LMS_V02E06P03

6. Arti Dibalik Royal Road (3)
Dalam kasus Weed, ia mendapatkan 10 poin statistik, dua kali
jumlah yang diperoleh oleh player normal. Karena profesi rahasia Moonlight
Sculptor dan berkat quest yang berkaitan dengan Zahab, Sculpting Blade telah
meningkat dengan sangat baik...
Tak seorangpun pernah menguasai salah satu skill produksi
sebelumnya, karena jalannya terlalu sulit. Itu membutuhkan banyak waktu dan
usaha bagi Weed untuk mencapai tahap Intermediate. Akan lebih sulit lagi untuk
melanjutkan dari tahap Intermediate ke tahap Advance.
Namun, pada saat itu, Weed dengan tegas memutuskan bahwa dia
akan menjadi Master di semua skill kerajinan.
Rasa estetika yang halus dan gairah yang berkobar-kobar dari
seni tak ada hubungannya dengan Weed. Tetapi dia memiliki bakat yang tak
seorangpun miliki: bakat bekerja keras.
Cave of Dead Warrior adalah sebuah tempat berburu di mana
Dullahan dan Skeleton Mercenary, yang keduanya memiliki level sekitar 120, dan
Ghoul sekitar level 110 seringkali muncul.
Ghoul lebih rendah dalam level, tetapi mereka selalu muncul
dalam kelompok terdiri dari 4 atau 5, dan ada banyak jenis Ghoul. Ghoul yang
telah ditingkatkan, atau yang memiliki nama, kadang-kadang memiliki level lebih
dari 130.
Dullahan dan Skeleton Mercenary adalah ahli pedang yang
hebat, jadi pertempuran sangat mendebarkan. Tetapi Ghoul biasanya hanya
menyerang secara sederhana, mempercayai pertahanan mereka yang kikuk tetapi
kuat.
Weed harus mempelajari bagaimana caranya untuk menyerang
sambil menghindari serangan mereka yang ganas.
"Bagus. Tempat ini sempurna."
Weed telah memilih Cave of Dead Warrior sebagai tempat baru
untuk berburu. Monster yang punya nama, entah itu mereka adalah Dullahan,
Skeleton Mercenary, atau Ghoul, memang sedikit lebih berbahaya. Tetapi melawan
mereka memiliki keuntungan yang besar.
Itu sangat sempurna bagi Weed, yang bertarung mengutamakan
tinju dan pedang.
Ada Skeleton Mage yang aneh di sana-sini. Tetapi sihir mereka
tak lagi efektif. Memblokir dengan Sculpting Bladebisa menetralisir sihir
mereka. Kadang-kadang mantra mereka akan terpantul, menempatkan para Mage itu
dalam situasi yang sulit.
Tampaknya tingkat pemantulan sihir, bergantung pada
penguasaan Sculpting Blade. Dia harus meningkatkan Sculpture Mastery untuk
menaikkannya. Meningkatkan level Sculpture Mastery sekarang ini, sepenting
mendapatkan exp dan level.
Weed, melakukannya sangat baik sejauh ini. Masih punya satu
lawan yang harus diwaspadai, si Death Knight. Monster ini berlevel di atas 200,
dan lebih sering muncul di Cave of Dead Warrior.
Mereka selalu berkeliaran, tak pernah tinggal di area
tertentu. Weed harus menahan nafasnya dan bergerak diam-diam untuk bersembunyi
dari mereka. Beruntungnya, para Death Knight punya penglihatan yang buruk, jadi
Weed bisa tenang ketika ia bersembunyi di sebuah sudut.
Dia kadang-kadang menggali tanah dan bersembunyi di dalamnya,
kapanpun Death Knight mendekat.
"Sejak kapan aku menjadi seperti ini...?"
Ketika dia bermain Continent of Magic, semua monster sangat
lemah, melawan karakternya yang berlevel maksimal. Tetapi sekarang, dia harus
bersembunyi dari Death Knight.
Meskipun demikian, Weed merasakan beberapa kepuasan. Dengan
tingkat pemulihan MPnya yang tinggi dan penguasaannya dalam First Aid, waktu
istirahat Weed jauh lebih singkat.
Berkat hal ini, Weed bisa menaikkan level jauh lebih cepat.
Ditambah ada banyak item drop yang lebih baik di sini dibandingkan dengan
lantai pertama. Lalu, memangnya kenapa, jika ia melakukan hal-hal konyol? Weed
telah sampai sejauh ini, jadi pergi sedikit lebih jauh lagi tak ada salahnya.
