LMS_V06E09P03

9. Patung Dirinya (3)
Dr. Cha Eunhee dari rumah sakit rehabilitasi sedang
memeriksa pasien utamanya, seperti yang ia lakukan setiap pagi.
"Apa kamu lelah? Mungkin kamu harus istirahat dari
Royal Road?"
"....."
Seoyoon seperti biasanya, tetap diam, yang mana hal itu tak
mengejutkan bagi dokternya. Dia menenggelamkan dirinya dalam-dalam, dan tak
menunjukkan reaksi apapun pada bagian luar, tapi hal itu tak berarti jika dia
menolak semuanya. Biasanya, Seoyoon akan mengikuti nasihat dari orang-orang
yang benar-benar peduli terhadap dirinya.
҅Sepertinya aku harus
menerima jika aku berada di jalan buntu. Seoyoon masih tak berbicara, meskipun
segala metode penyembuhan dilakukan ... Mungkin sudah saatnya untuk mencoba
sesuatu yang berbeda?҆
Dr. Cha Eunhee mulai berpikir.
Royal Road adalah salah satu terapi terbaru bagi orang-orang
yang menutup dirinya dari dunia luar. Setelah mereka mulai bermain dan
merasakan kehidupan dalam game, status mereka di dunia nyata akan mulai
meningkat.
Namun, meskipun dia telah lama berada di dalam game, kondisi
Seoyoon tak berubah sama sekali.
҅Haruskah aku
menekannya lebih keras? Tapi orang dengan watak kuat seperti Seoyoon akan lebih
baik saat disemangati untuk berubah sendiri. Penggunaan obat-obatan, hipnotis
dan berbagai cara yang lain hanya akan membuatnya semakin buruk ...҆
Sebagai seorang psikolog yang sangat berpengalaman, Cha
Eunhee adalah orang yang paling khawatir jika pasiennya akan mengunci hatinya
terlalu dalam. Hingga tak ada cara lagi untuk membawanya kembali. Seoyoon sudah
berada di jalur ini.
҅Dia tak menunjukkan
ekspresi apapun, jadi itu sulit untuk menentukan kondisi penyakitnya .
Beruntungnya aku mengenalnya . Orang yang baik dan jujur seperti Seoyoon tak
akan mengunci hati begitu cepat. Tapi... Kenapa dia belum mulai berbicara ?!҆
Ini adalah saatnya untuk makan malam dan Seoyoon pergi ke
ruangan sebelah. Dia ditempatkan di bangsal VIP terbaik dari rumah sakit
tersebut, jadi dia makan di ruangan sebelah. Tentu saja, jika pasiennya terlalu
lemah, makanan akan diantarkan ke ranjangnya, tapi Seoyoon bisa berjalan
sendiri.
"Oke, aku akan mengintip apa yang ia lakukan di dalam
game belakangan ini."
Cha Eunhee menampilkan rekaman bermain di layar.
Hampir semua waktu luang Seoyoon dihabiskan dengan bertarung
dengan monster. Hal itu tak memberikan bantuan medis yang diperlukan, tetapi
Cha Eunhee masih melanjutkan untuk melihat rekaman tersebut setiap hari.
Semakin tinggi level Seoyoon, semakin kuat monster yang ia
hadapi. Pertarungan perlahan-lahan menjadi lebih lama dan lebih ganas.
Terkadang seluruh medan pertempuran berlumuran darah dan Seoyoon tampak seperti
seorang dewi peperangan.
Hal ini secara sementara melegakan stress pasien, tapi tak
lebih dari itu...
Setelah melihat rekaman seperti itu, butuh usaha yang besar
bagi Cha Eunhee untuk menahan hasratnya untuk memainkan karakternya sendiri.
"Ya, Seoyoon memiliki level yang sangat tinggi, kalau
dia bisa berburu di Lands of Despair."
Dr. Cha Eunhee sedikit iri. Jika dirinya di tempat Seoyoon,
dia akan mati karena monster terlemah yang ada di sana.
