Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V02E09P02

gambar


9. Princess Knight (2)




"Aku tak berpikir demikian. Pertama-tama, Balkan adalah pemilik benteng itu, kemungkinan besar tak akan mundur begitu saja. Mereka akan mengumpulkan kekuatan mereka untuk merebut kembali milik mereka."
"Perang yang lain akan terjadi."
"Ya, namun, bahkan jika serangan Balkan gagal, Kastil Odein tampak seperti tak akan tenang untuk sementara waktu. Pembagian keuntungan di antara guild-guild pemenang tak akan selesai dengan mudah. Dan mengingat keuntungan lain yang Kastil Odein berikan, mereka semua akan lapar untuk menguasainya.
Itulah seberapa besar nilai yang dimiliki tanah itu. Balkan telah menginvestasikan banyak uang untuk menstabilkan ekonomi. Tetapi mereka juga telah mengumpulkan banyak pajak untuk tentara dan benteng, karena pasukan lain menginginkan tempat tersebut."
"Itu adalah siklus yang buruk."
"Ya. Kastil Odein, yang berdiri di tengah-tengah dua kerajaan dan berfungsi sebagai tempat pertukaran informasi, akan terus berada dalam kekacauan."
Lee Hyun menyeringai, sebuah seringai yang bisa membuat penjahat paling keji menjadi iri.
'Para attacker ada 30.000... Setidaknya 15.000 telah tewas. Dan sekitar 10.000 tewas dari para defender....'
Membayangkan skill dan level yang menurun dari player yang tewas adalah hal menggembirakan bagi Hyun. Sementara statistik orang lain menurun, Lee Hyun tengah menjadi semakin kuat.
Tiba-tiba telepon berdering, dan dia bergegas menjawab.
"Halo?"
"Kamu siap?"
Orang yang menanyakan pertanyaan tersebut tanpa salam apapun adalah adiknya, Lee Hayan.
"Ya. Aku sudah ganti baju, dan membasuh mukaku."
"Rambut?"
"Tentu saja aku sudah keramas."
"Sudah akan dimulai, jadi kamu harus buru-buru."
"Baiklah Hayan, aku datang." Lee Hyun mematikan TV dan bangun dari tempat duduknya.
Dia mendesah. Lee Hyun merasa tak puas.
 'Apa-apaan yang aku lakukan...'
SMA Dein. Meskipun dia bersumpah pada dirinya sendiri jika ia tak akan pernah kembali saat dia keluar dari sekolah...
"Kakak, kamu harus datang!"
Jika Lee Hayan tak merengek di pagi hari, Lee Hyun tak akan pernah mau pergi. Dia diancam jika tak datang hari ini, dia tak akan bisa masuk ke kapsul itu untuk sementara waktu.
'Apakah dia sadar untuk siapa aku mencari uang...'
Sebuah festival SMA. Orang lain pergi dengan orang tua mereka, tetapi Lee Hayan memanggil kakaknya.
"Ugh. Apa yang sebenarnya aku lakukan." Lee Hyun mengeluh terus-menerus.
Meskipun dia benar- benar tak mau pergi, saat dia memikirkan kekecewaan adiknya, dia tak punya pilihan lain. Dia merasa seperti seekor sapi yang diseret ke tukang jagal. Lee Hyun secara sembarangan duduk di tribun festival saat dia sampai. Para siswa dibagi-bagi dalam klub atau kelas, dan menjual barang- barang di toko, tetapi Lee Hyun mengabaikan mereka.
"Hei, apa kau Lee Hyun?"
Lee Hyun menoleh ke arah suara itu. Seorang mahasiswi yang langsing dan cantik memakai rok ungu berdiri di sana.
"Siapa kamu?"
Wajah gadis itu menunjukkan kekecewaan pada kata-kata Lee Hyun.
"Ah, aku benar. Ini aku, Junghee."
"Oh."
Hanya wajah dan namanya yang bisa Lee Hyun ingat.
Wajah cantiknya membuatnya menjadi favorit banyak anak laki-laki di masa SMA.
'Dia menjadi lebih bergaya, dan penampilan cerdasnya mungkin membuatnya populer sampai sekarang. Dia pasti mendapat perlakuan baik di kampus.’
Hanya itu yang bisa Lee Hyun ingat. Tak ada lagi kenangan spesial yang tersisa.
"Apa kamu Yoon Junghee? Lama tak jumpa. Kenapa kamu di sini saat kamu sudah lulus dari sekolah ini?"
