LMS_V10E04P04

4. Seni Serangan Titik Tunggal (4)
Menggunakan Lion's Roar, teriakan Weed mengguncang Valley of
Death. Wareureureu!
Sekali lagi, es di atas lembah itu pecah dan salju
berjatuhan.
"Keuwarwarwarwarwa!"
Dan sebagai tanggapan, sebuah raungan merobek langit
terdengar dari kejauhan. Sesuatu datang.
Awalnya, itu seperti seekor burung kecil, tapi menjadi
semakin dan semakin besar bentuknya! Bingryong!
Berukuran sangat besar, Bingryong muncul. Dia hampir sebesar
Bone Dragon.
"Maju! Hancurkan dia!"
Pada perintah Weed, Bingryong terbang dengan kecepatan yang
mengerikan, saat dia mengarah pada Bone Dragon.
Kwaaaaaaaaang!
Bingryong menghantam Bone Dragon!
Bone Dragon yang berputar-putar di langit, telah jatuh ke
tanah.
Bingryong menyambut kesempatan besar!
Namun, Bingryong juga jatuh ke tanah.
Dampak sebesar itu juga melemahkan keadaannya.
"Akan aku bunuh kau."
"Master telah memerintahkanku untuk bertarung. Aku akan
membunuhmu!"
Bingryong dan Bone Dragon saling membenci dan bertarung
dengan ganas. Bone Dragon-lah yang pertama kali menyerang.
Sebagai seekor Skeleton dengan kepala yang besar, dia
menggigit sisi Bingryong.
Menghancurkan es secara membabi buta menjadi bongkahan-bongkahan,
bagian sayap akhirnya terluka.
Serangan dari Bone Dragon yang kuat!
Tapi hal itu tak menghentikan Bingryong. Dia memukulkan kaki
belakang dan ekornya pada tubuh Bone Dragon dan secara sembarangan memukul
dengan kaki depannya.
"Keuaaag!"
"Ahh! Sakit!"
Pertarungan di antara dua naga, mengubah medan tersebut
menjadi pusaran tornado. Angin yang kuat menerbangkan salju dan es, serta gempa
bumi yang membuat agar tetap berdiri sangat sulit.
Weed dengan tenang melihat pertempuran di antara Bone Dragon
dan Bingryong.
҅Bone Dragon telah
melemah.҆
Kekuatan Bingryong cukup kuat untuk mengimbangi. Meski
demikian, dia sampai batas tertentu sangat bersemangat untuk melawan Bone
Dragon, hanya karena dia lelah menunggu.
Jika Bone Dragon dalam kondisi sempurna, dia akan menghabisi
Bingryong dalam sekejap, dengan mencabik lehernya.
҅Pertempuran adalah
masalah yang sederhana, tentang pihak mana yang mati terlebih dulu.҆
Weed bukanlah tipe orang yang hanya duduk diam dan menonton.
"Wah3! Datanglah!"
"Dimengerti, master!"
Para Wyvern tak cukup berani untuk berada di sekitar Bone
Dragon. Mereka hanya datang dan menerima nasib mereka sebagai tunggangan untuk
menghindari mati di tangan master mereka.
Weed naik di atas Wyvern itu.
"Terbang. Kita akan bertarung."
"Dimengerti, master!"
Ada sebuah keadaan darurat ketika mereka membuka sayap
mereka. Weed memahami tentang hal itu.
[Strength menurun karena flu.]
Rasa dingin dari langit utara sangat ganas untuk dihadapi.
Di masa lalu, pernah merasakan flu yang parah saat mereka terbang dilangit. Tapi
jika mereka menunggu, tak akan pasti, apakah mereka bisa membunuh Bone Dragon
itu.
҅Tak mengharapkan
keberuntungan. Lawanlah dirimu sendiri!҆
Weed berada di atas Wyvern, mengeluarkan lagi Dark Spear.
Untuk memastikan kehancuran dari Bone Dragon, dia secara
langsung melibatkan dirinya dalam pertempuran.
"Terbang dengan kecepatan penuh!"
