LMS_V06E07P02

7. Ikatan Masa Lalu (2)
"Apa bedanya dengan bahasa Mage?"
"Mereka berasal dari huruf rune. Tapi bahasa itu
digunakan oleh para Shaman bukannya Mage."
"Itu benar. Jadi, untuk memberikan suatu kata sandi,
beberapa karakter sedikit harus di deformasi. Kebetulan, aku mempelajarinya dan
tak berpikir itu akan berguna."
"Sudahlah, baca tulisannya."
Shavron mulai dengan hati-hati, mengartikan simbol-simbol
pada pintu tersebut.
"Pintu masuk ke Makan Kerajaan akan terbuka untuk
seseorang yang menujukkan rasa hormat sejati. Selama masa hidupnya, sang Raja
menyukai dan menghormati kalajengking, dan hanya seseorang yang membawa 7
patung kalajengking akan bisa membuka pintu ini dan masuk ke dalam makam."
Pasti karena itulah altar di depan makam memiliki 7 tumpuan
kecil dengan 7 permata merah.
"Patung?"
Semua anggota skuad tersebut kebingungan.
Seperti yang lainnya, Teros terdiam selama beberapa saat. Tetapi,
dia dengan cepat pulih dan mengirim sebuah pesan kepada seluruh anggota guild,
bukan hanya kepada mereka yang berpartisipasi dalam misi tersebut, tapi juga
kepada anggota guild lainnya yang tersebar di seluruh benua dan
kerajaan-kerajaan.
"Sculptor. Carilah seorang Sculptor, yang bisa membuat
patung kalajengking!"
****
Di pagi hari yang cerah dan hangat, sekelompok player
meninggalkan Benteng Serabourg melalui gerbang timur.
"Wow! Keren!"
"Lihat, mereka bahkan punya Pluto dan Haisyns..."
"Dan pemimpin mereka adalah Oberon!"
"Hebat! Mereka pasti akan pergi ke Lands of Despair
lagi."
Para player yang berburu di sekitar Serabourg tak bisa
menahan kekaguman mereka. Berpartisipasi dalam suatu petualangan yang berbahaya
seperti itu, adalah batas dari impian mereka pada saat itu.
"Aku iri! Kapan kita bisa pergi berpetualang seperti
itu?"
"Tidak dalam waktu dekat. Ayo pergi, kita harus banyak
berburu, jika kita ingin menaikkan level dan bisa bergabung dengan mereka.
Mereka hanya menerima player dari level 250."
"Eh, benarkah?! Mungkin ada banyak orang seperti itu di
kerajaan-kerajaan pusat, tapi di kerajaan kita mereka kurang dari 1 banding
100."
"Itu sebabnya mereka adalah player elite."
Party yang menyebabkan kehebohan itu, terus berjalan. Mereka
bergerak secara serempak, mengangguk dengan bangga pada player-player yang
ditemuinya, yang melihat mereka dengan kekaguman dan rasa hormat.
Segera party tersebut mencapai perbatasan timur dari
kerajaan dan pemimpin mereka memberi perintah untuk berhenti.
"Kalian sudah melakukannya di kota, tapi aku akan
meminta kalian untuk memeriksa senjata dan equipment kalian lagi."
Mengikuti perintahnya, Oberon duduk di tanah dan mulai
memeriksa equipment miliknya.
Biasanya posisi ketua party diduduki oleh seorang Warrior
dengan statistik Leadership tinggi. Bertarung di bawah komando dari seorang
player seperti itu, semua orang akan menerima lebih banyak exp dan sedikit
peningkatan statistik.
Karena berburu di Lands of Despair sangat sulit, Warrior
yang paling berpengalaman dan terkenal dipilih untuk memimpin party, Oberon.
"Semuanya bagus."
"Aku sudah selesai persiapan."
Setelah menunggu setiap anggota party untuk melapor, Oberon
mengangguk menyetujui dan memerintahkan untuk bergerak.
Di batas timur Kerajaan Rosenheim dibangun sebuah tembok
tinggi, tembok itu memblokir jalannya para monster yang tinggal di sisi lain.
Dan untuk lewat ke Lands of Despair, seseorang harus mendaki tangga ke puncak
tembok, dan dengan hati-hati menuruni tangga tersembunyi yang terletak di sisi
lain.
"Wow! Ternyata ada tempat seperti ini...."
"Ya, pemandangan yang spektakuler."
