Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V03E06P03

gambar


6. Flu Berat (3)



Lee Hyun keluar dari kapsulnya, jadi dia bisa mulai bersih-bersih rumah.
Dia menyapu lantai, mengelap jendela, menggosok wastafel kamar mandi, dan mengganti lampu. Seperti hari ini adalah hari bersih-bersih.
"Harus memastikan jika rumah nenek tak terlalu berantakan."
Lee Hyun bergumam sambil melanjutkan mengepel lantai.
Neneknya memberitahu Lee Hyun saat dia masih di rumah sakit, jika sepertinya dia punya penyakit.
Artritis degeneratif.
Bekerja terlalu berat saat masih muda ,bisa menempatkan banyak ketegangan pada sendi. Dokter rumah sakit memberitahunya untuk tidak khawatir.
"Pengobatan modern bisa memperbaiki kerusakan sendi tingkat ini tanpa ada masalah. Jangan khawatir tentang hal itu."
Lee Hyun bersedia membayar biaya pengobatannya. Obat yang mahal dibutuhkan untuk regenerasi sendi.
Namun, penyakit nenek lebih dari apa yang didiagnosiskan. Karena dia tak menerima pemeriksaan kesehatan secara teratur, penyakit lain dalam tubuhnya telah bertambah parah. Hasil pengujian menyatakan jika sel-sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
Di jaman modern, tak ada lagi orang yang meninggal karena kanker. Namun, hal itu memerlukan operasi dan beberapa bulan perawatan di rumah sakit.
'Aku harus terus menabung uang, aku tak boleh berhenti mencari uang....'
Selain uang dari festival SMA, Royal Road memberikan uang dalam jumlah yang cukup banyak.
Seluruh prosesnya lebih cepat daripada yang direncanakan.
Berkat berburu di Lavias dan situs jual beli item Royal Road.
Ketika Lee Hyun selesai membersihkan rumah, adiknya pulang dari sekolah.
"Rumahnya begitu bersih hari ini. Apa kamu bersih-bersih?"
"Ayolah, jangan buang-buang waktu. Nenek menunggu kita untuk menjenguk."
Lee Hyun membawa adiknya ke rumah sakit untuk menjenguk nenek mereka.
"Halo."
"Nenek, apa kamu kesepian?"
Lee Hyun menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kapsul game dan adiknya di sekolah. Itu sulit untuk mempekerjakan seorang perawat untuk neneknya, karena dia tak punya uang sebanyak itu.
Dia membersihkan ruangan tersebut dan membuang sampah. Setelah selesai, dia duduk di samping tempat tidur rumah sakit dan memegang tangan neneknya.
"Maafkan aku, sayang. Kamu selalu datang untuk menjengukku."
"....."
"Kuharap itu tak berlebihan, tetapi bisakah aku minta sesuatu, sayang?"
"Ya, katakanlah dan mintalah apapun."
"Mereka bilang tak ada kata terlambat untuk belajar. Aku akan sangat senang jika kamu bisa menyelesaikan SMA secara normal... maukah kamu mendapatkan GED/Paket C?"
Dia bisa mengerti apa yang neneknya maksudkan.
Ketika Lee Hyun keluar dari SMA, adiknya menangis. Ketika dia bersikeras jika dia berhenti sekolah, neneknya tak mengatakan apa-apa lagi.
Dilecehkan dan dipermalukan oleh para rentenir di sekolah, pendidikan semacam itu jauh dari kata normal.
Itu adalah sebuah kekecewaan jika dia telah gagal untuk mendapatkan pendidikan.
Lee Hyun menjawab. "Baiklah nek, aku akan ambil GED."
Lee Hyun pulang sendirian sementara adiknya tinggal di rumah sakit. Besok adalah hari libur jadi Lee Hayan bisa tinggal lebih lama.
Lee Hyun lebih suka untuk tinggal dan menikmati saat-saat bersama. Tetapi dia punya pekerjaan yang harus dilakukan.
'GED... apa yang aku butuhkan untuk belajar?'
Ketika dia masih sekolah, nilainya tak terlalu buruk.
'Buku-buku referensi dan buku teks dari toko buku... tidak, akan lebih baik untuk membeli buku bekas.'
Dia pergi ke toko buku bekas yang ia ingat di kota. Toko tersebut tepat berada di samping dojo ilmu pedang yang ia hadiri di masa lalu.
Dojo ilmu pedang masih tetap di sana.
"Yiyahap!"
"Hiat!"
Teriakan bersemangat bisa terdengar.
Lee Hyun tertarik dan menuju ke dojo.
****

