LMS_V16E03P01 Kekuatan Penyelamat
3. Kekuatan Penyelamat (1)
Ketika Weed menyelesaikan pertempuran berdarah di Salmere
Hill, HP miliknya hanya tersisa 150 poin.
Sambil menunggangi Yellowy, Weed menerjang barisan musuh
beberapa kali. Sepenuhnya tenggelam dalam pertempuran, Weed melibatkan dirinya
sendiri ke dalam pertempuran yang berbahaya.
Menghadapi krisis hidup atau mati, dia bisa bertahan berkat
Bingryong dan para Phoenix yang bertarung mati-matian. Yellowy juga sibuk
melompat-lompat di dalam api, untuk menghabisi para prajurit pengejar.
Patung-patung!
Itu disesalkan saat dia membuat patung-patung terlebih
dahulu dan memberi mereka kehidupan. Tetapi, hasilnya sepadan.
Meski begitu, Weed tak mengakui mereka.
"Dasar bajingan tak berguna."
"......"
"Karena kalian lemah dan bodoh. Tak bisakah kalian
melakukannya dengan benar?"
Kritik yang tak pernah berakhir pada bawahan!
Mengomel dan mengkritik. Dia biasanya akan mengatakan
beberapa kata saat mereka memenangkan pertempuran.
"Bagaimanapun juga mereka tak bisa melawanku. Berani-beraninya
melawanku, mereka benar-benar sembrono."
Jika mereka menang, itu karena dia. Jika situasinya tak
menguntungkan, hal itu karena para bawahannya. Meskipun dikatakan jika komandan
hebat tak akan menyalahkan bawahannya karena kegagalan mereka, Weed memerintah
para patung dengan gerutuan, keluhan, dan omelan.
Moooooooooo!
Yellowy dengan patuh menggosokkan kepalanya pada Weed,
menunjukkan kasih sayang dari hewan ternak Korea. Dia adalah salah satu dari
sapi-sapi Korea yang tak membenci orang, bahkan sampai saat dia diseret ke
tempat tukang jaga. Dia hanya akan menunjukkan mata penuh kesedihan.
Namun, setiap malam saat Weed beristirahat atau tidur
sejenak, para bawahan mengadakan rapat. Bingryong, para Phoenix, dan Yellowy
membungkuk di sudut.
Tampak seperti mereka sedang merencanakan persekongkolan
penghianatan!
Takut jika seseorang mungkin mendengarnya, Bingryong
berbisik dengan hati-hati, "Bersabarlah dan pada akhirnya sebuah
kesempatan akan datang."
"Akankah sebuah kesempatan benar-benar datang?"
"Senior, aku pikir kesempatan yang kamu bicarakan tak
akan pernah datang."
Bingryong melenturkan lehernya dan membuka sayapnya
lebar-lebar sebentar.
"Tidak. Lihatlah aku. Itu hanya beberapa saat, tapi aku
bisa mendapatkan kebebasan."
"Kebebasan!"
Mata Yellowy dipenuhi dengan keinginan. Merumput dengan
bebas. Sungguh kata-kata yang sangat indah.
"Kebebasan adalah suatu kegembiraan yang tak
terkatakan. Kamu bisa berkeliaran di benua yang luas, sambil berburu monster
dan menghabiskan waktu dengan gembira."
Para Phoenix menganggukkan kepala mereka. Mereka menerima
saran dari senior mereka sebagai ajaran kebenaran.
"Apa kamu tahu seberapa indahnya saat hujan? Kamu bisa
pergi ke danau, dan melewati awan-awan, saat kamu pergi melintasi pegunungan.
Benua Versailles benar-benar indah."
"Kami ingin pergi ke Benua Versailles juga."
Yellowy dan para Phoenix lahir di ambang pintu neraka, jadi
mereka tak pernah pergi ke Benua Versailles sebelumnya. Mereka hanya
mendengarnya melalui kata-kata Bingryong.
"Ada banyak jenis rumput yang lembut di Benua
Versailles. Rumput-rumput yang nikmat dan menyegarkan melimpah ruah. Air
sungainya jernih dan dingin."
"Oh, rumput!"
"Para Phoenix, apa kalian tahu tentang ubi?"
"Ubi?"
"Pangganglah ubi itu dan rasa manisnya seperti permen.
