UG_032
UG_032
32. Teman Baru
“Terima kasih telah menolong kami.”
Azvein mengucapkan terima kasih sedalam
mungkin, mewakili rekannya yang masih tertidur pulas. Mungkin, Smith tengah
melepaskan tekanan kematian yang sedari tadi membayangi mereka.
“Sama-sama. Tapi, kamu berasal dari mana?”
“Kami dari benteng Holfgan.”
“Apa?!”
Semua anggota party yang terdiri dari 2
wanita, wind mage dan priest, dan 3 lelaki, swordsman, sword guardian, dan
archer, terkejut. Dia bisa memahami hal itu. Terlebih lagi, bagaimana mungkin
seseorang dengan level 32 dan level 17 berani melewati Misfortune Forest, tanpa
seorang berlevel 100.
Setelah kekagetan itu mereda, sang kapten
yang menanyai dirinya kembali bertanya, saat anggota lain masih sibuk menghalau
minoru yang menyerang dari berbagai sisi.
“Bagaimana bisa orang dengan level 32 dan
level 17 bisa melakukan hal itu?”
“Ahahaha…”
Azvein binggung untuk menjawab, karena
jujur saja, dia tak ingin diinterupsi dalam quest Smith.
“Kami sebenarnya ingin ke benteng Lesternal, namun kami diserang bandit sebelum mencapai
pos perbatasan. Demi menyelamatkan hidup, kami terpaksa masuk ke hutan.”
“Baiklah. Tunggu di sini, kami akan
mengusir para minoru itu, dan kita akan kembali berbincang-bincang.”
“Terima kasih.”
Sebenarnya, dia ingin segera pergi dari
tempat ini, namun mengingat jika kelima petualang ini berada di antara level
87-93, membuatnya mengurungkan niat.
‘Aku pasti mati, jika kabur dari sini.’
Meskipun para player ini memiliki level
yang lebih rendah dari minoru, mereka memeliki sinkronisasi yang cukup bagus,
sehingga mampu menahan serangan para minoru.
Dengan si tanker bernama Hitme, sword
guardian, sebagai tembok tebal di depan. Kemudian, archer bernama Samy dan wind
mage bernama Bella yang menyerang dari jarak jauh. Ditambah support dari priest
Sella, semuanya menjadi sangat kuat.
Terutama, si kapten swordsman bernama
Harit, yang mempunyai makro tempur yang luar biasa. Kemampuannya untuk
menganalisa medan pertempuran, memang sangat hebat, meskipun melawan musuh yang
lebih kuat.
“Hitme mundur, jangan terlalu maju, fokus
pada sisi kanan sekarang. Samy, Bela, ganti fokus ke sisi kiri. Aku akan
membantu Hitme. Sella tolong support kami dengan
sihir area.”
“Ya!”
“Ya!”
Kekompakkan mereka mengingatkannya dengan
kenangan lama, saat dia tengah bersama teman-temannya dalam game Chaos of
Heroes.
“Party Zexal…”
Sambil terus beristirahat, dia memandangi
mereka sambil mempelajari pergerakan yang digunakan oleh party ini.
“Hore!”
“Yay!”
Setelah berjuang hampir satu jam lebih,
rombongan minoru itu kembali ke dalam hutan. Membuat party ini berteriak
kegirangan, karena berhasil menahan banyaknya monster yang menakutkan seperti
itu.
Kemudian, mereka mendatangi seseorang yang
telah membawa cobaan itu pada mereka.
“Bagaimana keadaanmu?” tanya si swordsman.
“Kami sudah membaik. Terima kasih telah
membantu kami. Dan maaf yang sebesar-besarnya, karena membawa banyak masalah
untuk kalian.”
“Tenang saja. Kami juga naik banyak level,
karena kerja sama tim, dan berhasil membunuh beberapa minoru,” seru si tanker
bahagia.
“Ya. Meskipun sangat sulit agar mereka tak
menyerang lini belakang,” keluh si archer.
“Jangan seperti itu, sam…” sanggah si wind
mage.
Setelah menyelesaikan perdebatan untuk
evaluasi pertempuran, mereka kembali ke topik pembicaraan.
“Ah… ngomong-ngomong, siapa dirimu? Aku
Harit,” tanya si kapten.
“Aku Hitme, sang guardian,” sahut si
tanker.
