UG_034
34. Mana Sword
“Dia memang sangat menyayangi keponakannya
itu.”
“Evaline?”
“Ya! Dia bahkan rela mengorbankan segalanya, demi anak itu,” jawab Victor sambil mengelus-elus jenggotnya yang lebar.
“…”
Azvein hanya bisa terdiam, saat mengetahui
seberapa dalam Albert menyayangi gadis malaikat, Evaline. Ia juga tersadar,
karena sifat keras dan kejam Albert akan luntur seketika, ketika sikap polos
dan lucu Evaline menghampirinya.
“Ngomong-ngomong, apakah kamu tahu masa
lalu Albert atau Evaline?”
“Hm…”
Setelah terdiam sesat, Victor yang memiliki
tubuh merah layaknya suku Indian, tertawa.
“Haha… aku tidak tahu.”
“Hah?!”
“Suatu hari dia datang ke bengkelku, dengan
anak kecil yang tertidur di gendongannya.”
Kemudian Victor menceritakan, setelah
kedatangan tak terduga Albert, dia membantu mereka untuk mendapatkan tempat
tinggal dan pekerjaan di benteng Zamroid. Selang beberapa bulan, Albert
memutuskan untuk pindah ke kerajaan Sarcraze.
Setelah mengetahui informasi itu, ternyata
tak ada jendela pemberitahuan yang muncul. Sehingga dia beranggapan, jika
perkiraannya salah tentang menganggap Albert adalah suatu bagian dari chain
quest.
“Baiklah… sekarang, apa yang akan kamu
lakukan?”
“Aku tidak tahu. Guru tak memerintahkan
apapun,” jawab Azvein jujur.
“Hm…”
Victor langsung terdiam dan kembali
membelai jenggotnya. Lalu…
“Dekka. Ambilkan kapak itu.”
Beastman itu segera mengambilkan kapak
normal yang telah berdebu.
“Ambil itu, dan bawakan aku seribu batang
kayu untuk peleburan bijih.”
Ding!
[Quest: Collect 1.000 wood
Kesulitan: D
Blacksmith Victor menyuruhmu untuk menebang
dan mengumpulkan kayu dari pohon Buloke yang tumbuh di timur benteng.
Hadiah:
+2 Affiliate Victor.
Penalty:
-2 Affiliate Victor.
Proggess:
0/1000 batang kayu]
“Dekka, beri contoh dia, bagaimana menebang
pohon Buloke.”
“Baik.”
Setelah memberikan quest yang ternyata
adalah quest paksa, Victor segera menghilang lagi ke dalam bengkel.
“Apa itu pohon Buloke?”
“Akan aku tunjukkan.”
Keduanya pun segera pergi ke luar benteng
dengan membawa gerobak kayu, dan menghampiri pohon hitam dan besar, yang
berjejer rapat di sana.
“Ini adalah pohon Buloke.”
“…”
Dia hanya terdiam, saat melihat pohon yang
seperti besi, dengan dedaunan yang lebat di atasnya.
“Setiap pohon, kamu bisa mendapatkan 5
balok. Lihat ini.”
Dekka segera mengambil posisi miring untuk
mengayunkan kapaknya sekuat tenaga. Lalu, muncul cahaya putih tipis di ujung
kapaknya, dan…
Brakk!!!
Pohon besar itu segera terkelupas dalam,
dan dalam beberapa serangan berikutnya, pohon besar itu pun runtuh ke tanah.
Kraaakkk!
Brukkk!!
Setelah itu, Dekka memotong pohon itu
menjadi lima bagian, dan membelah satu bagian menjadi empat bagian. Maka, ia
mendapatkan dua puluh balok kayu dari satu pohon Buloke.
“Bawa ke belakang bengkel, dengan bentuk
seperti ini. Karena jika tidak, kayu itu tidak akan mengering dengan rata.”
Setelah itu, Dekka segera mengumpulkan
seluruh kayu itu di dalam gerobak, dan membawanya pergi.
“Ah, jika kamu menghancurkan kapak itu,
kamu harus kembali dan membelinya.”
“Apa?!”
“Kapak di tanganmu itu seharga 10 copper.”
Dekka tak menghiraukan pemuda yang masih
binggung ini, dan pergi dengan membawa gerobak kayu.
‘Apakah quest ini sesulit itu?’
***
“Ayo kita coba.”
