LMS_V06E02P02

2. Lavias, Kota di Langit (2)
Da'in berjalan mengelilingi seluruh dungeon undead, dan
kemudian dia membeku.
Sudah lama sejak pertarungannya dengan Dullahan yang
menenteng kepalanya, dia mencari patung-patung tanpa nama milik Weed. Di mana
Da'in dan Weed makan bersama, dia juga menemukan dua patung dari diri mereka
beristirahat di sana.
"Menakjubkan. Patung-patung ini...."
Mata Da'in lembab karena air mata. Itu mungkin sepele, tapi
itu sudah cukup untuk membuat hatinya terasa perih karena semua emosi. Dia
melihat banyak patung seperti ini. Perlahan-lahan dia terus berjalan
mengelilingi dungeon dengan senang hati.
"Khu khu khu. Manusia hidup tak diizinkan berada di
tempat ini."
"Di tempat ini, kau akan membaringkan tubuhmu. Tempat
ini akan menjadi tempat peristirahatanmu yang terakhir."
"Serahkan nyawamu. Aku akan menuntunmu istirahat yang
abadi."
3 Skeleton!
Kadang-kadang,monster-monster yang berkeliaran di area
tersebut mendatangi Da'in dan dihajar dengan sadis. Ini benar-benar tak bisa
diterima. Dia menghancurkan tulang-tulang mereka dalam kemarahan karena
melakukan kejahatan, menghancurkan suasana hatinya. Mereka hanya melakukan hal
ini untuk mempertahankan wilayah mereka, sementara Da'in seenaknya
berjalan-jalan di sekitar mereka!
Patung-patung ini dibuat dengan keinginan untuk tak membiarkan
para monster mendekati patung-patung ini. Tapi entah kenapa, Da'in
terus-menerus diganggu oleh para monster. Yang bisa dia lakukan adalah
membiarkan skill-skill miliknya mengamuk saat menghabisi para monster ini.
Karakteristik dari Shaman bisa terlihat saat dia menyerang dan mengalahkan
monster-monster ini.
Dia keluar dari dungeon tersebut dalam 2 hari.
****
"Jadi ini adalah kota langit?"
"Ya. Tempat ini belum lama ini ditemukan oleh beberapa
petualang. Masalahnya adalah jika hanya orang-orang yang berjasa pada desa
Baran yang bisa ke sini."
Di Lavias, ada sangat banyak petualang. Da'in tak pernah
berkeliling tanpa Weed. Sementara itu, banyak player yang menemukan Lavias dan
berpetualang sendiri-sendiri.
Kota di atas langit.
Pemandangan awan-awan yang melintas bersama dengan aliran
angin memberi perasaan yang bagus, membuat tempat itu sebuah pemandangan yang
nyaman. Para player berlevel rendah datang ke sini dengan mempertaruhkan hidup
mereka, hanya untuk melihat pemandangan itu.
Lavias menjadi terkenal, dan bahkan bangsawan kerajaan
secara resmi mengumunkan ketertarikan mereka untuk berkunjung. Para bangsawan
Kerajaan Rosenheim, dan para bangsawan dari Kerajaan Brent cukup sering
berkunjung. Quest untuk mengawal mereka untuk sampai ke sana dengan aman
berhadiah sangat besar.
"Ada banyak orang di sini."
Da'in perlahan-lahan berjalan di dalam kota.
Kemudian berbagai jenis ras burung menyambutnya.
"Caw, caw. Ini adalah yang pertama kalinya aku
melihatmu. Apa kamu baru di kota ini?"
Orang yang berbicara adalah Tom Ball, tetua Lavias yang
baru.
Disampingnya ada banyak berbagai jenis burung. Si gagak
mengepakkan sayapnya.
"Manusia, apa kamu kuat? Kamu tampak cukup terkenal,
aku ingin meminta bantuanmu. Di atas sini, di Lavias, kami terus resah karena
para undead."
"Apa kamu tahu bagaimana caranya mengumpulkan tanaman
herbal? Jika kamu tak tahu, aku akan mengajarimu tentang tanaman herbal obat,
bisakah kamu memberiku 200 gold? Ada sebuah tanaman herbal yang aku cari di gua
di arah utara. Jika kamu mencoba mencabutnya, kamu akan merusaknya, jadi kamu
harus hati-hati."
Mereka adalah prospek.
Da’in bertemu dengan berbagai macan jenis burung, tetapi
mereka semua tak bisa mengingatnya. Bahkan jika mereka memiliki kepala keluarga
baru, mereka adalah pelupa yang parah. Meskipun Da'in pernah membantu si gagak
hitam, dia telah dilupakan.
Saat Da'in berjalan-jalan dengan santai, dia tiba-tiba
merindukan Weed.
҅Dia pasti berada di
suatu tempat berpetualang. Levelnya pasti sudah jauh lebih tinggi , kan?҆
Da'in ingin bertemu dengannya.
Dia ingin berbagi kebahagiaannya bersama Weed karena masih
hidup!
Namun, tak ada cara untuk menghubungi Weed. Sebelum dia
pergi untuk menjalani operasi, dia secara sengaja menghapus semua daftar
temannya. Jika dia kembali, tak mungkin Weed akan menyadari fakta tersebut. Dia
sangat menyesal karena menolak ajakan pertemanan Weed.
Ribuan orang memiliki nama yang sama akan muncul jika kamu tak
mendaftarkan pertemanan saat kontak langsung. Jadi itu artinya tak ada cara
untuk tetap berhubungan.
