LMS_V01E04P05

4. Si Mengerikan, Weed (5)
'' Ya. Kamu memang tak dapat mengumpulkan EXP sebanyak mungkin,
karena kurangnya kontribusi dalam party, tapi prioritasmu saat ini adalah
meningkatkan level. Dengar, level tiga dan level enam membuat banyak perbedaan,
meskipun hanya terpisah tiga level. Jika kamu di level tiga dan menambahkan
semua poin statistik bonus di STR, totalnya hanya dua puluh lima point. Sedangkan
aku memiliki empat puluh point. Tambahan sepuluh poin bonus ketika berpindah
kelas, dan akhirnya, kesenjangan antara kamu dan aku sangat besar. ''
'' ... ''
Pale menghilangkan titik ini, point tambahan akan sesuai
dengan kelas player yang lebih terlihat.
Sebagai contoh, mengambil kelas archer dan warrior. Jika seorang
archer, memberikan damage menggunakan panah, akan menghasilkan damage dua kali
lipat dari pada menggunakan pedang. Sebaliknya, jika seorang warrior
menggunakan panah, maka damage yang dihasilkan cuma setengah daripada damage
menggunakan pedang. Parahnya, kekecewaan party itu, jika Weed adalah seorang freelance.
'' Sekarang, tetaplah di belakang dan lihatlah kami,
Weed-nim. Bila kamu menemukan celah untuk menyerang, serang dan segera mundur.
Hal itu akan membantu kami,rjika kamu juga bisa mengalihkan perhatian mereka.
''
Weed mengangguk. '' Aku mengerti. ''
Masalah itu diselesaikan, Weed memutuskan bergabung dengan
party dan berburu monster bersama-sama.
Kelompok ini dibuat untuk berburu monster berlevel rendah di
sekitar benteng, dan seluruh tim sudah pernah berburu bersama tanpa Weed. Meskipun
begitu, mereka menyadari terlalu berisiko, jika hanya Surka, seorang monk yang tangkas
untuk menghindari serangan monster. Karena dia punya DEF yang rendah, tapi
menjadi target tunggal di garis depan. Itulah mengapa, mereka mencari sebuah
tanker.
* * *
'' Sialan. ''
Ahn Hyundo, penerus Bonkuk Kumdo, mengatupkan bibir
ketidakpuasan. Di dojang, ratusan remaja dan orang dewasa berlatih Kumdo, dan berteriak
dipertempuran. Dalam bahasa Bonkuk Kumdo disebut kihap. Bonkuk Kumdo sendiri adalah salah satu sekolah seni
berpedang tradisional Korea.
'' Yatz! ''
'' Yatz! ''
Ahn Hyundo bisa mendengar kihaps dan suara pedang yang diayunkan.
Setelah kamu menguasai ilmu pedang, suara pedang memberikanmu
petunjuk mengenai ada ditahap mana seorang praktisi Kumdo.
Ahn Hyundo menduduki peringkat terbaik di Kumdo induk,
diakui di seluruh dunia, empat kali Juara Dunia seni beladiri berpedang.
Setelah Ahn Hyundo pensiun, dia mengajar di dojangnya
sendiri. Mendedikasikan waktu dan energinya untuk melatih generasi berikutnya
menjadi praktisi Kumdo. Tapi, tangan dan tubuhnya tak pernah meninggalkan
pedang, bahkan untuk beristirahat.
'' Aku tak melihat orang yang bernyali. Aku harus melatih
anak itu dengan benar. Dia punya sesuatu, sesuatu yang bisa melampaui bakatku.
Ditambah, dia punya keberanian dan tekad ... ''
Ahn Hyundo sedikit puas jika ia memiliki cukup banyak murid
yang kompeten. Mereka memiliki bakat yang cukup untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan
medali di Kejuaraan Dunia berpedang yang digelar setiap lima tahun.
Suatu hari, persepsi grand
master telah terbalik.
* * *
Setahun lalu.
Seorang pria, berumur sekitar dua puluh tahun, mengunjungi
dojang milik Ahn Hyundo.
'' Halo, saya Lee Hyun. Saya datang ke sini karena mereka bilang,
dojang ini yang terbaik. ''
'' Nak, kamu pernah mengenggam pedang atau belum? ''
'' Belum, pak. Itulah sebabnya, saya di sini untuk belajar.
