LMS_V06E09P02

9. Patung Dirinya (2)
Bahkan jika targetnya adalah Fine Piece, itu tak berarti,
dia bisa mengerjakan pekerjaannya dengan setengah hati untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan. Bahkan ketika mengerjakan patung kecil, seorang Sculptor harus
menempatkan hati dan jiwanya kedalam pekerjaannya.
Contohnya, dalam pertarungan, seseorang bisa menang bahkan
tanpa menggunakan kakuatan penuhnya. Tapi saat mengukir sebuah patung, bahkan
patung yang paling kecil, seseorang harus menghabiskan minimal setengah jam,
agar karyanya tidak gagal, yang akan menurunkan Fame miliknya.
Patung-patung Seoyoon bukan hanya membutuhkan setengah jam,
tetapi setengah hari dalam waktu game. Dia harus bekerja secara menyeluruh pada
setiap detail dan fitur-fitur wajah untuk mendapatkan gambaran dari si gadis ke
dalam patung tersebut.
Dan tentu saja, menciptakan patung raksasa seperti Ice
Dragon, Piramid, dan Sphynx membutuhkan seminggu atau lebih.
"Mungkin aku menyadari detail yang salah?" Weed
menanyai dirinya sendiri.
Tepat 4 jam, ketika Seoyoon meninggalkan game lagi, dia
mulai mengerjakan patung yang selanjutnya. Dan meskipun dia membuat Fine Piece
lagi, 'Female Warrior with a Sword', skillnya hanya neningkat sebesar 4%.
"Mungkin aku kekurangan pemahaman? Itu sebabnya, aku
mendapatkan peningkatan skill yang kecil seperti itu?"
Hari berikutnya, setelah dia ditinggalkan sendirian lagi,
Weed mulai mengukir patung lain. Dia berusaha untuk menggambarkan kecantikan
Seoyoon yang tiada tara yang membuatnya gila.
Dia mengukir sebuah patung dari seorang gadis cantik, yang
memandang matahari terbenam dengan wajah tenang dan sangat sedih, hampir
menangis. Dia mengukir gambaran dari seorang gadis yang memendam kesedihan yang
dalam di dalam hatinya.
"Hmmm. Ini sulit."
Itu adalah pertama kalinya bagi Weed merasa begitu kesulitan
untuk menciptakan sebuah patung. Dia terbiasa menggunakan perasaan seperti
tangannya bergerak sendiri, karena level skillnya sangat tinggi. Tapi, semakin
tinggi level skillnya dan semakin banyak pengetahuan yang ia miliki, semakin
sulit baginya untuk menciptakan karya.
"Sialan! Kenapa seperti ini?"
Weed sudah banyak menciptakan patung Seoyoon, tapi setiap
kali hal itu menjadi semakin dan semakin sulit. Semakin dia menatap Seoyoon,
semakin banyak yang ia sadari dan semakin dia ingin menggambarkan pesona
Seoyoon. Dan hal itu adalah sebuah tugas yang sangat sulit.
Kali ini Weed menciptakan sebuah Grand Piece dan skillnya
meningkat sebesar 13%.
Tapi semakin dekat dia dengan tahap selanjutnya dari
Sculpture Mastery, semakin sulit untuk meningkatkannya. Dan untuk benar-benar
mencapai tahap selanjutnya, dia membutuhkan sesuatu yang spesial. Contohnya
untuk maju dari tahap Beginner ke Intermediate dia harus membuat sebuah patung
dari Headless Dullahan.
Dan untuk maju dari tahap Intermediate ke Advanced, dia harus
membuat sesuatu yang benar-benar luar biasa.
"Benar. Aku tak akan pernah sampai ke tahap Advanced
dengan Fine Piece. Dengan exp 63% pada level saat ini, itu akan membutuhkan 3
atau 4 Grand Piece..."
Sekarang, Weed mulai secara cermat mengamati setiap
pergerakan Seoyoon. Bukan hanya dalam pertempuran, tapi juga di luar
pertempuran. Bagaimana dia berjalan, dengan tangan mana dia memakan makanan, di
mana dan bagaimana dia duduk, Weed mengukir segalanya dengan tegas dalam
ingatannya.
Si Orc kecil dan jelek ini diam-diam memata-matai Seoyoon!
Jika dia menyadari jika dia didampingi oleh seorang player,
dia akan pergi jauh-jauh atau bahkan membunuh bajingan menyebalkan itu.
Kadang-kadang sulit bagi Seoyoon untuk menatap orang lain,
itulah sebabnya dia berusaha bersembunyi dari semua orang dengan pergi ke suatu
tempat terpencil. Kadang-kadang, dia tak bisa menemukan tempat seperti itu,
para laki-laki akan mengejarnya kemana-mana, saling bertarung, dan memerkan
kekuatan mereka. Tapi dia masih tak berbicara kepada mereka, yang mana hal itu
membuatnya dalam masalah dan membuatnya menjadi seorang PK pada akhirnya.