Pada perintah Weed, para Wyvern mengepakkan sayap mereka
lebih keras.
Angin yang menjengkelkan!
Weed kemudian meluncurkan Dark Spear tersebut dengan ganas
ke arah tulang rusuk Bone Dragon.
Menembus medan pertarungan, tombak itu menembus penghalang
angin di sekeliling Bingryong dan Bone Dragon.
Pakagak!
Ketahanan yang luar biasa, saat percikan-percikan api
bermunculan.
҅Sumber dari nyawa
Bone Dragon adalah pertahanannya. Karena pertahanan dan HPnya yang luar biasa,
dia tak akan mati. Jika demikian, bagaimana caranya aku membunuhnya ?҆
Weed teringat masa lalu, saat dia mempelajari pedang di
dojo.
"Lee Hyun, bisakah kamu menumbangkan pohon yang sangat
besar, yang tak bisa kamu peluk dengan tanganmu dengan pedangmu?"
Pada pertanyaan Ahn Hyundo, Lee Hyun menggelengkan
kepalanya.
Itu mustahil.
Tak peduli seberapa keras pedangnya, ada batas pada
ketebalan dari pohon sebelum mereka tak lagi bisa dipotong. Terutama dalam
kasus pohon hidup, mereka telah bertahan dari puluhan metode kapak.
Senjata-senjata yang relatif ringan dan buruk tak cocok
untuk memotong kayu.
"Menebas dengan pedang... itu tak masuk akal aku rasa."
"Benarkah? Memang sulit, tapi tidaklah sulit. Para
seniormu bisa melakukannya. Dengan sebilah pedang, mereka bisa menebang pohon
yang besar. Di antara para praktisi, mungkin sekitar setengah dari
mereka?"
Lee Hyun bingung.
"Bagaimana bisa hal seperti itu terjadi? Tak peduli
seberapa bagus mereka memegang sebilah pedang, kekuatan diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang tak masuk akal semacam itu."
"Itu adalah memotong serat kayu."
"Serat?"
"Baik langit dan bumi, semua hal memiliki serat, jadi
kamu hanya memotong mengikuti aliran. Tanpa harus mengeluarkan kekuatan yang
besar, kamu bisa memotong apapun yang kamu mau. Bahkan, jika itu adalah batu
atau logam, selama kamu memotong mengkuti serat, tidaklah sulit untuk
memotongnya."
"Aku bisa melakukannya juga?"
"Jika kamu berusaha. Pedang yang hebat tidaklah lahir
seketika, membutuhkan pengerasan yang berpuluh-puluh kali. Sebuah pedang saja
tak lain adalah pedang yang ditorehkan oleh orang, melalui kerja keras yang
lama, yang bisa menebas apapun di dunia ini."
Ahn Hyundo secara aktif membicarakan tentang masa lalunya,
dimana dia mengasah keahlian pedangnya secara langsung dari medan pertempuran
selama masa mudanya.
Kemudian, secara kebetulan dia mengatakan tentang cerita
yang berbeda dalam Royal Road.
Ahn Hyundo tertawa.
"Royal Road, di Benua Versailles, ada banyak elemen
yang menarik. Kami mencari dan menemukan hasil yang serupa."
"Apa kamu mengatakan, jika kamu mengikuti serat
tersebut, apapun bisa dipotong?"
"Secara garis besar berbeda, tapi iya. Setelah banyak
percobaan, metode terbaik yang kami temukan adalah pada dasarnya
mengkonsentrasikan kekuatan pada satu titik."
"Aku ingin tahu apa maksud dari hal ini."
Tanpa ragu-ragu, Ahn Hyundo berbalik untuk memberitahu Lee
Hyun tentang Royal Road. Kamu bisa menghunus pedang di manapun, di tempat itu. Itu
adalah sebuah game virtual reality yang tak mengabaikan keutamaan ini.
Ditulis jika pedang untuk melindungi diri sendiri, murid
seseorang dan mengawasi keluarga seseorang.
Dia tahu kenapa Lee Hyun bermain Royal Road, jadi tak ada
alasan untuk menyalahkanya.