''
'' Benar. Kamu harus mempelajarinya. Belajar dan terus belajar,
sampai kamu memiliki pemahaman tentang gambaran besar dari pedang. Maka, kita bisa
berbicara tentang siapa yang terbaik. ''
Ahn Hyundo percaya jika semuanya akan berakhir sama, dan dia
melupakan anak untuk sementara waktu. Kemudian suatu pagi, ia melihat Lee Hyun
mengayunkan pedang dimandikan sinar matahari.
Lee Hyun mengayunkan pedang selama berjam-jam. Gerakannya
disinkronkan dengan pola pernapasan, dan pedangnya memancarkan suara yang
indah.
Dia sudah mencapai tahap di mana pemula tak dapat mencapainya
dalam beberapa bulan.
Ahn Hyundo memanggil instruktur bawahannya dan bertanya
kepada mereka tentang Lee Hyun. Seorang murid yang ternyata melakukan latihan
tanpa henti.
'' Berbicara tentang anak itu, dia punya keanehan. Saya
tidak pernah melihat orang yang lebih terobsesi dengan pelatihan selain dia. ''
'' Bagaimana dia bisa terobsesi, nak? ''
'' Setelah dia mengambil pedang, alat itu menjadi bagian
tubuhnya, kecuali kita tarik paksa dari tangannya. ''
'' Kamu harus menarik pedang dari tangannya, hanya untuk
menghentikannya? ''
'' Ya, tuan. Jika kita meninggalkannya sendirian, ia akan
mengayunkan pedang dengan keras sampai dia benar-benar kehabisan dari napas.
Hari pertama dia bergabung di dojang, ia terus mengayunkan pedang sampai
telapak tangannya robek dan berdarah. ''
'' Dia sampai sejauh itu ... ''
'' Ya, tuan. Hal yang sama juga terjadi pada hari kedua. Dia
terus berlatih teknik pedang sementara kuda-kudanya kokoh, cengkeramannya
tegas, dan telapak tangannya sekeras batu. Jadi, tidak mengherankan jika dia
mencapai tingkat ini begitu cepat. ''
'' Dia luar biasa! ''
Ahn Hyundo langsung memilih Lee Hyun menjadi penggantinya,
tanpa memberitahunya.
Bakat dan pekerja keras.
Anak itu memiliki dua kesalehan, yang benar-benar menjadi
pikiran master. Ketika Ahn Hyundo menginstruksikannya untuk berduel, mata anak
itu memancarkan sesuatu yang khas.
Itu adalah kehendak untuk melawan. Seorang manusia biasa tak
akan bisa memilikinya. Naluri yang telah dikebiri oleh peradaban, mencoba
melawan semua tekanan itu. Hal inilah yang ditemukannya pada Lee Hyun.
Sebenarnya, anak itu masih harus ditempa. Ahn Hyundo percaya
jika terlalu dini untuk mengatakan rencananya pada Lee Hyun. Karena mungkin
saja membahayakan kemajuannya. Oleh karena itu, master memperlakukan muridnya
agak acuh tak acuh, memotivasi dia dengan banyak tujuan, dan memperhatikan
kemajuannya dari kejauhan.
Lalu, suatu hari, Lee Hyun memaksa berhenti dari dojang
tersebut.
* * *
Kembali ke masa sekarang
'' Wah. ''
Sigh…
(suara nafas)
Ahn Hyundo terdiam.
'' Aku ingin tahu apa yang dia lakukan. Seharusnya, aku
membuatnya menjadi penggantiku. Ketika punya kesempatan. ''
* * *
Berlindung di balik Pale, Weed menonton pertempuran ini dari
tempat yang aman.
'' Irene, bantu aku! ''
'' Roger! Fire Ball! '' Romuna menimpali.
'' Kekuatan ilahi, tuntun kami menuju kemenangan, Blessing!
'' ''
Sementara Surka, si monk ini menyerang kepala rubah, Romuna,
Pale dan Irene menyerang monster rubah ini dari belakang.
Mereka menggunakan strategi ini karena Surka berlevel tujuh,
tertinggi di antara mereka semua. Dan anggota yang tersisa mencoba terus
bertahan.
Rubah itu bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain. Menghindari
tinju Surka, menghasilkan damage kecil. Dan ketika serangan ekor yang berputar
membuatnya harus mundur.
Dengan sedikit MP tersisa, Surka sudah sulit untuk bergerak.
Kemudian, Irene akan memberikan penyembuhan cepat, untuk mengisi HP dan MP-nya.
Sementara yang lain terus menyerang rubah itu dari jauh.
Mereka tidak buruk.