Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

UG_036

gambar

Unlucky Game

UG_036

36. Perang Kekuasaan

 

“Kau bilang apa, hah?! Demon lemah itu ingin menghancurkanku? Bukankah dia dibuang ke perbatasan karena ia tak pantas menyandang nama agung Zrecte?”

Dengan tubuh besarnya, Garby mulai mengintimidasi para prajurit yang telah mengepung kotanya, di depan para bawahannya. Dia saat ini tengah berdiri di gerbang depan kota, ditemani para punggawa utamanya yang tersisa.

Namun, Dzerka tak membiarkannya lebih jauh, agar moral prajurit tak turun.

“Lancarkan serangan #1.”

Dengan segera, pembawa pesan segera menghubungi unit mage yang berada jauh dari lokasi pengepungan.

Setelah beberapa saat, muncul lingkaran sihir besar, yang mencakup seluruh kota.

“A-apa ini?!”

“T-tuan!”

Seluruh bawahan Garby panik, saat melihat ukuran lingkaran sihir yang lebih besar dari kota Famred itu sendiri. Bukankah jadi mustahil bagi sihir pelindung kota, untuk menahan jenis sihir skala luas ini?

“Edzaw bajingan!”

Garby hanya bisa menghardik, saat muncul goncangan ringan dari bawah tanah.

“I-itu ancient magic, Giga Earthquake!”

Elder magician yang tak ikut dalam penyerangan wilayah manusia, jatuh tak berdaya. Tubuh tuanya gemetar hebat, saat menyadari sihir apa yang ada di sana.

“Apa yang kamu katakan, pak tua?!”

Amarah Garby semakin memuncak, saat elder magician itu tak menjelaskan lebih lanjut.

“I-itu adalah sihir yang ditemukan pada Century of Emptiness! I-itu adalah sihir yang menghancurkan satu kota besar dalam beberapa saat saja!”

Seluruh demonkin di sana langsung terperangah, mengkhawatirkan kehidupan mereka sendiri.

“Tuan!”

“D-duke!”

Saat bawahannya mulai gemetaran, Garby langsung membuat keputusan cepat.

“Jika bajingan itu ingin membunuh semua orang dan menghancurkan kota Famred… maka kita harus menyerang lebih dulu, dan membatalkan sihir itu!”

“Benar!”

“Benar, tuan!”

Dengan cepat, mereka segera sepakat, dan akan meluncurkan serangan penuh. Meskipun, hanya ada seribu prajurit.

Setelah para komandan pergi, bawahannya mendekat.

“Bagaimana?”

“Maaf tuan. Komandan Syerd tidak bisa bergerak, karena banyak musuh yang muncul. Tapi, Komandan Syerd telah mengirim 300 cavalierly dan 100 mage sekarang.”

“Jadi… kita harus bertahan selama sehari, sampai bala bantuan tiba.”

“Benar.”

Garby langsung memukul tembok benteng dengan keras, karena ia sadar, akan sangat sulit untuk bertahan dalam kondisi seperti ini. Lalu, dia teringat sesuatu.

“Ayo kita juga pergi.”

***

 

“Berapa lama lagi casting sihirnya selesai?”

“Satu jam lagi, tuan.”

Dzerka hanya terdiam, dan terus mengamati medan pertempuran yang semakin terlihat, seiring mentari yang mulai meninggi.

Lalu, dari sisi kota, gerbang utama yang di utara langsung terbuka.

“Serang!”

Duke Garby memutuskan untuk menyerang.

Sekelompok cavalierly yang berjumlah 500 pasukan menerjang musuh, yang telah menyebar dan mengepung kota. Setelah pasukan penyerbu magic caster yang bersembunyi jauh dari kota, gerbang utama itu langsung saja tertutup rapat kembali.

“Hm…”

Dzerka hanya terdiam dan terus mengamati jalannya pertempuran.

