Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V09E05P02

gambar


5Di dalam Gua (2)



Sebuah aroma tak diketahui keluar darinya. Weed membuka mulutnya.
Kemudian, sesuatu masuk ke dalam mulutnya sedikit demi sedikit. Itu adalah bubur.
Menggunakan skill memasak yang dia miliki, Seoyoon membuat bubur dan menyuapi Weed. Masalahnya adalah bubur itu sangat asin dan pedas!
҅Berhenti menjejaliku dengan benda itu!҆
Weed menjerit di dalam kepalanya.
Dia menyuapi Weed bubur terburuk yang pernah ada, dan bubur itu bahkan tak memiliki rasa yang benar! Ditambah, bubur itu beraroma amis. Weed bisa menebak apa yang Seoyoon gunakan untuk membuatnya.
҅Dia memasukkan ikan ke dalamnya.҆
Seoyoon memasukkan beras yang ia miliki untuk keadaan darurat, ke dalam air bersama dengan ikan untuk membuat bubur.
Bubur tersebut dibuat seolah-olah dia mencoba untuk menggoreng ikan itu, tapi karena dia tak membersihkan ikan itu dengan benar, aroma amisnya masih sangat kuat.
Nasinya juga tak benar-benar masak juga, dan rasanya mengerikan. Seoyoon dengan paksa menyuapi Weed dengan bubur yang buruk!
"Urgh!"
Bahkan saat Weed menutup mulutnya, Seoyoon membuka mulutnya dengan paksa dan memasukkan bubur ke dalamnya. Jika Weed memiliki kekuatan untuk berbicara, dia pasti akan menghentikan Seoyoon.
Tapi, kakuatan Weed pada dasarnya terhenti tepat sebelum dia mati, jadi dia tak bisa berbicara bahkan sepatah kata pun. Setelah makan sedikit demi sedikit, rasa laparnya menghilang.
Itu adalah sebuah siksaan untuk makan, tapi rasa lapar dan hausnya tetap terpuaskan. Namun, Seoyoon tak berhenti hanya dengan menyuapkan bubur itu padanya.
Kemudian Weed menyadari.
҅Kau dasar pembunuh!҆
Selama ini, mendengarkannya dengan patuh dan bertindak baik, pasti hanyalah sebuah akting.
҅Dia mencari kesempatan! Dia berencana menyiksaku seperti ini, saat aku tak punya kekuatan untuk melawan.҆pikir Weed.
Dia hanya bisa menyesali situasinya. Dalam situasinya yang tak berdaya, dia harus menahan keganasan Seoyoon. Bubur itu terus dia suapkan padanya, sesendok demi sesendok! Sebuah bahaya besar sedang mendekati Weed.
҅Mati saja. Aku hanya harus mati. Kemudian segalanya akan berakhir.҆
Weed berharap dia bisa mati sekarang. Dia benci menderita karena demam dan pusing. Jika dia dibangkitkan sebagai undead, level dan penguasaan skill miliknya akan menurun, tapi setidaknya dia akan menjadi lebih nyaman.
Tapi bahkan jika dia ingin mati, dia tak bisa.
҅Seseorang tolong bunuhlah aku.҆
Pipi Weed penuh dengan makanan.
Seoyoon menyuapi dia 150 sendok bubur. Itu setara dengan 4 mangkok penuh!
Dia menyuapi Weed bukan hanya untuk membuat dia kenyang, tapi sampai pada poin tepat sebelum Weed akan meledak karena terlalu kenyang.
Setelah makan yang cukup, seseorang tak akan mau makan lagi, tapi Seoyoon menyuapinya lebih banyak secara paksa. Tak seorangpun akan memahami mimpi buruk apa itu.
*Step. Step. Step.*
Dia mendengar Seoyoon berjalan ke arah Alveron.
Karena rasa panas tersebut, dia merasa pusing, tapi dia bisa mendengar suara itu dengan sangat jelas.
Karena itu adalah suara dari iblis yang menyiksa dirinya, dia mau tak mau harus mendengarnya. Weed bedoa.
҅Aman Alveron, kamu sedikit menderita juga.҆
Bahkan dalam situasi semacam itu, kemalangan orang lain adalah kebahagiaan Weed. Membuka sedikit matanya, dia melihat Seoyoon menyuapi Alveron bubur buatannya.
Dia dengan hati-hati menyuapi Alveron. Weed bergidik.
҅Sungguh kejam. Dia adalah seorang iblis yang menyamar menjadi manusia .҆
Dari usaha untuk tak menumpahkan setetespun dan menyuapkan segalanya, Weed melihat kejahatan murni. Cara bagaimana Seoyoon menggerakkan tangannya, mengingatkan Weed tentang cara yang hati-hati dari menyerahkan racun. Tapi, tak membutuhkan waktu yang lama untuk menyuapi Alveron.
Dia mendinginkan bubur itu dengan meniupnya saat dia menyuapi Weed, tapi dia begitu saja menyuapi alveron. Dan tak banyak juga yang tersisa. Weed dipaksa makan hampir 2/3 dari kaleng tersebut, jadi Alveron tak harus makan sebanyak itu.
Weed berpikir,
҅Jadi aku adalah target utamanya. Dia ingin menyiksaku lebih banyak.҆
Meskipun dia makan cukup banyak bubur, dia masih tak memiliki kekuatan. Deman dan rasa pusingnya menjadi lebih parah. Itu lebih buruk daripada flu. Penyakit itu merenggut kemampuan untuk bergerak.
Jika dia jatuh di tempat yang penuh dengan monster, dia pasti akan segera mati setelahnya. Tapi, karena dia jatuh setelah bergerak ke dalam gua, dia tak mati dengan cepat. HPnya pulih sedikit, karena dia makan bubur, tapi seolah-olah untuk membuktikan jika kutukan flu itu sangat keras kepala, penyakitnya menjadi semakin memburuk. Karena memburuknya kondisinya, Weed menutup matanya, tak mampu menahan lagi.
҅Ya, tak ada yang lebih mendepresikan daripada sakit .҆
Ketika dia menutup matanya dan beristirahat, tidur menguasainya. Pemikiran jika dia akan mati membuat dia merasa nyaman. Karena dia tak bisa melakukan apa-apa, dia rileks dan tertidur. Jika dia mau, dia bisa tidur di Royal Road.
Ada banyak orang yang tertidur di sebuah tempat dengan pemandangan yang indah, mendengarkan kicauan burung. Virtual reality memiliki banyak kegunaan, tapi ini adalah pertama kalinya Weed tertidur.
Karena dia selalu memiliki sesuatu untuk dikerjakan, dia berpikir tidur adalah sesuatu yang sia-sia. Tapi karena itulah, dia memimpikan sebuah mimpi yang manis, sebuah mimpi yang tak seorangpun mau bangun dari mimpi tersebut. Seseorang merawat Weed yang sakit.
Dia mencairkan salju untuk membuat air, dan meletakkan kain basah pada keningnya. Saat Weed bangun dari waktu ke waktu, karena demamnya, dia bisa merasakan kepedulian seseorang. Meskipun dia hampir mencapai akhir dari hidupnya, dia tak mati. Seseorang merawat Weed seperti seorang ibu merawat anaknya.
Itu adalah seorang wanita yang paling cantik, tapi juga wanita yang paling kejam. Seoyoon sedang merawat Weed.
****

