UG_040
40. Perjalanan ke Benteng Lezri
“Ini gila.”
“Tidak. Ini adalah satu-satunya cara, untuk
selamat dari sini.”
Entah dapat kalung budak dari mana, Fiely
segera memakai kalung budak palsu itu tanpa ragu.
“Kamu yakin, saat kita berada di kota, kamu akan aman?”
“Ya.”
Keduanya segera bergerak dan menyusuri
wilayah selatan Wander. Karena dengan sengaja, mereka harus menjauhi wilayah
tengah Wander, dan segera masuk ke wilayah elf. Namun, ketika keduanya dalam
perjalanan menuju benteng Bioda, benteng tenggara,
benteng pertahanan antara serangan elf dan Hamman kingdom, ada kejadian yang
membuat Feily naik darah.
“Para manusia biadab itu!”
Di depan mereka, ada segerombol tentara
yang tengah berkemah di tepi jalan. Namun, ada sekelompok budak yang terdiri
dari elf dan beastmen muda, yang berada di kereta penjara tanpa atap.
Dan parahnya, ada dua budak elf yang tanpa
busana, terkapar di bawah kereta penjara itu, dengan seluruh tubuh yang penuh
luka pukulan dan tendangan.
‘Mereka sepertinya telah dipakai.’
Azvein tetap diam dalam kegelapan dan
mengawasi situasi.
‘Sepertinya, para budak itu akan dibawa
ke Hamman kingdom.’
Dia sampai kesimpulan itu, karena hanya ada
satu jalan yang menghubungkan dua kerajaan ini. Jalan yang berada di selatan
Wander, benteng Zekio.
“Tunggu.”
“Kenapa?!” teriak Fiely marah.
“Mereka terlalu banyak. Tak ada jaminan
mereka tak membunuh para budak, sebelum kamu membunuh mereka semua.”
“Sial!”
Fiely hanya bisa mengumpat, mengetahui
kenyataan menyakitkan itu.
“Aku punya rencana yang lebih baik.”
***
Saat malam semakin larut, para prajurit
segera masuk ke tenda, dan menyisakan dua orang yang berjaga. Sementara itu,
para budak sedang kedinginan dan berduduk rapat saling menghangatkan,
meninggalkan dua budak elf yang masih tak sadarkan diri di dalam kereta
penjara.
“Aku akan bergerak dulu. Saat keadaan tidak
terkendali, kamu boleh ikut campur.”
“Tapi…”
“Kita sudah sepakat.”
“…”
Keduanya telah sepakat untuk menyerahkan
penyerangan dan pembebasan budak pada Azvein. Sebagai gantinya, Azvein akan
membantu Feily untuk membawa para budak itu ke wilayah elf.
Awalnya Fiely masih ragu untuk menyerahkan
urusan itu pada manusia. Namun saat ia diyakinkan jika pemuda ini tak
menyiratkan emosi apapun saat mengutarakan rencananya, dia langsung terdiam.
‘Predator Eye! Light Step!’
Secepat kilat, dia sudah berada di belakang
kedua penjaga yang tengah mengantuk. Lalu, dia dengan cepat membungkam penjaga
di sebelah kiri, menusuk lehernya dengan hidden blade, dan tangan kanannya yang
membungkam penjaga, segera diarahkan ke penjaga yang lain.
‘Power Stab!’
Tentu saja, targetnya adalah titik vital
yang terlihat, yaitu leher.
“Keuk!”
Ada teriakan kematian dari penjaga di
sebelah kanan. Sesuai perhitungannya, suara itu tak membangunkan sepuluh
tentara yang lain.
Namun…
Dia segera meletakkan telunjuk kanannya
pada mulut, yang ia arahkan pada para budak yang melihat dirinya dari balik
topeng dan jubahnya.
Setelah memastikan jika para budak bersikap
co-operative, dia segera masuk ke tenda terdekat, setelah menyobek beberapa
kain.
Dalam tenda pertama, ada lima prajurit yang
tertidur.
‘Predator Eye! Tutupi wajahnya, bungkam
mulutnya, dan tusuk lehernya.’
Kali ini, dia menggunakan dagger yang ia
simpan sekian lama.
Suk!
“Um!”
Satu orang mati.
‘Selanjutnya…’
Semua berjalan di tenda pertama, semua
penjaga berhasil ia bunuh. Lalu, dia segera menuju ke tenda kedua.
