Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

UG_028

gambar

Unlucky Game

UG_028

28. Rhino Thunder

 

Setelah berhasil mengalahkan goblin champion, dia segera memulai grinding di dalam Red Goblin Cave. Awalnya, ia agak kesulitan, karena harus menghadapi para goblin. Namun itu jauh lebih mudah, dari pada saat awal kali mereka menakhlukkan dungeon ini.

Itu wajar saja, karena dungeon yang pertama kali ditemukan akan menawarkan tingkat tersulit dari dungeon itu. Hal itu sebagai timbal balik dari item drop terbaik dan double exp selama seminggu.

Setelah itu, tingkat kesulitan dungeon akan diturunkan, sama seperti sekarang.

 ‘Ini lebih baik, dari pada aku berburu di luar.’

Dia melihat pesan dari Cherry Witch, yang memberitahunya, jika gadis itu pergi ke tempat berburu yang lebih efektif untuk levelnya yang naik satu, level 74. Karena jika gadis itu berburu bersamanya, tentunya levelnya tak akan naik, dikarenakan semua monster di sini lebih rendah dari mage itu.

‘Sebenarnya, diriku juga tidak terlalu efektif untuk berburu di tempat ini.’

Ya, dia juga merasakan hal yang sama. Dikarenakan, para goblin hanya di level 13-15, red goblin di level 17-20, dan goblin shaman di level 20-23. Andai dia tak mendapatkan bonus exp, tentu dia akan mencoba untuk mencari tempat yang lebih efektif.

Setelah selesai waktu bonus exp, dia segera kembali ke desa, tempat Smith sedang menunggunya. Tapi…

“Ukh… ukh…”

“Smith! Kamu kenapa?!”

Saat dia masuk ke dalam penginapan, Smith telah terbaring lemas, dengan darah yang meluncur keluar dari bibirnya.

“K-kapan kalian berangkat mencari obatnya?”

“Besok.”

“Sial… kenapa kalian terlalu banyak membuang-buang waktu… ukh…”

Ding!

[Quest update!]

[Kondisi Smith tiba-tiba memburuk. Segera selesaikan sub-quest, sebelum smith mati.

Kematian Smith: 2 hari 39 menit 12 detik]

“Apa?!”

Dia pun segera menghubungi Cherry Witch dengan whisper untuk melanjutkan quest.

“Rat. Apakah kita bisa melanjutkan questnya sekarang?”

-Kenapa? Bukankah kamu harus pergi ke gereja Michael dulu?

“Kondisi Smith semakin memburuk. Aku bisa menunda untuk pergi ke gereja, sekalian nanti mengambil hasil lelang.”

Ya, dia tak bisa gagal dengan quest ini, karena penalty quest yang sangat berat ia tanggung. Terutama untuk membayar 200 silver sebagai biaya penalty.

-Baiklah. Aku akan segera ke sana.

Selang beberapa menit, Cherry segera muncul menggunakan sihir teleportation. Sihir umum yang bisa digunakan siapapun, saat mereka memiliki magic scroll. Benda seperti kertas mantra, yang dapat diisi satu sihir tingkat rendah sampai tingkat tinggi, tergantung dari kualitas materialnya.

***

 

Setelah diberi heal potion tingkat intermediate oleh Cherry Witch, kondisi Smith sedikit membaik. Ia pun segera berbicara,

“Aku akan ikut.”

“Tapi, kamu tidak dalam kondisi untuk siap bertarung. Lagipula, kamu sekarang lebih lemah dariku,” elak Azvein keberatan.

Smith menyadari hal itu, karena dengan berlalunya waktu yang hampir satu bulan, manusia abadi yang dulunya lebih lemah dari dirinya, bisa menjadi lebih kuat darinya. Tentu saja dia tahu alasannya, berburu siang-malam dan terus memaksa hingga batasan, membuat manusia abadi ini menjadi cepat lebih kuat.

Tapi, dia tetap keras kepala.

“Aku harus ikut. Kalau tidak, aku mungkin akan mati.”

“Kenapa?”

“Tadi pagi, ada tentara yang datang kemari. Aku takut, jika identitasku terungkap.”

“Kamu cuma paranoid. Dan juga…”

“Gas…”

Tangan halus gadis itu segera membuatnya berhenti berargumen, setelah ia melihat raut wajah khawatir itu.

“Hah…. Baiklah… Tapi, kamu akan tinggal di kemah, saat kami berburu badak itu.”

“Ya.”

Ketiganya pun segera berangkat menggunakan kereta kuda yang telah dibeli Cherry dari penduduk desa. Tujuan mereka kali ini adalah field dungeon dari Rhino Thunder, di pegunungan Zamoa.

Berbeda dengan dungeon biasa yang terletak dalam suatu ruangan tertutup, entah goa, reruntuhan makam bawah tanah, kastil, dll. field dungeon terletak di luar ruangan. Tidak ada hal lain yang membedakan dungeon biasa dengan field dungeon.