"Dullahan adalah monster terbaik untuk diburu. Tetapi
apakah ada yang lebih baik? Akan bagus jika ada sesuatu yang lebih lemah
daripada Death Knight tetapi cukup kuat untuk memberi banyak exp poin..."
Weed bergerak dengan hati-hati tak lupa untuk membuat tempat
persembunyian di area-area penting. Dia tak membutuhkan siapapun untuk
mengajarinya hal ini. Dia hanya butuh beradaptasi dan bertahan hidup seperti kecoak.
Setelah melewati banyak Ghoul dan Skeleton Mercenary, Weed
sampai pada sebuah area yang luas di mana sebuah air bawah tanah mengalir
dengan lembut.
Bunga dan beberapa tanaman herbal bermekaran di mana-mana.
Sudah waktunya untuk istirahat, karena dia baru saja terlibat dalam pertarungan
sengit melawan Skeleton Mercenary.
Weed mengisi ulang botol air dan tepat saat hendak duduk, ia
melihat sebuah siluet. Saat meriksa lebih lanjut, ia menemukan seorang wanita
tertidur di tengah-tengah dungeon. Tak ada lagi orang lain disekitar.
"Siapa kau?" tanya si gadis. Weed yang menunggu
dia untuk bangun, terkejut.
"Aku Weed. K-Kamu?"
Itu adalah perkenalan yang agak kasar, tak seperti dia sama
sekali tak peduli. Memang, dia tak pernah membayangkan jika ada orang lain
selain dirinya sendiri ada di sini.
Dan ekspresi pada mata si gadis itu saat dia bangun... sama
persis dengan milik Weed.
"Namaku Da'in." katanya, tersenyum dengan senyum
penyendiri.
Lee Hyun belum bertemu banyak gadis sebelumnya. Tentu saja,
dia pernah sekelas dengan para gadis. Tetapi, dia tak pernah menghabiskan waktu
dengan seseorang secara pribadi. Hal itu bukan berarti dia tidak populer.
Ada beberapa gadis yang mendekati Lee Hyun, mengatakan jika
aura menyedihkan dan terpisah miliknya sangat menarik. Dia merasa jika mereka
itu bodoh.
"Kamu pikir ini keren? Cobalah alami sendiri, rasa
kemiskinan dan kamu akan berubah pikiran."
Dia juga tak pernah pergi kencan dengan gadis. Makan di luar,
bahkan hanya minum kopi membutuhkan uang. Lee Hyun berpikir jika sampel makanan
dari toko pangan dan makanan rumahan jauh lebih ekonomis.
Apa yang benar-benar tak bisa ia mengerti adalah, kenapa
mengencani seorang gadis harus menghabiskan uang yang banyak, setiap kali ada
semacam moment.
Ditambah, ketika orang lain pergi menonton film, Weed
memanjat tiang telepon terdekat untuk menontonnya.
Satu-satunya waktu dia menonton TV, adalah saat dia melihat
TV milik orang lain. Tentu saja, dia mengambil TV yang telah dibuang oleh orang
lain, tetapi ia tak menontonnya. Karena, itu akan membuat tagihan listriknya
naik. Dia hanya menontonnya sekitar tengah malam, saat biaya listrik jauh lebih
rendah. Lee Hyun si pelit, dan karena itu Weed hampir tak punya pengalaman
dengan para gadis.
Da'in.
Nama itu terukir dalam di pikiran Weed. Setiap pria punya
seorang gadis impian. Weed bukanlah pengecualian.
Wanita impiannya memiliki rambut panjang alami, wajah yang
muda dan cerdas, baik hati, senyum yang menarik. Tetapi semua ini tak lain
hanyalah deskripsi belaka.
Jika seorang gadis membuatnya jatuh cinta pada pandangan
pertama, maka dia adalah gadis impiannya. Weed sedikit suka pada Da'in. Itu
saja.
'Aku tak percaya pada
siapapun juga...'
Dia tak sepenuhnya percaya pada Pale atau Surka, meskipun
mereka sering bersama. Weed berpikiran manusia selalu berubah dan bukan selalu memberikan
yang terbaik.
Mereka mungkin tampak bersahabat pada saat ini, tetapi dia
sangat meragukan mereka. Jika mereka akan menerima peluru yang diarahkan
padanya.
'Berikan sebanyak yang
kamu ambil, tak kurang dan tak lebih.' adalah filosofi Weed. Dia tak bisa
mempercayai siapapun kecuali keluarganya.
Tatapan Weed menajam. "Da'in, bagaimana bisa kamu
datang ke sini?"