Para player yang bergabung dengan party berburu ini untuk
pertama kalinya merasa sangat takjub.
Namun Oberon, Pluto, dan Haisyns hanya tersenyum ringan.
"Ayo pergi. Sebentar lagi kalian akan melihat sesuatu
yang lebih menakjubkan lagi...."
Mereka bertiga adalah yang paling berpengalaman dalam party
ini. Mereka telah meninggalkan Kerajaan sebelumnya, lebih dari 5 kali dan sudah
mengetahui apa yang telah menunggu di depan.
Party itu baru saja turun dan bergerak sedikit menjauh dari
tembok saat mereka diserang oleh sekawanan serigala. Para Serigala dengan level
sedikit di bawah 200, dan jumlahnya lebih dari seratus dengan cepat mendekati
para player itu.
Dengan tenang menatap para serigala, Oberon memberi
perintah.
"Kenapa kalian berdiri diam saja?! Ini hanya permulaan!
Para Mage, serang!"
"Fireball!"
"Wind Blade!"
"Blessing!"
Beberapa orang dari 30 anggota party tersebut segera mulai
mengeluarkan sihir satu per satu. Berbagai sihir elemen diarahkan ke kawanan
serigala, membakar, memotong, dan meledakkan banyak monster pada saat yang
bersamaan.
"Guaaaaaah!"
Si komandan berteriak sekeras mungkin. Teriakan ini mirip
dengan Lion's Roar, tapi bukannya meningkatkan Fighting Spirit, teriakan itu
meingkatkan Vitality dan Stamina dari player terdekat.
"Para Mage, targetkan ke samping dan target yang jauh! Para
Warrior, serang!"
Semua Warrior dan Paladin menggenggam pedang dan gada mereka,
dan masuk ke dalam pertempuran yang dipimpin Oberon.
"Mereka beracun. Hati-hati, jangan biarkan mereka
menggigit kalian! Masing-masing dari kalian harus memperhatikan HP dan MP
kalian, dan mundur ke para Mage dan Priest saat dibutuhkan. Jika kamu mati, itu
adalah salahmu sendiri."
Oberon terus memberikan perintah.
Pertempuran yang berbahaya telah dimulai. Para monster
datang dari segala sisi. Para Warrior berusaha untuk tak membiarkan mereka,
mendekati para Mage dan berusaha agar tak mati dari serangan tiba-tiba. Gada
dan pedang menyerang tubuh para serigala dengan kekuatan mematikan, para Priest
meneriakkan mantra penyembuhan, dan para Mage mengeluarkan sihir berulang kali.
Selama beberapa menit berikutnya, party tersebut menangkis
satu demi satu serangan yang datang.
Akhirnya, saat jumlah serigala berkurang lebih dari
setengah, seolah-olah mengikuti perintah, para monster mundur dan menghilang
secara tiba-tiba, seperti saat mereka muncul sebelumnya.
"Horeee! Menang!" Teriak beberapa pendatang baru.
"Apa yang akan datang selanjutnya, jika kita yang baru
saja memasuki Lands of Despair sudah menghadapi monster semacam itu?"
Tanya orang lain.
Namun tak ada jawaban. Oberon dengan tenang menatap mereka
dan berkata:
"Kerja bagus. Kita akan beristirahat sejenak untuk
menunggu para Mage memulihkan MP mereka."
Setelah pertempuran yang sengit, party itu memutuskan untuk
beristirahat di dekat medan pertempuran yang sebelumnya. Beberapa player pergi
mengumpulkan item-item yang ditinggalkan para serigala yang mati.
"Apa yang harus kita lakukan dengan kulit-kulit
ini?"
"Ya, dan daging serta gigi-gigi ini?"
Para player yang datang ke sini untuk pertama kalinya tengah
menatap rekan-rekan mereka yang lebih berpengalaman, yang duduk di tanah sambil
berbicara dengan santai.
"Jika kalian mengambil semuanya, item-item itu mungkin
menjadi beban nantinya." kata Pluto.
"Benar. Kulit, gigi, dan yang lainnya tak terlalu
berharga. Ambillah jika kalian mau." tegas Oberon.
Namun tak ada player yang mau mengumpulkan item-item itu,
setelah mendengar kata-katanya. Dan seseorang yang sudah mengumpulkan beberapa
item, membuangnya di hadapan para player yang lebih berpengalaman.
"Pasti ada sesuatu yang berharga menunggu kita di depan,
dan sampah ini hanya akan memenuhi tempat saja."