Namun biasanya, field dungeon memiliki monster tipe terbang yang jauh lebih sulit untuk dikalahkan, karena memiliki langit yang luas sebagai area tempurnya.

Untung saja, target mereka sekarang adalah Rhino Thunder. Monster berkaki empat, dengan tanduk petir di moncongnya.

“Kita sampai.”

Di depan mereka, ada pegunungan batu besar, yang jarang ditumbuhi oleh pepohonan. Itu adalah tempat yang tepat untuk sarang monster dengan atribut petir. Karena tiada yang menghalangi kemampuan mereka, untuk bermanuver bebas. Bahkan mungkin saja, kekuatan monster yang memiliki sinkronasi antara atribut dan tempatnya berada, jauh lebih kuat dibandingkan monster biasa.

“Ini pasti sulit.”

***

 

Di pegunungan ini, terdapat berbagai macam monster tingkat tinggi. Karena daerah ini merupakan Kawasan Thunder Bird, field dungeon yang terkenal pada situs Gtube, Gaming Tube. Bahkan, video itu menjadi trending topik di hall of fame, tempat video-video unggulan yang ditampilkan pada website resmi Throne of Paradise, bersama fitur-fitur lain, seperti forum, informasi dasar, ranking player, dsb.

Karena sampai saat ini, wilayah pegunungan ini belum terpetakan seluruhnya.

Bahkan, sebagai monster tingkat terendah di tempat luas ini adalah Rhino Thunder, berlevel antara 30-50. Selain itu, juga banyak monster beratribut petir lain yang menguasai beberapa titik di pegunungan ini.

Saat itu, ada sekelompok party high ranker yang ingin menjelajah dungeon yang ternyata belum ditemukan bosnya ini. Kedelapan orang itu memiliki kekuatan tempur yang tinggi, karena berada di level 170-220.

Namun, party itu dihancur leburkan dengan kawanan Thunder Bird berlevel 300.

Itu berarti, Thunder Bird sudah mengalami kebangkitan ketiga. Ya, konsep kebangkitan/awakening, tak hanya dimiliki oleh player saja. NPC dan monster juga bisa mengalami kebangkitan.

“Apa kamu mau aku melakukannya, seperti saat melawan goblin?”

“Tidak. Kita harus mengutamakan keselamatan Smith.”

“Lalu?”

“Aku akan memancing mereka kemari, satu persatu. Lalu, kamu bisa langsung membunuhnya.”

“Oke.”

“Tapi, tolong setelah mencapai target quest, bantu aku memburu beberapa badak itu, dan buat mereka sekarat. Aku ingin exp-nya.”

“OK!”

Ya, dia ingin menyelesaikan quest ini dengan resiko seminimal mungkin. Karena dia tahu, jika terkena serangan Rhino Thunder, dia bisa saja langsung masuk kondisi Immunity, seperti saat melawan goblin champion.

“Baiklah. Aku berangkat.”

Meninggalkan sang mage di belakang, yang sedang mempersiapkan sihirnya, ia mulai mencari badak terdekat. Lalu, dia mulai memancing monster yang sedang makan rerumputan yang tumbuh sedikit di tempat luas ini, menggunakan dagger yang ia beli bersamaan dengan pedang baru yang ia beli.

Tentu saja, semua item itu bertingkat normal. Dia tak mau membuang-buang uang, hanya untuk pajangan.

‘Semoga saja kena… Predator Eyes!’

Setelah mengetahui titik lemah musuh, dia segera melempar dager itu.

Stab!

-Khuukkk!!!

 Badak itu merasakan sakit, dan mulai melihat sekeliling untuk mencari pelaku yang melempar benda tajam itu pada perutnya.

Saat tatapan mereka bertemu…

“Sialan. Ayo kita mulai, hewan bodoh.”

-Khuukkk!!!

Dia berlari sekuat mungkin, saat ada badak yang ingin menyeruduknya dengan tanduk berkilau kuning keemasan itu. Beberapa saat kemudian, tanduk itu mulai menyala dan memancarkan aliran listrik. Dan…

Glarr!!

Glarr!!

Petir yang berasal dari tanduk itu menyambar ke mana-mana, tanpa menargetkan pemuda yang terus berlari, tanpa melihat ke belakang.

‘Aku sudah mengetahuinya dari forum. Tapi, untuk merasakannya secara nyata, masih saja menakutkan.’

Azvein terus berlari dan berbalik.

Dia langsung mengeluarkan pedangnya, dan mengacungkan itu pada badak yang lebih terprovokasi dengan tantangan itu.

-Khuukkk!!!

Badak itu siap dalam posisi menyeruduk, dengan kecepatan yang terus meningkat. Lalu…

‘Perfect Doge!’

Dia berhasil menghindari serangan itu, membuat si badak melakukan pengereman mendadak, dan…

“Fog Fire! Flame Shoot!”