҅Yah, tak masalah. Jika
kami ditakdirkan bertemu lagi, maka itu akan terjadi. Meskipun jika kita
bertemu, akankah itu menjadi sebuah pertemuan yang menyedihkan ?҆
Perbedaan levelnya pasti telah sangat jauh, dan mereka
mungkin tak memiliki kesempatan untuk saling bertemu. Namun, ini bukanlah
masalah yang besar. Dengan level skill miliknya yang tinggi, dibandingkan level
karakternya, dia bisa dengan mudah menutupi kekurangannya.
"҅Aku sekarang
bebas untuk menjadi diriku sendiri. Aku tak perlu khawatir tentang mati. Aku
punya banyak waktu.҆
Da'in kemudian berdiri sendirian menonton, saat beberapa
wanita mendekatinya.
"Aku punya masalah, aku ingin meminta bantuanmu. Maukah
kamu mengambil resiko ini? Namaku Geurati, penyihir roh angin."
Da'in dengan senang hati mengangguk.
Petualangan!
Perburuan!
Dia ingin terus maju dan menjadi lebih kuat.
҅Benua Versailles,
Lavias, tempat apapun yang penting ada monsternya .҆
****
Level dari para Geomchi tak bisa naik dengan cepat.
Alasannya adalah karena pembangunan piramid.
"Kkeungcha!"
"Geomchi304, sedikit lagi. Mari kita tunjukkan kekuatan
kita pada mereka."
"Ya, pak. Sampai titik darah penghabisan!"
Kerja keras dari mendorong batu-batu piramid dipercayakan
kepada mereka.
Selena, seorang gadis cantik dari toko bunga di pinggiran
kota datang dan membuat sebuah permintaan.
"Sebenarnya, rumahku hampir runtuh sekarang dan
membutuhkan banyak perbaikan, bisakah kamu membantuku?"
*Ding*
[Selena's House
Di serabourg, ada sebuah rumah bobrok yang membutuhkan
perbaikan. Jika kamu bisa membangun ulang rumah Selena, kamu bisa menjadi
temannya.
Tingkat kesulitan: D
Hadiah:
Pertemanan dengan Selena.
Persyaratan:
-Tingkat Fame tertentu.
-Harus memiliki pengalaman dalam pembangunan.]
Awalnya, ini bukanlah sebuah quest biasa. Hadiahnya hanya
pertemanan dengan Selena!
Ketika kamu mulai bermain Royal Road, kamu tak bisa
meninggalkan benteng selama 4 minggu pertama. Kamu harus menguasai bagaimana
caranya bermain, dan sampai batas tertentu, kamu harus mengambil dan memilih
quest dengan hadiah yang sesuai. Entah itu uang yang banyak, exp, atau item!
Sebuah permintaan untuk mengharuskan menggerakkan tubuhmu
dalam banyak cara. Meski demikian, quest yang berhubungan dengan konstruksi
tidaklah sesulit itu.
Namun, saat para Geomchi mendengarkan Selena, mereka
langsung berbondong-bondong menerimanya.
"Tolong, tolong izinkan aku!"
"Perintahkan aku, layaknya aku adalah budakmu!"
"Rumah? Aku akan membangun sebuah istana untukmu!"
Kecantikan Selena menyebabkan mereka berebut menerima quest
tersebut. Sudah terlambat bagi Geomchi2 dan Geomchi3. Mereka memikul berbagai
peralatan untuk membangun rumah.
Para guru ataupun praktisi, perjuangan mati-matian untuk
mendapatkan cinta sama besarnya.
Dalam kenyataannya, sebanyak 500 pekerja dikerahkan untuk
membangun rumah untuk si gadis dari toko bunga. Orang yang cukup untuk
membangun sebuah rumah dalam satu atau dua hari.
Para Geomchi sudah akrab dengan pembangunan piramid itu!
Mereka telah mengerjakan berbagai hal, sebuah toko bunga seharusnya sangatlah
mudah.
Namun, pembangunan dari rumah Selena yang dikerjakan oleh
para Geomchi berjalan dengan sangat lambat.
"Ini, silahkan minum."
"Hahaha! Terimakasih."
"Baik sekali, hal semacam ini...."
Setiap kali Selena mengatakan atau melakukan sesuatu, para
Geomchi menggila hanya untuk melihat atau berbicara dengannya. Saat Selena tak
ada, mereka dengan sengaja memperlambat pekerjaan mereka sampai ia muncul lagi.
Mereka hanya berpura-pura bekerja keras.
Sudah sekitar 10 hari mereka membangun toko bunga itu.
Bahkan saat mendekati selesai, mereka menemukan lebih banyak cara untuk
menghindari pekerjaan.
Geomchi20 tenggelam dalam ekspresi sedih yang mendalam.
Geomchi3 mendekatinya.
"Ada apa?"
"Oh, master Geomchi3! Sejujurnya.. toko ini hampir
selesai, kita tak akan sering bertemu Selena lagi, kan?"
"Yah, itu rasanya pasti tak enak, kan?"
"Ya, aku tahu. Selena bukanlah manusia sebenarnya...
tapi aku suka dia. Dia sangat baik dan memiliki senyum cantik juga. Dia tak
banyak meminta. Aku harap pembangunan ini bisa berlangsung setidaknya satu
minggu lagi."
Geomchi20 enggan mengucapkan selamat tinggal pada Selena.
Kemudian, asisten Master Geomchi3 tertawa terbahak-bahak.
"Bodoh! Inilah yang harus kita lakukan."
Geomchi3 dengan ganas mengayunkan pedangnya dan
melemparkannya ke dinding toko bunga tersebut dan menghancurkannya.
Kemudian mereka bertepuk tangan saat para Geomchi berkumpul
mendekat.
"Itulah master kami."
"Inilah yang terbaik!"
"Itu adalah ide yang mengagumkan!"