Setelah beberapa saat, pasukan pengepung terus tergerus oleh pasukan duke Garby. Memaksa Dzerka untuk membuat tindakan.

“Sisakan 300 pasukan di ketiga sisi, dan kirimkan sisanya untuk menghabisi lawan, yang sepertinya ingin menargetkan para magic caster di belakang.”

“Ya.”

Sang pembawa pesan langsung memberikan perintah itu pada semua pasukan. Kemudian, seluruh 1.100 pasukan Dzerka segera mengepung cavalierly Garby, menyisahkan 900 pasukan di ketiga gerbang sisanya.

Perlahan, pasukan Garby yang awalnya hampir menembus barisan musuh, kini terdorong mundur dan mulai terkepung.

Namun…

“Tuan! Ada pasukan cavalierly lain yang telah menembus pasukan gerbang timur!”

“Berapa jumlahnya?”

“500.”

“Targetnya?”

“M-mereka mengarah kemari! D-duke Garby sendiri yang memimpinnya!”

Pembawa pesan itu bergetar hebat, karena tak menyangka, jika komandan musuh akan langsung menyerang.

Tapi tetap saja, Dzerka hanya terus diam dan mengamati medan pertempuran.

“Aku sudah membantumu sebisaku… sisanya terserah padamu.”

“Terima kasih.”

Albert langsung meluncur bersama dengan 100 pasukan elit yang telah mendapatkan mutant potion. Target mereka sangatlah jelas, yaitu membawa kembali kepala komandan tertinggi musuh.

***

 

Albert teringat akan percakapannya dengan Dzerka, sebelum masuk ke medan perang.

“Aku akan menggunakan ancient magic untuk memancingnya keluar. Tentu saja dia akan menargetkan pasukan magic caster, untuk membatalkan ancient magic. Dan saat dia keluar, bunuh dia.”

Musuh telah terlihat, dan jumlahnya lima kali lebih banyak daripada miliknya.

Namun, dia sama sekali tak berencana untuk mundur.

“Kuantitas akan kalah dengan kualitas…” ujarnya yang terus memperhatikan laju musuh.

Musuh melaju menggunakan formasi segitiga, di mana Garby ada di tengah. Lalu, dia memutuskan sebuah rencana.

“Buat tiga kelompok. Yang tengah empat puluh orang! Kedua sisi hantam musuh dari belakang! Jangan biarkan seorang pun kabur!”

Segera saja, sayap kanan dan kiri pasukannya memecah dan menjauh dari pasukan utama yang dipimpinnya.

“Hancurkan musuh!”

“Serang!!!”

Teriakan perang dari masing-masing pemimpin pasukan, langsung membuatan bentrokkan hujan darah di udara.

Namun, ada yang aneh dari pertempuran ini, yang ditangkap oleh Garby.

“Sialan! Mereka adalah pasukan mutant.”

Garby sadar, jika empat puluh pasukan berpedang milik musuh adalah musuh misterius yang dulu berhasil menghalanginya untuk membunuh saudara jauhnya, Edzaw.

Ya, dia juga keturunan Zrecte. Namun berbeda dengan Edzaw yang merupakan keturunan utama, dia hanyalah seseorang yang beruntung, yang menyandang nama agung Zrecte.

Belum reda keterkejutannya, dari kedua sisi di belakang, muncul pasukan musuh yang mulai menghabisi para mage yang ia simpan di garis belakang.

“Kamu lihat ke mana?!”

Tiba-tiba, ada ayunan pedang yang mengarah padanya.

Klang!!!

Serangan itu berhasil ia tangkis dengan terburu-buru, dan membuatnya sedikit gemetar.

“Kau pasti black demon. Anjing demon lemah itu.”

“…”

Arthur tak membalas ocehan itu, dan langsung menyerang lawan lagi.

“Kamu akan mati di sini.”

“Bermimpilah!”

