Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V05E03P05

gambar


3. Kekuatan Alkohol (5)



Weed mendesah tak berdaya dan berteriak:
"Summon Death Knight!"
Keluar dari kabut hitam yang muncul adalah seseorang yang selalu bisa dia andalkan.
"Kau memanggilku, master?"
"Serang para Huntres. Ini akan menjadi sebuah perburuan yang menyenangkan."
"Dimengerti, master! Tetapi aku ingin memberitahumu satu hal..."
"Apa lagi?!"
"Kita telah bertarung dengan saling bahu-membahu untuk waktu yang lama. Karena kekuatan hubungan kita, aku bisa terbebas dari mantra kalung itu dan mengingat kehidupanku yang sebelumnya. Aku, ksatria Van Hawk dari Kerajaan Kalamore, mengakuimu sebagai masterku. Mulai sekarang kamu bisa memanggil aku tanpa kalung itu, aku akan selalu menjawab panggilan itu."
Crimson Necklace of Life diciptakan oleh Barkhan. Bahkan tanpa memakai kalung itu, Weed bisa memanggil Death Knight secara langsung. Crimson Necklace of Life berubah menjadi bersinar putih terang.
"Tunggu sebentar. Jadi, aku sekarang bisa melepaskan Crimson Necklace of Life? Dan bagaimana dengan exp poin milikku?"
Jika si Death Knight tak berbohong, maka kalung itu tak akan memberi tambahan bonus atau efek apapun. Sekarang, bisa dilepas dengan aman.
Faktanya, bagi Weed tak ada perbedaan dalam memakai kalung atau tidak. Seperti cincin, kalung dalam game merupakan item yang sangat berharga. Dan untuk mendapatkan salah satu dari mereka, dengan efek yang bagus, adalah seperti berusaha mendapatkan bintang dari langit.
Kalung-kalung terbaik dijual dengan harga mahal, jadi sampai Weed mendapatkan sesuatu yang berharga sendiri, mimpi tentang perhiasan yang bagus akan tetap menjadi sebuah mimpi.
Pada saat itu, Weed jengkel jika harus terus-menerus berbagi exp poin miliknya dengan si Death Knight. 20% dari exp yang ia dapatkan akan diambil oleh Van Hawk!
"Kamu bisa memanggilku tanpa kalung itu. Aku mengakuimu sebagai masterku."
Dalam situasi sulit ini, sebuah desahan lega terdengar. Pembagian exp telah hilang! Weed menjadi benar-benar bebas!
Death Knight menatap dengan tenang pada para Huntres yang mendekat.
"Haruskah aku membunuh mereka?"
"Ya, serang."
Pada perintah Weed, si Death Knight mulai menggunakan skillnya:
"Deadly Blade!"
Benang dari energi kegelapan, keluar dari pedang tersebut dan menusuk para Huntres yang mendekat. Namun, mereka adalah monster berlevel tinggi dan tak mati karena serangan tunggal si Death Knight.
Bersama dengan Van Hawk, Weed mulai beraksi.
"Holy Blessing!"
Cahaya putih menyilaukan muncul dari pedang Agatha dan menyelimuti Weed. Mantra ini hanya bisa digunakan lima kali sehari, tetapi itu meningkatkan perlindungan secara drastis!
"Sculpting Blade!"
Weed melaju ke arah sekelompok Huntres yang terluka, karena skill si Death Knight.
"Anak tolol!"
"Kami, para warrior wanita, akan menunjukkan padamu kekuatan sejati!"
Cambuk di tangan para Huntres mulai bergerak seperti ular dan mengarah ke depan untuk melilitnya.
Weed mengumpulkan semua kekuatannya dan melaju lurus ke depan.
*Pa-ra-ra-rak!*
Sayangnya, senjata para Huntres mengenai dia terlebih dulu. Salah satu cambuk memilit pada pedangnya, dan Weed berjuang untuk membebaskan pedangnya sambil menghindari serangan dari musuh lain. Dia berputar dan menghindar, sampai pada poin dimana itu tampak seperti dia sedang menggunakan sihir.
Akhirnya dia bisa membebaskan pedangnya, mendekat pada salah satu Huntres, dan mendaratkan sebuah serangan.
[Critical Hit!]
Mulai saat ini, Weed tak lagi menjauhkan dirinya dari para Huntres. Cambuk-cambukitu hanya berbahaya pada jarak tertentu, dan jika dia tetap dekat, cambuk-cambuk itu sangat tak berguna.
Pedang Agatha di tangan kanannya dan Zahab's Sculpting Knife di tangan kirinya, secara terus-menerus menyerang para Huntres. Namun, level lawannya begitu tinggi dan mereka akan mati hanya dengan serangan akurat beruntun.
