LMS_V08E01P01 Rhodium

1. Rhodium (1)
Rhodium, City of Artists, dipenuhi dengan pengemis. Orang-orang
yang meminta sedekah, bisa ditemukan sepanjang jalan dari gerbang sampai
alun-alun.
"Kumohon, berilah satu koin saja! Ah, apa kamu sudah
memilih warna cat apa untuk digunakan?"
"Yah, aku ingin membuat warna baru sendiri. Tapi,
seperti yang kamu tahu, harga cat tidaklah murah."
"Benar, sulit untuk menggunakan banyak warna cat dengan
keadaanmu yang sekarang."
"Aku mungkin harus tetap menggunakan warna-warna dasar
utama."
Kritik seni yang terus-menerus! Hal ini adalah sebuah
pemandangan umum di mana-mana, di Rhodium. Tapi, sekarang ini, para pengemis
ini sangat cemburu. Alasannya karena seorang player bernama Weed, seorang
pengemis yang baru-baru ini muncul dari gerbang teleport. Awalnya, mereka
mengerumuninya jadi mereka bisa mengemis uang padanya. Namun, sekarang mereka
takjub dengan kemampuannya dalam memohon.
"Haaaaa...."
Weed menatap langit dengan ekspresi kehancuran total... Dia
masih memakai pakaian bulu Yeti di cuaca panas ini! Kerumunan orang-orang lalu-lalang
di bagian alun-alun yang ini.
"......"
Weed hanya menatap langit dengan ekspresi suram.
Keputusasaan, ratapan, rasa sakit, frustasi, penyesalan! Menunjukkan semua
emosi ini pada wajahnya, hanya duduk di sana.
Clink!
"Bersemangatlah."
"Mungkin hari yang lebih baik akan datang."
"Aku tak tahu apa yang terjadi padamu... tapi,
kehidupan tidaklah tanpa harapan, seperti yang kamu pikirkan."
"Belilah pakaian dengan ini... bulu itu tampak begitu tak
nyaman."
Weed tak mengatakan apa-apa. Para petualang yang lewat hanya
menggunakan imajinasi mereka sendiri.
"Dia pasti telah mengalami nasib yang mengerikan."
"Bagaimana bisa dia menatap langit dengan penuh
ratapan?"
"Hatiku menangis hanya dengan melihatnya...."
Dan begitulah, mereka melemparkan koin mereka.
Kemampuannya sudah cukup untuk menarik donasi hanya melalui
simpati saja! Namun, jika mereka mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam
pikiran Weed, mereka akan berteriak dalam frustasi.
"Bagaimana bisa aku diterima di sebuah perguruan
tinggi?! Sekarang, aku harus membayar biaya kuliah yang mahal untuk pelajaran!
Dan, selain itu, aku harus membeli semua buku pelajaran yang mahal itu. Ini tak
mungkin benar... Ini tak boleh terjadi...."
Dia terpukul, karena sesuatu yang orang lain akan cemaskan:
masuk perguruan tinggi. Bahkan seniman lain tak akan benar-benar terus cemburu
padanya, karena dia tampak begitu menderita.
"Hei, seorang anak muda sepertimu tak seharusnya begitu
sedih seperti itu."
Weed hanya mendesah.
Pavo mendecak lidahnya, mengatakan,
"Bersemangatlah, dunia masih sangat luas di luar
sana... Apa kamu ditelantarkan oleh seorang cewek?"
Weed hanya menggelengkan kepalanya.
Dia tak bisa menanggungnya, untuk mengatakan jika dia telah
lulus ujian masuk. Bagi dia, itu adalah semacam tragedi, hanya menyebutkan
tentang hal itu, akan membuatnya menangis tersedu-sedu.
Gaston dan Pavo tak bisa membayangkan jika hal semacam ini
membuat ny tampak berada dalam keputus-asaan yang mengerikan.
"Kamu tak seharusnya begitu patah semangat. Tak peduli
seberapa kejam situasinya..." kata Pavo, saat dia melangkah ke arahnya.
Pavo sekarang cukup dekat untuk meraih kumpulan koin di depan
Weed.
*Sweep!*
Weed mengumpulkan koin-koin tersebut dalam sekejap mata,
sambil mempertahankan ekspresi penuh rasa sakit tersebut. Pergerakan tersebut
begitu cepat, hingga tak akan bisa diikuti oleh siapapun, bahkan jika mereka
melihatnya dengan cermat. Tak peduli seberapa sedih dirinya, dia tak akan lupa
keterikatannya dengan uang.
"Aku kekurangan uang, aku lebih baik mengambil semua
kembalian yang aku bisa."
Ada 1 coin gold, beberapa koin silver, dan banyak koin
copper. Namun, totalnya 1 gold 40 silver...
Lumayan hanya untuk kembalian kecil.
Itu tidaklah banyak bagi Weed, tapi itu adalah sebuah beban
bagi para seniman di Rhodium. Pavo mendekat dan menepuk pundak Weed.
"Haha, apa kamu segitu tertindasnya? Tapi, katakanlah,
apa kamu berencana untuk duduk di sini tanpa makan apapun?"
Tentu saja, Weed tak mau melakukan hal itu. Hanya saja, dia
terjebak di tengah-tengah para pengemis. Dan juga, dia agak lapar.
"Aku tahu tempat makan yang enak di sekitar sini. Mau
ikut denganku?"
"Berapa harga makanannya?" Weed bertanya dengan
tajam.
"Kamu bisa mendapatkan makanan yang layak, dengan harga
sekitar 25 copper."
25 copper cukup untuk membeli 7 roti gandum, tapi makanan
yang layak meningkatkan kepuasan lebih banyak.
"Aku rasa itu tak apa-apa."