Garby menyerang balik, dengan mana sword berwarna hitam yang membalut pedangnya. Tentu saja itu membuat Arthur kaget, karena ilmu yang seharusnya diketahui oleh manusia saja, bisa dipelajari oleh demon.

“B-bagaimana…”

“Haha! Kau hanya demon bodoh! Yang tidak tahu dunia!”

Garby terus menyerang lawannya dengan brutal, dan memuat lawannya itu terdorong mundur. Dan akhirnya…

“Mati! Death Flame!”

Muncul api hitam membara dari pedang Garby yang menebas dan menjatuhkan lawan dari kudanya.

“Ugh…”

Beruntung, Arthur sempat membelokkan arah serangan, dan hanya merusak pedang dan armor tingkat epic miliknya. Namun, ia tetap merasakan kuatnya serangan itu, dengan mengeluarkan darah segar dari balik helmnya.

‘Ini buruk.’

***

 

Awalnya, Arthur ingin menutupi jauhnya perbedaan level menggunakan skill-nya. Namun, Garby dengan level 458, benar-benar jauh lebih kuat daripada dirinya yang berlevel 298 dari berbagai sisi.

‘Aku harus menggunakan itu.’

Dia segera mengeluarkan cairan hijau pekat dari inventory-nya, dan meminumnya.

Ding!

[Anda baru saja meminum mutant potion tingkat rendah.

Semua statistik utama akan dikali tiga, namun setelah efek usai, seluruh tubuhmu akan merasakan rasa sakit yang amat sangat!

Durasi: 1 jam]

Tubuhnya langsung memanas dan ia merasa jika banyak energi yang masuk ke dalam tubuhnya. Efek dari mutant potion benar-benar hebat. Mulai dari strength hingga wisdom miliknya naik drastis. Potion ini sangat berbeda dengan skill berserk, yang mengurangi intelligence dan wisdom.

Lalu, muncul asap hijau dari tubuhnya, melewati celah-celah armornya. Asap yang sama, yang muncul pada semua pengguna mutant potion.

“Sialan! Kenapa kamu memiliki itu?! Death Flame!!”

Garby tiba-tiba panik dan kembali menyerang. Namun kali ini, serangan itu berhasil ditangkis dengan mudah oleh lawan, yang mengeluarkan pedang baru.

“Aku harus membereskan ini dengan cepat! Darkness!”

[Segel pertama demon sword Sharmez terbuka.]

“Triple Slash!”

Dia langsung menyerang balik, dan Garby terjatuh dari kudanya.

“B-bagaimana kamu mendapatkan pedang itu?!”

“Aku hanya mencabutnya dengan mudah. Room of Death! Body Acceleration! Darkness!”

[Segel kedua demon sword Sharmez terbuka. Anda dapat menggunakan Demon Swordsmanship selama 10 menit.]

Tanpa menunggu lawan bisa melakukan posisi bertahan, dia segera menerjang maju dengan Rush Step.

“Dark Chain!”

Muncul rantai hitam dari tanah dan mencoba menjerat Arthur. Namun…

“Darkness! Triple Slash!”

Dengan chain skill, Arthur langsung menghancurkan rantai-rantai itu, dan menebas lawan dengan mudah.

Garby terdorong mundur beberapa meter, dan langsung mengertakkan giginya dengan kuat.

“Sialan! Bajingan rendahan! Aku tak mengira! Aku harus mengeluarkan semua kekuatanku!”

“Ya. Keluarkanlah semua yang kamu miliki, sebelum seluruh bawahanmu mati.”

“…?!”

Garby langsung melihat keadaan sekitar, di mana pasukannya mulai terbantai satu sisi. Bukannya tenang untuk memikirkan langkah ke depannya, amarahnya malah semakin meledak-ledak.

“Oh Demon God, Zrecte! Aku persembahkan darahku untuk meminjam sedikit kekuatan agungmu, untuk menghancurkan musuhku!”