Jika Seoyoon mengetahui jika ada seorang pria disampingnya,
dia tak akan mau untuk terus bersama dengan pria itu.
Tapi tidak dengan seorang Orc! Orc biasa tak akan
menyebabkan rasa jijik padanya. Dan itu sebabnya, Weed berhasil untuk melihat
Seoyoon yang sebenarnya, yang bertarung melawan para monster dan tidur dibawah
matahari yang hangat. Wajahnya masih tetap tanpa ekspresi, kecuali matanya...
Dengan kesedihan di matanya, dia memperhatikan dedaunan yang
berguguran dari pohon. Dia sering menatap sungai kecil di tengah-tengah lembah,
sambil duduk melamun dan menunggu makanan disajikan.
Pernah, ketika berjalan, Seoyoon memetik bunga dan
meletakkannya pada rambutnya. Dia sendiri tak menyadarinya sama sekali, tapi
Weed nyaris melompat karena terkejut!
"......"
Weed berpikir jika Seoyoon adalah seorang pembunuh yang tak
memiliki kelembutan dalam hatinya. Hal itu benar-benar berkebalikan dari apa
yang ia perlihatkan kepada orang lain. Namun, Weed menyaksikan Seoyoon menatap
dua tupai yang bermain dengan mata sedihnya...
Weed memahaminya.
"Ya, itu dia!"
Weed menenggelamkan dirinya ke dalam pekerjaannya lagi.
"Ketika membuat patung, seseorang tiak boleh begitu
saja membuat kesimpulan. Meskipun kamu berpikir jika kamu benar-benar memahami
seseorang, kamu harus berhenti dan memikirkan ulang hal itu. Tak semuanya dapat
dibuat dengan sederhana."
Dia mungkin hanya membuat kesalahan yang lain sekarang ini.
Tapi kesalahan ini akan membawa dirinya ke langkah yang lebih dekat dengan
Seoyoon yang sebenarnya.
"Aku seharusnya tak hanya menunjukkan penampilannya
yang dingin, yang tertangkap mata, tapi perasaannya juga. Aku harus mencoba dan
mempercayakan hatiku lagi, bukannya memikirkan hal itu lagi dan lagi. Aku harus
mencoba untuk menciptakan Seoyoon yang aku rasakan, bukannya Seoyoon yang aku
lihat."
Zahab's Sculpting Knife mulai menari lagi ditangannya.
Untuk menggambarkan penampilan gadis itu adalah pekerjaan
yang relatif mudah, tapi untuk menggambarkan keharmonisan dari perasaan unik
fitur-fitur wajah Seoyoon, itu sangatlah sulit.
Weed melupakan segala sesuatu yang ia ketahui tentang
Seoyoon dan mulai mengukir kesan yang ia dapat, setelah memperhatikannya untuk
waktu yang lama. Pada patung ini, dia tak menekankan pada penampilan Seoyoon, tapi
pada perasaan dan kemanusiaan yang ia lihat dalam diri Seoyoon.
Dan hanya membuat patung dari Seoyoon tak akan cukup. Lokasi
di mana Weed membuat patung itu dipenuhi dengan batu-batu tajam yang tak enak
untuk dilihat. Dan agar berhasil, dia harus memperbaiki tempat itu.
"Dia adalah seoarang gadis, jadi harus ada bunga-bunga.
Banyak bunga."
Pertama-tama Weed dengan hati-hati menciptakan bunga yang
Seoyoon letakkan pada rambutnya sebelumnya.
Lalu dia melanjutkan mengerjakan batu-batu yang mengelilingi
patung yang akan dibuat. Dia ingin mengukir banyak bunga dari batu-batu itu,
dan setiap bunga akan membutuhkan waktu yang lumayan banyak. Itu akan sulit,
untuk menyelesaikannya sebelum Seoyoon kembali.
"Tidak. Aku tak boleh menyerah sekarang... Aku tak
boleh berhenti di sini."
Weed melanjutkan untuk mengukir bunga, menunggu gadis itu
kembali. Tetapi secara mengejutkan, dua jam telah berlalu dan Seoyoon masih
belum kembali.
"Mungkin dia tidur?"
Dia begitu fokus pada pengamatan dan pekerjaannya hingga dia
benar-benar lupa akan waktu. Ini sudah malam di dunia nyata, dan apa yang lebih
penting, mereka hampir mencapai ujung Lembah Yunopu, dan dia bisa melanjutkan
perjalanan sendirian.
"Jadi dia tak akan kembali untuk beberapa saat. Aku
punya waktu, jadi aku harus menyelesaikan patung ini dan kemudian pergi. Tak
ada alasan untuk menyerah pada pekerjaan yang sudah aku mulai..."
Weed melanjutkan untuk mengukir bunga yang selanjutnya.
****