Dia pegang axe itu di kedua tangan,
melakukan kuda-kuda layaknya Dekka tadi, dan mulai mengayunkan kapaknya sekuat
tenaga dan…
Klang!!
Kapak di tangannya langsung terlempar jauh
ke arah yang berlawanan, saat kedua tangannya mati rasa.
‘Sialan… ini sangat sulit.’
Hanya dengan sekali coba, dia sadar jika
quest ini sangatlah sulit. Dia segera terbangun lagi, dan mengambil kapak yang
kini telah retak pada bilahnya.
‘Apakah ini sudah tak bisa digunakan?’
Saat dia memegang bilah itu, bagian tajam
itu langsung hancur berkeping-keping.
‘Ini adalah quest yang benar-benar
mahal.’
Saat dia sadar jika kapak normal ini akan
hancur saat dihadapkan dengan pohon Buloke, dia langsung mengkalkulasikan
berapa kali percobaan yang harus ia lakukan untuk menebang satu pohon ini.
‘Jika 1 kapak 10 copper… maka 1000
kapak… Tidak. Itu bahkan bisa lebih.’
Kepalanya langsung pusing, saat memikirkan
berapa banyak biaya yang harus ia keluarkan.
Setelah menenangkan diri, dan memutar lagi
contoh yang diberikan oleh Dekka di dalam ingatannya, dia segera kembali ke
bengkel, dan menemui serigala itu.
“Halo.”
“…”
Beastman itu terus saja melakukan
pekerjaannya, yang sedang menata senjata.
“A-aku ingin membeli 10 kapak.”
“100 copper.”
Dengan tangan gemetar, dia membayar 10
kapak normal itu. Lalu dia bertanya.
“Saat aku mengayunkan kapak itu pada pohon
Buloke, kapak itu langsung terlempar dan hancur. Tapi, saat dirimu
melakukannya, kapak normal itu bisa memotong pohon keras itu. Apa yang
membedakannya?”
“…”
Beastman itu tetap diam, dan memberikan 10
kapak.
“Itu adalah bilah mana.”
“Bilah mana?”
“Suntikkan mana-mu pada kapak. Fokuskan
pada bilah itu, saat kamu menebang pohon Buloke.”
Ding!
[Anda mendapatkan sedikit informasi tentang
Mana Sword.]
“Terima kasih.”
Setelah pemuda itu pergi, sang pemilik
bengkel kembali dari tempatnya.
“Kamu terlalu banyak membantunya, Dekka.”
“Maafkan aku, tuan.”
“Tidak. Tidak apa-apa. Mungkin saja dia
bisa menjadi keping terakhir dari puzzle kebangkitan umat manusia.”
***
Azvein tersenyum senang, dan segera pergi
ke hutan pohon buloke. Lalu, dia segera mempraktekkan apa yang diajarkan oleh
Dekka.
‘Katanya, suntikkan mana pada bilah
kapak, dan tebas.’
Perlahan, dia fokuskan mana pada kapak, dan
mulai mengayunkan dengan kuat. Lalu…
Klang!!
Kapak miliknya langsung terpental kuat di
arah yang berlawanan lagi, dan tangannya juga gemetar karena sakit.
‘Sialan… kenapa…’
Dia lalu mendekat dan mengambil kapaknya.
Saat dia mendekati kapak itu…
‘Tidak ada retakan!’
“Fokuskan pada bilahnya, dan tebang pohon
itu.”
Dia teringat kembali dengan perkataan Dekka
tadi.
‘Mari kita coba.’
Setelah dia mengalirkan mana pada kapak,
dia mencoba untuk memperkuatnya pada seluruh bilah tajamnya.
‘Ini mungkin berhasil...’
Lalu, dia mengayunkan kapak itu sekuat
tenaga.
Klang!!
Kembali, kapaknya terpental sangat jauh ke
arah yang berlawanan, dan tangannya kembali gemetaran.
‘Sialan. Apa yang salah?!’
Dia benar-benar ingin marah, karena
kegagalan berulang ini. Namun, saat dia mengingat quest mustahil Albert, dia
langsung tenang dan mulai menganalisa semuanya.
“Kuncinya adalah mana sword. Tapi, kenapa
tebasanku tak bisa melukai pohon ini?”
Sembari berfikir, dia kembali mengambil
kapaknya yang terpental. Lalu, dia mendapatkan sebuah ide.