Tiba-tiba, tubuh Garby mulai berubah. Muncul dua sayap di belakangnya, dan dua tanduk kecil yang menjadi tanda ras demon, tumbuh semakin besar.

“Kau akan mati!”

***

 

Berbeda dengan sebelumnya yang memakai pedang, Garby sekarang mengandalkan cakarnya yang tajam dan lebih kuat dari pedang biasa.

Klang! Klang! Klang!

Keduanya terus saling bertukar serangan, dan tak membiarkan siapapun yang lengah untuk mendapatkan keunggulan.

“Ugrh!”

Dan pada akhirnya, perbedaan level sangat mempengaruhi jenis serangan.

Arthur sangat sadar akan hal itu, dan segera memindai daerah sekitar. Lalu, dia dengan sengaja menggiring pertarungan pada kerumunan musuh untuk membunuh mereka.

“Kuak!”

“Agrrh!!”

Dia terus saja membunuh para bawahan Garby, sambil terus menghindar dan bertahan dari serangan brutal yang bisa membuatnya terbunuh kapan saja.

“Kau cacing lemah! Berhentilah kabur, dan matilah!”

Kembali, Arthur terus menghindar dan membunuh bawahan lawannya, meskipun tentaranya sendiri juga menjadi samsak hidup.

“Enyah!”

Tiga tentara elit yang berada di atas level 350 itu langsung melesat jauh di langit, tak mampu menahan serangan demon form Darby.

Setelah lima puluh menit berlalu…

[Level up!]

[Selamat! Anda telah mencapai level 300. Anda telah mencapai third awakening!

Semua statistik utama mendapatkan bonus 10 poin.]

…saat yang ia nanti datang.

“Dark Flash!”

Garby langsung melindungi kedua matanya, yang menjadi target serangan lawan. Dia mentertawakan serangan yang bahkan tak bisa melukai kulitnya.

“Haha… lemah sekali…”

“Ya. Itu adalah tanda terima kasihku, karena telah memberiku kesempatan untuk naik level.”

Arthur memasukkan demon sword-nya, dan menarik Zephier Sword dari inventory.

[Anda memegang pedang dengan divine power.

Anda menerima 300 divine damage.]

Dia tersenyum gembira, saat mendapati jika dirinya tak menerima banyak kerusakan dari Zephier Sword, meskipun tengah memakai demon energy.

“K-kenapa demon bisa memakai divine sword?!”

“Kamu tak perlu tahu, karena kamu segera mati.”

 Meskipun kondisinya sekarang tak jauh lebih kuat dari pada saat dia mendapatkan Holy Sacrifice, itu sudah cukup untuk membunuh monster ini. Karena saat ini, ia sudah meminum mutant potion dan membuka third awakening, yang juga menerima efek mutant potion.

Dia sekarang benar-benar kuat.

“Rush Step!”

Arthur langsung menerjang ke depan, dan mengayunkan Zephier Sword.

“Holy Slash!”

Bilah energy putih langsung melewati pertahanan Garby.

“Kuakk!!!”

Dia berteriak keras, karena mendapatkan serangan kuat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun, Arthur tak mudah untuk memberikan lawan kesempatan menyerang balik. Dia langsung menggunakan serangan terkuatnya.

“Body Acceleration! Triple Slash! Holy Slash!”

Tripe chain skill yang langsung menebas tubuh lawan, memunculkan banyak luka di sana.

“Khuakkkk!!!!”

Holy power yang pasti akan memberikan serangan kritikal pada lawan, benar-benar mematikan bagi para demon. Garby tak bisa melakukan apapun, meskipun dia telah dalam bentuk terkuatnya.

“Impianku… untuk menjadi… demon lord…”

Garby langsung terjatuh, dengan seluruh luka bakar di sana.

Arthur mendekat, dan…

Slash.

…memenggal kepala Garby.

