Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V10E10P05

gambar


10. Todeum (5)



Seorang Shaman dengan rambut panjang yang lurus dan sebuah tongkat sihir berwarna ungu berjalan ke pintu masuk Morata.
Dia melihat sekeliling dan berkata.
"Apa di sini Weed berada? Aku penasaran apakah aku datang tepat waktu?"
Namanya adalah Da'in.
Di Lavias, dia adalah wanita yang bermain-main dengan para monster dengan blessing, kutukan, penyembuhan, serangan, dan sihir!
Dia sekarang berfokus untuk pergi mengeliling Benua Versailles dan bermain dalam party pemburu quest-quest. Dia mendengar rumor-rumor tentang desa Morata dan Tower of Light-nya yang luar biasa.
Weed dikatakan adalah orang yang membuatnya.
"Mungkin itu adalah Weed yang aku kenal."
Da'in bisa mengingat jika Weed adalah seorang Sculptor serta seorang petarung yang hebat. Patung-patung yang dia buat buruk. Karena skill memahatnya rendah, mereka bahkan tak menjadi Fine Piece. Ada patung-patung yang menyerupai monster.
"Dia pasti telah menjadi jauh lebih baik sekarang."
Mendengarkan rumor tersebut, Da'in telah menebak jika itu adalah Weed yang ia cari. Banyak orang memiliki username Weed, tapi itu tak biasa, bagi mereka untuk menjadi Sculptor juga. Oleh karena itu dia datang ke benua utara dan masuk ke desa Morata.
****