‘Bagaimana kalau…’
Dia kembali mengalirkan mana pada kapak,
dan memfokuskan bilahnya dengan mana. Lalu, dia mulai mengeluarkan harmony
element api, dan melapiskannya pada bilahnya.
‘…kumpulkan dua harmony; dengan elemen
api dari tubuhku dan elemen besi dari kapak…’
Dengan sekuat tenaga, dia mengayunkan
kapaknya dan….
Krakkk!
Kapaknya berhasil menebas sedikit pohon
Buloke.
‘Berhasil!’
***
Setelah malam segera tiba, dia akhirnya
kembali ke bengkel dengan senyum gembira, meskipun seluruh tubuhnya penuh
dengan keringat dan debu.
“Sepertinya, kamu membawa banyak, nak,”
ujar si blacksmith yang tengah bersantai.
“Ya. Aku berhasil menebang tiga pohon.”
Dia segera meletakkan gerobak yang berisi
enam puluh balok kayu, dan membaringkan tubuhnya yang sangat kaku.
“Sial, aku tak mengira, jika aku harus
terus-terusan memakai harmony. Kekuatan mentalku benar-benar terkuras.”
“…?!”
Victor terkejut mendengar penuturan itu,
lalu bertanya.
“Kamu memotong pohon itu dengan harmony?”
“Ya. Bukankah Dekka melakukannya begitu?”
Mendengar jawaban polos itu, Victor
langsung tertawa lebar.
“Hahaha.”
Dia tak menyangka, jika metode yang
digunakan pemuda ini sangatlah berbeda dari yang ia gunakan. Ia terlalu
terkejut dengan metode tak biasa itu.
“Nak. Pinjamkan aku kapakmu.”
“Hah?”
Meskipun tak mengerti, ia pun menuruti
lelaki tua berambut putih ini dan duduk memperhatikan.
“Perhatikan baik-baik.”
Kapak yang di tangan pak tua itu kemudian
bersinar di ujung bilahnya. Lalu, pak tua itu mengambil sepotong balok kayu
Buloke, melemparnya ke atas, dan…
Slash…
…menebasnya dengan mudah.
“…?!”
Azvein terkaget-kaget, saat melihat jika
balok kayu itu terpotong dengan mudahnya. Bahkan, mulutnya mengangga lebar,
karena usahanya seharian penuh, bisa kalah dengan usaha ringan dari kakek tua
itu.
“B-bagaimana…”
“Yah, ini gampang. Kamu hanya perlu
memperkuat kapakmu dengan mana, lalu fokuskan manamu pada ujung tajam bilahnya.
Lalu, pancarkan mana diujung bilah itu hingga terbuat bilah energi. Yah, kamu
bisa bilang, lapisi pedangmu dengan mana sword.
Dengan itu, kamu bisa menebas apapun, yang
lebih lemah dari mana sword-mu. Cobalah.”
Ding!
[Anda telah mempelajari skill aktif, Mana
Sword.]
Kapak yang tadi dipegang Viktor pun ia
terima. Lalu, dia mencoba apa yang blacksmith itu katakan dan…
‘Berhasil!’
…ada bilah mana tipis di ujung kapaknya.
“Sekarang, coba.”
Ada balok kayu yang dilempar padanya, dan…
Slash!
…balok itu terpotong dengan mudahnya.
“Lalu… apa yang aku lakukan seharian ini?!”
Dia berteriak dengan keras, menghadap
langit sore yang telah mulai menghitam.
***
Esok harinya, dia segera bergegas ke hutan
Buloke, dan mulai melakukan mana sword, dan beberapa saat kemudian…
Krakkk!!!
Pohon besar hitam itu langsung tumbang
dengan mudahnya.
‘Sialan… ternyata, semudah ini…’
Dia mengenggam erat kapak berlapis mana
sword, dan berteriak dengan keras.
“Siiaaallll!!!!!”
Dengan amarah memuncak, dia terus saja
menebas pohon-pohon lain.
Hari itu, suasana tenang di hutan Buloke
berubah menjadi ramai, karena suara ayunan kapak dari seseorang.
***
“Ada apa?”
“Ada surat dari cabang Sarcraze, tuan.”
Pak tua itu segera meletakkan palunya dan membaca
surat yang dikirim melalui magic mail, yang akan langsung diterima pada alamat
yang dituju. Kemudian, surat itu langsung hancur otomatis saat surat itu sudah
dilepaskan oleh pembacanya.
