LMS_V08E01P02

1. Rhodium (2)
Rhodium, City of Artists.
Kemiskinan ada di mana-mana, tapi kota itu sendiri sangat
indah dan romantis.
Dipenuhi dengan arsitektur indah yang melengkapi lingkungan
sekeliling, dengan jalanan yang penuh dengan seni terperinci, dan bahkan
hal-hal kecil yang tersebar di sana-sini sangat menakjubkan.
Seluruh tempat tersebut dipenuhi dengan lampu-lampu dan
warna-warna megah.
Setiap jalan memiliki cita-cita seniman muda, entah itu
melukis atau memahat. Orang lain yang memainkan instrumen, sering melakukannya
di tempat.
Banyak pengelana berkunjung, dan bahkan lebih banyak seniman
memperjuangkan impian mereka di kota ini.
Memang, kota itu dibangun secara megah. Tapi, karena
kurangnya dana, kota tersebut tak terpelihara secara tepat. Oleh karena itulah,
situasinya dengan mudah memburuk. Bisa dimengerti, Rhodium juga dikenal sebagai
kota tanpa tuan, karena tak seorangpun yang tertarik untuk menguasainya!
Sementara benua ini memiliki banyak penguasa yang terlibat
dalam perjuangan brutal memperebutkan Kastil-kastil dan wilayah, Rhodium
tampaknya sangat damai.
Sumber kehidupan dari kota manapun adalah, tentu saja itu
adalah uang. Dana dibutuhkan untuk hidup, irigasi, penelitian, dan perdagangan.
Namun, senjata dan armor tak terjual dengan baik di Rhodium.
Tempat yang mendekati untuk ditinggalkan oleh para
petualang, karena tempat berburu terdekat cuma biasa-biasa saja.
Tak seorangpun yang berpikiran waras akan mau memiliki suatu
kota yang tak menguntungkan semacam ini.
"Yah, seni tak akan membawa keuntungan apapun..."
Keyakinan Weed diperkuat pada saat ini.
Para Blacksmith, Weaver/penenun, dan Enchanter biasanya
mengeluh tentang sulitnya profesi mereka, tapi bagi Weed, mereka terdengar
seratus kali lipat lebih mudah daripada profesi seniman.
Weed melanjutkan turnya di Rhodium.
"Oh, kamu adalah cahaya matahariku, berkahku,
kekasihku! Bersamamu selamanya!"
Dia bisa mendengar beberapa Bard muda bernyanyi di dekat
gedung teater.
Ada banyak Bard di Rhodium.
Mereka bisa meningkatkan Strength dan moral party sambil
berburu, dan juga bisa mendapatkan uang tambahan dengan melakukan pertunjukkan.
Singkatnya, hanya dengan fakta jika mereka tak harus
mengemis adalah sebuah keunggulan. Ini adalah sebuah profesi yang bisa
mendapatkan mata pencahariannya ke manapun mereka pergi!
Karena sifat-sifat inilah, Bard adalah profesi yang paling
dihormati di Rhodium.
Tempat kedua ditempati Jeweler. Para Jeweler bisa
menghasilkan berbagai logam berharga menjadi aksesoris indah.
Para Sculptor bisa mengolah batu permata setelah mereka mencapai
level skill tertentu, tapi mereka tak bisa dibandingkan dengan spesialis yang
sebenarnya.
Para Jeweler juga bisa mengolah emas, perak, mutiara, giok,
emerald, safir, dan yang lainnya untuk meningkatkan harga jualnya.
Profesi Jeweler bisa dianggap sebuah tipe profesi yang lebih
terspesialis dari Sculptor.
"Ini adalah City of Artists yang sebenarnya."
Weed mengagumi banyak karya seni saat dia berjalan-jalan di
Rhodium.
Di sana ada guild-guild produksi dan guild-guild seniman,
yang sangat langka di kota-kota lain.
Tentu saja, juga ada beberapa guild tempur dasar di sana-sini.
Di Rhodium, ada lebih dari 300 guild! Hal ini mungkin saja,
karena ada segala macam guild tempur, guild produksi, dan guild seniman.
Tak akan berlebihan, untuk mengatakan jika hampir semua
profesi yang ada, bisa ditemukan di sini.
Weed berhenti di sebuah jalan yang penuh dengan jajaran
guild.
"Ini akan menjadi waktu yang bagus, untuk mencari lebih
banyak petunjuk."
Dia telah diberitahu jika akan ada lebih banyak petunjuk
tentang moonlight sculpting yang bisa ditemukan di guild-guild seniman.
Oleh karena itu, diperlukan persahabatan dengan penduduk dan
guild master.
Memuji dan menyanjung untuk mencuri hati si target dan tanpa
kenal lelah, mengkritik untuk membuat dirinya tampak seperti seorang teman
seumur hidup!
Tugas ini bukanlah hal yang sulit bagi Weed yang memiliki
kemampuan berbicara dengan lancar.
"Ada sesuatu lain yang harus aku lakukan terlebih
dulu... Akan bagus untuk mempelajari beberapa skill selagi aku ada di sini."
Sebelum menjelajahi guild-guild seniman, Weed memasuki guild
Warrior terdekat.
****
Meskipun Rhodium adalah sebuah kota artistik, bukan berarti jika
di sana tak ada player dengan profesi yang berkaitan dengan pertempuran.
Bramas adalah seorang Warrior yang cukup aneh memilih untuk
memulai di Rhodium.
Menjadi seseorang yang suka bepergian, dia tertarik dengan
sejarah dan budaya dari Rhodium.