Gaston dan Pavo tiba di desa Morata.
"Ini dia."
"Sulit sekali. Bahkan lebih sulit bagi orang-orang seperti kita dengan stamina yang rendah, untuk datang sejauh ini."
"Benar, jika bukan karena para Merchant yang baik hati itu, yang memberi kita tumpangan di tengah- tengah perjalanan, maka kita tak akan pernah berhasil."
Pavo melihat ke belakang sambil mengenang. Selama ekspedisi wilayah utara, mereka dihadapkan dengan kemusnahan yang disebabkan nafas naga itu. Pavo berpikir mereka akan kehilangan nyawa mereka.
"Aku benar-benar menyesalinya. Aku harusnya tak berharap setinggi itu sejak awal. Lagipula, apa yang bisa dilakukan seorang Architect dan seorang Painter di pertempuran semacam itu? Kita pergi bersama, mengalami segala macam kesulitan, dan bahkan tak bisa melihatnya dengan benar."
"Ya. Itu sangat sulit bagi kita untuk masuk ke dalam pertempuran, karena kita begitu tak berdaya."
Architect dan Painter!
Mereka mangatakan segala macam keluhan tentang profesi mereka. Ketika mereka menyalakan TV, mereka melihat jika ekspedisi itu berhasil, tapi mereka dikembalikan ke City of Artists, Rhodium. Mereka melewatkan kesempatan mendapatkan Fame dan hadiah.
"Ya. Ada batas pada seberapa banyak pertumbuhan yang bisa kita dapatkan di Rhodium, Pavo."
"Ya, itu benar. Reputasi kita tak akan berkembang di tempat seperti itu."
Karakteristik dari seniman.
Bekerja berulang kali di satu tempat memberi Fame yang sedikit. Awalnya perbedaannya sangat sedikit, tapi perbedaan di antara pekerjaan yang pertama dan yang kesepuluh sangat besar. Cahaya redup ada di mata Gaston.
"Bagaimana kalau kita pergi untuk melihat kota-kota lain?"
"Kota lain? Apa kamu menyarankan kita menetap di sebuah kota baru?"
"Biarkan aku meyakinkanmu seberapa besar hal itu akan lebih bermanfaat. Jarang bagi para Painter dan para Architect di Rhodium untuk mendapatkan pekerjaan, tapi Benua Versailles sangatlah luas. Tak ada yang membatasimu untuk tetap ada di sini."
"Aku mengerti apa maksudmu. Kota apa yang ingin kau datangi?"
Gaston sudah memiliki sebuah tempat di benaknya.
"Aku akan ke Morata."
"Desa di mana Sculptor Weed berada? Hal itu membawa kembali kenangan-kenangan buruk yang aku alami di benua utara."
"Aku juga ada di sana, tapi aku bisa bersenang-senang."
"Sialan, kamu benar. Tapi bisakah kita ke sana?"
Sulit bagi orang-orang untuk pergi ke sebuah tempat baru. Hal itu bahkan lebih sulit lagi untuk kelas-kelas produksi.
Gaston mendesah.
"Setidaknya kita bisa mencoba. Pandanglah dengan cara itu."
Kemudian kedua pria paruh baya itu menempuh sejumlah tantangan untuk pergi ke Morata. Mereka harus pergi melewati zona-zona berbahaya yang penuh dengan monster, dan kadang-kadang mereka dikejar-kejar lebah. Beberapa kali mereka berhasil lolos dan berhasil dengan aman ke sebuah kota!
Mereka terkapar di jalan, kelelahan, sampai mereka mendapatkan pertolongan dari seorang Merchant yang lewat.
Gaston menggelengkan kepalanya.
"Itu benar-benar sulit, bagi profesi seperti milik kita, untuk bisa lewat."
Pavo tertawa.
"Namun kita berhasil sampai dengan aman."
Jika bukan karena skill menggali, maka mereka kemungkinan besar akan tewas. Mereka akan menggali lubang di tanah dan bersembunyi, sampai monster-monster pergi. Hal ini tak bisa dilakukan, jika mereka tak melihat monster yang mendekat terlebih dahulu.
Berkat Gaston, skill-skill tersebut bekerja dengan sangat baik di salju. Mereka bisa menggali sebuah lubang dimanapun dan bersembunyi. Para Painter dan para Architect sangat rendah dalam kemampuan bertahan hidup, tapi mereka memiliki cara mereka sendiri untuk mengatasinya.
Meski begitu, itu penting jika mereka bisa menumpang dengan Merchant itu atau mereka tak akan bisa selamat dari krisis mereka. Beruntungnya mereka bertemu di pertengahan benua utara, di mana tempat itu masih relatif aman.
Gaston menatap pakaiannya.
"Wow, pakaianmu begitu kotor."
"Kamu bahkan tak mencucinya sama sekali."
Pada dasarnya pakaian Gaston dan Pavo sangat compang-camping, tapi orang-orang di sekitarnya tampak tak mempedulikannya.
"Mereka pasti para pengelana yang baru sampai di kota ini."
"Lihatlah seberapa menderitanya mereka."
Sulit bagi ribuan orang yang datang ke Morata. Banyak orang akan tiba tampak seolah-olah mereka tak mandi dalam beberapa hari. Gaston sedikit terkejut tentang Morata saat dia membasuh mukanya.
҅Kota ini penuh dengan kehidupan.҆
Pavo berpikiran sama.
҅Ada banyak orang. Menilai hanya dari ini, ada lebih dari 3.000 orang di desa.҆
Mereka tahu jika ini hanyalah pintu masuk ke desa dan orang-orang itu berbondong-bondong setiap hari. Cukup banyak orang sibuk berjalan-jalan di desa. Para Merchant telah membuka kios-kios dan berjualan pada orang-orang, ada juga para koki yang menjual makanan.
"Pavo, menurutku itu adalah ide yang bagus untuk datang ke Morata."
"Ini adalah sebuah perbatasan baru dari sebuah kota berkembang! Tak buruk, dan aku tak tahu, apakah kita bisa melakukan sesuatu di sini, tapi itu akan menyenangkan."
Kemudian sebuah masalah muncul.
Seorang penduduk Morata berjalan dengan cepat dan meraih Pavo.
"Apa kamu terampil dalam arsitektur?"
Pavo gemetar saat dia membalas.
"Ya, aku seorang Architect."
"Bagus! Apa kamu tahu jika istriku baru-baru ini hamil? Anaknya akan segera lahir, dan aku memerlukan sebuah rumah baru. Aku sibuk dan aku tak punya waktu untuk mengerjakannya. Tolong bantu aku, kamu tak akan menyesalinya!"
*Ding*
[Rumah untuk sepasang suami istri
Rumah untuk istri dan bayinya.
Ringankan kekhawatiran warga itu, dengan membangun sebuah rumah yang kokoh sesegera mungkin.
Dia ingin membangun rumahnya dua sampai tiga tempat di salah satu lahan kosong di sebelah barat pohon apel. Kayu dan batu bisa digunakan sebagai material bangunan.
Tingkat Kesulitan: D
Hadiah:
26 - 309 gold
Bervariasi bergantung pada ukuran dari rumah yang selesai, dan material-material bangunan.
Persyaratan Quest:
Hanya untuk profesi Architect]
Pavo menganggukkan kepalanya.
"Serahkan saja padaku. Aku akan membangun rumah yang sangat kokoh untukmu. Itu akan bertahan dari segala macam badai."
[Anda telah menerima quest.]



< Prev  I  Index  I  Next >