Tetapi dikebanyakan waktu, Seoyoon bertarung dan menang.
Bukan hanya karena levelnya yang tinggi, tapi juga karena pengalamannya yang
luas, yang dia dapatkan dari banyak pertempuran.
"Sekarang. Aku harus melihat seluruh sisa rekaman
sebelum dia kembali." Cha Eunhee menggunakan mode fast-forward
Seoyoon masih menjelajahi Lands of Despair dan bertarung
dengan para monster. Semuanya masih sama.
Tetapi kemudian.... Sesuatu yang tak biasa terjadi.
Si gadis sedang beristirahat dan menatap matahari terbenam,
ketika dua monster mulai mendekatinya dari belakang, seekor Hunter of Plain dan
seekor monster pendek yang mengerikan.
"Oh... Dia akan berada dalam masalah jika mereka
menyerang secara bersamaan."
Tetapi Cha Eunhee tak terlalu khawatir.
Jika dia mati, Seoyoon akan meninggalkan kapsul pada saat
yang sama dan Cha Eunhee pasti menyadarinya. Tapi hal itu tak pernah terjadi...
Apa yang terjadi selanjutnya adalah yang mengejutkan Cha
Eunhee.
Ketika Hunter of Plain tewas, Seoyoon menatap monster yang
lain, yang ternyata adalah seekor Orc. Tapi tak ada yang terjadi! Mereka hanya
saling menatap satu sama lain, selama beberapa saat dan kemudian Seoyoon
menurunkan senjatanya dan berjalan menjauh.
Namun beberapa saat kemudian, dia bertemu dengan Orc yang
sama lagi dan segera mereka mulai berburu dan makan bersama-sama. Si Orc bahkan
memperbaiki armor Seoyoon yang rusak!
Seoyoon suka berkelana sendirian dan tak pernah membiarkan
orang lain mendekat. Namun Orc ini tampaknya tak mengganggunya sama sekali.
"Terakhir kali dia berteman dengan instruktur Training
Hall di Serabourg. Mungkin itu lebih mudah bagi Seoyoon untuk dekat dengan NPC
dan monster? Orc ini lumayan. Dia pembantu yang hebat. Aku penasaran di mana
aku bisa mendapatkan Orc seperti itu? Tunggu sebentar!!"
Tiba-tiba Cha Eunhee hampir melompat dari kursinya.
"Orc! Orc macam apa yang memiliki skill seperti itu?
Itu adalah seorang manusia, seorang player!"
Setelah pertempuran dia mengumpulkan item-item drop,
menggunakan herbal penyembuhan, dan memasang perban pada luka, memasak... Jika
kamu berusaha cukup keras, kamu bisa menemukan monster lain yang seperti itu di
dalam game. Contohnya, Cursed Goblin atau mini-boss spesial yang memiliki
kecerdasan buatan(AI) yang maju.
Tapi seorang psikolog berpengalaman seperti Cha Eunhee,
tidaklah semudah itu untuk dibodohi. Dia menyadari detail terkecil: cara dia
bergerak, bertarung, dimana dia memandang, dan bagaimana dia mengambil
item-item.
Segala sesuatunya mengarah pada orang asli dan hidup.
"Tidak mungkin..."
Cha Eunhee tersentak, seperti dia tersambar petir.
Dia melihat sesuatu yang mirip di Hall of Fame! Terlebih
lagi, dia yakin jika itu adalah Orc yang sama dari video tersebut.
"Tak ada Orc lain lagi yang seserakah itu dalam game
ini, selain Orc yang satu itu!"
Jantung si Dokter mulai berdebar keras. Tentu saja fakta jika
Seoyoon melakukan perjalanan dengan seseorang adalah berita bagus, tapi Cha
Eunhee adalah seorang fans berat dari Royal Road.
"Hanya ada 2 hari yang tersisa sebelum peperangan!
Apa-apaan sih yang dia lakukan!"
****