LMS_V12E03P01 Neraka di Silmido

3. Neraka di Silmido (1)
Lee Hyun tak melakukan persiapan apa-apa untuk MT.
҅Aku tak mau melakukan
sesuatu yang dianggap tak diperlukan.҆
Ajaran samurai tentang kepuasan adalah sumber tindakan
terbaik dan termudah. Namun, kelompok harus bersama-sama untuk berdiskusi dan
bersiap-siap. Perkembangan dari rapatnya adalah tanggung jawab Park Sunjo.
Seoyoon juga, secara khusus datang ke kampus untuk
menghadiri rapat persiapan.
"Kalau begitu, semua orang berbagi hal yang bisa kalian
lakukan. Apa ada yang bisa memasak di sini?"
"......."
Di akhir pertanyaan Park Sunjo, semuanya terdiam.
".....Yah, jika itu soal makanan, kita kira-kira bisa
menyiasatinya. Kalau begitu selanjutnya, apa ada yang tahu bagaimana caranya
memasang tenda?"
"........"
"Apa ada yang menyukai berada di luar lebih dari tetap
di dalam rumah? Akan sangat bagus, jika kalian memiliki banyak
pengalaman."
"......."
Seoyoon memang sudah diam sejak awal, tapi semua orang di
sisinya menundukkan kepala mereka dan diam. Selain belajar di sekolah, semuanya
tak memiliki pengalaman yang lain. Tampaknya jika dalam perjalanan yang sering
mereka lakukan, mereka tak repot-repot mempersiapkan semua hal-hal ini.
Mata Lee Hyun tenggelam ke dalam kegelapan.
҅Dasar orang-orang
bodoh tak kompeten !҆
Kening Park Sunjo mengkilap, karena keringat yang terbentuk.
Bagi mereka semua, ini adalah pertama kalinya mereka melakukan sesuatu seperti
ini. Dan dengan demikian, tak ada yang tahu apa yang harus dilakukan.
10 menit berlalu, dan kemudian 20 menit, rapat ini tak mendapatkan
kemajuan apapun. Tak bisa dihindari lagi, Lee Hyun terpaksa berkomentar.
"Bagaimana menurut kalian, kalau kita mulai menyusun
persediaan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Karena fakta jiks kita memiliki
anggaran yang terbatas. Karena kita tak punya banyak waktu yang tersisa,
utarakan saja saran-sarannya. Dan kita semua akan menentukan apakah itu
benar-benar penting atau tidak."
"Itu benar. Mari kita mulai dengan hal-hal yang kita
anggap sesuai."
Setelah Min Sura mendukung ide tersebut, masing-masing orang
mulai mengatakan apa yang mereka pikir diperlukan.
"Tenda!"
"Jika kita akan memasak makanan untuk di makan, maka
kita membutuhkan peralatan memasak dan kompor."
"Kita membutuhkan daging dan air..... kita benar-benar
tak bisa melakukannya tanpa air."
"Karena kita perlu tidur di malam hari, kita
membutuhkan selimut."
"Handuk mandi juga penting."
"Powerbank."
"Kosmetik juga... dan mangkok, cangkir, sendok,
sumpit."
"Aku hampir lupa! Puncak dari semua perjalanan adalah
foto. Aku akan membawa kamera."
Tampaknya, mengeluarkan ide-ide, menghidupkan kembali
penghidupan mereka. Dan kemudian, wajah Choi Sang Jung mengerut.
"Tetapi barang-barang ini, kita harus mempersiapkannya
dalam batasan 50.000 won per orang.... dan juga, kita semua akan membawanya.
Bagaimana mungkin kita akan membawa itu semua?"
Sekali lagi, perencanaan tampaknya mencapai jalan buntu.
"Uanglah masalahnya."
"Dibatasi 50.000 won per orang, benar-benar seperti tak
memiliki apa-apa."
"Bagaimana kolompok-kelompok lain mempersiapkan hal
ini?"
"Aku berpikir, kita harus membeli sekotak ramen dan
memakanya setiap hari."
Kredit berkaitan dengan MT!