"Mmhm. Adik perempuanku sekolah d isini jadi aku datang. Kamu?"
"Sama."
"Kamu punya adik perempuan. Boleh aku duduk disampingmu?"
"Itu adalah sebuah kursi kosong, jadi lakukan apapun yang kamu mau." kata Lee Hyun sambil menggerutu dan melanjutkan menonton festival. Sebuah drama dari Putri Saljudan 7 Kurcaci sedang dipentaskan.
Seorang penjual apel muncul, menari, menyanyi dengan bodoh, dan kemudian berbicara. "Oh! Ratu yang paling cantik. Ini ada beberapa apel lezat. Baru dipetik dari kebun apel jadi ini murah dan segar! Hanya 2.000 won untuk 5 apel!"
Ratu yang kurus itu menguap dan menjawab, "Kenapa mahal sekali!"
"Karena mereka adalah apel yang sudah matang, Ratuku!"
"Benarkah? Lalu kita bisa menggunakan ini untuk membunuh Putri Salju, kan?"
"Aku yakin aku belum mengatakan hal seperti itu."
"BISAKAH APEL ITU UNTUK MEMBUNUH, ATAU TIDAK!?"
"Jika seseorang mencicipinya, seseorang tak akan bisa lepas dari kelezatannya, ratuku!"
Meski demikian, sang ratu membeli apel-apel itu. Dia berjalan kearah Putri Salju, melakukan beberapa tarian tak berguna, dan menyerahkan apel tersebut.
"Kenapa kamu tak datang ke perayaan alumni?" Yoon Junghee menanyai Lee Hyun, yang menonton drama musikal dengan ekspresi dingin.
Lee Hyun menjawab dengan malas tanpa memutar kepalanya. "Aku malas untuk pergi."
"Benarkah? Kami berharap jika bisa melihatmu di sana... Setelah kamu berhenti sekolah, kami tak bisa mengontakmu. Sanghoon mengatakan dia akan menelponmu, jadi kami pikir kamu akan datang ke sana."
"Terimakasih untuk kebohongan yang menghibur."
"Tidak, sungguh. Aku ingin bertemu denganmu lagi. Ingat saat kamu menyelamatkan aku sebelumnya?"
"Aku menyelamatkan kamu? Ah... benar."
Ketika Lee Hyun kelas 10, dia mengantarkan koran di pagi hari. Suatu hari dia melihat seorang gadis ditangkap oleh beberapa preman di taman. Lee Hyun mencoba lewat begitu saja. Itu bukanlah urusannya, jadi dia memutuskan untuk mengabaikannya. Tetapi mendengar jeritan ketakutan si gadis, Lee Hyun berlari kembali.
Dia memukili para preman itu dan menyelamatkan si gadis. Kemudian, dia baru sadar jika gadis itu adalah Yoon Junghee yang bersekolah di tempat yang sama dengannya. Dia tak tahu tentangnya, karena dia tak berada di kelas yang sama, tetapi mereka akhirnya satu kelas di kelas 11.
Sementara mereka bercakap-cakap, drama musikal telah menuju ke arah yang gila. Ada serangga di apel yang dijual pada sang ratu, jadi Putri Salju memukuli si penjual apel tanpa ampun. Setelah dia secara tak sengaja menggigit apel yang ada serangga didalamnya, dia jatuh ke tanah. Para kurcaci menemukannya, menculik dia, dan membawanya ke rumah mereka.
Mereka berencana untuk membuat Putri Salju memasak makanan untuk mereka, mencuci baju mereka, dan membersihkan rumah!
 Putri Salju yang segera bangun merasa kebingungan. Kenapa seorang putri mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan rumah? Ketika mereka menyuruh dia mencuci piring, dia memecahkannya, dan saat mereka menyuruhnya untuk bersih-bersih, dia menghancurkan perabotan dan dekorasi.
Akhirnya, ketika seorang pangeran datang untuk mengambil sang putri, ketujuh kurcaci berteriak dalam kegembiraan. Akhirnya menyingkirkan pembantu yang tak berguna itu. Itu adalah sebuah drama musikal yang membosankan.
"...Sungguh mengecewakan." Lee Hyun berpikir jika ia telah membuang-buang waktunya. Tetapi Yoon Junghee yang duduk di sebelahnya tengah tertawa tanpa henti.
"Hehehe. Lihat itu, Hyun. Itu benar-benar lucu."



< Prev  I  Index  I  Next >