Juga ada lima prajurit yang tertidur.
Dengan kain yang baru, dia segera
melancarkan aksinya.
“Um!”
Kesepuluh orang itu akhirnya telah mati di
tangannya. Sebagai hasil dari sub-quest Fiely, dia mendapatkan perlindungan
dari penalty membunuh tentara. Ya, itu adalah salah satu permintaannya untuk
menghilangkan nama merah, dari hasil membunuh orang yang tak bersalah dan
melakukan banyak kejahatan.
Bagaimana caranya?
Dia memakai sistem sub-quest minta tolong
untuk menyelamatkan orang lain sebagai pelindungnya, untuk menghindari penalty
membunuh tentara.
“Selesai.”
Setelah menghembuskan nafas panjang, dia
segera keluar dari tenda kedua dan memberi kode pada Fiely untuk mendekat.
“Berikan ini pada mereka.”
Dia mengeluarkan heal, mana, dan stamina
potion dari inventory-nya.
“Dan ini untuk dua elf itu.”
Dia mengeluarkan lagi dua mental potion,
yang sebenarnya ia ragu, apakah berfungsi untuk menyembuhkan mental yang telah
hancur.
***
Setelah membersihkan dan merekayasa ulang
TKP agar seperti perampokkan bandit, Azvein segera memasukkan semua barang mahal
yang dimiliki tentara pada inventory-nya.
“Baiklah, ayo kita pergi, dan tetap diam.”
Dia, Fiely, 4 beastmen, dan 6 elf, segera
pergi dalam kegelapan, tanpa menggunakan satupun penerangan.
Mereka terus berjalan ke arah timur, dan
segera memasukki hutan yang lebat.
“Kita sudah masuk wilayah elf, Hiflem Forest.”
Fiely segera mengumpulkan para budak, dan
mengeluarkan sebuah alat misterius, yang berbentuk seperti huruf Y.
“Apa itu?” tanya Azvein penasaran.
“Ini adalah akar dari World Tree, yang
berfungsi untuk melepaskan kutukan kalung budak.”
Setelah menjelaskan, satu persatu dari
kalung para budak mulai dilepaskan.
“Terima kasih, tuan.”
“Terima kasih.”
Semua mantan budak itu menangis bahagia dan
saling berpelukkan. Bahkan, Fiely tak luput dari pelukkan kebahagiaan.
Lalu, ada dua beastmen lelaki yang
mendekatinya.
“Ya. Kamu boleh.”
Segera setelah ia mengizinkannya, kedua
beastmen itu memelukknya dengan erat, seraya berkata.
“Terima kasih, tuan.”
“Terima kasih, tuan.”
Azvein hanya tersenyum dan mengelus-elus
kepala berbulu itu. Lalu dia kembali berpesan,
“Kalian harus saling menjaga mulai
sekarang.”
Semua pandangan tertuju padanya.
“Jujur saja, untuk egois dan menyelamatkan
teman, kerabat, atau keluarga kalian yang dijadikan akan sangat sulit sekarang.
Bahkan, itu bisa membunuh banyak orang di sisimu. Sekarang, yang bisa kalian
lakukan adalah menjadi kuat, dan melindungi apa yang kalian miliki.”
Ya, dia memilih untuk menceritakan realita
yang ada, daripada harus memberikan mereka harapan manis yang palsu.
Fiely yang sedari tadi bersuka cita, hanya
bisa menggertakkan giginya dengan kuat. Dia ingin menolak kenyataan itu, namun
dia tidak bisa.
Sementara itu, dari para mantan budak, ada
dua kubu.
Ada yang menyerah sebagian dan ada yang
berapi-api setelah mendengarkan nasehatnya.
‘Mungkin, aku butuh sentuhan terakhir.’
Lalu, Azvein membelai kepala beastmen yang
ada di dekatnya.
“Jika kamu sangat kuat, mungkin kamu bisa
membebaskan keluargamu.”
***
“Berhenti!”
Dari atas pohon, muncul banyak elf yang
sudah menarik busur dan merapalkan mantra, yang diarahkan pada kelompok Azvein.
“Kami tak ingin membuat masalah. Kami hanya
ingin mengantar pulang para elf dan beastmen muda yang diperbudak manusia ini
kembali ke rumahnya,” jawab Fiely tanpa rasa takut.
Namun, tak ada jawaban langsung di sana.