Semua menyadari jika ini adalah pilihan yang layak dan
penting. Untuk tren umum dari kebanyakan kelompok adalah membeli ramen untuk
dimakan. Setiap makanan hanya terdiri dari ramen! Kening Lee Yuu Chong mengerut,
saat dia berbicara seolah-olah tak ada pilihan lain.
"Ngomong-ngomong, kurasa ramen adalah pilihan yang
bagus. Termasuk Sulanju dan nasi, kupikir itu sudah cukup bagus."
Kemudian Park Sunjo juga mengutarakan persetujuannya.
"Jadi ramen tak apa-apa?"
3 hari 2 malam!
Itu artinya memiliki 6 atau lebih makanan yang hanya terdiri
dari ramen!
Meskipun kegiatan yang harus mereka lakukan selama MT masih
belum diumumkan, mereka semua pada umumnya menduga jika itu tak akan mudah. Tetap
saja, harus dipaksa dan menahan hanya memakan ramen adalah keputusan terakhir
yang diambil.
"Apa alternatif lain yang kita miliki....."
"Kamu yakin itu harus ramen?"
Choi Sang Jung dan Min Sura sesaat kemudian juga menyetujui.
Lee Hyun pada akhirnya memutuskan untuk maju. Orang-orang mempercayainya untuk
menjadi yang bertanggung jawab atas hal itu, karena itu jauh lebih nyaman untuk
mereka.
Jum'at pagi.
Karena mereka berada di sekitar pasar, Lee Yu Chong, Park
Sunjo dan Choi Sang Jung berkumpul. Karena Lee Hyun. Dia dengan tegas menolak
ramen.
"Bahkan untukku, aku tak bisa menahannya."
Makan ramen di setiap kali makan. Ramen adalah sebuah
makanan yang tidaklah buruk. Lebih tepatnya, bagi Lee Hyun, itu adalah makanan
yang berharga. Kembali ke kehidupan lamanya yang kesulitan masalah ekonomi, di mana
dia terbebani karena tak mampu membeli nasi, dan harus membeli ramen yang
murah.
Itu adalah bantuan paling besar yang memuaskan rasa laparnya,
yang telah ditahan, saat berada dalam kebutuhan yang mendesak. Bahkan sekarang,
kadang-kadang bersama dengan nenek dan adiknya, mereka akan merebus ramen dan
memakannya dengan kimchi untuk mengenang.
҅Tapi aku tak bisa,
jika hanya makan ramen selama enam hari berturut-turut.҆
Dia telah makan ramen sangat banyak di masa kanak-kanaknya,
hingga dia mengetahui semua rahasia di dalamnya. Jadi sekarang, dia hanya mau
makan ramen sebagai makanan yang jarang- jarang. Dan juga, makan 6 ramen
artinya mereka tak akan memiliki keseimbangan nutrisi.
"Lebih tepatnya, entah itu makan atau tidur, biarkan
aku yang mempersiapkan alat-alat yang diperlukan."
Dia telah mengatakan pada mereka jika dia akan mengurus
hal-hal yang penting, sesuai dengan anggaran yang diberikan. Tetapi, mereka
tetap ragu dan datang untuk mengkarifikasi. Lee Hyun datang tepat waktu, dia
melihat teman-temannya dan mengangguk.
"Kalian sudah berkumpul."
"Yep."
"Kalau begitu ayo pergi."
Lee Hyun kemudian mengajak mereka ke pasar grosir hasil
pertanian. Tepat setelah memasuki pasar, bahkan Lee Yuu Chong yang tampak
cerdas tak tahu.
"Supermarket jauh lebih nyaman. Jadi kenapa kita ke sini?"
Dia bergumam secara tak langsung. Tak lama setelah
kemunculan supermarket, era dari pasar meredup. Lee Hyun tak mau menjelaskan
secara rumit. Dia harus membeli banyak hal di sini, jadi dia tak mau
bersantai-santai.
"Kalian akan tahu saat kalian melihatnya. Dan tempat
ini tak seperti pasar yang biasanya."