“Samy,” timpal si archer.
“Halo, aku Bella,” ujar si wind mage.
“Aku Sella, salam kenal,” seru si priest
sambil membungkukkan badan.
Setelah berkenalan pada semua anggota
party, sekarang adalah gilirannya.
“Salam kenal. Aku Azvein, dan dia Smith.”
“Ngomong-ngomong, kenapa temanmu belum
bangun?” tanya si tanker.
“Mungkin dia terkena syok, karena dikejar
puluhan minoru.”
“Haha… itu benar-benar menakutkan, saat membayangkan
dirimu yang lemah terus berlari dari kematian,” timpal si tanker yang
sepertinya orang cerewet.
“Hitme. Jangan seperti itu,” seru si wind
mage.
Setelah semuanya kembali terkendali, si
kapten kembali berkata.
“Kami berencana kembali ke benteng Lesternal.
Apakah kamu mau pergi bersama?”
“Ya. Terima kasih.”
Ketujuh orang itu segera kembali ke benteng
Lesternal, sambil bercakap-cakap. Dan sebelum berpisah di depan benteng, mereka
saling invite pertemanan.
Setelah kepergian party yang menamakan dirinya
Zone One, Azvein mulai memasang save stone dan
mendirikan tenda. Dia masih menunggu Smith yang masih belum tersadar.
“Huffttt…”
Dia benar-benar merasakan keajaiban, saat
mengingat kembali kejadian di Misfortune Forest. Mulai dari bagaimana mereka bisa
menerobos hutan penuh monster level tinggi itu, bagaimana mereka bisa bertahan
dari kejaran para minoru, dan bagaimana dia bisa berakhir bertemu dengan party
Zone One, yang sedang mencoba strategi serangan yang baru.
Di bagian akhir, andai kata dia tak
disembuhkan oleh priest Sella, tubuhnya akan benar-benar kesakitan, saat
menerima efek dari potion uji coba milik Smith, yang menjadikan vitality dan
staminanya naik berkali-kali lipat.
“Stats Window.”
Nama |
Azvein |
Race |
Human |
Level |
34 |
Class |
Assassins |
Fame |
6 |
Title |
Unlucky Player |
|
|||
Health Point |
112 |
Mana Point |
214 |
Attack |
62 |
Defense |
68 |
Stamina |
57 |
Vitality |
60 |
|
|||
Strength |
109 |
Agility |
113 |
Endurance |
46 |
Intelligence |
92 |
Wisdom |
52 |
Luck |
0 (-999) |
|
|||
Indomitable |
87 |
Flexibility |
61 |
Sensitivity |
52 |
|
|
Ability Point: 0 |
|||
|
|||
Skill Passive: |
|||
Basic swordsmanship |
D |
||
Afreum Sword Dance |
G |
||
Skill Active: |
|||
Power Slash |
E |
||
Power Stab |
E |
||
Fire Ball |
F |
||
Water Ball |
F |
||
Earth Ball |
F |
||
Wind Ball |
F |
||
Predator Eye |
D |
||
Light Step |
D |
||
Crit Strike |
E |
||
Backhand |
G |
||
Perfect Doge |
E |
Melihat statistiknya sekarang, dia terkejut
pada stats Sensitivity, yang naik hampir 20 poin. Itu sungguh penambahan yang
sangat banyak, mengingat dia harus dalam keadaan hidup dan mati, untuk
menambahkan stats yang tidak bisa dinaikkan dengan ability point.
Di bagian skill, dia senang, saat skill
Light Step dan Perfect Doge-nya naik level.
Ditambah, dia menerima banyak pencerahan,
setelah lari dari kawanan minoru itu.
“Aku tak memiliki skill defensive atau pun
skill penghindaran, selain light step dan perfect doge.”
Ini adalah masalah serius baginya, yang
harus melakukan grinding level sendirian. Andai kata dia melawan monster
berkecepatan tinggi seperti minoru, dia membutuhkan lebih banyak skill
defensive atau skill penghindaran. Karena seperti minoru, mungkin saja monster
lain yang memiliki agility tinggi, akan menyerang dengan berkelompok.
Saat ia sedang merenung…
“Urgh…”
…Smith akhirnya sadar.
***
“Kau sialan. Darimana kamu tahu, jika 10
protection stone cukup untuk melewati Misfortune Forest?!”