Awalnya, pilihan tersebut baik-baik saja, karena ada sangat
banyak mangsa di sekitar Rhodium.
Sementara para seniman sedang sibuk berusaha meningkatkan
level skill mereka, Bramas dengan mudah menemukan monster-monster untuk diburu
tepat di luar tembok.
Biasanya di kota permulaan, jumlah kelinci dan rubah sangat
sedikit yang mana menciptakan persaingan sengit di antara para pemburu.
Namun, karena ada hewan liar yang berlimpah untuk diburu, di
sekitar Rhodium, Bramas dengan cepat naik level.
Dia bahkan mengembangkan persahabatan yang kuat dengan
beberapa profesi tempur yang lain, saat mereka bertarung bersama.
"Tak ada Warrior yang lebih kuat dariku di
Rhodium!"
Brama mulai berbangga diri menjadi Warrior terbaik di
Rhodium. Saat dia berlatih skill baru di guild Warrior, seseorang mendekatinya.
"Oh! Apa kamu seorang Warrior yang mengunjungi
Rhodium?"
Para Warrior memiliki kesesuaian yang besar dengan sesama
warrior. Karena mereka bisa saling melindungi dalam pertempuran yang sulit,
adalah sebuah ide bagus untuk memiliki lebih dari 1 Warrior dalam sebuah party.
Weed, yang baru saja memasuki guild tersebut, menggelengkan
kepalanya.
"Maaf, tapi aku bukan Warrior."
"Lalu, untuk apa kamu datang ke guild kami?"
"Aku di sini untuk mempelajari skill. Jika kamu tak
punya urusan denganku, maka, permisi."
Weed berjalan melewati Bramas dan memasuki tempat latihan
guild.
"Apa yang coba dia lakukan di sini?"
Penasaran, Bramas mengikutinya. Weed berhenti di depan
instruktur tempat tersebut.
Dengan kasar, si instruktur bertanya, "Urusan apa yang
membawamu ke sini?"
Para Warrior yang sederhana dan penuh tanggung jawab
biasanya cenderung tak menyukai seniman.
Instruktur mengancam Weed dengan penghinaan, karena dia
melihat jika Weed memiliki tempramen "tak menyenangkan" dari seorang
seniman.
Weed dalam diam melepaskan pakaian Yeti miliknya dan
menaruhnya. Dengan suhu benua yang sepanas itu, dia tak membutuhkan pakaian
kulit. Dia bahkan melepaskan armor yang menutupi badannya.
"Tolong, seranglah aku."
"Apa?"
"Untuk melindungi teman-temanku, aku ingin menguji
kehendakku."
Bramas terbelalak. Bukankah itu adalah kata-kata sumpah bagi
para Warrior untuk mempelajari skill baru?!
"Sudah pasti itu adalah untuk mendapatkan skill seorang
Warrior. Apa yang terjadi?"
Sang intruktur mengacungkan tongkatnya.
"Seorang seniman lemah berani membuat pernyataan
searogan itu!? Aku akan membuatmu menyesali kata-kata itu!"
Sang instruktur dengan penuh kekuatan mengayunkan tongkat
miliknya kearah tubuh Weed.
*WHAM*
Sebuah pukulan kuat yang menakutkan!
Namun, Weed tak bergerak seincipun.
"Sepertinya itu tak cukup. Kalau begitu aku akan
menyerang lagi."
*WHAAAAM!*
Tetapi ekspresi Weed masih tak berubah sama sekali.
"Mungkin aku telah meremehkanmu secara serius...."
Sang instruktur menunjukkan sedikit lebih banyak rasa
hormat, dan menggenggam tongkatnya lebih erat lagi. Pembuluh darah muncul pada
lengannya.
"Jika terlalu sakit, beritahu aku. Kamu akan mati,
bahkan jika kamu memaksa dirimu sendiri untuk menahannya."
"Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu akan aku lanjutkan."
*POW*
*BAAM*
*BAMM*
*BAMM*
Sang instruktur menyerang, setiap pukulannya lebih kuat dari
yang sebelumnya. Tapi Weed tetap tenang menerima pukulan-pukulan tersebut.
Nafas sang instruktur menjadi semakin dan semakin berat, dan pada akhirnya
tongkat itu patah menjadi dua.
"Haaaaaaa.... Haaaaaaa.... Kamu.... luar biasa!"
Sang instruktur kehabisan nafas.
"Apakah kamu pernah mencoba menutup matamu saat kau
menerima serangan? Ini adalah sebuah rahasia, tapi mereka mengatakan jika rasa
sakit akan menghilang saat matamu tertutup. Metode ini memungkinkanmu menahan
pukulan yang bahkan lebih kuat."
*Ding*
[Statistik Baru: Toughness!
Toughness:
Kemampuan untuk menahan pukulan.
Semakin banyak pukulan yang diterima tubuh, semakin kuat
pertahanan dari pukulan tersebut. Tak seperti Fortitude, yang mana akan
berkembang saat Anda mengulangi sebuah tugas. Statistik ini hanya meningkat
dengan menerima pukulan, dan berkontribusi untuk meningkatkan maksimum HPmu.]
[Skill: Anda telah mempelajari Eyes Closed Tight
Eyes Closed Tight level 1 (0%):
Menutup matamu saat diserang, meminimalisir damage yang
diterima.
Untuk setiap level pada skill ini, tambahan pengurangan 3%
dari Damage dan rasa sakit.
Namun, disarankan untuk berhati-hati dengan skill ini. Penggunaan
yang tak bijaksana dari skill ini dalam pertempuran, mungkin membuatmu rentan
terhadap bahaya yang lebih besar.]