Itu meleleh dengan lembut di mulutmu."
"Apa itu permen?"
"Kamu bahkan tak tahu permen?! Permen adalah makanan
ringan yang dimakan Manusia."
Bingryong berburu untuk membeli dan memakan banyak makanan
ringan, dengan uang yang ia dapatkan.
Ketika Weed berburu di wilayah Utara, Alveron dan Seoyoon
bersamanya. Alveron mengambil porsi makanannya dan membagi itu dengan dirinya.
Begitulah ceritanya bagaimana Bingryong bisa merasakan ubi. Dan permen yang
Seoyoon berikan padanya!
"Permen adalah makanan ringan yang layak, untuk
mengorbankan hidupmu demi mendapatkannya."
"Apakah itu benar-benar selayak itu?"
"Keagungan permen.... Kalian masih belum tahu. Ketika
kamu menggulum lidahmu sambil perlahan- lahan melelehkannya..."
Bingryong menjilat bibirnya.
"Ada seorang nona yang secantik Dewi yang bepergian
bersama Master... Jika kamu kebetulan bertemu dengannya, bertindaklah dengan
manis. Dia lemah terhadap kemanisan. Jika kamu melakukannya dengan baik, kamu
mungkin bisa mendapatkan permen."
"Apakah dia temannya Master? Atau kekasihnya?"
Yellowy berteriak keras-keras dengan penampilan tak percaya
yang kuat.
"Aku tak bisa percaya pada fakta itu, jika Master
benar-benar memiliki teman."
Sebuah sifat yang mana tampak seperti dia tak akan memiliki
teman!
Bingryong menggeleng.
"Aku juga tak tahu apa hubungan mereka. Hubungan Manusia
sangatlah rumit. Ngomong-ngomong, ceritanya sedikit melenceng, tapi sebuah
kesempatan pasti akan datang. Kamu tak bisa mendapatkan kebebasan tanpa
pengorbanan. Tahanlah, dan suatu hari...."
"Suatu hari...."
Yellowy berbicara penuh kesedihan.
"Aku sudah pasti ingin mencoba memakan permen."
* * *
Setelah melenyapkan semua pengejar, Weed sampai di Desa
Salmere. Desa suku Salmere adalah yang terbesar dari ketiga suku dan juga
memiliki wilayah yang luas. Kepala Suku dari Salmere adalah seorang tetua yang
bungkuk. Dia perlahan-lahan mengangkat tongkatnya.
"Aliansi dengan Order of Matallost? Para Hunter kami
tak takut pada kematian. Kami akan menepati janji mengenai aliansi."
Terhadap dugaannya, suku Salmere sudah setuju untuk memihak
aliansi.
"Itu akan menjadi kehormatan bagi Kepala Suku dan suku
Salmere."
Weed mengikuti tindakan-tindakan dari para Hunter di suku
tersebut sebagai contoh. Dia memasang postur ambigu dari mulut terbuka lebar
dan mata yang melotot.
Sering kali ada elang yang hinggap di bahu para Hunter. Kamu
bisa dengan mudah melihat orang-orang menangkap atau menyeret mangsa dengan
tali di mana-mana di desa itu. Mereka memiliki banyak makanan dibandingkan
desa-desa lain. Fakta jika mereka memiliki mangsa yang melimpah berarti suku
Salmere sangat kuat.
Para Hunter memiliki banyak senjata yang menggantung di
punggung atau bahu mereka, seperti busur, tombak, kapak, palu, dan berbagai
senjata lain.
"Namun, di antara penduduk kami, ada banyak orang yang
bahkan belum meninggalkan nama untuk diri mereka sendiri."
"....."
"Meninggalkan sebuah nama sangatlah penting. Di dalam
suku kami, ketika kami melakukan perburuan besar, kami mengukir penampilan
mereka dan menempatkannya di desa. Kami membuat patung-patung dari para Hunter,
sehingga anak-anak yang tumbuh bisa mengetahui kehebatan dari orang tua
mereka."
"Lalu..."
"Jumlah dari Hunter yang akan bergabung dalam aliansi
untuk bertarung melawan Order of Embinyu akan bergantung pada jumlah
patungnya."
Patung-patung itu akan menjadi kenangan terakhir dari para
Hunter. Dia harus membuat patung- patung untuk membuat suku Salmere bertarung.
* * *