“Aku hanya mengira-ngira.”
“Apa?!”
Smith sepertinya merasa bersalah atas semua
kejadian yang menimpa mereka. Sehingga, dia hanya terdiam dan tertunduk lemas,
saat rekannya memarahinya.
“Terima kasih telah menyelamatkanku, vein.”
[+10 Affiliate dengan Alkemis Smith.]
Melihat jika ada papan pengumuman di
depannya, Azvein hanya terdiam dan menjaga dirinya agar tak salah tingkah.
“Yah sudahlah… lagipula, kamu juga harus
berterima kasih pada party Zone One. Merekalah yang
mengusir para minoru itu kembali ke dalam hutan.”
“Ya. Aku pasti akan berterima kasih pada
mereka.”
“Oh iya, Smith. Cairan biru gelap yang kamu
minumkan padaku, itu cairan apa?” tanya Azvein mengalihkan topik pembicaraan.
“Itu adalah campuran dari Brutality Suppressant
dan mutant potion.”
“Apa?! Kamu masih memiliki mutant potion?”
“Ya, meski hanya sedikit.”
“Ah, Smith… bolehkah aku…”
“Tidak.”
Seolah tahu apa yang dia pikirkan, Smith langsung menolaknya.
“Kenapa?”
“Cairan itu terlalu berbahaya. Bukankah
kamu tahu efek sampingnya, meski aku hanya menggunakan cairan itu sedikit
saja?”
“…”
Dia terdiam, saat melihat jika Smith
benar-benar kokoh dan tak tergoyahkan.
‘Cairan itu sepertinya memang sangat
berbahaya.’
Lalu, Smith mengalihkan topik pembicaraan.
“Apakah kita akan pergi sekarang?”
“Kamu sudah baik-baik saja?”
“Ya.”
Setelah mencapai wilayah kerajaan British,
mereka sudah tak terlalu khawatir lagi untuk dikejar tentara Sarcraze. Namun
sepertinya, Smith tak mengendurkan penjagaannya. Hal itu bisa ia ketahui, saat
Smith kaget, karena keduanya berkemah dekat dengan benteng.
“Pilihanmu benar, karena berkemah di luar
benteng.”
Setelah membeli semua perlengkapan, mereka
pun segera meninggalkan benteng Lesternal dan melanjutkan perjalanan.
Azvein sebenarnya ingin berburu dan
grinding lebih dulu. Tapi, dia juga tak bisa bebas berburu di tempat ini.
Pertama, sebagian besar dungeon di tempat
ini telah diakuisisi dan dikendalikan oleh guild. Kedua, ada batasan waktu untuk
berburu di dalam dungeon, yang dikendalikan oleh guild.
Untuk sebab itu, ia lebih memilih untuk
segera menyelesaikan quest ini, dan berburu kembali ke wilayah Sarcarze atau
daerah pinggiran lain, yang jarang di datangi para player.
“Berapa lama lagi kita sampai ke benteng
Lancaster?”
“Tiga hari lagi, jika berjalan kaki.”
Ya, mereka harus berjalan kaki, karena
kereta kuda yang dibelikan oleh Cherry Witch adalah property milik gadis itu.
Sehingga, mereka tak ingin lagi merepotkan orang lain lagi dalam misi
perjalanan ini.
***
Tiga hari kemudian, mereka akhirnya sampai
di benteng Lancaster.
“Vein, coba kamu masuk, dan cari orang
bernama Benet, yang ada di akademi Kerajaan.”
Ding!
[Sub-Quest: Temui Benet
Kesulitan: E
Alchemist Smith memintamu untuk menemui
temannya, Benet, di akademi kerajaan. Karena Smith takut jika kerajaan British
bersekongkol dengan kerajaan Sarcraze.
Hadiah:
+2 Affiliate Alchemist Smith
Kegagalan:
-2 Affiliate Alchemist Smith]
Segera, dia bergegas pergi dari kemah yang
berada di luar benteng, dan menuju ke arah akademi kerajaan.
“Permisi. Apakah kamu tahu di mana Benet?”
“Dia pasti ada di perpustakaan akademi,”
jawab seorang pelajar mau masuk ke akademi.
“Apakah kamu bisa membantuku?”
“Tidak.”
Pelajar itu segera berbalik dan melangkah masuk.
“Aku akan memberimu 50 copper.”
“Baik.”
