Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V13E03P01 Pertempuran Bersejarah

gambar


3. Pertempuran Bersejarah (1)



Malam itu, Lee Hyun dimulai seperti biasanya. Daging babi asam-manis yang nikmat. Di saat-saat yang lain, karena itu membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk memasak, itu sulit untuk dipersiapkan.
"Ini membutuhkan banyak minyak, jadi aku tak bisa sering memasak ini."
Menggoreng makanan sangat menjengkelkan, karena menggunakan banyak minyak. Di rumah, mereka dengan sembarangan menggunakan minyak, membuat itu lebih sulit bagi dirinya. Bahkan bagi si pelit Lee Hyun, sudah nyaris tak bisa ditoleransi jika dia harus menggunakannya. Dia juga tak mengunakannya lagi.
"Jika itu tak mencukupi untuk adikku, maka itu tak bagus."
Meskipun itu hanyalah sesuatu sesederhana merebus makanan untuk dimakan, dia berusaha untuk membuat daging asam-manis terbaik untuk adiknya. Kemudian setelah makan malam, Lee Hyun mengakses homepage website Dark Gamer Union.
-Beli Jackal Sword.
-Beli Golden Candle Stick.
Membutuhkannya dengan segera untuk quest 'Rural Wolf', silahkan kirim email padaku.
- Mencari kelompok untuk berburu.
Masih pemula tapi lebih baik daripada yang lainnya. Level 312. Profesi petarung.
Hari ini juga, banyak artikel-artikel yang diposting. Lee Hyun melihat-lihat harga item.
"Sekarang aku memiliki banyak waktu, untuk dihabiskan dengan tepat."
Ngomong-ngomong, dia tak bisa log ini selama 24 jam ke depan. Lee Hyun tak bisa bertahan, dan juga kehilangan nyawa kedua yang diberikan.
****