Perbedaan mendasar, mengapa feather of contact
tidak dipakai daripada magic mail adalah jumlah
pesan yang dikirim.
Katakanlah jika feather of contact dan
magic mail bisa memberikan 1000 kata. Namun, magic mail juga bisa melampirkan
video yang terekam oleh observation orb, atau
mengirim item berukuran kecil juga.
“…”
Ada batu hitam mengkilat di telapak
tangannya.
“Itu…”
“Ya. Ini adalah netherite
stone. Batu terkutuk, yang membuat Afreum empire hancur.”
***
[Proggess:
1120/1000 batang kayu]
Sebagai bentuk rasa kekecewaannya yang
begitu tinggi, dia akhirnya menebang enam pohon tambahan. Dengan
perlahan-lahan, dia membawa semua batang kayu itu ke bengkel.
Namun, tak ada seorang pun di tempat itu.
Dia segera masuk ke dalam bengkel, dan
menemukan note blacksmith Victor, yang tergeletak di meja makan, ditindih
gelas.
[Aku dan Dekka harus pergi ke suatu tempat
untuk mengurus sesuatu.
Ambillah pickaxe di toko dan pergilah ke
tambang. Kumpulkan 1.000 ore besi.]
Ding!
[Quest: Collect 1.000 steel ore
Kesulitan: D
Blacksmith Victor yakin akan keberhasilanmu
dalam menebang pohon Buloke, sehingga dia menyuruhmu untuk mengumpulkan 1.000
ore besi di selatan benteng.
Hadiah:
+2 Affiliate Victor.
Penalty:
-2 Affiliate Victor.
Proggess:
0/1000 steel ore]
“Sialan! Kenapa aku!!!!!”
Dia berteriak sekeras mungkin, sambil
menyesal karena penasaran dan mencari ke dalam bengkel.
‘Lagi dan lagi, aku menerima quest paksa
dari sistem.’
Saat dia frustasi dan marah, dia segera
membuka jendela questnya. Dan benar saja, jika ketiga slot quest miliknya telah
terisi. Satu quest Albert untuk pergi ke gereja Michael, dan dua quest Victor
untuk mengumpulkan 1.000 material.
‘Sistem sialan!’
Setelah menghardik sistem dan developer
selama satu jam lebih, dia akhirnya bisa kembali tenang dan berjalan ke dalam toko.
Di sana, ada banyak peralatan tempur dan
produksi yang bervariasi, dari tingkat normal hingga rare+. Andai
diperbolehkan, dia akan membawa dan menjual seluruh alat itu di pelelangan dan
menghasilkan uang.
‘Aku harus bawa berapa pickaxe?’
Setelah mengambil 11 pickaxe, dia segera
keluar dari benteng dan menuju area pertambangan yang ternyata ramai oleh
player, tak seperti di hutan Buloke.
Tang!
Tang!
Tang!
Banyak suara pickaxe yang bersentuhan
langsung dengan dinding tamban, dan itu membuatnya bersemangat untuk
mendapatkan skill mining.
Ya, dia berharap, saat dia melakukan
penambangan, dia mendapatkan skill itu. Sama seperti saat dia mendapatkan skill
lumberjacking, setelah menebang pohon Buloke.
Tapi untuk pertama-tama, dia harus
mendapatkan contoh terlebih dahulu.
Dia terus mengamati sekitar, sampai dia
bertemu dengan seorang NPC yang terlihat kekar dan berotot, yang sedang
beristirahat.
“Identify!”
Lv. 58]
Segera, dia mendekat dan membawa sebotol
air segar yang sengaja ia bawa dari bengkel.
“Halo.”
“Ya? Terima kasih,” jawab Danis sambil
menerima botol itu dan meminumnya.
Azvein segera duduk di samping Danis, dan
segera bertanya.
“Apakah kamu tertarik dengan penambangan?
Kamu terlihat fokus dan sangat keren, saat melakukannya tadi.”
“Ahaha… tidak. Tidak. Aku hanya ingin
melatih beberapa ototku.”
Setelah berhasil mendapatkan sisi baik dari
Danis, dia segera mengutarakan keinginannya.
“Apakah kamu bisa mengajariku cara
menambang?”
Post a Comment for "UG_034"
comment guys. haha