"Aku beritahu. Cara kita memegang pedang memiliki
damage yang berbeda-beda terhadap monster. Aku yakin kamu tahu hal ini?"
"Ya, kekuatan dari pedang bervariasi, ketika menebas
area yang berbeda."
Di Royal Road, kamu harus menggerakkan tubuhmu secara langsung.
Karena kamu harus menggerakkan tubuhmu untuk memegang
pedang, damagenya bergantung pada beberapa faktor.
Keseimbangan posisi dan lingkungan, kekuatan dan kecepatan,
teknik, serangan, dan pertahanan dari monster, adalah elemen utama dalam
menentukan damage, beserta banyak elemen-elemen kecil.
"Ya, itu adalah alasan utamanya. Statistik dan level
memang penting, tapi cara untuk mengeluarkan damage maksimum adalah melalui
fokus."
"Mungkinkah itu untuk menyerang titik vital?"
"Itu adalah cara yang bagus, tapi beberapa monster tak
memiliki titik vital untuk diserang. Namun, bahkan monster paling kuat, terikat
pada crypt-analysis. Waspadalah, metode ini tak mudah dilakukan."
Lee Hyun selalu memiliki pertanyaan tentang
serangan-serangan luar biasa milik para Geomchi. Tak peduli seberapa mirip sebuah
profesi pada Martial Art, damage umumnya terlalu kuat untuk dibandingkan.
Ketika level mereka di sekitar 50, mereka mendapatkan
profesi tempur lanjutan dan dengan cepat mengalahkan monster-monster, memaksanya
untuk bertanya-tanya. Lee Hyun bertanya.
"Apa itu crypt-analysis?"
"Di mana kamu menyerang tempat yang sama lagi dan
lagi."
"Itu aku tahu. Saat kamu terus menyerang satu bagian,
kamu bisa menyebabkan damage yang lebih besar sampai batas tertentu."
Dia telah mendapatkan informasi dari bagaimana caranya
berburu sebelum mulai bermain Royal Road. Dengan kata lain, Lee Hyun telah
menggunakan metode ini untuk bertarung relatif baik. Rahasia ini tak mungkin
disebut spesial.
Ahn Hyundo hanya tertawa dan berbicara tentang cerita
pokoknya.
"Apa kamu pernah melihat pukulan-pukulan yang
terkonsentrasi pada satu titik?"
"Tapi hal itu tak menghasilkan efek sebesar itu. Namun,
aku yakin, ada arti lain pada kata-kata itu. Apa maksudmu secara tepat memukul
satu titik itu lagi?"
"Kamu cepat paham. Tempat yang sebelumnya diserang,
seranglah lagi, dan itu akan sangat melemah setelahnya. Lebih kecil daripada
kuku, lebih kecil dari butiran nasi, fokuskan semua serangan pada titik itu.
Bahkan jika kamu tak memiliki kekuatan, kamu masih bisa menghancurkan monster
tersebut."
Ahn Hyundo tahu jika ajarannya bukanlah sesuatu yang bisa
digunakan oleh setiap orang. Kamu harus memegang senjata dengan semua
kekuatanmu, dan menyerang sebuah titik yang lebih kecil daripada sebutir nasi
berulang kali. Bahkan melawan target yang tak bergerak, ada saat-saatnya,
ketika kamu tak percaya diri akan keberhasilannya.
Untuk target monster yang sangat aktif, kamu harus
memprediksi dan memahami pergerakannya terlebih dahulu, dan pada saat-saat yang
menentukan, kamu harus menyelaraskan setiap tindakan untuk meledakkan secara
bersamaan.
Seorang manusia yang luar biasa, itu sulit bahkan untuk
memimpikan kondisi semacam itu.
Ahn Hyundo mengatakan ini tanpa ragu-ragu.
"Puluhan juta milidetik. Untuk membawa pedang dalam
pertempuran, untuk menghilangnya kehidupan, waktunya harus ditentukan. Pada
satu momen itu, tak mustahil untuk membawa serta kehendakmu. Hal itu
memungkinkan, karena manusia bukanlah mesin."