Ketika Yurin mendengarkan permintaan Balon, dia merasa senang.
҅Jadi ini adalah quest yang sebenarnya!҆
Setelah membangun hubungan, dia mendapatkan sebuah quest. Meskipun hadiahnya tidaklah banyak, Yurin menjadi bersemangat, karena pemikiran tentang quest pertama miliknya.
"Aku akan mengembalikan buku itu untukmu."
[Anda telah menerima quest!]
Membawa buku tersebut, dia berjalan ke arah sungai.
Cahaya berubah menjadi lebih terang.
Jalanan dihiasi dengan lukisan dan patung-patung. Dari kejauhan, seorang Bard bisa terdengar sedang menyanyi.
Malam yang fantastis di Rhodium. Masing-masing individu seniman memamerkan bakan-bakat unik mereka sendiri-sendiri.
Jantung dari sungai Rhodium sangat bersih.
Banyak orang terutama para kekasih, berjalan-jalan dimalam hari.
҅Orang tua.҆
Orang tua secara tak terduga sangat mudah ditemukan, karena ada banyak orang tua di samping sungai sedang bercakap-cakap.
҅Balon berkata dia adalah seseorang yang suka sendirian .҆
Yurin menemukan seorang pria tua yang sendirian. Tapi tetap saja, masih ada banyak pria tua di sana.
Hanya ada satu orang yang merupakan pemilik buku tersebut! Jika dia memberikannya kepada orang yang salah, dia akan menggagalkan questnya.
Mencari dengan hati-hati, Yurin melihat satu orang. Itu adalah seorang pria yang melihat aliran sungai yang tak ada akhirnya. Kesendirian dan kesedihan yang tak terbatas, tercermin pada wajah berduka pria tua itu.
҅Orang itu sepertinya adalah orang yang tepat .҆
Yurin berjalan ke arah pria tua itu dan berkata.
"Halo, apa kamu kenal dengan Balon?"
Pria itu menjawab tanpa menatapnya.
"Balon? Aku tak kenal orang seperti itu."
Untuk beberapa alasan, suara pria itu bimbang.
҅Pria ini bukan orang yang tepat?҆
Namun, Yurin bersikeras. Karena tak seperti pria-pria tua lainnya, pria itu memiliki suasana yang berat di sekitarnya.
"Restoran Balon berjarak beberapa menit dari sini, dan dikunjungi oleh banyak pengelana, apa kamu yakin tak mengenalnya?"
"Oh, orang itu. Aku tahu, dia adalah seorang Koki."
"Balon memintaku untuk mengembalikan buku ini."
"Oh, itu adalah bukuku. Dia meminjam buku itu, dan sekarang buku itu kembali padaku."
Yurin memegang buku tersebut dengan kedua tangannya, dan dengan lembut menyerahkannya.
"Terima kasih banyak karena mengembalikan buku ini. Aku harap Balon sehat-sehat saja."
*Ding*
[Quest selesai : Balon's Request
Si Elder telah menerima buku tersebut.
Temuilah Balon untuk menerima hadiahnya.
Hadiah:
Kembali ke restoran Balon untuk menerima hadiahnya.]
Karena itu adalah quest yang sederhana, dia tak menerima exp atau reputasi apapun. Hadiahnya adalah makan gratis di restoran.
Yurin duduk di samping pria tua itu setelah menyelesaikan quest tersebut.
҅Dia tampaknya kesepian.҆
Pria tua yang kesepian duduk sendirian di tepi sungai. Yurin penasaran dengan pria tua itu, yang menatap kosong pada sungai.



< Prev  I  Index  I  Next >