Tapi, Weed tak putus asa. Untuk bertahan hidup dan menemukan titik lemah dari musuh adalah metode bertarungnya!
Jika seorang player biasa di level Weed bertemu dengan monster yang kuat seperti itu, mereka kemungkinan besar akan mati. Karena, hanya mereka dengan pengalaman luas dan pengendalian tubuh yang sempurna seperti Weed, yang bisa untuk tak terjebak oleh cambuk milik Huntres.
Pada poin ini, si Death Knight mengalahkan musuhnya.
"Ugh! Bagus, kamu bisa mengalahkan dia. Kerja bagus, Van Hawk!"
"Tidak, master. Aku suka bertarung." Si Death Knight membalas keluar dari konteks.
Belum lama ini, di dalam dungeon Basra, dia menjadi terlalu bangga. sehingga dia dipukuli berulang kali, jadi dia harus menjadi lebih cerdas, agar bisa menyesuaikan dengan karakter Weed.
Bersama-sama, mereka membunuh dua Huntres lagi. Tepat saat Weed hendak mengambil item yang dijatuhkan, beberapa musuh datang.
Pale tak berbohong. Kamu tak akan bisa keluar dari jurang ini, sampai kamu mengalahkan semua musuh. Di masa lalu, pertempuran tidaklah mudah, tetapi selama teman-temannya belum sadarkan diri, dia harus bertarung dengan semua Huntres yang terus-menerus datang.
Bahu-membahu dengan Death Knight, dua prajurit melawan ratusan prajurit.
҅Setengah jam, setengah jam bertahan hidup, dan mereka akan bangun ...҆
Setelah pertarungan pertama, HP Van Hawk berkurang seperempat, dan ini tak boleh dibiarkan.
"Van Hawk, mulai sekarang bertarunglah dengan mereka satu per satu! Aku akan mengurus sisanya."
"Dimengerti, Master."
Weed menyerahkan beberapa minuman keras pada si Death Knight dan kemudian melaju ke dalam pertempuran.
Death Knight menghadapi satu Huntres, Weed menangani yang lainnya. Untuk menghindari cambuk mereka, dia harus terus-menerus memperhitungkan posisi Huntres dan posisi Death Knight.
Kadang-kadang, dia sengaja menerima pukulan para Huntres, menyadari jika mereka tak akan memberikan damage berbahaya. Sebuah game berbahaya dengan kematian, dimana dia hanya bisa mengandalkan kekuatannya sendiri.
Pertarungan terus berlanjut.
Weed munusuk dengan Zahab’s Knife, menebas dengan pedang, mencoba untuk terluka sesedikit mungkin, dan menggunakan sedikit MP. Tapi tak peduli seberapa keras dia menghindar, para Huntres terus-menerus, mengurangi HPnya.
Saat HPnya turun di bawah 100 poin. Saat itu Weed melompat ke belakang si Death Knight, dan mulai memasang banyak perban secepat mungkin.
Dan meskipun dia tak secepat sebelumnya, saat dia selesai, HP Death Knight juga berada poin kritis. Weed harus segera masuk ke dalam pertempuran untuk mengalihkan perhatian musuh dari Van Hawk yang kelelahan.
Pertarungan masih berlanjut.
Para Huntres terus berdatangan. Setiap kali sekelompok kalah, datang lagi kelompok yang baru terdiri dari 3-4 Huntres yang agresif. Dan yang lebih buruk lagi, Weed mulai kelelahan.
Bahkan seorang player seperti Weed yang punya HP dan Stamina besar, yang dikumpulkan dengan bantuan menciptakan patung-patung dan banyak langkah untuk menghindari serangan musuh, tak bisa bertarung tanpa istirahat. Pedang di tangannya menjadi lebih berat dan kakinya melambat. Kematian menjadi lebih dekat.
Dia harus melakukan sesuatu.
Tetapi pada poin itu, Weed dan si Death Knight telah menghabiskan semua MP mereka. Hanya ada satu hal yang bisa dia lakukan. Yang bisa menyelamatkan mereka dalam situasi saat ini...
҅Aku benar-benar tak mau menggunakannya ...҆
Weed melompat dan mengeluarkan kantong bumbu dari sakunya.
Salah satu rahasia dari koki sejati!
"Garam untuk luka! Saus untuk matamu! Cabe dan jus bawang!"
Weed dengan kejam memberi bumbu kuliner pada luka musuh terdekat. Untuk luka ringan, Garam! Untuk luka dalam, Saus! Untuk mata dan hidung, Bumbu Pedas!
"Ahhh!"
"Tidak, tidak... Aku mohon, jangan garam."
"Ahhh! Ada cabe di mataku!"



< Prev  I  Index  I  Next >