Seolah-olah dia telah menyelesaikan untuk apa dia datang ke sini,
Weed berdiri.
"Kalau begitu, ayo pergi dan mencari makan malam."
Ketika pertama kali dia sampai, melalui gerbang teleport,
banyak pengemis mengerumuninya. Beruntungnya, dia berhasil menyingkirkan mereka
pada saat itu. Sekarang, para pengemis tak harus bersaing saat Weed
meninggalkan alun-alun tersebut. Sebenarnya mereka sangat senang karena telah
menyingkirkan persaingan tersebut, bahkan jika hanya untuk sebentar.
"Aku tak kehilangan uang pada orang-orang itu... Aku
bahkan mendapatkan sedikit lebih banyak dari 1 gold coin."
Dia telah berhasil melindungi uangnya, meskipun dia bisa
saja melemparkan beberapa koin untuk melakukannya. Tapi dia bangga dan puas!
Tak ada seniman yang akan repot-repot untuk mengemis dari Weed!
"Ada kedai makanan yang bagus dan murah lewat sini.
Ikuti saja aku, dan aku akan menunjukkan padamu di mana makanan yang
lezat."
Gaston dan Pavo membawa Weed melalui gang-gang yang
berbelit-belit. Mereka telah pergi cukup jauh dari alun-alun.
"Tempat ini mungkin benar-benar bagus..."
Biasanya, toko-toko di kedalaman gang, menjual makanan yang
lebih murah dan lebih nikmat daripada toko dekat jalan utama. Hanya orang-orang
yang berpengetahuan yang bisa menemukan tempat-tempat seperti ini, tersembunyi
seperti harta karun. Dalam istilah orang awam: kedai makan ekslusif!
Weed duduk bersama Gaston dan Pavo untuk makan. Memang
murah, menunya hanya termasuk sup sederhana, beberapa salad, dan roti. Itu
dibuat dengan gandum kualitas bagus, jadi roti itu lembut dan gurih.
"Lezat!"
Weed memakan makanannya dengan puas. Dia bisa saja membuat
roti buatannya sendiri. Namun, tentu saja itu akan membutuhkan banyak bahan dan
waktu. Uangnya dihabiskan dengan baik pada roti enak ini. Pavo tersenyum cerah.
"Iya kan? Beberapa tempat menjual ini dengan
murah."
Itu adalah sebuah poin yang valid, bahkan Weed setuju. Itu
akan menjelaskan juga kenapa kedai makan ini begitu ramai, meskipun letaknya
tersembunyi jauh di dalam gang. Mangkuknya bersih saat Weed selesai makan.
"Terimakasih karena menunjukkan ini padaku, ini adalah
makanan yang sangat lezat."
"Apa rencanamu?" tanya Pavo, tertarik.
"Aku akan melihat-lihat sekeliling kota."
"Kamu tak tampak seperti seorang turis bagiku..."
Banyak turis datang ke Rhodium, karena itu telah menjadi
sebuah tren untuk mengelilingi kastil dan kota-kota di benua. Meskipun, para
turis biasanya tak mulai mengemis segera setelah mereka sampai.
"Aku ingin mencari tahu tentang skill yang berkaitan
dengan profesiku."
"Lalu, apa profesimu...?"
"Seorang Sculptor."
"Ah, kamu memilih profesi yang sulit."
Gaston dan Pavo menatap Weed dengan simpati. Mereka juga
memahami kenapa dia mengemis dengan sungguh-sungguh. Jika dia datang ke sini
bukan sebagai seorang pengelana, tapi sebagai seorang Sculptor, dia pasti telah
mengalami waktu yang sulit kemanapun dia pergi.
Gaston berkata, "Di antara profesi-profesi seni,
semakin dasar tipenya, seperti Sculptor, cenderung menjadi yang paling sulit.
Kamu membutuhkan tangan yang terampil, dan bahkan tak bisa membuat seni
sesukamu. Bahkan di kota Rodhium, sedikit yang memilih profesi seniman, profesi
produksi jauh lebih umum. Meskipun... aku pernah mendengar rumor jika ada
seorang Sculptor yang benar-benar terkenal di dunia, di suatu tempat di Royal
Road."
"Sculptor terkenal di dunia?"
"Seseorang yang memiliki gairah dan ketekunan, telah mengatasi
sebuah profesi yang ditolak semua orang."
"Wow. Itu menakjubkan bahwa ada orang seperti itu. Apa
kamu pikir, aku bisa bertemu dia di sini, di Rhodium?"
"Mereka bilang dia ada di Kerajaan Rosenheim. Dia
bahkan membuat piramid dan Sphinx. Sesuatu yang tak pernah dibayangkan oleh
Sculptor biasa! Mereka bahkan mengatakan jika beberapa dari karyanya yang lain,
tersembunyi di seluruh benua. Beberapa buah karyanya juga ditemukan di kota
langit, Lavias. Rumor mengatakan jika skill Sculpture Mastery miliknya
setidaknya tahap Intermediate level 7, dan kamu bisa mendapatkan banyak buff saat
melihat karyanya."
"......."
Weed sangat terkejut jika cerita tentang dirinya telah
menyebar seluas ini. Dia tahu dia dikenal sebagai petualang Weed, tapi dia tak
berpikir jika dia seterkenal ini sebagai Sculptor Weed.
"Memang masuk akal, karena itu mungkin seniman seperti
sisi ini dariku."
Weed berdiri dari kursinya.
"Apa kamu akan pergi sekarang?"
"Ya."
"Kalau begitu, sampai jumpa. Mungkin setelah kamu naik
level, kamu bisa membeli beberapa lukisan... atau aku mungkin membantumu
membuat rumah...."
Gaston dan Pavo melambaikan tangan selamat tinggal.
****