"Tampaknya tak ada yang berbakat."
Ahn Hyundo mengeluh tentang performa murid-muridnya.
"Sejak aku meletakkan pedangku dan mulai mengajar..."
Ahn Hyundo telah mengunci hatinya, dalam depresi. Tak peduli apa yang dia lakukan, mereka tak mengerti jalan ilmu pedang.
'Pedang... Pedang akan segera menghilang dan tak akan ada lagi orang yang akan berbicara melalui pedang denganku.'
Hati Ahn Hyundo terasa sakit saat dia melihat pedang-pedang di dinding, ketika dia membuka dojo ini dengan semangat. Sudah 10 tahun sejak ia memulai dojo tersebut, di mana dia hanya mengajar orang-orang dewasa bukannya anak-anak.
"Master!"
"Ada apa? Apa ada yang begitu penting hingga kamu membuat keributan seperti itu?"
"Dia di sini!"
"Apakah itu pria itu...?"
Karena semua orang berbicara sekaligus, dia tak bisa memahami apa-apa karena itu tak bisa dimengerti.
Lalu, pada saat itu, Ahn Hyundo memikirkan tentang wajah yang akrab.
'Pria muda itu, Lee Hyun! Satu-satunya yang ingin aku jadikan penerusku!'
Lee Hyun akan dipilih.
Dia tak pernah mengecewakan Ahn Hyundo sejak muncul di dojo.
Ahn Hyundo berdiri sambil mendengarkan apa yang terjadi.
"Jadi dia ada di sini, di dojo?"
"Ya, itu benar."
"Ayo, mari kita pergi."
Ahn Hyundo ingin melihatnya lagi. Dia ingin melihat apa orang yang dia pilih sebagai penerusnya mampu!
"Tetapi, ada masalah."
"Apa itu?"
"Dia meminta untuk bertanding dengan orang-orang."
"Apa masalahnya jika dia ingin bertanding? Aku tak tahu apa yang jadi masalah karena mereka seharusnya cukup kuat."
"Ya, aku menilainya dengan cara yang sama, jadi aku meminta Dog Sun bertanding dengan dia tetapi itu adalah kemenangan sepihak oleh Lee Hyun."
"Ah ha!"
Latihan tanpa henti.
Para praktisi di dojang telah datang berlatih selama lebih dari 3 tahun. Bahkan dalam waktu yang terbatas seperti itu mereka telah mencapai beberapa tingkat kemahiran.
Jadi para murid adalah lawan yang tangguh.
Dalam pertandingan, para pemula berusaha untuk menghindari cidera parah, tetapi para ahli menguasai aliran pertarungan.
"Aku tak percaya bahwa Dog Sun dikalahkan..."
"Ya, itu membutuhkan waktu kurang dari 2 menit."
"Aku prihatin pada Dog Sun, untuk sesuatu sekecil ini, apa masalahnya?" Ahn Hyundo menanyai Chung Il Hoon tentang apa yang salah.
"Itu, setelah Dog Sun dikalahkan, Lee Hyun meminta orang lain untuk bertanding juga."
"Mereka telah mempelajari pedang jauh lebih lama dari Dog Sun kan? Jadi siapa yang dia lawan berikutnya...?"
"Chang Guk."
"Dia telah mempelajari pedang selama lebih dari 6 tahun. Dia sangat ceroboh untuk melawannya setelah dia lelah dari bertarung dengan Dog Sun."
"Aku berusaha untuk membuat dia mempertimbangkan lagi tetapi..."
"Jadi dia terluka parah?"
"Tidak. Kali ini dia menang juga."
"Oh!"
Ahn Hyundo tak salah menilainya ketika dia melihat Hyun.
'Dia tak bisa menyembunyikan semangat bertarungnya. Dia akan menjadi lebih kuat... keinginan akan kekuatan!'
Kualitas itu telah membuatnya menang bertarung melawan Chang Guk.
"Tetapi masalah sebenarnya adalah bahwa Chang Guk hanyalah salah satu dari orang-orang yang dia lawan."
"Siapa lagi?"
"Ya, itu, 6 praktisi."
"Maksudmu dia secara terus-menerus melawan 6 orang."
"Ayo, kita lihat."



< Prev  I  Index  I  Next >