Itu adalah chain skill yang membunuh goblin champion dalam sekali serang. Dan tentu saja, serangan itu juga langsung membunuh Rhino Thunder.

Azvein tersenyum puas, saat melihat jika dia berhasil mengisi 30% dari exp-nya, meski hanya berlari sebagai umpan. Dan juga…

“Badak itu menjatuhkan Rhino Thunder Horn.”

“Ya. Apa kamu butuh istirahat?”

“Ya. Cooldown chain skill itu adalah satu jam.”

“Apa kamu tak bisa menggunakan chain skill lain?”

“Apa yang kamu bicarakan? Chain skill itu seperti skill esklusif. Tidak mudah untuk mendapatkannya, kamu tahu kan?”

 “Oh. Maaf…” ujarnya menyesal. “Bagaimana dengan Tornado Blaze?”

“Meski skill itu efektif, tapi itu menguras hingga 70% mana-ku.”

“Tidak apa-apa… gunakan itu. Aku akan langsung memancing empat badak.”

“Apa?! Apa kamu ingin bunuh diri?”

Cherry benar-benar terkejut mendengar ide itu.

“Bagaimana kalau kita menyerang mereka bersama? Daripada harus menggunakan dirimu sebagai umpan?”

“Kamu tahu kan, jika ada 30% kemungkinan, jika Thunder Bird akan muncul acak?”

“…”

“Kita harus meminimalisir kemungkinan itu. Karena kita berdua tak akan mungkin bisa membunuh satu pun Thunder Bird.”

Setelah selesai dengan perdebatan itu, keduanya segera kembali pada tugasnya masing-masing. Cherry segera merapalkan mantra casting. Sementara itu, Azvein segera mencari gerombolan Rhino Thunder.

Ya, daripada mencari badak yang sedang sendirian, dia malah memancing kerumunan empat badak.

“Baiklah. Ini pasti akan sangat sulit.”

***

 

Berbeda dari sebelumnya, dia kali ini benar-benar mendekati lawan.

‘Jika aku melukai salah satu di antara mereka, kemungkinan kecil jika keempatnya akan menyerangku. Tapi…’

Dia segera mengaktifkan Predator Eyes, lalu mengeluarkan satu dagger dan longsword miliknya. Lalu, dia menyerang badak terdekat dengan Power Stab, kemudian melempar dagger ke target lain, sesuai rekomendasi Predator Eyes.

-Khuukkkk!!!

-Khuukkk!!!

-Khuukkk!!!

-Khuukk!!!

Keempat badak itu saling bersautan, seolah marah dengan serangan mendadak itu. Dan tak perlu waktu lama, mereka menemukan siapa penyerangnya.

“Kemarilah,” serunya, seraya mengacungkan pedang yang sudah terlumuri darah.

-Khuukkkk!!!

-Khuukkk!!!

Dengan komando dari dua badak yang terluka, dua yang lain mulai ikut menyerbu si penyerang.

Tentu saja, Azvein tak tinggal diam dan menerima serangan itu dengan suka rela. Dia langsung berlari dan menghindari serangan petir acak dari empat badak itu.

Glarr!!

Glarr!!

Glarr!!

Saat dia berusaha menghindari satu serangan petir, punggungnya terbuka lebar, karena tengah meloncat ke depan.

Glarr!!

“Urgh!!!”

Seluruh tubuhnya tersetrum, dan membuatnya kaku untuk sementara.

[Anda menerima 340 damage.]

[Anda terkena efek stun selama 3 detik, akibat serangan petir.]

‘Sial.’

Para monster itu segera mendekat dengan cepat, saat ia menatap monster itu dari celah kepalanya. Dan bukan hanya itu saja masalahnya.

[Selama HP Anda tersisa 1 poin, Anda akan mendapatkan Immune terhadap segala jenis serangan senjata, kutukan, dan sihir.]

Saat badak terdepan ingin menyeruduknya…

‘Perfect Doge!’

…dia berhasil menghindar, namun dia masih kesulitan untuk berlari.

‘Light Step!’

Meskipun dia ingin memanfaatkan skill Immune-nya, ia masih ragu, apakah serudukan badak itu termasuk senjata atau bukan. Andai bukan, bukankah dia akan mati seketika saat menerima serangan itu?

‘Aku sampai.’

Dengan terbata-bata, dia berhasil sampai di tempat yang dijanjikan. Namun, dia tak sempat untuk berlari lagi, karena MP-nya telah habis, karena digunakan untuk menghindari banyaknya serangan petir para badak.

“Sekarang!”

Namun, tak ada ledakan api yang ia harapkan. Ia segera tahu apa penyebabnya.

“Aku berjanji! Aku tak akan mati!”

Dia berteriak dengan keras, saat berbalik dan melihat jika para badak itu sudah dekat dengannya.

-Khuukkkk!!!

Badak terdepan telah siap untuk menyeruduknya. Dan…

“Tornado Blaze!”


Post a Comment for "UG_028"