tidak. Tidak perlu.”
“Aku bersikeras!”
***
[Sub-Quest: mengumpulkan herbal dan tanduk Rhino Thunder.
Kesulitan: C
Smith meminta Anda untuk mengumpulkan tanaman herbal dan tanduk Rhino
Thunder, yang hidup di pegunungan Zamoa.
Progress:
100 Red Lily flower
10 Rain snow mushroom
2 Rhino Thunder
Kegagalan:
-50 Affiliate Smith
Keberhasilan:
High heal potion
+10 Affiliate Smith
Pra-syarat:
*Anda mendapatkan sub-quest ini dari permintaan seseorang. Padahal,
Smith tak mau membagikan quest ini, dikarenakan Anda terlalu lemah.]
“Yah, andai saja kamu membawaku lebih cepat ke Lancaster, tentu aku tak
akan mendapatkan masalah ini.”
“….”
Dia hanya bisa terdiam, saat Smith terang-terangan protes di depannya.
Karena itulah faktanya, jika dia pastinya akan langsung mati, saat melawan
Rhino Thunder, berlevel 78.
“Tidak apa-apa. Aku akan menjaganya,” jawab Cherry yakin.
Entah mengapa, saat dia mendengar kalimat itu, kebanggaannya sebagai
seorang lelaki benar-benar terluka. Tapi yang jelas, dia tak bisa melakukan
apapun, karena semua itu adalah fakta yang tak terbantahkan.
“Baiklah. Kami berangkat.”
Post a Comment for "UG_025"
comment guys. haha