Setelah menunggu beberapa saat, elf warrior
yang menjadi pemimpin, mulai berbicara.
“Para elf muda, majulah. Kami akan
mengantarmu pulang.”
Namun, para elf muda itu tak bergerak dari
tempatnya, dan memilih untuk memeluk Fiely dan Azvein.
“Tolong turunkan dulu senjata kalian.
Mereka telah melihat banyak pembunuhan,” tegur Fiely lembut.
Dengan komando dari elf warrior itu,
pasukannya kembali dalam mode waspada. Lalu, elf warrior itu turun dari pohon
menggunakan elemental angin, mendekat, dan mengawasi para mantan budak, yang
telah lepas dari kalung budak mereka.
“Perkenalkan dirimu.”
“Aku Fiely, dari Beastmen Freedom
Federation di utara.”
Seperti tak puas dengan jawaban itu elf
warrior itu segera mengalihkan pandangannya pada sosok manusia yang sangat ia
benci.
Lv. ???]
Menanggapi hal itu, Azvein segera memperkenalkan
dirinya, setelah mengetahui jika elf warrior di depannya adalah NPC bernama.
“Aku Azvein, dari Sercraze kingdom.”
“Manusia abadi!”
Dia sebenarnya ingin membalas sarkas dengan
‘bukankah juga ada elf abadi?’, tapi dia memilih untuk diam.
“Terima kasih telah menyelamatkan para elf.
Biar kami yang akan mengantar mereka ke rumahnya.”
Mendapati kembali permintaan itu, Fiely
segera mendorong punggung para elf itu untuk mendekati elf warrior perkasa itu.
Lalu, dia berkata,
“Apakah kamu bisa membantu kami untuk pergi
ke Beastmen Freedom Federation?”
Feddin pun terdiam, dan mengeluarkan
sesuatu dari sub-space miliknya.
“Ambil ini, dan pergi ke desa Seice, di sana.”
Setelah melemparkan sebuah orb biru, Feddin
menunjuk ke arah timur.
“Terima kasih.”
Tanpa memperpanjang percakapan, keenam
orang itu melanjutkan perjalanan dalam diam.
Awalnya, saat sampai di desa Seice, para
penduduk terkejut dan ketakutan. Tidak. Mereka mungkin hanya takut pada sosok
manusia yang ada di sana.
“Maaf. Kami diperintahkan tuan Feddin untuk
kemari, dan menggunakan orb ini.”
Itu adalah identitas asli dari orb biru
yang ada di tangan Fiely. Setelah memverifikasi jika orb ini adalah milik
Feddin, dua elf segera mendekat.
“Apa tujuan kalian?”
“Kami ingin pergi ke tempat terdekat dari
Beastmen Freedom Federation.”
Setelah saling berdiskusi singkat, kedua
elf itu segera membawa mereka pada portal yang ada di tengah-tengah desa.
‘Itu seperti Gate,
yang dimiliki manusia.’
***
Gate.
Adalah satu fitur yang diberikan sistem
pada player untuk mempermudah mobilitas player. Namun, gate hanya tersedia di
benteng dan tempat-tempat dengan populasi besar.
Setelah keluar gate, mereka tiba di desa
baru.
Tak jauh berbeda dengan desa sebelumnya,
desa ini identik dengan harmonisasi antara peradaban elf dengan alam.
“Maaf, ke arah mana Beastmen Freedom
Federation?”
Fiely segera bertanya pada kedua elf
penjaga gate, yang segera dijawab dengan arah barat.
“Di sana.”
“Terima kasih.”
Mereka berenam pun melanjutkan perjalanan
dalam diam. Karena jujur saja, meskipun para beastmen mendapatkan pertolongan
dari elf, tak semua elf menerima hal itu. Hal ini dikarenakan, tak sedikit
beastmen yang sering merusak hutan dengan sengaja.
Bahkan, sampai saat mereka sampai di tempat
tinggal beastmen sebelum pindah ke Beastmen Freedom Federation, Azvein sadar
jika ada banyak perbedaan di tempat kumuh ini.
‘Pasti membutuhkan waktu lama bagi hutan
ini untuk kembali pulih.’
Ya, Shire Forest bagian barat telah sangat
rusak. Banyak pohon yang ditebang, dilukai, dan dijadikan peralatan atau tempat
tinggal. Bahkan, pohon-pohon besar sudah mulai mengering daunnya, dan membuat
rumput tak sehijau di wilayah elf tadi.