Konflik Palrangka secara umumnya merupakan gerbang kematian. Barisan musuh yang tak ada habisnya. Sambil melawan Drake dan terbang tinggi, dia bisa melihat seluruh musuh yang ada di medan perang.
Para Orc yang dia temui di masa lalu saat menjadi Karichwi, dipimpin oleh pimpinan sehingga mereka tak pernah pergi berperang. Namun, jumlahnya di sini melebihi jumlah saat itu, dan berperang dengan orang lain. Yang terjadi di langit juga serupa, dengan para monster raksasa yang menyerupai capung beterbangan.
Dia hampir mendapatkan kendali atas Drake, tapi itu tak mungkin untuk melarikan diri dari area itu. Itu karena, bahkan para monster udara tengah berperang di antara mereka sendiri. Hubungan para monster sering kali memang buruk. Mulai dari hal-hal seperti menjadi predator alami satu sama lain, atau saling memperebutkan wilayah.
Weed berada di atas seekor Drake, sehingga dia terkunci dalam pertarungan tersebut. Dan sayangnya, dia tak bertahan lama dalam pertempuran itu, karena luka-luka yang diderita. Dia jatuh dari langit, dan tulang-tulang dari Skeleton Knight hancur akibat dampak yang besar saat jatuh.
Itu adalah kerugian besar dari Vitality dan kemampuan tempur. Tujuannya adalah untuk memburu Drake, tapi para Drake lain terus mengganggunya dengan napas api mereka.
Melihat ke arah langit, tindakan mengayunkan pedangnya beberapa saat yang lalu, tampak tak berarti. Itu tampak seperti hanya dengan satu serangan, para Drake menjadi waspada dan bahkan tak pernah turun mendekati tanah lagi.
Weed merubah tujuannya dan bersiul keras-keras.
Hwiiiiiiik!
Jika itu adalah seekor kuda terlatih, kuda itu akan datang setelah setelah mendengar siulan tersebut.
"......"
Dia menunggu sosok kuda putih yang akan menerobos kawanan monster untuk dia tunggangi. Namun seiring berlalunya waktu, tak ada tanggapan. Sang Putri telah mati, dan kuda putih itu juga sudah mati. Tidak ada jalan keluar untuk radius sekitar 10 Kilometer.
"Si skeleton yang mengawal Putri Remy."
"Pelaku yang menghasut Putri dengan kata-katanya yang berbahaya, dan mencoba untuk melarikan diri! Dengan kehormatan Templar dari Kerajaan Bromba, bunuh dia!"
"Serang dia. Serang!"
Kekuatan para Templar Knight meningkat ke tingkat yang mengerikan. Entah itu monster atau sihir, mereka hanya maju dan menebas semuanya. Setelah pulih dari keadaan terkejutnya, Weed tak bisa melarikan diri, dan satu-satunya jalan hanyalah bertarung.
Tulang-tulangnya retak semua dan patah-patah karena jatuh dari udara. Meskipun, Vitality miliknya masih ada, itu akan menghilang, seiring berjalannya waktu. Weed dengan tenang berdiri, dan dia membuat perkiraan kasar dari jumlah para Knight Kerajaan Bromba.
Optik mata tengkorak Weed menyala.
҅Pedang. Para Knight, memiliki pedang, huh. Setidaknya berlevel 270 atau lebih. Sambil memberikan pertahanan terhadap anak panah dan senjata lempar, menurutku itu bisa memulihkan cidera, menggunakan kekuatan suci juga.҆
Itu hanyalah perasaan, dia tak bisa benar-benar tahu. Dia mengamati adegan dari para Knight melawan monster-monster yang lain, dan dia mengidentifikasi informasi dari senjata melalui metode itu. Dia merenungkan dengan perspektifnya yang luas atas seluruh medan perang.
Dalam Konflik Palrangka yang besar ini, dia harus mempelajari tentang lokasi yang tepat dari pedang dan armor yang bagus untuk mendapatkannya.
҅Tapi untuk saat ini, itu terlalu banyak pertempuran, untuk menghadapi mereka secara langsung.҆
Bahkan, jika dia memiliki tubuh yang kuat dan tangguh, senjata-senjata dengan kekuatan suci menyebabkan dirinya, yang saat ini merupakan seorang Undead, menjadi gelisah. Dia telah dihidupkan kembali berkat Power to Reject Death, namun bersama dengan keunggulan menjadi seorang Undead, dia memiliki beberapa resiko kelemahan.
Weed langsung mengambil sebuah batu di sekitarnya dan melemparkannya kepada para Cyclop
"Kyaohoh!"
"Kuwaahahang!"
Mereka memperlakukan batu sebagai serangga yang mengganggu dan berteriak keras-keras, mereka mengambil sekumpulan batu dan melemparkannya sekeras yang mereka bisa.
Baaaaamm!
Beberapa meter dari lokasi Weed, dia bisa merasakan bumi bergetar setiap kali masing-masing batu mendarat.
"Bunuh!"
"Para Knight dari Kerajaan Bromba tak mengenal kata kalah!"
Para Templar Knight meluncur ke garis depan, sementara Weed bergegas untuk mengejar para Cyclop.
"M..ma..manusia."
"Para manusia berselera buruk!"
"Bajingan kurang ajar."
Para Cyclop merubah posisi mereka, dan melemparkan batu ke arah para Templar. Sangat jelas di mata Weed, para Templar yang dihantam oleh bebatuan mengalami kerusakan yang sangat besar.
Para Templar menyerbu, pasukan infantri biasa, atau bahkan para Knight berusaha untuk mempertahankan posisi mereka. Tapi, batu-batu itu bukanlah sesuatu yang bisa mereka hentikan.
Tak seperti anak panah, senjata-senjata lempar memiliki jangkauan yang relatif kecil. Dan anak panah bahkan bisa menembus melalui celah-celah pada helm, berbicara secara terus terang, itu akan mematikan.
Sebaliknya, batu-batu besar yang dilemparkan oleh para Cyclop ke arah para Knight tak hanya menghantam, tapi saat mendarat, batu-batu itu hancur dan tersebar. Menyebabkan kerusakan yang luar biasa di area sekitar pada saat yang sama.
Namun, bendera dari Kerajaan Bromba terus naik semakin tinggi di genggaman para Templar Knight.
"Bantai mereka semua!"
"Untuk kemuliaan Kerajaan!"



< Prev  I  Index  I  Next >