“Katakan padanya, jika kenalan Smith
menunggunya di depan akademi.”
Sesuai perkataan Smith, tak ada orang asing
yang bisa masuk akademi dengan mudah. Yang bisa ia lakukan adalah meminta
seorang murid untuk memanggilkan Benet. Namun ia tak menyangka, jika harus
mengeluarkan 50 copper.
‘Ini demi quest… ini demi quest…’
Dia meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap
bertahan dengan segala kerugian ini, dan bertekat untuk menyelesaikan quest
panjang ini.
Setelah menunggu beberapa saat, muncullah
seorang gadis dengan pakaian akademis, memakai kacamata besar, dan berambut
hitam bergelombang.
“Permisi. Apakah kamu kenalannya Smith?”
“Ya.”
“Kenalkan. Namaku Benet.”
“Aku Azvein.”
“Oh, kamu manusia abadi. Ngomong-ngomong,
di mana Smith?”
“Dia berkemah di luar benteng. Apakah kamu
mau menemuinya?”
“Boleh.”
Keduanya pun langsung menuju ke lokasi yang
dimaksud.
“Smith!”
“Benet!”
Keduanya pun saling berpelukan untuk
melepas rindu.
“Bagaimana kabarmu? Sudah sepuluh tahun lebih
kita tak bertemu.”
“Aku baik-baik saja, berkat pemuda ini.
Desa tempatku meneliti, diserang demon. Sekarang mungkin mereka sedang
menyerang benteng Perismon.”
“Apa?!”
“Ya. Demon sekarang sudah mulai bergerak
lagi.”
Keduanya
langsung terlibat dalam topik yang sangat berat, meskipun baru saja bertemu,
setelah sekian lama.
“Aku harus segera melapor pada professor Michella.”
“Ya. Itu pilihan bagus. Semoga tuan Zephier
segera bertindak. Aku tak mau demon menyerang British lagi.”
Wanita yang sepertinya ada di umur tiga
puluhan ini pun segera mengiyakan, dan teringat sesuatu.
“Ah… Smith, sekarang apa yang akan kamu
lakukan?”
“Ah, aku lupa… tolong aku Benet. Aku ingin menyewa
tempat tinggal, dan melaporkan penelitianku pada prof Michella. Apakah kamu bisa
membantuku?”
“Itu tidak masalah.”
Ding!
[Quest Selesai!]
[Quest: Lindungi Smith
Kesulitan: C
Alchemist Smith telah sampai di benteng
Lancaster, kerajaan British dengan selamat.
Hadiah:
+20 Affiliate Alchemist Smith]
‘Akhirnya!’
Azvein sangat senang, telah menyelesaikan
quest yang tak memberikan hadiah apapun padanya selain Affiliate. Andai saja
dia dulu tak memaksa Smith untuk memberinya quest, tentu hasilnya akan lebih
baik.
“Baiklah, vien. Terima kasih telah
mengantarku.”
“Sama-sama, Smith. Aku belajar banyak
darimu.”
“Jika suatu saat kamu butuh sesuatu, kamu
bisa menghubungiku.”
“Ya.”
Setelah bersalaman dan berpelukan, Smith
dan Benet meninggalkan dirinya sendiri. Lalu, dia segera tersenyum puas.
“Sekarang, waktunya leveling.”
***
Sambil pergi ke kerajaan Hamman, dia
melakukan berbagai macam quest untuk menambah bar exp-nya. Karena hanya dengan
cara inilah, ia bisa naik level, selain masuk ke dungeon.
Ditambah, dia sengaja tak memilih quest
yang menyuruhnya untuk masuk ke dungeon yang dikuasai oleh guild. Karena…
[Tarif masuk dungeon Black Minnergate:
Lantai 1 & 2: 1 silver
Lantai 3 & 4: 5 silver
Lantai 5: Khusus Guild]
Ya, sekarang sudah dimulai era, di mana
para player memonopoli segala sesuatu. Hal ini juga berlaku pada segala lini
pekerjaan yang melibatkan player. Mulai lini produksi, perdangangan, tentara
bayaran, dll.
Mungkin inilah sebabnya, para demon mulai
bergerak lagi menyerbu wilayah manusia, elf, dan dwarf.
Era di mana kedamaian antar ras telah usai.
Post a Comment for "UG_032"
comment guys. haha