“Kalian istirahat di sini.”
“Kenapa?”
“Aku membutuhkan izin seseorang, agar bisa
membawamu masuk.”
Ya, itu adalah realitas yang terjadi.
Kebencian beastmen pada manusia hampir pada titik puncaknya. Oleh sebab itu,
ada peraturan yang sangat ketat bagi manusia yang ingin masuk ke wilayah
beastmen. Bahkan, hal itu juga disesalkan oleh para player dengan ras human.
Akses mereka menjadi sangat terbatas pada
wilayah beastmen. Namun, Unicorn Inc beralasan, jika hal itu demi meningkatkan populasi
beastmen, yang kini benar-benar menjadi populasi terrendah kedua setelah
undead, yang tak diketahui jumlah pastinya.
“Apakah membutuhkan waktu?”
“Seharusnya tidak.”
Fiely segera pergi dan meninggalkan keempat
beastmen pada Azvein, yang kini mengeluarkan kantung kosong.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya beastmen
anjing, yang kepalanya telah diusap oleh pemuda itu tempo hari.
“Aku akan mencari herbal.”
Beastmen anjing itu segera beranjak dari
tempat duduknya.
“Aku akan membantu.”
“Aku juga.”
“Aku juga.”
Keempat beastmen muda itu segera menelusuri
daerah sekitar, dan mencari tumbuhan herbal.
***
Beastmen Freedom Federation (BFF).
Tak seperti benteng-benteng lain, di BFF,
tak ada Gate yang berfungsi. Hal itu dikarenakan para beastmen merusaknya, demi
memutus jalur bala bantuan musuh. Dan sampai sekarang, mereka masih belum
mengaktifkannya kembali.
Menelisik sejarah, setelah berdirinya BFF,
ada protes besar-besaran dari bangsawan Elf, yang mengatakan…
“Tak ada alasan lagi bagi kita untuk
memberi naungan pada para beastmen. Mereka semakin memperparah hutan! Segera
usir mereka ke Beastmen Freedom Federation!”
Pendapat itu mayoritas disetujui oleh para
elder elf.
Sehingga, area besar hutan di mana para
beastmen tinggal, kini telah ditinggalkan. Namun, itu tak terlalu masalah bagi
para pemimpin beastmen. Karena mereka juga sadar, jika keberadaan mereka di
hutan elf pada awalnya adalah suatu paksaan.
Ya, mereka dulu mengancam, jika tidak
dibiarkan tinggal di sana, mereka akan melakukan perlawanan sampai semua
beastmen di sana mati.
Untuk menghindari hal tersebut, disepakati
area barat Shire Forest sebagai wilayah sementara beastmen.
Fiely segera menemui komandannya, yang
telah menunggu di kantornya, di benteng Gelden, ibukota
dari Beastmen Freedom Federation.
“Maafkan aku, karena gagal menggalang
pasukan di selatan.”
“Yah. Itu bisa dimaklumi, karena wilayah
selatan terjepit dari dua musuh. Itu juga terjadi di wilayah barat dan utara.”
“Jadi,
semua arah gagal?”
“Ya. Pangeran kedua itu benar-benar menekan
mereka dengan sangat kuat.”
“Lalu, apa yang akan kita lakukan?”
“Kita harus bersabar dan menunggu
kesempatan datang.”
“Tapi, semua tempat sangat padat, dan kita
kekurangan bahan pangan! Jika kita mengulur waktu lebih lama…”
“Fiely…”
Gadis rubah itu segera terdiam, saat
mendengar suara martabat dari komandannya.
“Kita baru saja merdeka. Dan butuh banyak
waktu untuk memperkuat segala lini.”
“Maafkan aku.”
Fiely segera terdiam, dan menunduk dalam,
menandakan jika dirinya menyesal, karena bersikap lancang pada salah satu
pahlawan kemerdekaaan beastmen ini.
“Baiklah. Sekarang pergi, dan latih para…”
“Maaf komandan.”
“…?”
“Aku kembali kemari, setelah menyelamatkan
4 beastmen dari selatan.”
“Itu bagus. Kita membutuhkan semua tenaga
untuk menjatuhkan kerajaan ini.”
“Tapi, aku juga membawa seorang manusia.”
Post a Comment for "UG_040"
comment guys. haha