***

 

Kembalinya pasukan penyerbu Garby, yang hanya tersisa dua puluh orang, menandakan jika lawan benar-benar kuat. Namun, Dzerka tak khawatir dengan itu semua. Karena dia tahu, jika tuannya mampu menciptakan prajurit elit itu berlipat-lipat.

“Kamu berhasil.”

“Ya! Tapi… ugrh…”

Arthur muntah darah kembali, saat terus menahan efek samping dari mutant potion. Tubuhnya yang sedari tadi sangat kuat, kini menjadi sangat rentan.

Bahkan, heal potion pun tak mampu untuk mengobati luka itu. Menandakan, jika dia terkena efek seperti teracuni. HP-nya terus saja turun sampai batas kematian.

“Kamu meminumnya.”

“Aku tidak punya pilihan lain.”

Ya, Arthur mendapatkan mutant potion itu dari salah satu bawahan terdekat duke Edzaw, Dzerka. Meskipun awalnya, Dzerka telah memperingatinya, agar tidak menggunakan bend aitu, sampai keadaan benar-benar terdesak.

“Minum ini sedikit demi sedikit, sampai kita kembali dan menemui tuan Edzaw.”

“Terima kasih.”

Cairan hijau pekat itu ada digenggamannya, dan ia langsung meminumnya sedikit. Ajaibnya, tubuhnya sudah mengurangi dari efek samping yang mengerikan itu, meski hanya 1 jam saja.

‘Aku harus terus meminumnya.’

Setelah memastikan pahlawan perangnya aman, Dzerka segera memerintahkan pasukannya kembali.

“Batalkan ancient magic, dan segera masuki kota.”

Ya, dia telah berhasil menakhlukkan kota Famred, markas besar duke Garby Zrecte.

***

 

Beberapa hari kemudian, setelah menaik-jabatkan Dzerka untuk menduduki dan mengatur wilayah Garby, Edzaw menyuruh kedua tangan kanannya ini untuk kembali ke kota Wolfing.

Saat ini, Arthur dan Dzerka tengah berjalan ke ruangan duke.

“Apakah potion-nya masih tersisa?”

“Ya.”

“Seharusnya, tuan Edzaw akan membantumu.”

Belum sempat menanggapi, ada kehadiran lain yang lebih kuat dari Dzerka, yang tiba di belakang mereka berdua.

“Jadi, dia… orang yang bisa menutupi kekuranganmu, Dzerka.”

“Senang bertemu denganmu, Jezek.”

Marquess Jezek adalah tangan kanan kedua dari Edzaw, yang telah berhasil memusnahkan seluruh pasukan duke Akrem di timur, dan menduduki kastil duke dengan paksa.

Tak seperti Dzerka yang sering menggunakan strategi, Jezek lebih mengedepankan kekuatan frontal untuk menghancurkan lawan.

“Apakah kamu sudah memakai itu?”

“Aku sedikit demi sedikit memakainya. Aku tidak mau resiko apapun.”

“Hahaha… itulah dirimu Dzerka. Kamu terlalu berhati-hati. Padahal, aku sendiri telah merasakannya,” ujar Jezek bahagia, sambil memperlihatkan api hijau-hitam di tangan kanannya. “Dengan kekuatan ini, aku yakin, tuan Edzaw pasti berhasil mengalahkan Arc-duke Kolum.”

Tangan kanan kekar itu langsung mengenggam dengan kuat, seolah menggambarkan tekadnya yang membara.

“Jangan membuat tuan menunggu, Jezek.”

“Kamu benar.”

Ketiganya melanjutkan perjalanannya kembali, dan sampai di ruang duke.

Ada seorang demonkin yang duduk di singasana, sambil meminum segelas wine-blood, yang menjadi minuman para bangsawan demon.

“Selamat atas keberhasilan Anda dalam menakhlukkan tiga wilayah duke!”

 


Post a Comment for "UG_036"